Anda di halaman 1dari 11

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Mencuci Tangan dan Memandikan Klien

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau, dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam PHBS, ada 5 program prioritas yiatu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam menciptakan suatu kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat secara berkesinambungan. Upaya ini dilaksanakan melalui pendekatan pimpinan, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara, dna meningkatkan kesehatannya (Depkes, 2005). Mengurangi prevalensi dampak buruk tersebut, maka perlu diterapkan sasaran PHBS dengan memperhatikan hal-hal seperti: kebersihan kulit, rambut, gigi, tangan, kaki, kuku, kebiasaan tidur yang cukup, gizi dan menu seimbang (Tarigan, 2004 dalam Habeahan, 2009). Data PHBS yang telah diperoleh pada pengkajian semua lansia yang berada di Panti Werdha Budi Mulia 1 Cipayung terdiri dari data objektif dan subjektif. Data objektif yaitu: 2 dari 6 wisma (33.3%) tidak mempunyai wastafel, 8 dari 22 petugas wisma (36.4%) memandikan lansia di kursi roda, 5 dari 22 petugas wisma (22.7%) memandikan klien di ubin, 2 dari 6 wisma (33.3%) mencuci piring di ubin, 5 dari 6 wisma (83.3%) yang mencuci piring adalah lansia tanpa di dampingi petugas, 18 dari 22 petugas wisma (81.8%) tidak mencuci tangan sebelum memberi makan, 5 dari 6 wisma (83.3%) tidak tersedia sabun cuci tangan, 2 dari 6 wisma (33.3%) menggunakan sabun mandi untuk bersama, 13 dari 22 petugas wisma (59.1%) memandikan klien dengan menggunakan sandal jepit (tidak menggunakan APD (alat pelindung diri) yang lengkap), 26 petugas panti belum mencuci tangan dengan 6 langkah benar, 4 dari 6 wisma (66.7%) tercium bau tidak sedap, 94 dari 187 lansia (50%) terlihat menggaruk-garuk badannya. Data subjektif yang telah diperoleh yaitu: 94 dari 187 lansia (50%) para lansia mengaku jarang mencuci tangan pada saat makan atau memegang makanan, 94 dari 187 lansia (50%) lansia mengeluh gatal-gatal, dan 18 dari 26 petugas wisma (69.2%) mengatakan belum pernah mendapatkan materi PHBS dasar yaitu: mencuci tangan. Berdasarkan data ini, akan lebih dijelaskan secara terperinci tentang perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan dan

memandikan lansia dengan benar.

Mencuci Tangan 1. Pengertian Mencuci Tangan Mencuci tangan merupakan teknik yang paling penting dan dasar dalam mencegah penyebaran infeksi. Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian telapak, punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan manusia serta membuat tangan menjadi harum baunya. Kegiatan ini mambutuhkan 4 hal, yaitu air mengalir, sabun, handuk/tissue bersih dan gesekan kedua tangan itu itu sendiri. Sabun dalam mencuci tangan sebaiknya menggunakan sabun cair bukan sabun batang satu untuk bersama. Hal ini dikarenakan sabun batang dapat menyebabkan terjadinya penyebaran infeksi.

2. Tujuan Mencuci Tangan Mengurangi jumlah mikroorganisme transien dan residen pada tangan. Mikroorganisme transien adalah mikroorganisme yang berada di lingkungan rumah sakit dan mengkontaminasi tangan staf rumah sakit selama aktivitas normal. Mikroorganisme residen merupakan mikroorganisme normal yang ada pada tangan kita. Mikroorganisme ini tidak membahayakan akan tetapi tetap memerlukan perhatian untuk mencegah penyebarannya. Mengurangi risiko transmisi mikroorganisme dari satu orang ke orang lain.

3. Waktu Mencuci Tangan


Sebelum dan sesudah memeriksa lansia. Sebelum dan sesudah memakai sarung tangan. Jika terjadi kontaminasi pada tangan seperti : memegang instrumen dan item lain yang kotor, menyentuh selaput lendir, darah atau cairan tubuh (sekresi dan ekskresi), terjadi kontak lama dan intensif dengan lansia.

Bila berpindah dari bagian tubuh terkontaminasi ke bagian tubuh bersih (luka bedah) selama perawatan lansia.

Setelah memandikan lansia.

Sebelum memberi makan lansia.

4. Manfaat Mencuci Tangan Cara paling baik untuk menghentikan penyebaran kuman. Tidak mencuci tangan dapat menyebarkan kuman ke orang lain dengan menyentuh benda yang mereka sentuh seperti pegangan pintu. Tanpa mencuci tangan, kuman yang menempel di tangan kemudian bisa masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang disentuh tangan. Tidak mudah terserang penyakit Tangan menjadi bersih dan wangi

5. Prosedur: 6 Langkah Mencuci Tangan a. Basahi tangan seluruhnya dengan air mengalir.

b. Tuangkan sabun cair secukupnya.

1. Ratakan dengan kedua telapak tangan. 2. Gosok punggung kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya.

3. Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela-sela jari

4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.

5. Bersihkan pangkal jempol saling bergantian

6. Gosokkan ujung jari dengan mengatupkan jari tangan kanan lalu gosokkan ke telapak tangan kiri bergantian

c. Bilas kedua tangan dengan air mengalir

d. Keringkan tangan dengan handuk/lap atau tissue bersih sampai benar-benar kering.

6. Akibat Jika Tidak Mencuci Tangan Kuman penyakit dapat menempel dan masuk ke dalam tubuh dan dapat menimbulkan penyakit seperti diare, tifus, kolera, cacingan, ISPA, dan lain-lain. Daya tahan tubuh menurun. Aktivitas terganggu. Menularkan penyakit ke orang lain.

Memandikan Klien 1.Definisi Memandikan Memandikan klien di tempat tidur merupakan prosedur membersihkan seluruh tubuh klien. Memandikan klien adalah bagian perawatan higienis total. Mandi dapat

dikategorisasikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Keluasan mandi klien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik klien dan kebutuhan tingkat hygiene yang diperlukan. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi klien dengan ketergantungan total dan memerlukan perawatan higienis total. Pada lansia, perawat dapat menggunakan dan menginstruksikan lansia tentang penggunaan sabun yang mengandung kelembaban.

2. Tujuan Memandikan Menghilangkan minyak yang menumpuk, mengurangi keringat, bakteri, sebum, dan sel kulit mati, yang meminimalkan iritasi kulit dan mengurangi kesempatan infeksi. Menstimulasi sirkulasi Sirkulasi yang baik ditingkatkan melalui penggunaan air hangat dan usapan yang lembut pada ekstremitas. Peningkatan citra-diri Mandi meningkatkan relaksasi dan perasaan segar kembali dan kenyamanan.

Menghilangkan bau badan yang berlebihan Sekresi keringat yang berlebihan dari kelenjar aprokin yang berlokasi di area aksila dan pubis menyebabkan bau badan yang tidak menyenangkan. Mandi dan antiperspirant meminimalkan bau. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien Memberikan kesempatan pada perawat untuk mengkaji kondisi kulit klien Peningkatan rentang gerak Gerakan ekstremitas selama mandi mempertahankan fungsi sendi. penggunaan

3. Indikasi Memandikan 1. Klien tidak sadar 2. Klien lemah/ intoleransi aktivitas 3. Pada semua klien baru bila kotor 4. Pada semua klien yang dirawat 5. Bila diperlukan sewaktu-waktu

4. Prosedur Memandikan a. Memandikan Klien di Tempat Tidur 1. Identifikasi klien 2. Periksa status/ catatan klien tentang adanya hal-hal khusus yang berkenaan dengan pergerakan dan posisi klien, misalnya adanya fraktur/ patah tulang 3. Jelaskan prosedur mandi, kaji kemampuan fisik klien untuk membantu 4. Siapkan alat-alat dan mengatur posisinya di samping tempat tidur, dan memindahkan peralatan yang tidak diperlukan: 2 handuk mandi (1 untuk wajah, 1 untuk bagian tubuh lainnya) 2 waslap Sabun Waskom untuk air mandi 2 buah Selimut mandi untuk menutup tubuh klien selama mandi Air hangat (43-46oc) Termometer

Sarung tangan bersih Lotion Pakaian yang bersih sesuai kebutuhan Alat tenun tambahan jika diperlukan Urinal atau pispot

5. Tutup pintu dan jendela untuk mencegah angin yang berlebihan 6. Pelihara privacy klien dengan memasang penghalang atau menutup pintu 7. Tawarkan pispot atau urinal pada klien 8. Cuci tangan dan menggunakan sarung tangan bersih 9. Atur tinggi tempat tidur dan membantu pasien dalam posisi baring yang nyaman 10. Bantu klien berpindah ke posisi dekat perawat 11. Angkat selimut dan mengganti dengan selimut mandi bila selimut akan digunakan kembali, meletakkan selimut di atas kursi atau melipat di bagian kaki tempat tidur. Bila tidak letakkan pada keranjang pakaian kotor. 12. Lepaskan pakaian klien. Bila ekstremitas luka, memulai pelepasan pakaian dari bagian yang tidak luka, bila klien menggunakan infus, melepaskan baju dari lengan yang tidak terdapat infus (botol infus) terlebih dahulu, kemudian menurunkan botol infus, memasang kembali botol infus dan memeriksa kecepatan alirannya 13. Bila mungkin mengangkat bantal dan menaikkan bagian kepala tempat tidur setinggi 30o, meletakkan handuk mandi di bawah kepala klien 14. Buat sarung dengan waslap 15. Letkkan handuk untuk wajah di atas dada klien 16. Bersihkan mata klien tanpa sabun, menggunakan bagian yang berbeda untuk tiap-tiap mata. Mengusapkan sarung dari kantus sebelah dalam kea rah bagian luar kantus, tidak menekan mata secara langsung. Kemudian mengeringkan mata 17. Tanyakan pada klien apakah dia ingin menggunakan sabun pada wajahnya, membersihkan dan mengeringkan wajah dan leher serta telinga klien 18. Letakkan handuk mandi arah memanjang di bawah lengan klien. Membersihkan lengan dengan sabun dan air, menggunakan usapan yang panjang dan tegas dari daerah yang terjauh dari petugas ke daerah yang dekat (distal ke proximal). 19. Bersihkan dan mengeringkan lengan dan ketiak dengan baik

20. Masukkan tangan klien ke dalam Waskom, rendam beberapa saat, bersihkan dan keringkan. Perhatikan daerah sela-sela jari 21. Ulangi langkah no 18 s/d 20 untuk lengan yang lainnya 22. Tutupi dada klien dengan handuk dan melipat selimut mandi ke bawah umbilicus klien 23. Dengan satu tangan, mengangkat setiap satu ujung handuk dan dengan tangan yang tersarung waslap. Membersihkan dada dengan usapan yang memanjang dan tegas. Memberi perhatian khusus untuk membersihkan lipatan kulit di bawah payudara klien wanita. Memelihara agar dada klien tetap tertutup selama waktu pembersihan 24. Letakkan handuk secara memanjang di atas perut. Melipat selimut ke arah pubis 25. Dengan satu tangan mengangkat handuk. Dengan tangan yang tersarung waslap membersihkan perut, memberi perhatian khusus untuk membersihkan umbilicus dan lipatan-lipatan pada perut. Memelihara agar perut tetap tertutup selama pembersihan. Mengeringkan dengan baik 26. Buka kaki yang terjauh dengan meletakkan tangan di bawah tungkai. Mengangkat tangan dari atas dan pasang handuk secara memanjang di bawah tungkai 27. Tekuk lutut klien dengan meletakkan tangan di bawah tungkai. Mengangkat tangan dari atas dan pasang handuk secara memanjang di bawah tungkai 28. Letakkkan Waskom di atas handuk di tempat tidur dan mengamankan posisinya dekat dengan kaki yang dibersihkan 29. Dengan satu tangan memegang tungkai, mengangkat tungkai dan meletakkan Waskom di bawah kaki yang terangkat. Membiarkan kaki terendam sementara membersihkan tungkai 30. Gunakan usapan memanjang lembut dan tegas pada waktu membersihkan, dari tumit ke lutut dan dari lutut ke paha, keringkan 31. Bersihkan kaki, mencuci sela-sela jari, mebersihkan dan memotong kuku bila perlu, mengeringkan dengan baik, bila kulit kering member pelembab/ lotion. 32. Ulangi langkah no. 26 s/d 31 untuk tungkai yang lainnya 33. Tutupi klien dengan selimut dan mengganti air mandi 34. Bantu klien untuk miring atau tengkurap untuk membersihkan punggung dan bokong, meletakka handuk sepanjang sisi klien 35. Tutupi klien dengan menarikselimut mandi dari bahu ke bawah dan melipat di bawah paha

36. Bersihkan dan keringkan punggung dari leher ke bokong dengan usapan memanjang dengan tegas. Memberi perhatian khusus pada lipatan di daerah bokong dan anus 37. Ganti air dan waslap 38. Bantu klien untuk posisi terlentang atau miring. Menutupi dada dan ekstremitas atas dengan handuk dan ekstremitas bawah dengan selimut mandi. Membuka hanya daerah genitalia 39. Berikan body lotion untuk melembabkan kulit jika diinginkan 40. Bantu klien berpakaian 41. Sisir rambut klien 42. Rapikan tempat tidur klien 43. Bersihkan dan mengembalikan peralatan mandi, dan merapikan ruangan senyaman mugkin serta mengembalikan alat-alat pada tempat semula 44. Cuci tangan 45. Laporkan dan mencatat pada status klien penemuan-penemuan penting atau data yang abnormal.

b. Memandikan Klien di Kursi Roda Cara memandikan ini ditujukan pada klien dengan penurunan fungsi atau memiliki keterbatasan dalam pergerakan. Tindakan ini berfokus pada peningkatan fungsi, kemandirian, dan otonomi selama proses memandikan. Hal ini akan membantu klien menghindari ketergantungan pada pemberi perawatan di tempat perawatan jangka panjang. Tipe mandi yang dipilih bergantung pada pemberi asuhan, ketersediaan air yang mengalir, dan kondisi fasilitas mandi. Prosedur memandikan pasien di kursi roda adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi klien 2. Periksa status/ catatan klien tentang adanya hal-hal khusus yang berkenaan dengan pergerakan dan posisi klien, misalnya adanya fraktur/ patah tulang 3. Jelaskan prosedur mandi, kaji kemampuan fisik klien untuk membantu 4. Siapkan alat-alat dan mengatur posisinya di samping tempat tidur, dan memindahkan peralatan yang tidak diperlukan: Handuk mandi Waslap

Sabun Air hangat (43-46oc) Termometer APD (sarung tangan bersih, apron, dan sepatu boot) Lotion Pakaian yang bersih sesuai kebutuhan Pispot atau urinal

5. Pelihara privacy klien dengan memasang penghalang atau menutup pintu 6. Tawarkan pispot atau urinal pada klien 7. Bawa klien ke kamar mandi dengan menggunakan kursi roda 8. Isi bak mandi dan periksa suhu air dengan termometer untuk mencegah cidera akibat air panas 9. Letakkan tempat duduk mandi yang pas atau langsung dengan menggunakan kursi roda pada tempat mandi 10. Perhatikan keamanan pasien (pegangan tangan dan duduk klien sudah tepat sehingga terhindar dari risiko jatuh) 11. Gunakan permukaan antislip pada tempat mandi 12. Pasang pegangan tangan di sekitar tempat mandi untuk memfasilitasi patient safety klien. 13. Pantau suhu air 14. Cuci tangan dan menggunakan sarung tangan bersih 15. Pindahkan klien ke tempat duduk mandi jika menggunakannya atau langsung memandikan klien dengan menggunakan kursi roda 16. Bantu memandikan klien jika perlu, jika klien bisa sendiri beri pengawasan pada klien 17. Memandikan klien dengan menggunakan 1 sabun untuk satu lansia. 18. Dalam memandikan klien perhatikan bagian bagian lipatan seperti ketiak, siku, lipatan dibawah lutut, lipatan paha, serta sela-sela jari. 19. Keringkan klien, bantu klien menggunakan pakaian bersih, dan pindahkan ke kamar kembali. 20. Cuci tangan dengan bersih.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memandikan klien: 1. Untuk meminimalkan kekeringan kulit pada lansia, hindari penggunaan sabun yang berlebihan. Waktu yang ideal untuk melembabkan kulit adalah segera setelah mandi sehingga akan lebih baik setelah mandi diberikan lotion pada lansia 2. Hindari penggunaan bedak karena bedak dapat menyebabkan hilangnya kelembapan dan merupakan inhalan (zat yang dapat dihirup) yang berbahaya 3. Lindungi lansia dari cidera yang berhubungan dengan luka bakar akibat terkena air panas. 4. Perhatikan keamanan pada lansia maupun petugas dalam memandikan klien. 5. Petugas menggunakan APD yang lengkap seperti apron, boot, dan sarung tangan agar mencegah terjadinya risiko infeksi.

Referensi : Berman, A., Snyder, S., Kozier, B., & Erb,G. (2009). Buku ajar praktik keperawatan klinis. Edisi ke-5. Ns. Eny Meiliya, S.Kep, Ns. Esty Wahyuningsih, S.Kep, & Devi Yulianti, S.Kep., Penerjemah. Jakarta: EGC. Habeahan, Jariston. (2009). Pengetahuan, sikap, dan tindakan perilaku hidup bersih dan sehat anak-anak di Yayasan El-rapha Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan. Rabu, 24 April 2013. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14706/1/10E00464.pdf. Potter,P., Anne Griffin Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC. Novieastari, E, dll. (2006). Panduan praktikum keperawatan dasar 1. Depok: lembaga penerbit FE UI.

Anda mungkin juga menyukai