Anda di halaman 1dari 10

SISTISIS Sistisis (infeksi saluran kemih) / anyang-anyang sering dirasakan baik oleh wanita maupun pria, baik oleh

anak-anak maupun dewasa. Gejala rasa panas saat nyeri perut urine yang keluar dalam urin berwarna lebih kadang ditemukan : buang air kecil sebelah bawah jumlah yang sedikit-sedikit pekat daripada biasanya darah pada urin

Penyebab : 1. masuknya bakteri ke dalam saluran kencing, bisa karena : -hubungan seksual -- cara cebok dari belakang ke depan (arah anus ke vagina). Hal ini memungkinkan masuknya bakteri E. coli yang biasanya terdapat di feses ke dalam saluran kencing -- kurangnya minum, sehingga membuat konsentrasi zat-zat yang harus dibuang menurun, termasuk bila ada bakteri. -pemakaian alat kontrasepsi mekanik -pemakaian bahan-bahan pewangi alat reproduksi 2. menopause. Hal ini karena berkurangnya hormon estrogen pada wanita menyebabkan tipisnya dinding vagina, uretra, dan kandung kemih, sehingga mudah terinfeksi 3. kehamilan, karena terjadinya perubahan hormon dan pembesaran uterus akan mengenai kandung kemih dan ginjal 4. 5. Pengobatan 1. kotrimoksasol 2. Analgesik aspirin, pembesaran prostat gangguan (tumor atau ginjal (batu Medis Antibiotik (obat generik), (obat-obatan bactrim, penghilang parasetamol, kanker prostat) ginjal) : cotrimoksasol septra, sulfatrim rasa nyeri) ibuprofen

Pencegahan : jangan menahan/menunda buang air kecil jangan buang air kecil secara tidak tuntas cukup minum (1,5 2 Liter per hari) minum air sebelum dan setelah melakukan hubungan seksual - hindari celana dalam yang terbuat dari nilon karena akan menjadi lembab dan panas,

sehingga membuat bakteri jaga kebersihan - jaga kebersihan badan

tumbuh pakaian/celana

subur dalam

PIELONEFRITIS DEFINISI Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya akut maupunkronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Bilapengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut yangdisebut dengan pielonefritis kronis. Pielonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal, tunulus, dan jaringan interstinaldari salah satu atau kedua gunjal (Brunner & Suddarth, 2002: 1436). Pielonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul secara hematogen atauretrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood, 2002: 668). PENYEBAB PIELONEFRITIS Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar) merupakanpenyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyebab dari 50% infeksi ginjal dirumah sakit. Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih.Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran airkemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya kekandung kemih.Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaranprostat) atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter, akan meningkatkankemungkinan terjadinya infeksi ginjal.Infeksi juga bisa dibawa ke ginjal dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah. Keadaanlainnya yang meningkatkan resiko terjadinya infeksi ginjal adalah: kehamilan kencing manis keadaan-keadaan yang menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi. GEJALA PIELONEFRITIS Gejala biasanya timbul secara tiba-tiba berupa demam, menggigil, nyeri di punggung bagianbawah, mual dan muntah.Beberapa penderita menunjukkan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah, yaitu seringberkemih dan nyeri ketika berkemih.Bisa terjadi pembesaran salah satu atau kedua ginjal. Kadang otot perut berkontraksi kuat.Bisa terjadi kolik renalis, dimana penderita merasakan nyeri hebat yang disebabkan olehkejang ureter. Kejang bisa terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi atau karena lewatnyabatu ginjal.Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih sulit untuk dikenali.Pada

infeksi menahun (pielonefritis kronis), nyerinya bersifat samar dan demam hilang-timbul atau tidak ditemukan demam sama sekali.Pielonefritis kronis hanya terjadi pada penderita yang memiliki kelainan utama, sepertipenyumbatan saluran kemih, batu ginjal yang besar atau arus balik air kemih dari kandungkemih ke dalam ureter (pada anak kecil).Pielonefritis kronis pada akhirnya bisa merusak ginjal sehingga ginjal tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (gagal ginjal). DIAGNOSA PIELONEFRITIS Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis pielonefritis adalah : pemeriksaan air kemih dengan mikroskop pembiakan bakteri dalam contoh air kemih untuk menentukan adanya bakteri. USG dan rontgen bisa membantu menemukan adanya batu ginjal, kelainan strukturalatau penyebab penyumbatan air kemih lainnya. PENGOBATAN PIELONEFRITIS Segera setelah diagnosis ditegakkan, diberikan antibiotik. Untuk mencegah kekambuhan,pemberian antibiotik bisa diteruskan selama 2 minggu. 4-6 minggu setelah pemberianantibiotik, dilakukan pemeriksaan air kemih ulang untuk memastikan bahwa infeksi telahberhasil diatasi.Pada penyumbatan, kelainan struktural atau batu, mungkin perlu dilakukan pembedahan. PENCEGAHAN PIELONEFRITIS Seseorang yang sering mengalami infeksi ginjal atau penderita yang infeksinya kambuhsetelah pemakaian antibiotik dihentikan, dianjurkan untuk mengkonsumsi antibiotik dosisrendah setiap hari sebagai tindakan pencegahan.Lamanya pengobatan pencegahan yang ideal tidak diketahui, tetapi seringkali dihentikansetelah 1 tahun. Jika infeksi kembali kambuh, maka pengobatan ini dilanjutkan sampai bataswaktu yang tidak dapat ditentukan.Diposkan oleh Whalank di18:10Pielonefritis Akut adalah suatu reaksi inflamasi yang terjadi karena infeksi pada pielum danparenkim ginjal. Biasanya kuman berasal dari saluran kemih bagian bawah naik ke ginjalmelalui ureter. Kuman - kuman itu antara lain adalah E Colli, Proteus, Klebsiella, Strepfaecalis dan enterokokus. Kuman Stafilokokus aureus dapat menyebabkan pielonefritismelalui penularan secara hematogen, meskipun sekarang jarang dijumpai. Gambaran Klinis Demam tinggi dan menggigil Nyeri daerah perut dan pinggang Mual + Muntah Kadang terdapat gejala iritasi pada buli - buli : berupa disuria, frekuensi atau urgensiPemeriksaan Fisik : pastinya terdapat nyeri pinggang dan perut, usus biasanya melemahseperti ileus paralitik Pemeriksaan Darah dan Urinalisa : Leukositosis, LED meningkat,urinalisis terdapat piuria,bakteriuria, hematuria, terjadi penurunan fungsi ginjalRadiologi : foto polos perut : kekaburan dari bayangan otot psoas dan mungkin saja terdapatketerlambatan pada fase

nefrogram. Perlu dibuat juga diagnosa banding dengan inflamasipada organ di sekitar ginjal antara lain : pankreatitis, appendisitis, kolesistitis, divertikulitis,pneumonitis, serta inflamasi pada organ pelvik. SINDROM NEFROTIK Nephrotic syndrome (Sindroma nefrotik) Sindroma nefrotik (SN) merupakan salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis (GN) ditandai dengan edema anarsarka, proteinuria massif 3,5 g/hari, hiperkolesterolemia dan lipiduria. (1,2) Pada proses awal atau SN ringan, untuk menegakkan diagnosis tidak semua gejala ditemukan. Proteinuria massif merupakan tanda khas SN akan tetapi pada SN berat yang disertai kadar albumin rendah, ekskresi protein dalam urin juga berkurang. Proteinuria juga berkontribusi terhadap berbagai komplikasi yang terjadi pada SN. (1,2) Hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan lipiduria, gangguan keseimbangan nitrogen, hiperkoagulabilitas, gangguan metabolisme kalsium dan tulang serta hormone tiroid sering dijumpai pada SN. Umumnya, SN dengan fungsi ginjal normal kecuali sebagian kasus yang berkembang menjadi penyakit ginjal tahap akhir (PGTA). Pada beberapa episode SN dapat sembuh sendiri dan menunjukkan respone yang baik terhadap terapi steroid akan tetapi sebagian lain dapat berkembang menjadi kronik. (1,2) Etiologi Sindroma nefrotik dapat disebabkan oleh GN primer dan GN sekunder akibat infeksi, keganasan, penyakit jaringan penghubung (connective tissue disease), akibat obat atau toksin dan akibat penyakit sistemik seperti yang tercantum pada tabel 1. Patofisiologi Reaksi antigen antibodi menyebabkan permeabilitas membran basalis glomerulus meningkat diikuti oleh kebocoran protein (albumin). Manifestasi klinis (1,2,3,4) Protenuria : > 3.0 gr/24 jam. Perubahan pada membrana dasar glomerulus menyebabkan peningkatan permebilitas glomerulus terhadap protein plasma yaitu albumin. Hipoalbuminemia : albumin serum 3,5 g/1,73m2 luas permukaan tubuh/hari), hipoalbuminemi (<3 g/dl), edema, hiperlipidemi, lipiduri dan hiperkoagulabilitas. Pemeriksaan tambahan seperti venografi diperlukan untuk menegakkan diagnosis trombosis vena yang dapat terjadi akibat hiperkoagulabilitas. Pada SN primer untuk menentukan jenis kelainan histopatologi ginjal yang menentukan prognosis dan respon terhadap terapi, diperlukan biopsi ginjal. GLOMERULONEPHRITIS AKUT Nefritis atau peradangan ginjal, adalah salah satu penyakit ginjal yang sering ditemui. Gejala utamanya adalah tampaknya elemen seperti albumin di dalam air seni. Kondisi ini disebut albuminuria. Sel-sel darah merah dan darah putih dan serpihan granular yang kesemuanya tampak dalam pemeriksaan mikroskopik pada air seni. Gejala ini lebih sering nampak terjadi pada masa kanak-kanak dan dewasa dibanding pada orang-orang setengah baya. Bentuk yang paling umum dijumpai dari nefritis adalah

glomerulonefritis. Seringkali terjadi dalam periode 3 sampai 6 minggu setelah infeksi streptokokus. Penderita biasanya mengeluh tentang rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit punggung, dan udema (bengkak) pada bagian muka biasanya sekitar mata (kelopak), mual dan muntahmuntah. Sulit buang air kecil dan air seni menjadi keruh. Prognosis biasanya dapat menyembuhkan dan penderita sembuh total. Namun pada beberapa orang gejala ini berkembang menjadi kronis. Pada keadaan ini proses kerusakan ginjal terjadi menahun dan selama itu gejalanya tidak tampak. Akan tetapi pada akhirnya orang-orang tersebut dapat menderita uremia (darah dalam air seni.Red) dan gagal ginjal. Ginjal merupakan salah satu organ paling vital dimana fungsi ginjal sebagai tempat membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme tubuh dan berbagai racun yang tidak diperlukan tubuh serta dikeluarkan sebagai urine dengan jumlah setiap hari berkisar antara 12 liter. Selain fungsi tersebut, ginjal berfungsi antara lain mempertahankan kadar cairan tubuh dan elektrolit (ion-ion), mengatur produksi sel-darah merah. Begitu banyak fungsi ginjal sehingga bila ada kelainan yang mengganggu ginjal, berbagai penyakit dapat ditimbulkan. Glomerulonefritis merupakan berbagai kelainan yang menyerang sel-sel penyerang ginjal (sel glomerulus). Glomerulonefritis menahun adalah penyakit paling sering menimbulkan gagal ginjal dikemudian hari. Kelainan ini terjadi akibat gangguan utama pada ginjal (primer) atau sebagai komplikasi penyakit lain (sekunder), misalnya komplikasi penyakit diabetes mellitus, keracunan obat, penyakit infeksi dan lain-lain. Pada penyakit ini terjadi kebocoran protein atau kebocoran eritrosit. Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun pada dewasa. Sebagian besar glomerulonefritis bersifat kronik dengan penyebab yang tidak jelas dan sebagian besar tampak bersifat imunologis.Glomerulonefritis menunjukkan kelainan yang terjadi pada glomerulus,bukan pada struktur jaringan ginjal yang lain seperti misalnya tubulus, jaringan interstitial maupun sistem vaskulernya. Glomerulonefritis sering ditemukan pada anak berumur antara 3-7 tahun dan lebih sering mengenai anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Perbandingan antara anak laki-laki dan perempuan adalah 2 : 1 dan jarang menyerang anak dibawah usia 3 tahun. Hasil penelitian multisenter di Indonesia pada tahun 1988, melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat di rumah sakit pendidikan dalam 12 bulan. Pasien terbanyak dirawat di Surabaya (26,5%), kemudian disusul berturut-turut di Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan Palembang (8,2%). Pasien laki-laki dan perempuan berbanding 2 : 1 dan terbanyak pada anak usia antara 6-8 tahun (40,6%). Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung secara mendadak (akut) atau secara menahun (kronis) seringkali tidak diketahui karena tidak menimbulkan gejala. Gejalanya dapat berupa mual-mual, kurang darah (anemia), atau hipertensi. Gejala umum berupa sembab kelopak mata, kencing sedikit, dan berwarna merah, biasanya disertai hipertensi. Penyakit ini umumnya (sekitar 80%) sembuh spontan, 10% menjadi kronis, dan 10% berakibat fatal.

LAPORAN PENDAHULUAN HIDRONEFROSIS 1. Pengertian Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis renalis dan calyces, serta atrofi progresif dan pembesaran kistik ginjal, dapat juga disertai pelebaran ureter (hidroureter). Hidronefrosis adalah obstruksi saluran kemih proksimal terhadap kandung kemih yang mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter serta atrofi hebal pada parenkim ginjal (Price, 1995: 818). 2. Etiologi - Adanya akumulasi urin di piala ginjal, akan menyebabkan distensi piala dan kaliks ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap, maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi kompensatori) akhirnya fungsi renal terganggu. - Obstruksi pada fruktus urinarius - Obstruksi parsial atau intermitten disebabkan batu renal yang terbentuk di piala ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya - Obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat 3. Patofisiologi Obstruksi pada aliran normal urine menyebabkan urine mengalir balik sehingga tekanan ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal. Tetapi jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan, maka hanya satu ginjal yang rusak. Obstruksi parsial atau intermitten dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk di piala ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat obses atau inflamasi dekat ureter dan menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk sudut abnormal di pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah yang menyebabkan ureter kaku. Pada pria lansia, penyebab tersering adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran uterus. Apapun penyebabnya adanya akumulasi urine di piala ginjal akan menyebabkan distensi piala dan kaliks ginjal. Pada saat ini, atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal mengalami kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi komensatori) akhirnya fungsi renal terganggu (Smeltzer, 2001:1442). Gejala Mual/muntah, nyeri tekanan abdomen Ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum air dengan cukup Tanda Distensi abdominal, penurunan/tidak ada usus Muntah - Aktivitas dan istirahat Gejala Pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi Keterbatasan aktivitas sehubungan dengan kondisi sebelumnya

- Eliminasi terutama BAK Gejala : riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya, penurunan haluaran urine, kandung kemih penuh Tanda : oliguri, hematuri, pluria, perubahan pola berkemih - Sirkulasi Tanda : peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal), kulit hangat dan kemurahan, pucat - Nyeri/kenyamanan Gejala : episode akut nyeri berat, lokasi tergantung pada lokasi obstruksi, contoh : pada panggul diregio sudut kortovertebral dan menyebar ke punggung, abdomen dan turun kelipatan paha Tanda : melindungi perilaku distriksi, nyeri tekan pada area ginjal yang dipalpasi - Keamanan Gejala : menggigil, demam - Persepsi diri Gejala : kurang pengetahuan, gangguan body image 4) Pemeriksaan penunjang a. Laboratorium Darah : hematologi; GD I/II, BGA Urine : kultur urine, urine 24 jam b. Radiodiagnostik USG/CR abdomen BNO IVP Renogram / RPG Poto thorax c. ECG 5. Diagnosa keperawatan 1) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya tekanan di ginjal yang meningkat 2) Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih 3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat mual, muntah 4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh GAGAL GINJAL KRONIS Gagal ginjal kronis (bahasa Inggris: chronic kidney disease, CKD) adalah proses kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3 bulan.[1] CKD dapat menimbulkan simtoma berupa laju filtrasi glomerular di bawah 60 mL/men/1.73 m2, atau di atas nilai tersebut namun disertai dengan kelainan sedimen urin. Adanya batu ginjal juga dapat menjadi indikasi CKD pada penderita kelainan bawaan seperti hiperoksaluria dan sistinuria.[2] Gejala-gejala dari fungsi ginjal memburuk yang tidak spesifik, dan mungkin termasuk perasaan kurang sehat dan mengalami nafsu makan berkurang. Seringkali, penyakit ginjal kronis didiagnosis sebagai hasil dari skrining dari orang yang dikenal berada di risiko masalah ginjal, seperti yang dengan tekanan darah tinggi atau diabetes dan mereka yang

memiliki hubungan darah dengan penyakit ginjal kronis. Penyakit ginjal kronis juga dapat diidentifikasi ketika itu mengarah ke salah satu komplikasi yang diakui, seperti penyakit kardiovaskuler, anemia atau perikarditis [3] Penyakit ginjal kronis diidentifikasi oleh tes darah untuk kreatinin. Tingginya tingkat kreatinin menunjukkan jatuh laju filtrasi glomerulusdan sebagai akibat penurunan kemampuan ginjal mengekskresikan produk limbah. Kadar kreatinin mungkin normal pada tahap awal CKD, dan kondisi tersebut ditemukan jika urine (pengujian sampel urin) menunjukkan bahwa ginjal adalah memungkinkan hilangnyaprotein atau sel darah merah ke dalam urin. Untuk menyelidiki penyebab kerusakan ginjal, berbagai bentuk pencitraan medis, tes darah dan sering ginjal biopsi (menghapus sampel kecil jaringan ginjal) bekerja untuk mencari tahu apakah ada sebab reversibel untuk kerusakan ginjal [3]. pedoman profesional terbaru mengklasifikasikan tingkat keparahan penyakit ginjal kronis dalam lima tahap, dengan tahap 1 yang paling ringan dan biasanya menyebabkan sedikit gejala dan tahap 5 menjadi penyakit yang parah dengan harapan hidup yang buruk jika tidak diobati . 'Stadium akhir penyakit ginjal (ESRD ), Tahap 5 CKD juga disebut gagal ginjal kronis (CKF) 'ataukegagalan kronis ginjal (CRF). [3] Tidak ada pengobatan khusus untuk memperlambat tegas menunjukkan memburuknya penyakit ginjal kronis. Jika ada penyebab yang mendasari untuk CKD, seperti vaskulitis, ini dapat diobati secara langsung dengan pengobatan bertujuan untuk memperlambat kerusakan. Pada tahap yang lebih maju, pengobatan mungkin diperlukan untuk anemia dan penyakit tulang. CKD parah memerlukan salah satu bentuk terapi penggantian ginjal, ini mungkin merupakan bentuk dialisis, tetapi idealnya merupakan transplantasi ginjal [3]. [sunting]Tanda dan gejala CKD awalnya tanpa gejala spesifik dan hanya dapat dideteksi sebagai peningkatan dalam serum kreatinin atau protein dalam urin. Sebagai [ginjal []] fungsi menurun: Tekanan darah meningkat karena overload cairan dan produksi hormon vasoaktif diciptakan oleh ginjal melalui RAS (renin-angiotensin system), meningkatkan risiko seseorang mengembangkan hipertensi dan / atau penderitaan dari [gagal jantung [kongestif]] Urea terakumulasi, yang mengarah ke azotemia dan akhirnya uremia (gejala mulai dari kelesuan ke perikarditis dan ensefalopati). Urea diekskresikan oleh keringat dan mengkristal pada kulit ("frost uremic"). Kalium terakumulasi dalam darah (dikenal sebagai hiperkalemia dengan berbagai gejala termasuk malaise dan berpotensi fatalaritmia jantung s) Erythropoietin sintesis menurun (berpotensi menyebabkan anemia, yang menyebabkan kelelahan) overload volume yang Fluida - gejala dapat berkisar dari ringan edema untuk mengancam kehidupan edema paru Hyperphosphatemia - karena ekskresi fosfat berkurang, terkait dengan hipokalsemia (karena 1,25 hidroksivitamin D 3 ]] defisiensi), yang karena stimulasi faktor pertumbuhan fibroblast 23Belakangan ini berkembang menjadi hiperparatiroidisme sekunder, osteodistrofi ginjal dan kalsifikasi vaskular yang berfungsi juga mengganggu jantung. Metabolik asidosis, karena akumulasi sulfat, fosfat, asam urat dll ini dapat menyebabkan aktivitas enzim diubah oleh kelebihan asam yang bekerja pada enzim dan eksitabilitas juga

meningkat membran jantung dan saraf dengan promosi [hiperkalemia []] karena kelebihan asam (asidemia) [4] Orang dengan penyakit ginjal kronis menderita dipercepat aterosklerosis dan lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit kardiovaskuler daripada populasi umum. Pasien yang menderita penyakit ginjal kronis dan penyakit kardiovaskular cenderung memiliki prognosis lebih buruk dibanding mereka yang menderita hanya dari yang terakhir. [sunting]Penyebab Penyebab paling umum dari CKD diabetes mellitus, hipertensi, dan glomerulonefritis [5] Bersama-sama, menyebabkan sekitar. 75 % dari semua kasus dewasa. Wilayah geografis tertentu memiliki insiden tinggi nefropati HIV. Secara historis, penyakit ginjal telah diklasifikasikan menurut bagian anatomi ginjal yang terlibat, yaitu: Juni 2008 Vaskular, termasuk penyakit pembuluh besar seperti bilateral stenosis arteri ginjal dan penyakit pembuluh kecil seperti nefropati iskemik, hemolitik uremik sindrom- dan vaskulitis Glomerulus, terdiri dari kelompok yang beragam dan subclassified ke Penyakit glomerulus primer seperti glomerulosklerosis focal segmental dan IgA nefritis Penyakit glomerulus sekunder seperti nefropati diabetes dan nefritis lupus Tubulointerstitial termasuk penyakit ginjal polikistik, obat dan racun-diinduksi tubulointerstitial nefritis kronis dan nefropati refluks Obstruktif seperti dengan bilateral batu ginjal dan penyakit pada prostat Pada kasus yang jarang terjadi, cacing pin menginfeksi ginjal juga dapat menyebabkan nefropati. [sunting]Diagnosis Pada banyak pasien CKD, penyakit ginjal sebelumnya atau penyakit lain yang mendasarinya sudah diketahui. Sejumlah kecil hadir dengan CKD yang penyebabnya tidak diketahui. Pada pasien ini, menyebabkan kadang-kadang diidentifikasi retrospektif Oktober 2008. Hal ini penting untuk membedakan CKD dari gagal ginjal akut (ARF) karena GGA dapat reversibel. Perut USG, di mana ukuran [ginjal []] s diukur, umumnya dilakukan. Ginjal dengan CKD biasanya kecil (<9 cm) dari ginjal normal, dengan pengecualian seperti dalamnefropati diabetes dan penyakit ginjal polikistik. Petunjuk lain diagnostik yang membantu membedakan GGA CKD dari adalah kenaikan bertahap dalam kreatinin serum (lebih dari beberapa bulan atau tahun) sebagai lawan dari peningkatan mendadak dalam kreatinin serum (beberapa hari minggu). Jika tingkat ini tidak tersedia (karena pasien telah baik dan telah ada tes darah), maka kadang-kadang diperlukan untuk mengobati pasien secara singkat sebagai memiliki ARF sampai telah ditetapkan bahwa gangguan ginjal ireversibel Tes-tes tambahan mungkin termasuk kedokteran nuklir MAG3 memindai untuk konfirmasi aliran darah dan membentuk fungsi diferensial antara dua ginjal. DMSA scan juga digunakan dalam pencitraan ginjal; dengan kedua MAG3 dan DMSA digunakan chelateddengan unsur radioaktif Technetium-99 .

Pada gagal ginjal kronis diobati dengan dialisis standar, racun uremik banyak menumpuk. Racun ini menunjukkan kegiatan berbagai sitotoksik dalam serum, memiliki berat molekul yang berbeda dan beberapa dari mereka yang terikat dengan protein lain, terutama pada albumin. Zat protein seperti beracun terikat menerima perhatian para ilmuwan yang tertarik dalam meningkatkan standar prosedur dialisis kronis digunakan saat ini

Anda mungkin juga menyukai