Anda di halaman 1dari 4

KEMERDEKAAN

A. Pengantar Orang-orang yang menantikan Tuhan mendapat kekuatan baru. Mereka seumpama rajawali yang terbang dengan kekuatan sayapnya; Mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yes. 40:31). Hidup berdasarkan nilai-nilai yang diperjuangkan dalam proses pemilihan pemilihan, karena memiliki visi, misi-tujuan, serta perspektif, merupakan tantangan manusia. Perjalanan hidup seperti itu dapat menjadikan manusia lesu dan lelah. Oleh Tuhan, di dalam diri manusia ditanam suatu anugerah, yang akan menjadi kekuatan untuk mengarungi kehidupan yang disebut kemerdekaan. Maka yang menjadi pertanyaan untuk kita semua ialah bagaimana anugerah kemerdekaan itu ditumbuhkan dan dikembangkan, sehingga semakin menjadi kekuatan untuk menghadapi meningkatnya tantangan. Memang benar bahwa orang muda hanya akan belajar hidup merdeka melalui orang-orang yang lebih tua dan merdeka, yaitu orang-orang yang sungguh memiliki kemerdekaan dari itulah yang memampukan manusia untuk menilai dan menikmati hal dan peristiwa hidup tanpa diperbudak. Kemerdekaan ternyata merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan sepanjang hidup. Pertama : Kemerdekaan merupakan ciri terdalam atau bagian terdalam dari manusia yang bagaikan kondisi hakiki bila orang mau hidup berdasarkan realitas terdalam sebagai manusia. Kedua : Kemerdekaan merupakan syarat untuk membangun sikap benar dan karakter yang memberikan konsistensi hidup. Ketiga : Kemerdekaan juga akan memberi kualitas pilihan-pilihan dalam hidup.

Keempat : Kemerdekaan memberikan rasa keseimbangan yang membawa ketepatan dalam pilihan-pilihan.

B. Kemerdekaan dan Kesadaran Diri Dalam hidup sehari-hari, manusia terlibat untuk mengenakan prinsip keseimbangan dalam setiap pilihan, keputusan, serta tindakan. Sebagai orang beriman manusia harus memberi tempat yang tepat dan semestinya pada ciptaan dalam hubungannya dengan pencipta. Orang juga dituntut untuk memberi hormat semestinya kepada sesama,

menemukan waktu yang tepat untuk merayakan nilai-nilai hidup, memelihara dan mengembangkan akar-akar kehidupan dalam keluarga. Manusia juga ditantang untuk memperluas cakrawala hidup dan memberi ruang bagi hidup, bukannya sebaliknya. Manusia juga perlu belajar teliti dan penuh perhatian memelihara milik sendiri dan milik orang lain agar mampu berbagi hidup. Manusia perlu belajar terbuka, dan karena itu mudah terluka terhadap kebenaran dan memiliki keberanian untuk memperjuangkan kebenaran. Orang juga perlu belajar menghayati tanggung jawab untuk melindungi dan membela hak-hak orang lain. Kemerdekaan mulai dari dalam diri manusia, yaitu kualitas kesadaran diri dengan fokus apa yang dilakukan, dipikirkan, dan dirasakan. Semua manusia memiliki hidupbatin dan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan, harapan-harapan dan keputusan-keputusan, kegembiraan-kegembiraan dan kesedihankesedihan, ketakutan-ketakutan dan harapan-harapan, kepastian-kepastian dan keraguraguan. Menyadari semua itu merupakan tanda kedewasaan yang sedang tumbuh. Setiap dari kita memiliki rasa akan diri dalam diri kita, dunia batin, di mana kita mengadakan semacam dialog terus-menerus atau dialog batin dalam diri kita. Bila orang tidak mampu mendengarkan apa yang terjadi dalam diri sendiri, maka dia juga tidak akan mampu mendengarkan orang lain atau sekurang-kurangnya mengarungi kemampuan untuk mendengarkan orang lain. Oleh karena itu, sangat penting bahwa manusia mampu mendengarkan apa yang terjadi dalam diri bila mau menjadi sahabat dan pembantu sesama dalam perjalanan hidup.

C. Kemerdekaan Dipertaruhkan Kemerdekaan dari kedalaman hidup pada kenyataannya menghadapi arus tawaran nilai-nilai lain dalam kehidupan sebagaimana diungkapkan oleh seorang ibu sebagai berikut. Dunia dalam kebijaksanaan semuanya berbicara tentang mempersenjatai anak untuk melawan hidup. Dunia mendesak orangtua dan para pendidik untuk membangun di sekeliling anak-anak kubu kemakmuran, kelimpahan, penampilan serta kesenangan kenikmatan. Orangtua sesungguhnya menginginkan agar anak-anak dilucuti dari senjata tersebut. Kami berharap agar anak-anak tidak terperangkap oleh kemakmuran atau penampilan atau cara hidup hanya sebagai hasil perolehan; semoga mereka menggunakan

barang perolehan itu sebagai sarana dan rela membuang segera sesudah mereka menemukan bahwa itu menjadi hambatan untuk mengabdi sesama, segera sesudah barangbarang itu menjadi alat yang menjauhkan anak-anak kami dari sesama mereka. Telah disinggung pula bahwa prasyarat untuk memiliki kemerdekaan pribadi ialah kesadaran diri. Kemerdekaan pribadi bagaimanapun juga selalu berhadapan dengan kemajuan dan penemuan baru, yang membuahkan kultur hidup baru. Kemerdekaan berarti hidup tidak dalam ketergantungan.

D. Kemerdekaan Paradoksial Manusia hidup dalam proses pertumbuhan menuju pada kematangan yang berarti ke kemerdekaan yang semakin penuh. Dewasa, sadar, dan merdeka merupakan ungkapan dan gambaran manusia hidup dalam kepenuhan. Kepenuhan hidup manusia ialah hidup dalam relasi. Relasi berarti hidup dalam keterikatan. Merdeka dalam keterpautan dan keterikatan itulah kenyataan paradoksial. Kenyataan paradoksial itulah misteri hidup manusia karena proses pertumbuhan dan perkembangan manusia juga bercirikan paradoksial. Paradoksial adalah seolah-olah bertentangan/berlawanan dengan pendapat umum/kebenaran tetapi kenyataannya adalah kebenaran. Oleh karena itu yang penting ialah bagaimana manusia merdeka untuk bergerak melanjutkan perjalanan.

MENCARI KESEIMBANGAN

A. Pengantar Bagaimanapun, hidup moral tak terpisahkan dari penghayatan nilai. Penghayatan nilai secara terjadi dalam nilai yang sangat berharga dan menentukan kualitas manusia yaitu kemerdekaan. Sudah disebut bahwa kemerdekaan manusia memiliki 3 aspek, yaitu kemerdekaan batin, kemerdekaan pengambilan sikap, dan kemerdekaan dalam pilihan dan tindakan.

B. Manusia Proaktif : Hidup Berdasarkan Prinsip Sehubungan dengan manusia yang proaktif, yang hidup berdasarkan prinsip, yang akan memberikan empat kebutuhan dasar manusia untuk tumbuh dan berkembang menuju kepenuhan, yaitu pijakan atau rasa aman, pusat hidup yang memberikan kriteria kebenaran, pusat pengaturan hidup, serta daya untuk mewujudkan hidup. Semakin orang menumbuhkan diri hidup berdasarkan prinsip, yang merupakan daya hidup benar, maka orang akan semakin hidup dalam kemerdekaan. Orang tidak merdeka dalam hidupnya karena dia dikuasai oleh ketakutan-ketakutan. Semakin besar ketakutan semakin menyempit pula daya kebenaran hidup. Sebaliknya semakin besar daya hidup semakin kecil ketakutan. Semakin orang hidup berpusat pada prinsip, hidupnya akan semakin damai dan tidak kacau, sebaliknya semakin orang hidup berdasarkan kenyataankenyataan lain sebetulnya hanya sarana atau nilai bukan utama, orang akan semakin kacau, karena itu orang akan hidup dalam kelelahan-kelelahan yang disebabkan hidup tidak memiliki fokus dan banyak energi terbuang tanpa tujuan dan manfaat yang jelas.

Anda mungkin juga menyukai