Anda di halaman 1dari 2

Wawancara Pengobatan : KASUS DIABETES MELLITUS Hasil penggalian informasi dari pasien: Pasien X, seorang supir sudah bekerja

menjadi supir bertahun tahun. Memiliki keluhan, lemas, tidak berenergi, sering kram otot (kesemutan), pegal dan mudah kecapekan. Minggu lalu pasien berobat dan diresepkan obat obatan sbb: Metformin 500 stdd Atorvastatin s1dd Aspirin 100mg s1dd Hasil data lab: Kadar Gula: 130 mg/dL Kolesterol: 200 mg/dL TD: normal Pasien memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol 2xsehari, dan jarang berolaahraga. Riwayat: Ibu pasien dahulu meninggal karena DM, Pasien tdk punya riwayat alergi obat. Setelah meminum obat selama seminggu, pasien masih mengalami keluhan yang sama. Setelah meminum obat pasien juga merasakan tidak enak pada perut, dan pada saat mendapatkan obat pasien tidak diberikan penjelasan waktu-waktu minum masing-masing obat, sehingga pasien meminum obat secara bersamaan.

Penyelesaian: Keluhan pasien yang merasakan lemas, mudah lelah, dan tidak berenergi merupakan gejala DM, yang diperkuat dengan hasil data lab yang menunjukkan nilai kadar gula darahnya: 130mg/dL. Pasien mengalami hiperlipidemia didasarkan pada hasil lab yang menunjukkan nilai 200mg/dL sehingga diresepkan Atorvastatin yang bertujuuan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah pasien. Atorvastatin efektif diminum pada malam hari. Efek samping dari atorvastatin yaitu menyebabkan mual dan gangguan GI, maka keluhan pasien yang menyatakan sakit pada perut setelah minum obat, inilah kemungkinan yang menyebabkannya. Maka solusinya, sebelum meminum atorvastatin dipastikan perut dalam keadaan tidak kosong. Peresepan metformin 500mg setiap 3x sehari 1 tab sudah tepat. Metformin diindikasikan untuk meningkatkan sensitivitas reseptor insulin supaya kadar gula dalam darah terkontrol. Aspirin 100mg berfungsi sebagai antiplatelet/ mencegah penggumpalan darah agar tidak terjadi penyumbatan pembuluh darah. Sehingga mengurangi resiko kardiovaskuler. Aspirin termasuk golongan NSAID dapat meningkatkan asam lambung sehingga sebaiknya diminum dalam keaadaan perut tidak kosong. Pasien meminum alkohol dalam kondisi pengobatan. Padahal alkohol b erinteraksi hampir dengan semua obat. Pada kasus ini Alkohol >< Metformin dapat meningkatkan penumpukan asam laktat dalam tubuh,

asam laktat menyebabkan rasa pegal-pegal. Alkohol juga dapat menurunkan efektivitas obat-obatan yang diminum. Pasien perlu diberikan edukasi untuk meninggalkan kebiasaan minum alkoholnya karena tidak baik bagi proses pengobatannya, dan memberi efek samping yang tidak baik bagi kesehatannya. Pasien juga diberikan edukasi untuk menguragi atau menghentikan kebiasaan merokoknya karena tidak baik untuk kesehatan dan proses pengobatannya. DRP yang terjadi: Reaksi obat yang merugikan. Terapi non farmakologi terhadap pasien: - diet kalori, dengan meningkatkan asupan serat dari buah dan sayur,dan menurunkan asupan karbohidrat (mengandung gula) - berolahraga, minimal seminggu sekali. dengan olah raga ringan, joging, bersepeda santai, dsb - tidak minum alkohol - menurunkan/ menghentikan merokok

Anda mungkin juga menyukai