Anda di halaman 1dari 7

http://titik-i--fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail-46209Umum-Heat%20Treatment.

html Heat Treatment Heat Treatment merupakan proses memanaskan dan mendinginkan suatu bahan untuk mendapatkan perubahan fasa (struktur) guna meningkatkan kemampuan bahan tersebut sehingga bertambah daya guna teknik dari bahan tersebut. Beberapa Proses Heat Treatment dan Kegunaannya :

Annealing

Memanaskan suatu bahan hingga diatas suhu transformasi (723 C) kemudian didinginkan dengan perlahan-lahan. Tujuannya adalah untuk melunakan bahan.

Stress Reliveing

Yaitu proses menghilangkan tegangan sisa dari suatu bahan dengan memanaskan kemudian ditahan beberapa waktu lalu dilakukan dengan pendinginan perlahan-lahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tegangan sisa selama proses fabrikasi.

Hardening

Memanaskan suatu bahan hingga diatas suhu transformasi (723 C) kemudian didinginkan secara cepat, melalui media pendingin seperti air, oli atau media pendingin lainnya Tujuannya adalah untuk mengeraskan bahan.

Aging (Precipitation Hardening)

Proses pemanasan kembali bahan yang telah dikeraskan, Suhu pemanasannya relatif rendah yaitu dibawah suhu transformasi eutektoid. Tujuannya adalah untuk mengurangi kekerasan bahan sehingga keuletan (ketangguhan) bahan tersebut dapat naik. Proses Heat Treatment yang digunakan pada pengujian ini adalah Hardening. 1.1.Hardening Proses pengerasan atau hardening adalah suatu proses perlakuan panas yang dilakukan untuk menghasilkan suatu benda kerja yang keras, proses ini dilakukan pada temperatur tinggi yaitu pada temperatur austenisasi yang digunakan untuk melarutkan sementit dalam austenit yang kemudian di quench. Pada tahap ini akan menghasilkan terperangkapnya karbon yang akan menyebabkan bergesernya atom-atom sehingga terbentuk struktur body center tetragonal atau struktur yang tidak setimbang yang disebut martensit yang bersifat keras dan getas. Langkah-langkah proses hardening adalah sebagai berikut :
1. Pemanasan

Melakukan pemanasan (heating) untuk baja karbon tinggi 200300 diatas Ac-1 pada diagram Fe-Fe3C, misalnya pemanasan sampai suhu 8500, tujuanya adalah untuk mendapatkan struktur Austenite, yang salah sifat Austenite adalah tidak stabil pada suhu di bawah Ac-1,sehingga dapat ditentukan struktur yang diinginkan. Dibawah ini diagram Fe-Fe3C dibawah ini :
1. Penahanan suhu (holding)

Holding time dilakukan untuk mendapatkan kekerasan maksimum dari suatu bahan pada proses hardening dengan menahan pada temperatur pengerasan untuk memperoleh pemanasan yang homogen sehingga struktur austenitnya homogen atau terjadi kelarutan karbida ke dalam austenit dan diffusi karbon dan unsur paduannya.
1. Pendinginan.

Untuk proses Hardening kita melakukan pendinginan secara cepat dengan menggunakan media air. Tujuanya adalah untuk mendapatkan struktur martensite, semakin banyak unsur karbon,maka struktur martensite yang terbentuk juga akan semakin banyak. Karena martensite terbentuk dari fase Austenite yang didinginkan secara cepat. Hal ini disebabkan karena atom karbon tidak sempat berdifusi keluar dan terjebak dalam struktur kristal dan membentuk struktur tetragonal yang ruang kosong antar atomnya kecil,sehingga kekerasanya meningkat. Proses pendinginan sendiri memiliki dua macam proses, yaitu : 1. Proses pendinginan secara langsung Proses ini dilakukan dengan cara logam yang sudah dipanaskan hingga suhu austenite dan setelah itu logam didinginkan dengan cara mencelupkan logam tersebut ke dalam media pendingin

cair, seperti air, oli, air garam dan lain-lain. Salah satu metode pedinginan secara langsung adalah Quenching. Quenching merupakan suatu proses pendinginan yang termasuk pendinginan langsung. Pada proses ini benda uji dipanaskan sampai suhu austenite dan dipertahankan beberapa lama sehingga strukturnya seragam, setelah itu didinginkan dengan mengatur laju pendinginannya untuk mendapatkan sifat mekanis yang dikehendaki. Pemilihan temperature media pendingin dan laju pendingin pada proses quenching sangat penting, sebab apabila temperature terlalu tinggi atau pendinginan terlalu besar, maka akan menyebabkan permukaan logam menjadi retak. Cara-cara quench adalah sebagai berikut:
1. Quench langsung (Direct quench)

Cara ini dilakukan dengan mengunakan medium air atau oli dimana benda kerja ditahan pada temperatur pengerasannya untuk jangka waktu tertentu.
1. Martempering

Dengan cara ini, benda kerja dipanaskan sampai ke temperatur pengerasannya dengan cara yang biasa, medium yang digunakan adalah cairan garam. Temperature cairan garam tersebut dijaga konstan di atas temperature Ms dari baja yang bersangkutan. Benda kerja yang diproses didiamkan dalam cairan garam tersebut sampai temperatur diseluruh bagian benda homogen, tetapitidak boleh terlalu lama karena bisa mengakibatkan bertransformasi menjadifasa-fasa yang lebih lunak seperti perlit dan bainit.
1. Austempering.

Proses ini dilakukan dengan cara mengquench baja dari temperatur austenisasinya ke dalam garam cair yang bertemperatur sedikit di atas temperatur Ms-nya.
1. Quench yang ditunda (Delay quenching)

Proses ini dilakukan sesuai dengan nama metodenya yaitu benda kerja yang sudah dipanaskan dan dikeluarkan dari tungku pada temperatur pengerasannya dibiarkan beberapa saat sebelum diquench. Cara ini dilakukan agar proses quench terjadi pada temperatur benda kerja yang lebih rendah sehingga memperkecil kemungkinan timbulnya distori. Cara ini lazim digunakan pada HSS, baja hot-worked dan baja-baja yang dikeraskan permukaannya.
1. Time quench

Metode ini dilakukan pada baja-baja yang memiliki mampu keras yang rendah yang memerlukan quenching ke dalam air atau pada baja-baja yang memiliki mampu keras yang tinggi tetapi ukuran benda kerjanya besar.
1. Die quench

Metode ini dilakukan dengan menggunakan medium yang mampu menyerap panas. Atas dasar hal tersebut, selama proses quench benda kerja dapat dipress sehingga secara mekanik kemungkinan distorsi dapat diperkecil.

Tujuan utama dari proses pengerasan adalah agar diperoleh struktur martensit yang keras; sekurang-kurangnya dipermukaan baja. Hal ini hanya dapat dicapai jika menggunakan medium yang efektif sehingga baja didinginkan pada suatu laju yang dapat mencegah terbentuknya struktur yang lebih lunak seperti perlit dan bainit.

Untuk baja karbon, medium quenching yang digunakan adalah air, sedangkan untuk baja paduan medium yang disarankan adalah oli, cairan polimer atau garam. Untuk bajabaja paduan tinggi disarankan agar menggunakan medium cairan garam. Medium yang digunakan pada proses quenching diantaranya, adalah: 1) Air. 2) Oli. 3) Garam netral. 4) Gas quenching. 5) Quenchant polimer. 6) Fluidized bed. Hasil quench hardening : Menghasilkan produk yang keras tetapi getas
1. Menghasilkan tegangan sisa 2. Keuletan dan ketangguhan turun. Fluida yang ideal untuk

media quench agar diperoleh struktur martensit, harus bersifat: 3. Mengambil panas dengan cepat didaerah temperatur yang tinggi. 1. Mendinginkan benda kerja relatif lambat di daerah temperatur yang rendah, misalnya di bawah temperatur 350C agar distorsi atau retak dapat dicegah. 2. Proses pendinginan secara tidak langsung

Proses ini dilakukan dengan cara, logam yang telah dipanaskan sampai dengan suhu austenite setelah itu logam didinginkan dengan cara menyemprotkan air pada salah satu ujung dari logam tersebut atau dengan cara didinginkan pada udara terbuka atau temperature kamar.

Anda mungkin juga menyukai

  • System Bahan Bakar
    System Bahan Bakar
    Dokumen2 halaman
    System Bahan Bakar
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • Kjhgfds
    Kjhgfds
    Dokumen3 halaman
    Kjhgfds
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • Balkjhgfd
    Balkjhgfd
    Dokumen5 halaman
    Balkjhgfd
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • Kerja Motor Bakar Bensin Dengan Turbojet Accelerator
    Kerja Motor Bakar Bensin Dengan Turbojet Accelerator
    Dokumen14 halaman
    Kerja Motor Bakar Bensin Dengan Turbojet Accelerator
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • System Bahan Bakar
    System Bahan Bakar
    Dokumen2 halaman
    System Bahan Bakar
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • Dermaga Baru
    Dermaga Baru
    Dokumen2 halaman
    Dermaga Baru
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • 1 FGHJK
    1 FGHJK
    Dokumen1 halaman
    1 FGHJK
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • Ertyuio
    Ertyuio
    Dokumen2 halaman
    Ertyuio
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • QSCVBNMM
    QSCVBNMM
    Dokumen11 halaman
    QSCVBNMM
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • HSS
    HSS
    Dokumen7 halaman
    HSS
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • Dermaga Baru
    Dermaga Baru
    Dokumen2 halaman
    Dermaga Baru
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • NINDI NYASARdocx
    NINDI NYASARdocx
    Dokumen1 halaman
    NINDI NYASARdocx
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • Tugas Agama (Hady)
    Tugas Agama (Hady)
    Dokumen9 halaman
    Tugas Agama (Hady)
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • 1 FGHJK
    1 FGHJK
    Dokumen1 halaman
    1 FGHJK
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • HSS
    HSS
    Dokumen7 halaman
    HSS
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • Catatan
    Catatan
    Dokumen1 halaman
    Catatan
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • Tugas Agama (Hady)
    Tugas Agama (Hady)
    Dokumen9 halaman
    Tugas Agama (Hady)
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • 1723 Chapter I
    1723 Chapter I
    Dokumen5 halaman
    1723 Chapter I
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • Peranan Survei Hidrografi
    Peranan Survei Hidrografi
    Dokumen94 halaman
    Peranan Survei Hidrografi
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • Tugas Agama (Hady)
    Tugas Agama (Hady)
    Dokumen9 halaman
    Tugas Agama (Hady)
    Redi Santoso
    Belum ada peringkat
  • Dermaga Jamrud
    Dermaga Jamrud
    Dokumen9 halaman
    Dermaga Jamrud
    FitriaWahyuni
    Belum ada peringkat