Anda di halaman 1dari 3

Cina, Jepang terus bertikai di Laut Cina Timur

2013-02-13 Oleh Roseanne Gerin

Sebuah kapal Penjaga Pantai Jepang mengejar kapal nelayan Cina di dekat Pulau Miyako di Laut Cina Timur pada tanggal 2 Februari 2013. [AFP/Penjaga Pantai Jepang]

Cina membantah klaim Jepang pada tanggal 8 Februari bahwa kapal Angkatan Lautnya membidik kapal militer dan helikopter Jepang dengan menggunakan radar pemandu senjata bulan lalu. Cina menuduh Jepang telah meningkatkan ketegangan di Laut Cina Timur dengan membuat klaim palsu serta membuntuti kapal Cina dalam misi pengawasan rutin. Insiden radar tersebut merupakan yang terakhir dari serangkaian perselisihan yang terjadi antara dua negara tersebut yang mempersoalkan kedaulatan teritorial Kepulauan Senkaku [Diaoyutai dalam bahasa Cina] yang tidak berpenghuni di Laut Cina Timur. Penguncian dengan radar digunakan untuk membidik sasaran, namun demikian tidak ada yang melepaskan tembakan dalam dua insiden tersebut. Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera menyatakan pada tanggal 5 Februari bahwa kapal angkatan laut Cina mengunci radarnya ke kapal perusak Yudachi pada tanggal 30 Januari ketika kapal Jepang tersebut sedang melaksanakan aktivitas pengawasan di perairan internasional sebelah utara kepulauan itu. Kapal Cina lainnya telah mengunci radarnya ke sebuah helikopter militer Jepang yang terbang di atas Laut Cina Timur pada tanggal 19 Januari, demikian kata Onodera. Menteri Pertahanan menyatakan kepada para pembuat undang-undang bahwa tindakan terhadap kapal perusak tersebut merupakan ancaman kekerasan dan menyerukan pembuatan mekanisme yang memungkinkan pejabat pertahanan dari kedua belah pihak untuk saling berkomunikasi, demikian lapor Agence France-Presse.

Akan tetapi, Kementerian Pertahanan Nasional Cina membantah klaim Jepang dalam suatu pernyataan pada tanggal 8 Februari. Pernyataan tersebut mengklaim bahwa kapal perusak Jepang tersebut membuntuti secara dekat dan memantau kapal angkatan laut Cina ketika sedang melakukan pelatihan rutin di perairan yang relevan di Laut Cina Timur pada tanggal 30 Januari. Penyataan tersebut juga menyampaikan bahwa salah satu kapal fregat angkatan laut Cina sedang melaksanakan pelatihan di perairan Laut Cina Timur ketika kapal tersebut melihat helikopter militer Jepang yang sedang mendekat pada tanggal 19 Januari. Angkatan Laut Cina sekarang ini sedang melaksanakan aktivitas pelatihan di Laut Cina Timur dan Samudra Pasifik Barat. Cina menyangkal telah menggunakan radar dalam kedua insiden tersebut dan menyatakan bahwa kapal-kapalnya hanya melaksanakan operasi pengamatan dan siaga biasa. "Kapal dan pesawat Jepang sudah lama melacak dan memantau dari jarak dekat kapal angkatan laut Cina yang sedang melaksanakan latihan di perairan internasional, yang merupakan akar dari permasalahan keamanan dirgantara dan maritim antara Cina dan Jepang," jelas Hua Chunying, juru bicara kementerian luar negeri, pada saat konferensi pers di Beijing. Jepang mengajukan protes atas insiden penguncian itu kepada pemerintah Cina melalui jalur diplomatik pada awal Februari, The Yomiuri Shimbun melaporkan. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebut perilaku Cina "sungguh disayangkan" pada tanggal 6 Februari dan mengajak Beijing "untuk membatasi tindakannya, mencegah peningkatan permasalahan dan mencegah agar tindakan serupa tidak terjadi lagi," demikian menurut surat kabar Jepang tersebut. Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida menolak penyangkalan Beijing dua hari kemudian yang tidak bisa diterima berdasarkan analisa kementerian pertahanan Jepang yang memastikan penggunaan radar oleh kapal angkatan laut Cina tersebut pada tanggal 30 Januari, lapor The Wall Street Journal. Ketegangan berdampak pada tetangga di Asia Tenggara Cina dan Jepang perlu menyadari bahwa tindakan mereka berdampak terhadap kawasan lain, para analis mengingatkan. Jean-Marc F. Blanchard, seorang profesor dan pembantu dekan untuk Pertukaran dan Kerjasama Internasional Sekolah Urusan Internasional dan Publik di Shanghai Jiaotong University, menulis dalam Asia Times Online bahwa banyak pemikiran kebijakan tentang ketegangan Cina-Jepang memiliki fokus yang terlalu sempit terkait dua raksasa Asia Timur tersebut. Apa yang terjadi di kawasan-kawasan tersebut selalu mempengaruhi hubungan Cina-Jepang, dan demikian pula sebaliknya, tulis Blanchard.

Lye Lian Fook, mantan pejabat di Kementerian Luar Negeri Singapura, sependapat dengan penaksiran Blanchard. Sifat perkembangan sengketa Kepulauan Senkaku/Diaoyutai antara Cina dan Jepang memiliki dampak terhadap hubungan ASEAN [Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara] dengan Cina, demikian pernyataannya kepada British Broadcasting Corp. pada awal bulan Februari. ASEAN, yang terdiri dari 10 negara yang lebih kecil, menyaksikan Cina mengambil langkahlangkah sebagai tanggapan terhadap nasionalisasi kepulauan tersebut oleh Jepang, kata Fook, asisten direktur East Asian Institute di National University of Singapore. "Ketakutan masing-masing negara-negara ASEAN adalah bahwa Cina akan memanfaatkan ketergantungan ekonomi mereka yang semakin besar terhadap Cina untuk memaksa mereka untuk tunduk dalam persoalan yang dianggap Beijing sebagai kepentingan nasionalnya," kata Fook. Fook menyatakan bahwa Filipina berselisih dengan Cina karena perbedaan pendapat mengenai Karang Scarborough/Pulau Huangyan. Pengaduan tentang pemancingan gelap oleh nelayan Cina pada bulan April 2012 telah berkembang menjadi kebuntuan yang berlangsung selama beberapa minggu. "Pada saat yang sama, ekspor Filipina ke Cina dikenakan pemeriksaan yang lebih ketat dan warga negara Cina disarankan untuk tidak mengunjungi Filipina," kata Fook. Kebuntuan antara Cina dan Jepang tersebut dimulai pada bulan September lalu setelah Tokyo menyatakan bahwa negara tersebut telah melakukan nasionalisasi Kepulauan Senkaku, yang memicu pertikaian diplomatik dan protes anti-Jepang di Cina. Sejak saat itu, Cina telah mengirim kapal-kapal untuk patroli di perairan kepulauan itu, yang mengundang peringatan dari kapal Penjaga Pantai Jepang di wilayah itu. Kedua belah pihak juga telah menggunakan pesawat untuk memantau dan melacak pergerakan masing-masing di dekat kepulauan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai