Anda di halaman 1dari 5

ABSTRAK

Penyaluran tenaga listrik harus mempunyai kualitas yang baik, andal dan kontunuitas yang terjamin. Untuk menjaga tidak terganggunya penyaluran tenaga listik harus mempunyai keandalan yang tinggi. Terjadinya ganguan pada rel bukan sesuatu yang diharapkan tetapi dapat terjadi dan mengganggu penyaluran tenga listrik. Dalam rangka menjamin keamanan rel, maka dalam hal ini gardu induk Palopo menerapkan utama rel yang disebut pengaman differensial, pengaman ini bekerja berdasarkan adanya perbedaan arus yang masuk dan yang keluar dari bagian yang di lindungi. Dengan menggunakan pengaman differensial ini sehingga dapat memberikan pengamanan pada rel secara andal.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Rel dalam pengertian listrik adalah titik pertemuan dimana mempertemukan satu atau lebih rangkaian masukan dan beberapa rangkaian keluaran. Perbedaan skema rel akan menimbulkan arah menimbulkan arah penekanan yang berbeda pada tingkat keandalan, ekonomi, keamanan dan kesederhanaan sesuai dengan tugas dan fungsi gardu induk. Macam hubungan rel dari gardu induk secara umum dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok: a. Rel tunggal b. Rel ganda c. Rel gelang Umumnya dalam memilih macam apa susunan rel yang dipakai merupakan masalah yang kompleks, karena hal ini ditinjau secara keseluruhan. Pertimbangan yang penting dalam menentukan suatu pilihan adalah seberapa jauh tingkat keandalan dalam memasok tenaga listrik baik pada waktu pemeliharaan maupun bila terjadi gangguan. Untuk itu dalam pembagian rel kedalam beberapa seksi, sehingga bila tejadi ganguan maka tidak mengakibatkan keseluruhan gardu induk mengalami pemadaman. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa dalam pemilihan sususna rel didasarkan pada factor keandalaan, factor pemeliharaan, kemudahan dalam operasi, factor biaya kemungkinan pengembangan dikemudian hari. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, bahan untuk rel berdasarkan type rel pasangan luar umumnya menggunakan almunium campuran yaitu: a. Type kaku, pada type ini almunium berupa pipa dipakai sebagai rel utama berikut dengan klem sambungan sambungannya. Rel seperti ini dipasang pada isolator jenis post yang diletakkan pada kerangka besi sebagai penunjangnya. Oleh Karena itu rel

tersebut kaku makanya jaraknya tidak akan berubah. Akan tetapi rel type ini relatif mahal dari rel dengan kawat penghantar biasa. b. Type rel penghantar biasa berupa kawat penghantar fleksible ditarik diantara dua isolator tarik yang terpasang pada kerangka penyangga. Isolator tarik tersebut dipasang pada gelegar tetap kerangka besi, sekarang umumnya penghantar ACSR ( Alumunium Conduktor Steel Reinforced ) atau kawat penghantar almunium berinti kawat baja atau rel karena kekuatan mekanik penghantar ACSR lebih tinggi, namun begitu penghantar alumunium dipakai juga, tetapi rel pemakaiannya terbatas. Dengan demikian pemakaian rel sebagai peralatan tenaga listrik harus terjamin dalam penggunaannya sehingga dapat berumur panjang. Untuk itu diperlukan peralatan yang dapat melakukan tugas itu, yang dikenal sebagai system perlindungan atau system pengaman, juga dapat dikatakan secara umum system perlindungan terdiri dari relay pengaman dan peralatan pemutus rangkaian yang mempunyai perilaku yang dapat diandalakan, selektif, dan cepat beroperasi. 1.2 pokok permasalahan Yang menjadi pokok permasalahan dalam sistem pengamanan rel 150 kv dan hal yang ditentukan untuk mengatasinya antara lain: a. menentukan hubungan sistem pengamanan rel 150 kv b. menentukan arus yang masuk ke relay pada kondisi operasi normal kondisi gangguan pada rel dan kondisi gangguan pada rel

1.3 tujuan penulisan tujuan dari penulisan seminar ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai suatu teknik proteksi busbar, penulisan akan memperkenalkan prinsip kerja dari teknik tersebut dalam mendeteksi gangguan yang terjadi pada busbar. Dengan adanya penulisan ini, diharapakan dapat menambahkan wawasan dan pengetahuan pembaca tentang teknik ini. Tujuan penulisan ini untuk memenuhi persyaratan kelulusan program sarjana S.1 T.ELEKTRO di STT PLN.

1.4 Batasan masalah Berdasarkan pokok permasalahan diatas batas permasalahannya hanya mengamankan rel dari berbagai kondisi terhadap kinerja relay dan studi kasus ini dilakukan di gardu induk Palopo menggunakan relay differensial sistem sirkulasi arus type MCAG 34 ( F87B ) pada rel 150 kv.

1.5 metode pendekatan masalah metode pendekatan masalah yang dilakukan dalam menyusun seminar ini adalah sebagai berikut: 1. studi pustaka dalam metode ini, dilakukan dengan jalan mempelajari dan mengambil data-data dari pengetahuan pustaka 2. studi lapangan penelitian dilapangan dilakukan untuk mendapatkan data-data, yang dilakukan dengan cara mengamati dan melihat sendiri objek yang diselidiki. Dalam cara ini penulis menggunakan teknik: a. wawancara yaitu untuk mendapatkan data dengan cara mengadakan wawancara dan Tanya jawab langsung pada pihak yang bersangkutan. b. Observasi Yaitu dengan cara mendapatkan data-data dengan jalan melihat langsung atau menghadapkan pengamatan langsung.

1.6 sistematika penulisan untuk memudahkan dalam pembahasan, seminar ini disusun sebagai berikut: bab I PENDAHULUAN: bab pertama merupakan penghantar dalam penulisan seminar. Berisikan latar belakang, pokok permasalahan, batasan permasalahan, batasan masalah, metode pendekatan masalah dan sistematika penulisan beserta hasil yang dihasilkan dalam penulisan ini.

Bab II Sistem Susunan Rel Pada Gardu induk: dalam bab ini penulis harus menguraikan tentang pengertian rel, macam-macam rel, dan peralatan listrik yang terhubung pada rel saluran transmisi 150 kv

Bab III Sistem Pengaman Rel: Pada bab ini dibahas antara lain gangguan lain pandangan untuk sistem pengaman, prinsip dasar pengaman differensial, prinsip dasar pengaman differensial dengan impedansi tinggi sehingga impedansi rendah ( bias ) contoh pengamanan rel dengan satu rangkaian masukan dan dua rangkaian keluaran.

Bab IV Sistem Pengaman Rel 150 kv Gardu Induk Palopo: Pada bab ini ini penulis akan membahas sistem pengaman rel 150 kv Gardu Induk Palopo yang dipakai, menentukan arus yang masuk ke relay pada kondisi operasi normal, kondisi gangguan pada rel dan kondisi gangguan luar rel.

Bab V Kesimpulan: Bab terakhir ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil analisa dan pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai