Anda di halaman 1dari 5

LINGKUP PEMBAHASAN

A. ASPEK UMUM LARUTAN 1. CARA TERBENTUKNYA LARUTAN 2. JENIS LARUTAN 3. SATUAN DAN KONSENTRASI 4. STOIKIOMETRI 5. LARUTAN IDEAL 6. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT

B.

LARUTAN ELEKTROLIT 1. PROSES PEMBENTUKAN ION 2. TEORI ASAM BASA 3. PH LARUTAN (ASAM, BASA, GARAM) 4. TITRASI ASAM BASA DALAM ANALISIS KUANTITATIF

ASPEK UMUM LARUTAN


LARUTAN ADALAH CAMPURAN YANG HOMOGEN Ex. Air gula ; Alkohol dalam Air LARUTAN terdiri dari 2 Komponen : - Solut - Solven Ex : - 1 gram gula dicampur dengan 1000 ml air akan membentuk larutan - 10 ml Alkohol dicampur dengan 100 ml air akan membentuk larutan Alkohol 10% PEMBAGIAN LARUTAN : A. Berdasarkan PELARUT dibagi menjadi : 1. Larutan Gas 2. Larutan cair 3. Larutan Padat B. Berdasarkan WUJUD ZAT TERLARUT DAN PELARUTterbagi menjadi : No 1 2 3 4 5 6 7 Zat Terlarut Gas Gas Cair Cair Cair Padat Padat Pelarut Gas Cair Padat Cair Padat Padat Cair Contoh Udara (Nitrogen +Oksigen) Oksigen dalam air Hidrogen dalam serbuk platina Alkohol dalam Air Raksa dalam almalgam logam Emas dalam Perak Gula dalam air : Zat Terlarut : Pelarut, kompnen terbesar dari suatu larutan

PROSES PEMBENTUKAN LARUTAN Dalam Larutan Cair, antara partikel komponen larutan (Zat terlarut dan Pelarut) terdapat interaksi yang relatif kuat. Partikel zat terlarut bergerak bersama pelarut ke segala arah. Partikel dua jenis zat terlarut dapat bertabrakan sehingga dapat menimbulkan reaksi. Interaksi Zat terlarut dan Pelarut dapat terjadi dlam 3 keadaan yakni :

1. Zat Terlarut bereaksi kuat dengan Pelarut

Ada

beberapa

zat

yang

bereaksi

dengan

pelarut

sehingga

membentuk zat baru seperti oksida asam dan oksida basa dalam air yang akan membentuka asam atau basa Ex. SO3 + NH3 + H2O H2O H2SO4 NH4OH

2. Zat Terlarut berinteraksi kuat dengan Pelarut Hal ini terjadi jika partikel zat terlarut berupa ion atau polar dan pelarutnya juga bersifat polar. Diantara ion zat terlarut dan ion pelarut akan terjadi gaya tarik menarik yang besar dan mampu mengalahkan gaya kohesi dalam molekul pelarut. Akibatnya partikel zat terlarut terkurung dalam molekul pelarut sehingga dapat melarut dalam pelarut. Inilah yang dinamakan dengan SOLVASI. Jika pelarutnya air disebut hidrasi Ex. NaCl (Garam Dapur) dalam air ; Gula dalam air 3. Zat Terlarut berinteraksi lemah dengan Pelarut Hal ini terjadi jika molekul zat terlarut dan pelarut bersifat non polar. Interkasi lemah antara partikel non polar zat terlarut dan pelarut dalam larutan cair disebut dengan Gaya London. Oleh karena itu proses pelarutan lebih lama daripada Solvasi. Jika larutan cair (zat terlaru dan pelarut ) berwujud cair, maka kedua zat dikatakan dapat bercampur (Miscible). Ex. Benzene dan CCl4 4. Zat yang Tidak Larut dalam Pelarut Secara mutlak, tidak ada zat terlarut yang tidak larut dalam pelarut. Kenyataannya adalah kelarutannnya kecil, sehingga dianggap tidak larut. Ex. Kaca atau plastik dalam air.

KONSENTRASI LARUTAN

Sifat pelarut sedikit berbeda dengan pelarut karena adanya zat terlarut. Perbedaan ini akan semakin besar jika komposisi zat terlarut bertambah didlam larut. Komposisi komponen Larutan secara kuantitatif inilah yang disebut dengan KONSNTRASI yaitu Perbandingan jumlah zat terlarut dan pelarut

Perbandingan ini dapat diungkapkan dengan 2 cara yaitu :


Jumlah Zat Terlarut Jumlah Laru tan

1.

Jumlah Zat Terlarut Jumlah Pelarut

2.

SATUAN KONSENTRASI Berdasarkan hal ini maka muncullah beberapa satuan konsentrasi :
No 1 2 3 Nama Satuan Fraksi Mol Molar Molal Lambang X M M Definisi
Perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen Banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan Jumlah mol za terlarut dalam tiap 1000 gram pelarut murni Perbandingan massa zat terlarut dengan massa larutan dikalikan 100%. Satuan ini biasanya dipakai untuk larutan padat dalam cair, atau dalam padat Perbandingan volume zat terlarut dengan volume larutan dikalikan 100%. Satuan ini biasanya dipakai untuk campuran 2 cairan Jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan Milligram zat terlarut dalam tiap Kg larutan

Persamaan matematis
Mol zat terlarut mol zat terlarut + mol pelarut

Mol zat terlarut Volume ( Liter ) Laru tan mol zat Terlarut 1000 gr Pelarut
g Zat Terlarut 100% g Laru tan

Persen berat

%w

5 6 7

Persen Volum Normal Par per mellion

%V N ppm

Liter Zat Terlarut 100% Liter Laru tan

Mol ekivalen Zat Terlarut Liter Pelarut mg zat terlarut Kg Laru tan

KELARUTAN

Walaupun s/ zat dapat larut dalam pelarut cait, tetapi jumlah yang dapat larut terbatas. Batas inilah yang disebut KELARUTAN

Kelarutan adalah

jumlah zat yang dapat larut dalam

sejumlah

pelarut sampai amembentuk larutan jenuh.

Menentukan Kelarutan Zat Dengan cara mengambil sejumlah tertentu pelarut murni. Misal 1 liter. Kemudian menimbang zat yang akan dilarutkan, misal 5 g. Jumlah ini harus diperkirakan agar membentuk larutan Lewat Jenuh, ditandai dengan masih ada zat terlarut yang tidak larut. Kmeudian dikocok dan didiamkan. Zat yang tidak larut kemudian disaring, dikeringkan dan ditimbang, misal beratnya 1,5 g. Maka, Larutan yang sudah disaring mengandung (5 1,5) g = 3,5 g zat. Larutan ini disebut dengan larutan jenuh. Berarti kelarutan zat tersebut 3,5 g / liter atau dapat diubah dalam bentuk konsentrasi mol/liter (Molar) Faktor yang MEMPENGARUHI Kelarutan Pengaruh suhu Pada umumnya kelarutan zat padat dalam larutan yang satu bertambah bila suhu dinaikkan Pengaruh kenaikan suhu pada kelarutan zat dengan yang lain. Perbedaan ini dapat dipakai untuk memisahkan dua zat atau lebih dengan cara REKRISTALISASI BERTINGKAT Kelarutan zat padat bertambah dengan kenaikan suhu, tetapi kelarutan gas berkurang jika suhu dinaikkan. Pengaruh Tekanan Tekanan udara diatas zat cair berpengaruh kecil sekali terhadap kelarutan zat padat dan cair dalam pelarut cair. Tetapi kelarutan gas bertambah dalam larutan bila tekanan parsial bertambah. (Lihat Gas : Kelarutan Gas)

Anda mungkin juga menyukai