Anda di halaman 1dari 14

Click here to show toolbars of the Web Online Help System: show toolbars

KITAB THAHARAH BAB AIR-AIR Hadits No. 1 Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda tentang (air) laut. "Laut itu airnya suci dan mensucikan, bangkainya pun halal." Dikeluarkan oleh Imam Empat dan Ibnu Syaibah. Lafadh hadits menurut riwayat Ibnu Syaibah dan dianggap shohih oleh oleh Ibnu Khuzaimah dan Tirmidzi. Malik, Syafi'i dan Ahmad juga meriwayatkannya. Hadits No. 2 Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya (hakekat) air adalah suci dan mensucikan, tak ada sesuatu pun yang menajiskannya." Dikeluarkan oleh Imam Tiga dan dinilai shahih oleh Ahmad. Hadits No. 3 Dari Abu Umamah al-Bahily Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya air itu tidak ada sesuatu pun yang dapat menajiskannya kecuali oleh sesuatu yang dapat merubah bau, rasa atau warnanya." Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan dianggap lemah oleh Ibnu Hatim. Hadits No. 4 Menurut hadits yang diriwayatkan oleh AlBaihaqi: "Air itu suci dan mensucikan kecuali jika ia berubah baunya, rasanya atau warnanya dengan suatu najis yang masuk di dalamnya."

Hadits No. 5 Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika banyaknya air telah mencapai dua kullah maka ia tidak mengandung kotoran." Dalam suatu lafadz hadits: "Tidak najis". Dikeluarkan oleh Imam Empat dan dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah, Hakim, dan Ibnu Hibban. Hadits No. 6 Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang di antara kamu mandi dalam air yang tergenang (tidak mengalir) ketika dalam keadaan junub." Dikeluarkan oleh Muslim. Hadits No. 7 Menurut Riwayat Imam Bukhari: "Janganlah sekali-kali seseorang di antara kamu kencing dalam air tergenang yang tidak mengalir kemudian dia mandi di dalamnya." Hadits No. 8 Menurut riwayat Muslim dan Abu Dawud: "Dan janganlah seseorang mandi junub di dalamnya." Hadits No. 9 Seorang laki-laki yang bersahabat dengan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang perempuan mandi dari sisa air laki-laki atau laki-laki dari sisa air perempuan, namun hendaklah keduanya menyiduk (mengambil) air bersama-sama. Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i, dan sanadnya benar. Hadits No. 10

: :

Dari Ibnu Abbas r.a: Bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mandi dari air sisa Maimunah r.a. Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Hadits No. 11 Menurut para pengarang kitab Sunan: Sebagian istri Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mandi dalam satu tempat air, lalu Nabi datang hendak mandi dengan air itu, maka berkatalah istrinya: Sesungguhnya aku sedang junub. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya air itu tidak menjadi junub." Hadits shahih menurut Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah. Hadits No. 12 Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sucinya tempat air seseorang diantara kamu jika dijilat anjing ialah dengan dicuci tujuh kali, yang pertamanya dicampur dengan debu tanah." Dikeluarkan oleh Muslim. Dalam riwayat lain disebutkan: "Hendaklah ia membuang air itu." Menurut riwayat Tirmidzi: "Yang terakhir atau yang pertama (dicampur dengan debu tanah). Hadits No. 13 Dari Abu Qotadah Radliyallaahu 'anhu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda perihal kucing -bahwa kucing itu tidaklah najis, ia adalah termasuk hewan berkeliaran di sekitarmu. Diriwayatkan oleh Imam Empat dan dianggap shahih oleh Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah. Hadits No. 14 Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu berkata: "Seseorang Badui datang kemudian kencing di suatu sudut masjid, maka orang-orang menghardiknya, lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang mereka. Ketika ia telah selesai

: : :

: -

kencing, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyuruh untuk diambilkan setimba air lalu disiramkan di atas bekas kencing itu." Muttafaq Alaihi.

Hadits No. 15 Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah. Dua macam bangkai itu adalah belalang dan ikan, sedangkan dua macam darah adalah hati dan jantung." Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah, dan di dalam sanadnya ada kelemahan. Hadits No. 16 Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila ada lalat jatuh ke dalam minuman seseorang di antara kamu maka benamkanlah lalat itu kemudian keluarkanlah, sebab ada salah satu sayapnya ada penyakit dan pada sayap lainnya ada obat penawar." Dikeluarkan oleh Bukhari dan Abu Dawud dengan tambahan: "Dan hendaknya ia waspada dengan sayap yang ada penyakitnya." Hadits No. 17 Dari Abu Waqid Al-Laitsi Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Anggota yang terputus dari binatang yang masih hidup adalah termasuk bangkai." Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dan beliau menyatakannya shahih. Lafadz hadits ini menurut Tirmidzi.

: . : :

: .

: - -

Bulughul Maram versi 2.0 1429 H / 2008 M Oleh : Pustaka AlHidayah

Al Quran merupakan kalam Allah yang tiada tandingannya. Dalam tiap katanya, Allah senantiasa mengajarkan manusia, salah satunya dengan benda-benda yang ada di sekitar mereka. Air adalah sumber kehidupan dan dengannya kita bisa menjalankan aktivitas kita sehari-hari. Oleh karena itu, air menjadi sumber daya yang esensial. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. (QS Al Anbiya : 30) Proses penciptaan alam semesta dan seisinya secara keseluruhan dilakukan oleh Allah SWT dalam keadaan seimbang, sebagaimana yang tertulis dalam QS Al Mulk : 3. Demikian halnya dengan proses siklus air. Keseimbangan siklus air (water cycle) pada umumnya terbagi menjadi 4 tahap, yaitu evaporasi, presipitasi, infiltrasi, dan surface runoff (limpasan permukaan). Al Quran telah menjelaskan masing-masing proses ini, sebagai berikut: a. Evaporasi Proses evaporasi adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi gas. California Energy menyatakan bahwa hasil proses evaporasi adalah 90% uap air pada atmosfer yang berasal dari samudera, laut, sungai, danau, dan tanah. Salah satu kebesaran Allah SWT yaitu dapat mengubah air menjadi kumpulan gas di atmosfer dengan bantuan sinar matahari, yang disebut dengan awan dengan bentuk yang bergumpal-gumpal. Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, (QS Ar Rum : 48) b. Presipitasi Proses presipitasi merupakan peristiwa jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi. Ketika air diuapkan matahari dalam proses evaporasi, uap air tersirkulasikan di atmosfer kemudian terkondensasi menjadi zat cair dan terkumpul dalam butiran yang disebut condensation nuclei. Bentuk air dapat berupa cair dan beku yaitu hujan, embun, kabut dan salju. Tanda-tanda kekuasaan Allah SWT adalah Dia mampu menghembuskan angin dan menghalaukan awan, hingga awan itu terkumpul dan bertumpuk dalam gumpalan-gumpalan di langit. Ketika awan tersebut semakin hitam dan berat maka akan terjadi hujan di antara celah-celahnya.

Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkanNya dari siapa yang dikehendaki-Nya (QS An Nuur : 43) Pada ayat tersebut, Allah SWT menghendaki pada tempat jatuhnya air di daerah beriklim dingin menjadi salju sedangkan jatuhnya air di daerah iklim tropis menjadi air hujan. c. Infiltrasi Proses infiltrasi adalah perjalanan air ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi (gerakan ke arah vertikal). Air yang meresap ke dalam tanah sebagian akan tertahan oleh partikelpartikel tanah dan menguap kembali ke atmosfer, sebagian lagi diserap oleh tumbuhan dan yang lain akan terus meresap di bawah permukaan bumi hingga zona yang terisi air yaitu zona saturasi. Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (QS Al Muminuun : 18) Air yang meresap melalui pori-pori tanah kemudian tersimpan di bawah permukaan bumi yang impermeabel (tak dapat ditembus oleh air) sehingga disebut air tanah. d. Surface runoff Proses surface runoff merupakan peristiwa meluapnya air ke permukaan bumi. Ketika zona saturasi terus terisi oleh air maka air tersebut akan mencari cara untuk meloloskan diri ke permukaan bumi. Apabila air hujan terus jatuh ke permukaan bumi tetapi tanah tidak mampu menyerap maka air permukaan ini mencari celah untuk mengalir di antara palung sungai dan danau. Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya (QS Ar Rad : 17)

Proses siklus air yang berulang-ulang ini merupakan salah satu tanda kebesaran Allah yang wajib kita syukuri. Namun akhir-akhir ini, kita telah merasakan terjadinya krisis air di lingkungan kita dan krisis ini pun melanda tanah air dan negara-negara di berbagai dunia. Seperti yang dilansir dalam situs Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah, bahwa kini tidak hanya negara Timur Tengah dan Afrika saja, tetapi juga negara-negara besar seperti India, Cina, dan Amerika Serikat juga mengalami permasalahan dalam ketersediaan air, khususnya air bersih. Krisis air yang terjadi, disebabkan tidak hanya karena bencana alam saja, tetapi juga karena kerusakan lingkungan yang kemudian merusak proses siklus air tadi. Pada saat tanah telah mengalami kerusakan, maka daya serapnya semakin berkurang, lalu semakin banyak air yang terlimpas di permukaan dan semakin sedikit air yang diserap tanah, kemudian terjadilah bencana banjir pada musim hujan dan bencana kekeringan pada musim kemarau. Hal ini dapat dikhususkan bahwa permasalahan utama yang terjadi adalah kerusakan sumber air itu sendiri. Allah menjelaskan sebagai berikut : Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (QS Az Zumar : 21) Dalam tafsir Al Mishbah, Quraish Shihab mencantumkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang menguatkan ayat ini. Perumpamaan apa yang ditugaskan kepadaku oleh Allah untuk kusampaikan dari tuntunan dan pengetahuan adalah bagaikan hujan yang lebat yang tercurah ke bumi. Ada di antaranya yang subur, menampung air sehingga menumbuhkan aneka tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Ada juga yang menampung air itu, lalu Allah menganugerahkan kepada manusia kemampuan untuk memanfaatkannya, maka mereka dengan air itu dapat minum, mengairi sawah dan menanam tumbuhan, dan ada lagi yang turun di daerah yang datar tidak dapat menampung air, tidak juga menumbuhkan tanaman. (HR Bukhari dan Muslim) Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah telah menurunkan air dari langit, lalu ia terserap ke dalam bumi, kemudian Dia mengalirkannya ke bagian-bagian bumi sesuai apa yang dikehendaki-Nya, dan ditumbuhkan-

Nya mata air-mata air di antara yang kecil dan yang besar sesuai kebutuhan. Untuk itu Allah Taala berfirman maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi. Demikianlah sebagian kecil pembahasan Al Quran mengenai air. Saat ini telah banyak dilakukan konservasi untuk permasalahan krisis air, terutama konservasi mata air sebagai sumbernya, akan tetapi di satu sisi masih banyak pula manusia yang belum dapat memanfaatkan dengan baik sumber daya ini. Semoga bermanfaat dan semoga kita bisa menjadi insan yang dapat menjaga lingkungan dan menggunakan air secara efisien, karena hal ini juga merupakan bentuk cinta kita pada ciptaan Allah SWT. Wallahualam bishawab. Sumber : 1. Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7. 2007 2. M. Quraish Shihab. Tafsir Al Mishbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran). 2003

Dialah yang menurunkan air dari langit dengan takaran sempurna QS. as Zukhruf, 41:11 Di alam wujud ini terdapat tiga makhluk ciptaan Allah yang paling tua. Yaitu, singgasana Tuhan (arasy), buku rahasia kejadian (lauh mahfudh), dan air (maa). Dikatakan paling tua karena ketiga makhluk tadi sudah ada sebelum segala sesuatu diciptakani. Alquran, QS. Hud/11: 7, menyebutkan, Dan (Allah-lah) yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, sementara itu arasy-Nya di atas air, (yang demikian itu dimaksudkan) untuk menguji siapakah di antara kamu yang paling baik amalnya. Menurut Ibnu Katsir, ayat ini menunjukkan bahwa arasy dan air sudah ada sebelum langit dan bumi diciptakan. Dalam sebuah hadis sahih riwayat Imam Ahmad dikisahkan, suatu ketika serombongan orang dari Bani Tamim mengunjungi Rasulullah SAW. Mereka minta penjelasan tentang asal-mula kejadian (bad al-khalq). Rasulullah menjawab, Allah ada sebelum segala sesuatu ada. Sementara itu arasy -Nya di atas air. Dia juga menuliskan di lauh mahfudh kejadian segala hal. Air dan Manusia Kedudukan air sebagai penyangga arasy Tuhan merupakan fakta teologis yang menunjukkan betapa penting dan mulianya keberadaan air di alam wujud ini. Terlebih lagi Alquran juga menyebutkan bahwa air merupakan sumber utama kehidupan. Allah berfirman, dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air (QS. alAnbiya/21: 30). Syekh Ibrahim al-Qaththan dalam kitab tafsirnya menegaskan, air adalah sumber kehidupan bagi setiap makhluk yang mengalami pertumbuhan seperti manusia,

hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Berdasarkan temuan ilmu pengetahuan modern, air memiliki peranan sangat penting dan utama dalam proses pembentukan sel yang merupakan satuan organisme terkecil makhluk hidup. Tanpa air reaksi-reaksi kimiawi di dalam tubuh tidak akan terjadi. Air juga menjadi prasyarat utama bagi organ-organ tubuh agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ini hanya beberapa contoh dari sekian banyak fakta tentang fungsi dan peran air yang terbukti sangat vital bagi kehidupan. Keberadaan air sebagai sumber utama kehidupan itu pada gilirannya mengingatkan kita tentang adanya makhluk lain yang diciptakan Allah jauh sesudah air, tapi kedudukannya di dalam kehidupan juga sangat utama dan dimuliakan. Makhluk tersebut adalah manusia. Jika air diberi peran sangat penting sebagai sumber utama kehidupan, maka manusia merupakan makhluk terbaik yang diamanatkan untuk memimpin dan mengelola kehidupan di bumi. Peran air berhubungan dengan kehidupan alam materi. Bumi menjadi layak dihuni karena ketersediaan airnya yang cukup untuk menjaga ketahanan dan kelangsungan hayati makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan (QS. alMuminun/23: 18). Sedikit saja mereka kekurangan air, atau mengonsumsi air yang sudah tercemar atau teracuni, Lebih dari 40 ayatayatayatayat di dalam Alquran membahas atauatauatau menyinggung tentanntang air. Berbagai faktafakta ilmiah dan informasi unik seputarputar air pun diungkap secara mendalam dan akuratakurat. TEOLOGI AIR menurut Alquran Dialah yang menurunkan air dari langit dengan takaran sempurna QS. as Zukhruf, 41:11 {} bisa dipastikan kehidupannya akan terancam. Makna inilah yang diisyaratkan dalam Alquran, QS. al-Waqiah (56:68-70), Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan (al-muzn) atau Kami yang menurunkan. Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur? Ini menunjukkan bahwa ketersediaan air saja tidak cukup. Untuk menjaga ketahanan dan kelangsungan hayati lingkungan hidup kualitas air juga harus terjamin. Air berkualitas baik akan menjadi berkah bagi kehidupan. Sedangkan air berkualitas buruk sangat berpotensi mendatangkan bencana. Begitu juga manusia. Ketika manusia masih terjaga kemurnian dan kemuliaannya, seperti air murni dan berkualitas yang diturunkan dari al-muzn, sebelum ia tercemar dan teracuni, maka kehidupan di bumi akan terjaga dengan baik. Dalam Alquran, QS. al-Anbiya/21: 105, Allah berfirman, Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (sebelumnya tertulis) di dalam az-Dzikr (lauh mahfudh) bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh. Hamba-hamba

yang saleh adalah mereka yang layak, berkommpeten dan berkualitas baik untuk menjaga kehidupan di bumi. Selama kesalehan manusia terjaga, kehidupan di bumi pun akan terjaga. Tapi, jika kesalehan itu sudah tercemari, maka akan muncul berbagai bencana dan kemalangan di manamana. Dalam Alquran, QS. ar-Rum/30: 41, Allah berfirman, Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, agar dirasakan oleh mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka sendiri, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar). Tiga Jenis Air Secara umum Alquran membedakan jenis air ke dalam tiga kategori. Yaitu, maa thahuur atau air murni yang suci dan mensucikan, maa furaat atau air tawar layak minum, dan maa ujaaj atau air asin yang berkadar garam tinggi dan tidak layak dikonsumsi. Setiap jenis air memiliki spesifikasi dan fungsinya sendiri-sendiri dalam kehidupan. Makna inilah yang diisyaratkan dengan kalimat bi qadar, artinya sesuai takaran dan ukuran yang akurat dan sempurna, seperti termaktub dalam Alquran, QS. az-Zukhruf/41: 11, bahwa Dialah yang menurunkan air dari langit dengan qadar. Yakni, dengan takaran dan ukuran yang sangat sempurna dan tepat; baik dari aspek kualitas dan kuantitasnya, spesifikasi dan fungsinya, ataupun aspek-aspek lain yang dibuat tepat takarannya sesuai kebutuhan hayati masing-masing lingkungan Air adalah sumber kehidupan. Dari air Allah SWT ciptakan makhluk hidup (QS.alAnbiya/21: 30). Manusia diciptakan dari air mani, dan dengannya manusia mempunyai keturunan dan hubungan kekeluargaan (QS. Al-Furqan/25:54). Binatang melata juga Allah ciptakan dari air. Ada yang merayap di atas perutnya, ada yang berjalan di atas dua kakinya, dan ada yang berjalan diatas empat kaki. Semua itu adalah bukti kekuasaan Allah (QS.An-Nur/24/45). Allah pula yang menjadikan bumi ini hidup dengan air. Hujan menyiram hutan. Bumi yang tandus menjadi hidup. Pepohonan tumbuh. Kebun menghasilkan tanaman dan buahbuahan yang dikonsumsi manusia dan binatang. Banyak ayat al-Quran menyampaikan informasi ini untuk menjadi bahan pelajaran bagi manusia (QS.al-Araaf/7:57), menambah keimanan (al-Anbiya/21:30), dan mempersiapkan diri untuk dibangkitkan setelah mati (QS az-Zukhruf/43:11). Sumber Penghidupan Duapertiga bumi ini adalah laut. Di daratan pun membelah sungai-sungai dan membentang danau-danau. Jutaan manusia

mencari penghidupannya di laut, sungai dan danau. Allah memberikan semuanya secara cuma-cuma kepada manusia. Dengan indah al-Quran menggambarkan laut sebagai sumber penghidupan. Dialah yang menundukkan lautan agar kamu dapat memakan darinya daging yang lembut, dan kamu keluarkan darinya perhiasan yang dapat kamu pakai, serta lihatlah bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari karuniaNya, agar kamu bersyukur. (QS an-Nahl/16:14). Subhanallah ! Ikan, biota laut, mutiara, mineral, minyak tanah, barang tambang, pantai yang indah. Semua diberikan oleh lautnya Allah. Laut juga memberi rizki bagi pelaku jasa transportasi dan pariwisata laut. Sungai menyediakan ikan dan batu kali, mengalirkan air untuk tanaman, yang kesemuanya langsung diciptakan oleh Allah. Sungai menjadi sumber penghidupan para pencari ikan, petani, dan pelaku jasa transportasi sungai. Danau pun tak kalah memberi rizki. Selain memberi ikan, energy listrik bisa digerakkan dari danau/ waduk. Keindahan danau, seperti sungai dan pantai yang indah, adalah magnet bagi tumbuhnya tempat pariwisata yang menghidupi banyak orang yang menjual barang dan jasa di sekitarnya. Semua diberikan oleh Allah secara cuma-cuma. Manusia tinggal mengelola dan memanfaatkannya. Air untuk Ibadah dan Dzikir Bila kita membuka kitab-kitab fiqh umum, kita akan jumpai bab pertama adalah tentang thaharah (bersuci), yang dimulai dengan ragam macam air yang suci dan mensucikan, yang suci namun tidak mensucikan, yang mustamal (bekas bersuci), dan air yang dihukumi najis. Dalam kitab-kitab fikih pula kita mendapatkan informasi yang detail tentang bagaimana cara menggunakan air yang baik untuk berwudhu, beristinja, menghilangkan najis, dan mandi. Penggunaan air dalam ibadah menjadi perhatian serius Nabi. Beliau sangat menekankan perlunya penggunaan air secara efisien. Beliau berwudhu menggunakan 1 mud air (setara 6 ons, kurang dari satu liter) dan mandi 1 sha (setara 2,4 kg, sekitar 5 liter). Sangat hemat, tidak mubazir (sia-sia), tidak israf (berlebihan). Nabi sangat menyadari bahwa air adalah karunia Allah yang harus diperlakukan secara benar dan bijak sesuai tuntunan sang pemberi karunia. Karena air adalah karunia Allah, maka setiap memulai menggunakannya setiap muslim hendaknya ingat Allah. Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahiim setiap kali hendak minum, berwudhu dan mandi, konsumsi air akan bernilai ibadah dan berdimensi spiritual karena ucapan basmalah adalah penghubung antara perbuatan manusia dengan Allah SWT. Air Milik Bersama Keberadaan air sebagai sumber daya alam juga tak luput dari perhatian Islam. Air tidak boleh dieksploitasi untuk kepentingan pribadi dan kelompok yang mengalahkan kepentingan umum. Islam secara tegas menolak penguasaan air oleh perorangan. Air adalah pemberian Allah yang pemanfaatannya untuk semua secara adil. Rasulullah

saw. bersabda Manusia bersekutu dalam tiga hal; air, api (energi) dan hutan. Hadis riwayat Abu Dawud ini dengan jelas menjadi nafas UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi Bumi dn air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Kalau sampai hari ini ternyata amanat konstitusi dan spirit Islam itu belum terwujud, itu adalah tantangan kita sebagai muslim Indonesia. Jalan yang benar menggunakan air adalah dengan tidak membuatnya terpolusi, tidak mengeksploitasi dan memonopolinya, menggunakannya secara hemat dan tidak berlebihan (israf), termasuk untuk kepentingan ibadah, serta tidak membiarkan air terbuang sia-sia (mubadzir) , seperti membiarkan kran bocor. Itulah lifestyle Islam. Sangat go green. Tags: agama, air, kehidupan Previous Post"SIAL"Next PostTeologi Air Menurut Al-Quran Sungai

Dan Dialah yang menjadikan bumi terbentang luas dan menjadikan padanya gunungganang (terdiri kukuh) serta sungai-sungai (yang mengalir) dan dari tiap-tiap jenis buahbuahan, Dia jadikan padanya pasangan: Dua-dua. Dia juga melindungi siang dengan malam silih berganti. Sesungguhnya semuanya itu mengandungi tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang (mahu) berfikir. ( , Ar-Rad, Chapter #13, Verse #3) Dan Dia mengadakan di bumi gunung-ganang yang menetapnya supaya ia tidak menghayun-hayunkan kamu dan Dia mengadakan sungai-sungai serta jalan-jalan lalu

lalang, supaya kamu dapat sampai ke matlamat yang kamu tuju. ( , An-Nahl, Chapter #16, Verse #15) Sifat Syurga yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa (ialah seperti berikut): Ada padanya beberapa sungai dari air yang tidak berubah (rasa dan baunya) dan beberapa sungai dari susu yang tidak berubah rasanya, serta beberapa sungai dari arak yang lazat bagi orang-orang yang meminumnya dan juga beberapa sungai dari madu yang suci bersih dan ada pula untuk mereka di sana segala jenis buah-buahan, serta keredaan dari Tuhan mereka. (Adakah orang-orang yang tinggal kekal di dalam Syurga yang sedemikian itu keadaannya) sama seperti orang-orang yang tinggal kekal di dalam Neraka dan diberi minum dari air yang menggelegak sehingga menjadikan isi perut mereka hancur? (Sudah tentu tidak sama)! ( (51# esreV ,74# retpahC ,dammahuM , Balasan mereka di sisi Tuhannya ialah Syurga Adn (tempat tinggal yang tetap), yang mengalir di bawahnya beberapa sungai; kekallah mereka di dalamnya selama-lamanya; Allah reda akan mereka dan merekapun reda (serta bersyukur) akan nikmat pemberianNya. Balasan yang demikian itu untuk orang-orang yang takut (melanggar perintah) Tuhannya. ( , AlBayyina, Chapter #98, Verse #8)
The subject of water is very topical, mainly because usable water is in short supply. Predictions are now common that wars will be fought over access to water. It is easy to see why. Countries that control the headwaters of important rivers can restrict their flow downstream, like Turkey with Iraq, Israel with Jordan, Syria with Israel, Sudan with Egypt, India with Bangladesh. Twenty per cent of the world's population does not have clean drinking water; nearly half the world does not have sanitation. One hundred cities in northern China now ration water, and Beijing's future as China's capital has been under review because its growth has outstripped its water resources. Even those countries which have sufficient water treat it so badly that, when delivering it to homes, kill it with chlorine, fluorides and other chemicals, ostensibly to prevent disease; instead this depresses our immune systems and makes us more open to infection. How has this come about? Water is in great abundance on this marvellous planet, but less than 0.5% is available as fresh water. The rest is salt water, inaccessible groundwater, or frozen in polar mountain ice. While the world's population is increasing by 85 million a year, cities are expanding at double that rate due to urbanization. Cities and industries consume the most water (industrial water consumption is to double by 2025).
l

Twenty-four countries, mainly in Africa, will not have enough water to meet 2025 projected needs.
2

And, if that is not critical, according to a recent UN report, world population could rise from 6.1 billion in 2000 to at least 8.2 billion by 2050.
3

Today, 1.2 billion people drink unclean water, and 2.5 billion lack proper toilets or sewerage systems.
4

And what will be the situation in ten years' time? Globally, about 70% of water diverted from rivers or drawn from aquifers is used for irrigation. This is hugely wasteful; leaking pipes and channels, evaporation from reservoirs and from irrigation sprays means that about 60% of the water does not reach the plants' roots. China's greatest river, the Yellow River, has run dry and in several years since 1985 has failed to reach the ocean.
5

The once mighty Nile, Ganges and Colorado Rivers barely reach the sea in dry seasons.
6

The introduction of industrial agriculture into India and Northern China has in those areas led to dangerous lowering of the water table. The construction of large dams, whether for hydroelectric power or for irrigation does incalculable environmental damage, as well as annihilating viable human communities. Dams destroy ecosystems and sever the balancing of energy from one part of the landscape to another. Since 1970, when Egypt's Aswan High Dam came into operation, the number of commercially harvested fish species in the Nile dropped by two-thirds, and the Mediterranean sardine catch has fallen by 80%.
7

Anda mungkin juga menyukai