Anda di halaman 1dari 2

Bioenergetika seluler

Oleh Nursal Asbiran. Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan tentang perubahan energi dalam reaksi biokimia.Di sini dibicarakan prinsip dasar terjadi atau tidak terjadinya suatu reaksi. Sistem nonbiologi dapat menggunakan sistem energi panas untuk kelangsungan kerjanya, tetapi sistem biologi umumnya bersifat isotermik dan menggunakan energi kimia bagi proses kehidupan. Untuk keterlaksanan sautu proses normal makluk memerlukan bahan bakar yang sesuai. Cara organisme memperoleh energi dari bahan makanan memerlukan pemahaman mengenai gizi/nutrisi dan metabolisme normal. Bila cadangan energi yang tersedia habis, seperti pada kelaparan (starvasi) orang bisa meninggal, bentuk malnutrisi lain disertai gangguan keseimbangan energi (marasmus). Kecepatan lepasnya energi yang ditentukan dengan kecepatan metabolisme dikendalikan hormon kelenjar tiroid Gangguan fungsi kelejar ini menyebabkan penyakit. Penyimpanan kelebihan energi akan menimbulkan obesitas. Perubahan energi bebas ( ) bagian perubahahan energi total dalam sistem dikenal juga sebagai potensial kimia. Kaidah Termodinamika. Kaidah Pertama termodinamika menyatakan energi total sebuah sistem konstan. Energi tak bisa hilang tetapi bisa dialihkan dari satu bagian ke bagian lain, atau ditransformasikan menjadi energi lain, seperti energi listrik, panas, mekanik, pancaran. Entropi total sebuah sistem harus meningkat pada proses yang spontan. Entropi adalah derajat ketidakteraturan atau keteracakan sistem yang akan mencapai taraf maksimal bila sistem mendekati keadaan seimbang sejati. Pada suhu dan tekanan konstan G= H= perubahan entalpi (panas) S = perubahan entropi T = suhu absolut Pada reaksi biokimia , mengingat H kurang lebih sama dengan internal di dalam reaksi, hubungan menjadi: G = E - T S. E, pereubahan reaksi H-T S

Jika G negatif, reaksi berlangsung spontan, terjadi kehilangan energi bebas, reaksi eksergonik. Jika G sangat besar , reaksi berlangsung sampai selesai, tidak bisa membalikkan reaksi kembali (reaksi irreversibel) Jika G positif, reaksi berlangsung hanya kalau dapat energi bebas, reaksi endergonik Bila G besar , sistem akan stabildengan sedikit atau tanpa kecendrungan terjadinya reaksi. Bila G nol, sistem berada dalam keseimbangan , tak ada perubahan netto yang terjadi. Kalau reaktan dalam konsentrasi 1.0 mol/L, GO merupakan perubahan energi bebas baku (standar). Untuk reaksi biokimia keadaan baku pada pH = 7,0. Perubahan energi bebas baku dapat dihitung berdasarkan konstanta keseimbangan K eq G = -2.303 RT log Keq. (R adaklah kon stanta gas) G dapat lebih besar atau lebih kecil dari Go,tergantung pada konsentrasi berbagai reaktan, termasuk pelarut, ion, protein. Pada reaksi biokimia , enzim hanya mempercepat pencapaian keseimbangan , enzim tak merubah kinsentrasi akhir reaktanpada keadaan seimbasng setelah reaktan terlepas dari enzim.

Proses endergonik dan eksergonik.


Proses vital seperti reaksi sintesis, kontraksi otot, hantaran impul saraf, dan transpor aktif mendapatkan energinya dari perangkaian (coupling) atau pembentukan hubungan kimiawi dengan reaksi oksidatif. Suatu proses endergonik tak dapat berdiri sendiri, tetapi harus menjadi komponen suatu sistem eksergonik/endergonik yang berpasangan, yang keseluruhan perobahan nettonya bersifat eksergonik.Reaksi eksergonik disebut katabolisme , (pemecahan atau oksidasi molekul bahan bakar), sedangkan reaksi sintesis disebut anabolisme. Dibawah ini terlihat contoh perangkai reaksi ; AH2 A Pembawa Pembawa H2 BH2 B

Pengliran energi bebas dari reaksi eksergonik ke reaksi endergonik selalu melalui senyawa intermediet berenergi tinggi. Pemindahan energi melalui senyawa berenergi tinggi bersama kepada sistem biologi yang memerlukan energi(endergonik) Nilai intermediet energi bebas hasil hidrolisis ATP mempunyai makna penting jika dibandingkan dengan senyawa organofosfat lain. Gugus fosfat berenergi tinggi dilambangkan dengan P

Fosfat berenergi tinggi bertindak sebagai penukar energi dalam sel. ATP memungkinkan perangkaian reaksi yang tidak menguntungkan derngan reaksi yang menguntungkan. Adenil kinase melakukan interkonversi pada Adenin dinukleotida. Nukleotida trifosfat lain turut berperan dalam pemindahan fosfat berenergi tinggi Rangkuman.
1. Sistem bio9logik pada hakekatnya bersifat isotermik dan menggunakan energi kimia untuk menggerakkan berbagai proses kehidupan. 2. Reaksi berlangsung spontan kalau terdapat kehilangan energi bebas( G negatif), yaitu reaksi bersifat eksergonik. Jika G positif , reaksi hanya terjadi bila diperoleh ehergi bebas, yaitu reaksi bersifat endergonik. 3. Proses eksergonik hanya terjadi kalau berangkaian dengan proses eksergonik. 4. ATP bertindak sebagai penukar energi sel, memindahkan energi bebas yang berasal dari substansi dengan potensial energi lebih tinggi ke substansi dengan potensial energi lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai