Skenario Kasus Candra, seorang mahasiswi (25 tahun) dating ke RSGMP UNSOED untuk membuatkan gigi palsu. Dia seorang model iklan dan putri seorang pejabat. Gigi belakang bawah kanan (A)/kiri (B) dicabut 2 tahun lalu karena berlubang besar. Hasil pemeriksaan objektif menunjukkan bahwa gigi 46 (A) / 36 (B) telah hilang, dengan gigi 47 (A) / 37 (B) telah miring kearah mesial sebanyak 5 dan gigi 16 (A) / 26 (B) telah turun sebesar 2 mm. Kebersihan rongga mulut pasien dalam rentang sedang. 2.
kanan yang berlubang besar dua tahun lalu. PMH : Tidak ada riwayat SH : Model iklan dan putri seorang pejabat.
lympha, bibir, TMJ b. Intraoral : pemeriksaan gigi (jumlah gigi hilang, tes vitalitas, warna gigi, OH) dan jaringan sekitarnya. Didapati gigi 36 telah hilang karena dicabut 2 tahun lalu. Gigi 37 telah miring kearah
Analisis Kasus 1. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis) CC PI : Ingin dibuatkan gigi palsu. : Gigi belakang bawah kanan yang hilang, gigi sebelahnya yang miring ke arah mesial, dan gigi antagonisnya yang turun sebanyak 2 mm. PDH : Pernah ke dokter gigi
untuk melihat kondisi gigi dan jaringan pendukung gigi seperti kepadatan alveolar, atau kelainan tulang
kelainan
periapikal,
kelainan bentuk pada akar gigi, bentuk dan kondisi pulpa. Radiografi
dapat
dilakukan
untuk
melihat
dental
terlebih dahulu untuk rasa ngilu berlebih. 2) Pengurangan proksimal. Menggunakan pointed bidang
5. Rencana Perawatan Pembuatan gigi tiruan jembatan jenis rigid fixed bridge pada gigi 36 dengan gigi 37 dan 35 sebagai retainer atau gigi abutment.
tapered cylindrical bur. Garis pedoman dibuat berjarak 1-1,5 mm dari titik kontak pada permukaan labial proksimal gigi. Kemudian dilakukan Kesejajaran gigi
pengurangan. 6. Prosedur Perawatan a. Persiapan sebelum preparasi gigi abutment 35 dan 37 1) Devitalisasi gigi 26. bidang
proksimal
sesuai dengan hasil surveyor dan dibuat konvergen ke arah insisal dengan sudut kemiringan maksimal 6o. 3) Preparasi oklusal
Kemudian pengurangan 2mm dan onlay gigi 26 yang ekstrusi supaya menyediakan ruang untuk pontik. 2) Pencetakan menggunakan rahang, alginat.
Kemudian diisi dengan gips stone untuk djadikan sebagai model kerja. 3) Pemeriksaan kesejajaran
oklusal) sedalam 1 - 1,5 mm. c) Pengasahan/ pengurangan bidang terlebih buko dahulu oklusal dari
groove ke arah mesial distal, baru dilanjutkan pada oklusal. d) Tonjol bukal > tonjol lingual. 4) Preparasi bukal dan lingual a) Dibuat pedoman groove seperti pada mahkota bidang linguo
sesuai dengan sumbu gigi dan sedikit konvergen 2 50 dari sumbu gigi ke arah oklusal. 5) Preparasi servikal Bentuk preparasi disesuaikan dengan bahan restorasi yang akan digunakan. Untuk
restorasi Porcelain Fused to Metal, finishing line tipe chamfer menggunakan round end tapered cylindrical bur.
c. Pembuatan mahkota tiruan sementara 1) Membuat model malam pontik gigi 36 pada cetakan gigi sebelum dipreparasi. 2) Gigi yang akan dipreparasi dan model malam pontik dicetak dengan alginat, kemudian disimpan sejenak dengan menggunakan tissue lembab. 3) Setelah preparasi gigi selesai, gigi yang telah dipreparasi dan daerah di sekitarnya diolesi dengan vaseline. 4) Cetakan alginat yang telah dibuat dicobakan kemudian diberi tanda dengan pensil warna, tujuannya untuk mempermudah reposisi kedudukan pada saat dimasukkan kembali ke dalam mulut. 5) Buat adonan cold cure acrylic sewarna gigi pada dappen glass 6) Adonan akrilik tersebut dimasukkan ke dalam cetakan alginat. Posisikan kembali cetakan ke dalam mulut, fiksasi sebentar hingga hampir mengeras. 7) Cetakan alginat dikeluarkan dari dalam mulut, kelebihan akrilik pada alginat dibuang, rapihkan bagian proksimal, bukal, lingual. Kemudian akrilik dilepaskan dari alginat. 8) Mahkota tiruan sementara tersebut dicobakan kembali ke dalam mulut
9) Mahkota sementara dipoles dengan pemoles akrilik. 10) Mahkota tiruan disementasi dengan semen sementara (Zinc Oxide Eugenol/ ZOE). d. Pembuatan Porcelain Fused to Metal 1) Setelah mendapatkan metal coping, diberi lapisan tipis opaque porcelain. Dentin powder dicampur mengunakan air yang terdestilasi. Sebagian besar dari gigi terbentuk oleh dentin. Bagian dari dentin, daerah insisal,dikurangi kemudian ditambahkan dengan enamel porcelain. 2) Setelah terbentuk dan reaksi kondensasi berakhir, cetakan dari dentin dan enamel siap untuk dilebur. Restorasi diletakkan di dalam preheated porcelain furnace terbuka selama 5-8 menit (drying). Kemudian dilakukan proses pembakaran porselen (firing). 3) Restorasi porselen dicobakan ke mulut pasien. Bagian yang kurang sesuai di grinding. Hasil grinding tersebut dibakar lagi untuk membuat permukaan halus dan berkilau (glazing), setelah itu diakhiri dengan proses pendinginan (cooling) (Soratur, 2002).
subjektif dan objektif, diagnosis yang diperoleh adalah klasifikasi kehilangan gigi Applegate-Kennedy kelas VI. Rencana dilakukan perawatannya pembuatan gigi adalah tiruan
jembatan jenis rigid fixed bridge. Prosedur perawatannya terdiri dari pencetakan rahang, preparasi gigi
abutment, pembuatan mahkota tiruan sementara, serta pembuatan bridge. Perlu diperhatikan pula retensi, stabilisasi, serta oklusi setelah
Referensi Smith, B. G. N., 2007, Planning and Making Crowns and Bridges, 3rd ed, London. Soratur,S.H., 2002, Essentials of Dental Materials, Jaypee, New Delhi.