PELAKSANAAN MERAH
TEKNIS
BUDIDAYA
BAWANG
Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.
ton/ha, persiapan selanjutnya melakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah, kemudian dilakukan penugalan untuk pembuatan lubang tanam.
PENYAKIT
TANAMAN
Ulat Bawang
Ulat bawang tanaman bawang merah adalah Spodoptera exiqua. Larva ulat bawang menyerang tanaman bawang merah dengan cara membuat lubang pada daun bagian ujung, kemudian masuk ke dalam daun dan memakan daun bagian dalam tetapi epidermis bagian luar tetap dibiarkan, akibatnya daun tersebut tampak bercak-bercak berwarna putih, apabila diterawang tembus cahaya. Jika populasi ulat bawang sangat banyak dapat menyerang umbi bawang merah. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Ngelumpruk
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Stemhylium vesicarium (Wallr Simmons). Gejala serangan penyakit ngelumpruk pada tanaman bawang merah adalah terdapat bercak kekuningan yang tumbuh sangat banyak pada seluruh bagian tanaman. Penyebaran penyakit berlangsung sangat cepat sesuai dengan arah bertiupnya angin di areal pertanaman. Cendawan Stemhylium vesicarium mampu mematikan tanaman secara serentak. Kumpulan tanaman yang mati serentak terlihat seperti tersiram air panas. Pada kondisi kelembaban udara tinggi dan berangin, maka infeksi dapat secara tunggal maupun berasosiasi dengan cendawan Alternaria porri. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Bercak Cercospora
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora duddidae (Walles). Gejala serangan penyakit bercak Cercospora pada tanaman bawang merah adalah terjadinya bercak klorosis pada ujung daun dan sering tampak terpisah dengan infeksi pada pangkal batang. Daun tampak belang-belang. Bercak klorosis berbentuk bulat berwarna pucat dan bergaris tengah 3-5 mm. Pusat bercak berwarna cokelat serta terdapat bintik-bintik yang merupakan konidiofora jamur. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Bercak Alternaria
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Alternaria porri (Ell.) Cif. Gejala serangan penyakit bercak Alternaria pada tanaman bawang merah adalah adanya bercak pada daun dengan pusat bercak berwarna ungu atau lebih gelap. Pada daerah tersebut dapat ditemukan konidiofor yang mampu berkecambah membentuk konidiospora. Infeksi awal pada tanaman bawang merah ditandai adanya bercak berukuran kecil, melekuk ke dalam, berwarna putih dengan
pusat bercak berwarna ungu atau abu-abu. Apabila cuaca lembab, bercak berkembang hingga menyerupai cincin, bagian tengahnya berwarna ungu dan tepinya kemerahan serta dikelilingi warna kuning yang dapat meluas. Ujung daun mengering atau bahkan patah. Permukaan bercak pada akhirnya berwarna cokelat kehitaman. Serangan parah berlanjut ke umbi, menyebabkan umbi membusuk berwarna kuning lalu menjadi merah kecokelatan. Umbi membusuk dan berair dimulai dari bagian leher, kemudian jaringan umbi yang terinfeksi mengering serta berwarna gelap. Penyakit bercak daun Alternaria porri dapat dikendalikan secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Embun Bulu
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Peronospora destructor (Berk) Casp. Serangan cendawan Peronospora destructor bersifat sistemik dan lokal. Gejala serangan penyakit embun bulu pada tanaman bawang merah terjadi pada awal pertumbuhan. Infeksi terlihat terutama saat daun basah terkena embuh, terlihat warna putih menyerupai bulu-bulu halus. Apabila tanaman mampu bertahan hidup, maka pertumbuhannya akan terhambat, daun berwarna hijau pucat. Infeksi pada daun mampu menyebar ke bawah mencapai umbi lapis, kemudian menjalar ke seluruh lapisan hingga berwarna cokelat. Penyakit embun bulu dapat dikendalikan secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Antraknosa
Antraknosa pada tanaman bawang merah adalah cendawan Colletrotichum gloespoiroides Penz. Kerusakan tanaman bawang merah akibar serangan penyakit antraknosa bisa mencapai 50-100%. Penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan kegagalan. Gejala serangan dapat dilihat secara fisiologis, tanaman mati serentak secara cepat. Serangan awal ditandai adanya gejala bercak putih pada daun, selanjutnya akan terbentuk lekukan ke dalam (invaginasi), berlubang dan patah karena terkuai tepat pada bercak tersebut. Jika serangan berlanjut akan membentuk koloni konidia berwarna merah muda, lalu berubah menjadi cokelat tua, dan akhirnya menjadi kehitaman. Umbi akan membusuk serta daun mengering. Penyakit antraknosa dapat dikendalikan secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
PANEN
Tanaman bawang merah dapat dipanen pada umur 60-70 hss di dataran rendah, 80-100 hss di dataran tinggi. Tanaman bawang merah siap panen ditandai sebagai berikut : 1. Pangkal daun jika dipegan sudah lemah. 2. 70-80% daun berwarna kuning. 3. Daun bagian atas mulai rebah.
4. Umbi bawang merah kelihatan tersembul di atas permukaan tanah 5. Sudah terjadi pembentukan pigmen merah dan timbulnya bau bawang merah yang khas, serta terlihat warna merah tua atau merah keunguan pada umbi bawang merah.
Panen sebaiknya dilakukan dalam keadaan kering dan cuaca cerah. Untuk menghindari umbi tertinggal dalam tanah, 1-2 hari sebelum panen dilakukan penyiraman terlebih dahulu menggunakan air. Panen dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman secara hati-hati, kemudian setiap satu genggam diikat dengan 1/3 daun bagian atas. Pengikatan bertujuan untuk memudahkan penanganan berikutnya.
Manfaat bawang merah dapat mencegah pernyakit TBC karena sifat kandungan zat yang terdapat pada tanaman ini dapat membunuh amuba disentri dan microba TBC yang merupakan kuman yang menyebabkan seseorang terkena TBC. Jika anda mengkonsumsi bawang merah dalam kondisi mentah dapat membantu mencegah pernyakit kanker. Bawang merah juga memiliki khasiat mampu membantu proses penipisan sel-sel darah. Jaringan yang terbentuk inilah yang dapat mencegah resiko penyakit jantung yang dapat memicu stroke. Para peneliti sudah membeberkan sebuah fakta yaitu bawang merah dapat menjadi obat diabetes mellitus. Kandungan tolbitamide pada bawang dapat menstabilkan atau menurunkan kadar gula dalam darah sehingga dapat membantu pelepasan insulin.
karena faktor cuaca yang tidak bisa ditoleransi, gangguan ini pun menyebabkan pasokan di pasar berkurang. Imbasnya, harga bawang merah pun naik hingga mencapai 50 ribu perkilo Rp 15.000 per kg