Anda di halaman 1dari 43

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa tersebut dengan meningkatkan mutu pendidikan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, tentu tidak terlepas dari peranan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat melibatkan siswa agar termotivasi dalam proses pembelajaran. Guru juga dituntut agar dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat yang dapat mengembangkan kualitas dan potensi yang dimiliki siswa. Untuk mengajarkan mata pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan dapat dilaksanakan dengan berbagai metode, namun dilihat dari kenyataan di lapangan saat ini dalam pembelajaran guru kurang menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Imam (1994:7) mengatakan metode adalah cara yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor kelas XI Administrasi Perkantoran adalah metode demonstrasi. Menurut Wina (2006:152) Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan cara memperagakan dan mempertunjukan

pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu baik sebenarnya maupun sekedar tiruan. Penggunaan metode demonstrasi ini juga bisa memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan demonstrasi tersebut. Metode demonstrasi bertujuan untuk mendidik siswa belajar memahami dan mengartikan akan sesuatu berdasarkan kesimpulan yang diperolehnya dari apa yang didemonstrasikan tersebut. Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang. Karena dengan metode ini,

materi yang sedang dipelajari akan lebih melekat dalam ingatan anak dan ingatan itu akan bertahan lama, karena siswa terlibat secara langsung dan bukan hanya mendengarkan saja. Kenyataan yang terjadi, terdapat kecenderungan siswa kurang berminat mengikuti pelajaran menangani surat/ dokumen kantor. Kurangnya minat siswa ini dapat disebabkan karena siswa merasa jenuh dengan metode pembelajaran yang diberikan oleh guru selama ini. Kebanyakan guru masih dominan menggunakan metode ceramah dalam mengajar sehingga tidak terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan dan bervariasi, yang dapat menambah semangat belajar siswa. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar kurang menarik dan membosankan karena siswa tidak diransang atau ditantang untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam

pembelajaran, siswa banyak yang tidak memperhatikan guru ketika guru sedang menjelaskan pelajaran, mereka lebih senang berbicara dengan teman sebangkunya atau mengerjakan pekerjaan lain di luar pembelajaran. Selain itu, dalam proses pembelajaran, kebanyakan siswa hanya menunggu penjelasan dari guru dan belum diarahkan untuk belajar secara mandiri, sehingga guru kurang dapat mengembangkan pemikiran siswa atau dengan kata lain aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil observasi awal penulis disekolah tempat penulis mengadakan Praktek lapangan Kependidikan, penulis menemukan bahwa pada kelas XI di SMKN 2 Padang aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1 : Hasil Observasi Aktivitas Belajar Menangani surat/ dokumen kantor Siswa Kelas XI Administrasi Perkantorn di SMKN 2 Padang Jumlah Siswa No. 1. 37 % Aktivitas Siswa A 94 B 6 C 9 D 17 E 23 F 9

Keterangan : A = keseriusan kerja B = mempertahankan pendapat C = mengajukan pendapat D = bertanya E = menjawab pertanyaan F = menyanggah pendapat teman

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran tidak lebih dari 25 % dalam tiap jenis aktivitasnya. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk memberikan sebuah metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif berpartisipasi dalam pembelajaran yaitu dengan memberikan metode diskusi kelompok. Dengan diskusi kelompok ini siswa akan belajar untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, siswa akan belajar mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan teman, dan memberikan pertanyaan kepada kelompok lain, sehingga nanti diharapkan aktivitas belajar siswa akan meningkat. Dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa diharapkan hasil belajar siswa juga ikut meningkat. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah Peningkatan Hasil Belajar Menangani Surat/ Dokumen Kantor Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Smkn 2 Padang. B. Identifikasi masalah Dari latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka keadaan yang ditemui di Kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang adalah: 1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi Menangani surat/ dokumen kantor yang sedang diajarkan guru. 2. Proses pembelajaran masih bersifat teacher centered 3. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah. 4. Siswa kurang mampu mengungkapkan pertanyaan dan mengemukakan pendapat.

C. Batasan Masalah Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu aktivitas siswa yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dalam diskusi kelompok, seperti siswa yang aktif menjawab soal, aktif mengajukan pertanyaan, aktif menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan membuat kesimpulan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis mengajukan pertanyaan penelitian yaitu: Apakah dengan Metode

Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang. E. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Menangani surat/ dokumen kantor dengan menggunakan Metode Demonstrasi pada siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang. F. Manfaat Penelitian Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan peneliti sendiri yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, bermanfaat sebagai penambah pengetahuan wawasan dalam menggunakan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Menangani surat/

dokumen kantor siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang 2. Bagi guru, sebagai pertimbangan untuk menggunakan Metode

Demonstrasi dalam pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang 3. Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakekat Pembelajaran Menangani Surat/ Dokumen Kantor a. Pengertian Surat Surat adalah alat untuk menyampaikan sesuatu maksud secara tertulis dari pihak yang satu ke pihak yang lain. Atau surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi atau pernyataan secara tertulis kepada pihak lain, baik atas nama sendiri ataupun jabatannya dalam organisasi. Informasi dapat berupa pemberitahuan, pernyataan,

pertanyaan, permintaan, laporan, atau buah pikiran lainnya yang ingin disampaikan kepada pihak lain baik perorangan maupun organisasi melalui surat. Sedangkan pengertian surat menyurat adalah suatu kegiatan yang menyangkut tentang bagaimana membuat surat yang sebaik-baiknya. Dewasa ini teknologi komunikasi maju pesat, sehingga lalu lintas informasi melalui telepon, radio, televisi, telex, telegrap, frekuensinya sangat tinggi. Tetapi surat mempunyai kelebihan tersendiri. Jika alat-alat komunikasi dapat menyampaikan informasi yang bisa didengar atau secara pendek, maka surat merupakan sarana yang dapat merekam informasi secara panjang lebar, terperinci dan merupakan bukti hitam diatas putih. Surat bersifat praktis, karena dapat menyimpan rahasia dan dapat menghilangkan perasaan, karena informasi itu sesuai dengan sumbernya.

Surat merupakan sehelai kertas atau lebih yang ditulis atau ditik dengan susunan kalimat dan bahasa yang baik. Surat itu berisi curahan hati atau berita dari seseorang yang disampaikan dari jarak jauh kepada orang lain dengan cara tertulis, oleh sebab itu fungsi surat di masyarakat adalah sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat dengan menggunakan tulisan. Tata cara dan sopan santun menulis surat harus terpelihara dengan baik, seperti halnya bila kita berbicara langsung dengan orangnya. Kalau berbicara langsung, mka air muka dan mimik dapat menunjukkan isi hati sipembicara, sedangkan dalam surat menyurat tampak dalam penggunaan bahasa dan gaya bahasa. Oleh karena itu, seorang koresponden harus menguasai dan kaya akan perbendaharaan bahasanya. Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak lain. Informasi itu dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan dan sebagaimananya. Berdasarkan yang diatas mengenai surat-menyurat baik pada instansi pemerintah maupun pada dunia bisnis khususnya, ternyata betapa banyak terjadi kesalahan-kesalahan dalam penulisan surat. Kesalahan ini sebenarnya tidak perlu terjadi andaikata mereka yang menangani langsung surat-menyurat memahami sungguh-sungguh apa hakikat, arti, fungsi dan misi daripada surat yang dibuatnya. Kekurangan dan kesalahan ini dapat ditelusuri lebih jauh dimana sumbernya.

b. Tujuan Menulis Surat Setiap orang, badan usaha atau instansi pemerintah yang melakukan sesuatu tentunya mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Begitu pula halnya dalam menulis surat tiada lain bertujuan untuk

menyampaikan sesuatu maksud (warta/ berita) dari sipengirim surat. Surat menyurat merupakan masalah yang cukup pelik, dan menulis surat ituseni merupakan suatu seni merangkai bahasa secara khusus, namun kantor pos tak pernah sepi melayani masyarakat yang ingin melakukan pengiriman berita, berupa permintaan jasa pengiriman surat, dan keperluan lain yang berhubungan dengan jasa kantor pos. Proses penyampaian warta ini dari sumber (pengirim) sampai ke tujuan (penerima) kadang-kadang tidak lancar seperti yang diharapkan. Gangguan-gangguan mungkin dijumpai baik berupa gangguan

lingkungan, gangguan fisik, gangguan bahasa, dan lain-lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan utama sipenulis surat, yaitu agar surat mencapai sasaran dan memperoleh tanggapan dari sipenerima surat. Oleh karena itu, surat merupakan media komunikasi yang banyak dipergunakan baik oleh badan usaha maupun perorangan.

B. Metode Demostrasi 1. Pengertian Metode Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran, dan dianggap suatu cara yang efisien digunakan guru dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, seperti yang telah diungkapkan Wina (2006:149) guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efisien dan efektif mengenai tujuan yang diharapkan salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknikteknik pengajaran atau biasanya disebut metode pengajaran, dengan demikian tujuan yang dirumuskan di dalam kegiatan pembelajaran dapat dicapai dengan efektif. Dalam proses pendidikan metode mempunyai kedudukan yang menunjang dan sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan. Karena metode menjadi sarana yang menunjang untuk materi pembelajaran sehingga pelajaran dapat dipahami dan diserap oleh siswa. Metode mengajar yang baik adalah metode mengajar yang dapat menyebabkan pihak yang belajar dapat mengajar dirinya sendiri. Menurut Nana (2004:79) metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.

10

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan guru untuk menyampaikan suatu materi pelajaran pada siswa

2.

Pengertian Metode Demonstrasi Menurut Roestiyah (2001:83) metode demonstrasi merupakan

metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Menurut Syaiful (2010:90) metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, siuasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik yang esbenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi yaitu suatu metode pembelajaran dimana guru atau siswa sendiri memperlihatkan sesuatuproses kepada seluruh siswa bisa dilakukan secara langsung maupun melalaui bantuan media pembelajaran. Dapat kita ketahui bahwa dalam penggunaan metode demonstrasi ini siswa menjadi aktif. Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan metode metode yang lain, karena dalam penggunaannya sangat mudah sekali dan akan membuat orang yang memperhatikan demonstrasi tersebut akan lebih mengerti karena menyaksikan langsung.

11

a. Kelebihan Metode Demonstrasi Menurut Syaiful (2010:91) kelebihan dari metode demonstrasi adalah: (1) dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat) (2) siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. (3) proses pengajaran lebih menarik, (4) siswa diransang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannyansendiri Kelebihan menggunakan metode demonstrasi antara lain adalah: (1) Perhatian siswa dapat dipusatkan dan pokok bahasan yang penting dapat diartikan seperlunya, (2) Siswa aktif bila demonstrasi sekaligus dilanjutkan dengan eksperimen, (3) dapat mengurangi kesalahan bila siswa hendak mencoba mempelajari suatu proses dari buku bacaan, dan (4) Persoalan yang belum dimengerti dapat langsung ditanyakan pada saat proses berlangsung ditunjukkan sehingga dapat terjawab dengan jelas pertanyaan tersebut. www.Ipp.uns.id/web/moodle/moodledata/5/PekertiAA/Metode Mengajar ppt. (Diakses13 Januari 2012) Dari uraiaan di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa kelebihan dari metode demonstrasi adalah: (1) membuat siswa aktif dalam pembelajaran, (2) perhatian siswa dalam pembelajaran akan lebih terpusatkan. (3) perhatian siswa akan lebih terpusatkan, (4) dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, dan (5)

12

pertanyaan-pretanyaan yang belum mengerti jika diajukan pada saat proses itu akan terjawab langsung dengan jelas karena bisa langsung disaksikan olehsiswa prosesnya. C. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan Metode Demonstrasi Adapun hal-hal yang harus kita perhatikan dalam melaksanakan metode demonstrasi dalam pembelajaran menurut Suryo (2002:151) adalah: (1) Guru harus mampu menyusun rumusan rumusan tujuan intruksional, agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar. (2) Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan. (3) Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk melakukan suatu demonstrasi yang berhasil, bila tidak anda harus mengambil

kebijaksanaan yang lain. (4) Apakah anda telah meneliti alat-alat dan bahan yang akan mengenai jumlah, kondisi, dan tempatnya. Juaga anda perlu mengenal baik-baik, atau telah mencoba terlebih dahulu agar demonstrasi itu berhasil. (5) Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan. (6) Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya. (7) Selama demonstrasi berlansung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya. (8)

13

kita perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu berhasil, dan jika perlu demonstrasi bisa diulang. Dari uraian di atas maka penulis simpulkan bahwa dalam melaksanakan demonstrasi ada hal-hal yang harus kita perhatikan diantaranya yaitu: penyusunan tujuan, pencapaian tujuan, jumlah siswa apakah memungkinkan untuk dilaksanakannya demonstrasi, dan waktu. D. Langkah - langkah Penggunaan Metode Demonstrasi Menurut Winarno (2000:89) cara dalam merancang demonstrasi yang efektif adalah: a. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkandapat dicapai atau dilaksanakan oleh siswa itu sendiri bila demonstrasi itu telah berakhir adapun hal-hal yang harus di perhatikan dalam menggunakan metode demonstrasi adalah: (1) Mempertimbangkan apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirancang, (2) Apakah lalat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan apakh alat-alat itu sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu dilakukan demonstrasi tidak gagal,dan (3) Apakah dengan jumlah siswa itu

memungkinkan diadakan demonstrasi dengan jelas. b. Menetapkan garis besar lanhkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, guru sudah mencobaterlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.

14

c. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu untuk memberi keempatan siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan pada siswa untuk merancang obserpasi d. Sebelum demonstrasi berlangsung kita bertanya pada diri kita apakah: (1) Keterangan-keterangan itu dapat didengar dengan jelas oleh siswa, (2) Alat itu telah ditempatkan pada posisi yang baik sehingga semua siswa dapat melihat dengan jelas, dan (3) Telah disarankan pada siswa untuk membuat catatan seperlunya. e. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan murid. Seringkali perlu terlebih dahulu diadakan diskusi dan siswa mencoba lagi demonstrasi agar memperoleh kecakapan yang lebih baik. Dengan adanya prosedur di atas maka dapat diuraikan langkah penggunaan metode demonstrasi, dilihat dari: a. 1. Tahap persiapan Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti kognitif, afektif, dan psikomotor 2. Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan, Yang akan diperlukan untuk menghindari kegagalan 3. Lakukan uji coba demonstrasi, yang meliputi segala peralatan yang diperlukan

15

b. 1.

Tahap pelaksanaan Langkah Pembukaan Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya : (a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan (b) dicapai oleh siswa (c) Kemukakan tugas tugas yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskn untuk Kemukakan tujuan yang harus

mencatat hal-hal yang penting dari pelaksanaan demonstrasi. 2. (a) Langkah Pelaksanaan Demonstrasi Mulailah demonstrasi dengan

kegiatan yang meransang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik untuk

memperhatikan demonstrasi (b) Ciptakan suasana yang

menyejukan dengan menghindari suasana yang menegangkan (c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti berjalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa

16

(d)

Berikan

kesempatan

kepada

siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi 3. Langkah mengakhiri demonstrasi Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberi tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memehami demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. a. 1). Tindak lanjut Membuat kesimpulan dari hasil demonstrasi yang dilakukaan tersebut. 2). Mengadakan evaluasi. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi dalam

pembelajaran sebagai berikut: 1. Pembukaan Demonstrasi Tahap ini berupa tahap persiapan atau perencanaan dari demonstrasi yang akan dilakukan 2. Pelaksanaan Demonstrasi

17

Tahap ini berupa tahap pelaksanaan demonstrasi tersebut. Disini guru melakukan demonstrasi yang sudah direncanakan dan siswa mengamatinya dilanjutkan dengan membuat hasil pengamatan kedalam lembaran pengamatan 3. Mengakhiri Demonstrasi Tahap ini merupakan tahap setelah kita melakukan demonstrasi pada tahap ini kita bisa melakukan tindak lanjut dan evaluasi sesuai dengan demonstrasi yang kita lakukan. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang dipelajari. 4. Hasil belajar Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami konsep dalam belajar. Apabila sudah terjadi perubahan tingkah laku seorang, maka seorang itu telah bisa dikatakan akan berhasil dalam belajar, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Hamalik (1990:2): Hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul, minsalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan baru, perubahan dalam tahap kebiasan keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sikap sosial, emosional dan

pertumbuhan jasmani. Hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam mengingat pelajaran yang telah disampaikan guru selama proses pembelajaran dan bagaimana siswa tersebut untuk bisa

18

menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya serta mampu untuk memecahkan masalah yang timbul. 5. Penelitian Yang Relevan Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah : Nurza Maretni (2009) dengan judul Penggunaan Metode Demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar Menangani Surat/ Dokumen Kantor siswa kelas XI Administrasi

Perkantoran SMKN 2 Padang.Dari penelitian ini hasil belajar siswa meningkat dari target ketuntasan 70% menjadi

85%.Sedangkan penelitian yang peneliti amati adalah dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Menangani Surat/ Dokumen Kantor Dengan Metode Demonstrasi Pada siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang . 6. Kerangka Teori Mempelajari Menangani surat/ dokumen kantor dengan menggunakan metode demonstrasi dapat membuat siswa lebih mengenal surat/ dokumen kantor secara mendalam, hal ini disebabkan karena dengan ini siswa bisa menyaksikan berlangsungnya suatu proses tentang materi yang dipelajari, dan demiikian siswa akan mendapatkan ilmu menangani surat/ dokumen kantor itu sendiri. Maka dari itu penulis beranggapan bahwa dengan menggunakan metode

19

demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar menangani surat/ dokumen kantor siswa. Dengan demikian maka kerangka teoritis penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Pembukaan Demonstrasi Tahap ini berupa tahap persiapan atau perencanaan dari demonstrasi yang akan dilakukan. 2. Pelaksanaan Demonstrasi Tahap ini berupa tahap pelaksanaan demonstrasi tersebut. Disini guru melakukan demonstrasi yang sudah direncanakan dan siswa mengamatinya dilanjutkan dengan membuat hasil pengamatan kedalam lembaran pengamatan. 3. Mengakhiri Demonstrasi Tahap ini merupakan tahap setelah kita melakukan demonstrasi pada tahap ini kita bisa melakukan tindak lanjut dan evaluasi sesuai dengan demonstrasi yang kita lakukan. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang dipelajari.

20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang harus dipecahkan berasal dari soalan praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional, prosedur pelaksanaan penelitian ini mengikuti prinsip prinsip dasar penelitian. Menurut Suharsimi (2008:3) Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadapkegiatan belajar berupa sesuai tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sexual kelas secara bersama. B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini direncanakan di kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan, sekolah tersebut bersedia dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar. 2. Subjek Penelitian Adapun yang telah menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang. 3. Waktu Penelitian 21

Penelitian dilaksanakan pada semester IV tahun ajaran 2012/2013.

C. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada desain PTK yang dikemukakan oleh Suharsimi, dkk (2007 : 16), ada empat tahap yang perlu dilakukan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/ pengamatan dan refleksi. Hubungan keempat komponen tersebut merupakan suatu siklus dan digambarkan pada diagram atau bagan berikut : Bagan 2 Model Alur Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi, dkk (2010 : 16) Perencanaan

Refleksi

SIKLUS I Pengamatan Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi

SIKLUS II Pengamatan ?

Pelaksanaan

22

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus, yaitu satu siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Seandainya indikator keberhasilan pada siklus I belum mencapai sasaran dan tujuan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II, fokus dan tindakan adalah memperbaiki permasalahan yang muncul pada siklus I. apabila kriteria keberhasilan pada siklus I belum mencapai sasaran, penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan materi yang baru untuk melihat apakah keberhasilan yang dicapai lebih baik pada siklus I. Ada empat tahap prosedur penelitian yaitu : perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi/pengamata dan refleksi. (a) Perencanaan Sesuai dengan rumusan masalah hasil studi pendahuluan, peneliti bersama guru membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan itu berupa pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran dengan menggunakan metode demonstrasi

.Kegiatan itu dimulai dengan merumuskan rancangan tindakan pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di kelas XI

Administrasi Perkantoran berdasarkan metode demonstrasi yaitu dengan kegiatan berikut 1) Menyusun rancangan tindakan berupa model Ranancangan

Pembelajaran. Hal ini meliputi: (a) Standar Kompetensi, (b) Kompetensi Dasar,(c) Indikator, (d) Materi, (e) Metode, (f) Kegiatan pembelajaran, (g) Media atau Sumber,dan (h) Evaluasi.

23

2) Menyusun indikator, dan kriteria pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran yang berdasarkan metode demonstrasi. 3) Menyusun, pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi 4) Melakukan pelatihan guru untuk membuat perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dengan metode demonstrasi. (b) Pelaksanaan Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran Menangani surat/ dokuen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran dengan

peneraan metode demonstrasi yang sesuai dengan rencana. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan dengan dua materi yang berlainan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disesuaikan. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh peneliti atau peneliti sebagai praktisi dan guru kelas XI Administrasi Perkantoran sebagai observer. Praktisi melakukan kegiatan pembelajaran di kelas berupa kegiatan interaksi antar guru dan siswa dan siswa dengan siswa. Kegiatan yang dilakukan seperti: (1) Guru atau praktisi melaksanakan pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor dengan penerapan metode demonstrasi sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dibuat . (2) Peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan format observasi, format catatan lapangan.

24

(3)

Peneliti dan guru melakukan diskusi terhadap tindakan yang dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya. Tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam dua siklus dan

masing-masing siklus sebanyak dua kali pertemuan. Fokus tindakan pada setiap siklus berupa penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor kelas XI Administrasi Perkantoran. (c) Pengamatan Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran Menangnai surat/ dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran dengan penerapan metode demonstrasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas XI Administrasi Perkantoran pada saat peneliti melaksanakan tindakan atau kegiatan pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor. Dalam kegiatan ini peneliti dan guru berusaha membuat, dan mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam pembelajaran pengaruh energi. Berdasarkan metode demonstrasi. Keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk lembaran observasi. Pengamatan dilakukan secara terus-menerus mulai dari siklus satu sampai siklus dua. Pengamatan 25 dilakukan pada siklus dapat

mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru dan diadakan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. (d) Refleksi Refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap ini guru dan peneliti mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah: (1) Menganalisis tindakan yang baru dilakukan, (2) Mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan tindakan yang dilakukan, dan (3) Melakukan interferensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang diperoleh. Hasil referensi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan pada tindakan selanjutnya. Selain itu hasil refleksi setiap tindakan digunakan untuk menyusun kesimpulan terhadap hasil tindakan I dan II D. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, dokumentasi, wawancara, catatan lapangan dari setiap tindakan perbaikan pembelajaran pengaruh energi. dengan penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas XI Administrasi Perkantoran. Data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang berupa informasi sebagai berikut: a. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan prilaku guru dan siswa yang meliputi interaksi belajar mengajar antara guru, siswa dan 26

siswa, siswa dan guru dalam pembelajaran pengaruh energi, baik dalam tahap pra demonstrasi, saat demonstrasi, dan pasca demonstrasi. b. Evaluasi pembelajaran pengaruh energi baik yang berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil. c. Hasil tes siswa sesudah pelaksanaan tindakan pembelajaran pengaruh energi dengan metode demonstrasi 2. Sumber Data Sumber data penelitian adalah proses kegiatan belajar mengajar pengaruh energi yang berdasarkan metode demonstrasi yang meliputi: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari tahap pra demonstrasi, saat demonstrasi, pasca demonstrasi. Kegiatan evaluasi pembelajaran prilaku guru dan siswa pada waktu pembelajaran. Data diperoleh dari subjek terteliti yaitu guru dan siswa di kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang. E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Data dikumpulkan dengan menggunakan pencatatan lapangan, observasi, wawancara dan hasil tes, untuk masing-masing diuraikan sebagai berikut: Catatan lapangan pada dasarnya berisi deskripsi atau berupa latar pengamatan terhadap tindakan praktisi sewaktu pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang.

27

Pemahaman unsur-unsur yang diamati pada pelaksanaan mengacu pada apa yang tertera pada butir-butir observasi. Disamping itu juga memuat rancangan refleksi berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dengan cara observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk mengamati kelas tempat berlangsungnya pembelajaran pengaruh energi dengan berpedoman pada lembaran-lembaran observasi mengamati pada proses pembelajaran unsur-unsur yang menjadi bukti-bukti pengamatan bila terjadi dalam proses pembelajaran ditandai dengan menandai cek list pada lembaran observasi. Sedangkan tanda cek list pada kolom tidak akan dituliskan setelah berakhirnya proses pembelajaran. Peneliti berperan sebagai partisipan. Maksudnya pengamat berada di luar aktivitas tetapi masih berada dalam setting penelitian. Wawancara digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi di kelas baik dari unsur guru maupun siswa, wawancara dilakukan kepada guru yang melakukan tindakan langsung intervensi langsung di kelas, terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran dengan penerapan metode demonstrasi. Hasil diskusi digunakan sebagai bahan untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Wawancara juga dilakukan kepada siswa untuk memperoleh data berkaitan dengan proses pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran hal ini berguna untuk memperjelas

28

perilaku belajar dan proses berpikir siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Tes digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dalam kelas terutama dalam penguasaan materi pembelajaran dari unsur siswa. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas kemampuan siswa memahami pembelajaran pengaruh energi berdasarkan metode demonstrasi. F. Analisis data Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan model analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Milles dan Huberman (1992:18) yakni analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai pengumpulan data terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir menyimpulkan. Tahap analisis yang demikian dilakukan berulang-ulang begitu data selesai dikumpulkan pada setiap tahap pengumpulan data dalam setiap tindakan. Tahap analisis adalah: 1. Menelaah data yang telah terkumpul baik melalui observasi, pencatatan dan wawancara dengan melakukan proses transkripsi hasil pengamatan, penyeleksian dan penilaian data. 2. Reduksi, data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data yang terkumpul diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan fokus. Data yang telah dipisahkan tersebut lalu diseleksi mana yang relevan dan mana

29

yang tidak relevan. Data yang relevan dianalisis dan yang tidak relevan dibuang. 3. Menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang telah direduksi. Data tersebut mula-mula disajikan terpisah tetapi setelah tindakan terakhir direduksi keseluruhan data tindakan dirangkum dan disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal berdasarkan fokus pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor. 4. Menyimpulkan hasil penelitian dan priagulasi kegiatan ini merupakan penyimpulan akhir temuan penelitian diikuti dengan kegiatan priagulasi penelitian, kegiatan penelitian dilakukan dengan cara a. Peninjauan kembali catatan lapangan b. Bertukar pikiran dengan guru kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang G. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah model spiral. Satu putaran spiral (satu siklus) terdiri dari langkah-langkah: perencanaan tindakan ( action) pemantauan (observation) dan refleksi. Pada penelitian ini direncanakan terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. H. Prosedur Kerja Penelitian 1. Refleksi awal Dalam pembelajaran yang telah dilalui dengan metode ceramah ditemukan beberapa hal:

30

1. Siswa bersifat pasif hanya mendengar ceramah. 2. Sedikit yang bertanya dan mengemukakan pendapat. 3. Tidak ada kerja sama antar siswa. Secara keseluruhan siswa belum aktif dalam pembelajaran. Tindakan yang dilakukan adalah memakai metode diskusi kelompok karena metoda diskusi kelompok ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Siklus 1 a. Rencana pemecahan masalah (planning) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti analisis materi pelajaran, program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan bahan ajar. Guru menggunakan metode mengajar diskusi kelompok memakai bahan ajar yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Guru dapat menggunakan media untuk memperjelas materi yang didiskusikan. Dari planning pembelajaran ini akan dapat menimbulkan aktivitas, motivasi siswa belajar dalam kelompok. b. Pelaksanaan tindakan (action) Strategi pembelajaran yang dipilih untuk memecahkan masalah rendahnya aktivitas belajar siswa adalah belajar melalui diskusi kelompok. Langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut: 1. Membentuk kelompok diskusi dengan kelompok yang heterogen.

31

2. Siswa duduk pada kelompok masing-masing yang tempat duduknya telah diatur sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung. 3. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok, guru memberikan dorongan agar siswa berpartisipasi aktif supaya diskusi berjalan dengan lancar. 4. Melakukan diskusi kelas tiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompoknya. Salah satu kelompok membacakan hasil diskusinya yang akan ditanggapi oleh kelompok lain. 5. Guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap materi yang telah didiskusikan. 6. Siswa mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi satu perkelompok. 7. Siswa diberikan soal latihan untuk dikerjakan secara mandiri. c. Pemantauan (observation) Pemantauan hasil observasi dilakukan oleh seorang observer yang akan mencatat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dan kemungkinan data sampingan yang merupakan informasi berguna dalam penelitian ini. Data pada tabel disusun berdasarkan data pada lembaran pengamatan, yaitu pengamatan dari aspek siswa tentang aktivitas yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung terdiri dari jumlah siswa yang aktif mengajukan pertanyaan, jumlah siswa yang

32

aktif menjawab pertanyaan, jumlah siswa yang aktif mengemukakan pendapat, dan jumlah siswa yang membuat kesimpulan. d. Refleksi Data yang dikumpulkan diolah secara kuantitatif (persentase) dan secara kualitatif (deskripsi dengan kata-kata). Dari refleksi ini akan tergambar hasil yang dicapai apakah rumusan masalah diterima atau ditolak. Pada bagian refleksi ini akan digambarkan pula kekurangankekurangan yang ditemukan pada siklus pertama. Kemudian dilakukan lagi untuk tindakan pada siklus kedua. Berdasarkan perenungan dari siklus pertama ini disusunlah rencana untuk siklus kedua. 2. Siklus ke II a. Rencana pemecahan masalah (planning) 1. Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran. 2. Merencanakan pembagian tugas yang baru dengan pemberian nomor panggil untuk setiap siswa. 3. Menggunakan metoda mengajar mandiri. 4. Mengumpulkan hasil kerja diakhir pelajaran untuk setiap siswa dan dinilai. 5. Siswa diberikan latihan untuk dikerjakan secara mandiri. b. Tindakan (Action) Strategi pembelajaran yang dipakai adalah pemberian tugas per individu dengan langkah-langkah sebagai berikut:

33

1. Siswa duduk pada tempat duduk masing-masing yang tempat duduknya telah diatur sebelum kegiatan belajar dimulai. 2. Guru membagikan bahan tugas untuk setiap siswa masing-masing siswa wajib mengumpulkan hasil kerjanya masing-masing. 3. Guru memberikan arahan agar siswa terlibat secara aktif dalam bekerja. 4. Siswa melaksanakan tugas, guru memberikan dorongan agar siswa berpartisipasi aktif. 5. Melaksanakan tugas, tiap masing-masing siswa melaporkan hasil kerjanya. 6. Guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap materi yang disajikan agar siswa dapat menarik kesimpulan yang benar. 7. Guru mengumpulkan hasil kerja setiap siswa untuk dinilai. c. Pemantauan (Observation) Sebagaimana refleksi siklus pertama, data yang terkumpul pada lembaran observasi diolah secara kuantitatif dan kualitatif. Pada refleksi ini digambarkan hasil yang dicapai dan dibandingkan dengan siklus pertama apakah diperoleh kemajuan. Dengan siklus kedua ini maka akan diperoleh gambaran secara keseluruhan dan sekaligus mengetahui jawaban masalah atau pertanyaan yang diajukan. Dengan kata lain disini akan diperoleh gambaran apakah hasil penelitian ini sesuai atau tidak dengan tujuan yang dirumuskan

34

BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari kegiatan siswa dalam lembaran observasi pertemuan 1, 2 dan 3 siklus I dan II setelah dilakukan tindakan adalah sebagai berikut. Tabel 1. Rekapitulasi Data Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II Aspek Kegiatan N Siswa o yang Diamati A AKTIF DALAM DISKUSI 1 % 2 % 3 Rata% 1 rata % 2 % 3 Rata% rata Jumlah Siswa Tiap Pertemuan Siklus I Siklus II

Aktif mengajuk an pertanyaa

57, 9 9

63, 11 71 64 2

11 81, 15 6

5 65,

5 65, 8

76,69,3 5 3 65, 8

Aktif menjawab

35

pertanyaa 1 n 52, Aktif mengemu 8 6

6 68, 57, 9 4

59,6 4

36, 8

12

14

29,8 20

18

kakan pendapat 21 31, 15 6 17 36, 8 52, 93,9 16 6 18

B Membuat 15 kesimpula n 92, AKTIF MENGE RJAKAN LATIHA N JUMLAH RATA57, RATA 9 SISWA AKTIF (%) 1

97, 92, 1 4 94, 7

62, 1

69, 63,3 9

66, 3

67, 3

78, 70,8 9

36

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari pelaksanaan observasi terhadap aktivitas belajar siswa dengan mempergunakan metode belajar mandiri memakai bahan ajar dapat diketahui tingkat aktivitas siswa. Apakah aktivitas siswa rendah, cukup, tinggi atau sangat tinggi, sehingga dapat diketahui peningkatan aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada tabel dapat diketahui peningkatan aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada tabel dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk menentukan kriteria tersebut dipakai kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (1991: 71), yaitu: a. 80 100 b. 60 - 80 c. 40 - 60 d. 20 - 4 0 e. 0 - 20 : Aktivitas siswa sangat tinggi : Aktivitas siswa tinggi : Aktivitas siswa cukup : Aktivitas siswa rendah : Aktifitas siswa sangat rendah

Dari hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II didapat kriteria aktivitas siswa yang dapat dilihat pada lampiran 1 dan 3. Berdasarkan data pada tabel dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada siklus I siswa telah menampakkan peningkatan aktivitas bila dibandingkan dengan refleksi awal. Hal ini dapat terlihat dari persentase ratarata siswa yang aktif dalam diskusi pada siklus I dengan hasil sebagai berikut: a) Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan rata-rata 64 % (tinggi) b) Siswa yang aktif menjawab pertanyaan rata-rata 69,3 % (tinggi) c) Siswa yang aktif mengemukakan pendapat 59,6 % (cukup) d) Membuat kesimpulan rata-rata 29,8 % (rendah)

37

e) Siswa mengerjakan latihan di akhir pelajaran rata-rata 93,9% (sangat tinggi) Walaupun kriteria siswa yang aktif pada siklus I sudah mulai menampakkan keaktifan dalam diskusi, namun peneliti belum merasa pada batas yang diharapkan., karena pada siklus I masih ada siswa yang belum aktif dalam berdiskusi. Maka penulis merasa perlu melanjutkan ke siklus II dengan hasil sebagai berikut: a. Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan rata-rata 88,6 % (sangat tinggi) b. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan rata-rata 68,4% (tinggi) c. Siswa yang aktif mengemukakan pendapat 65,8 % (tinggi) d. Membuat kesimpulan rata-rata 48,2 % (cukup) e. Siswa mengerjakan latihan di akhir pelajaran rata-rata 98,2% (sangat tinggi) Secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan aktivitas siswa pada siklus II. Rata-rata kenaikan persentase rata-rata siklus I dengan siklus II dengan rata-rata naik 7,5 %. B. Pembahasan Berdasarkan analisis data hasil kegiatan siswa ternyata telah mulai menampakkan peningkatan aktivitas siswa seperti aspek-aspek yang diteliti, yaitu: 1. Jumlah siswa yang aktif mengajukan pertanyaan. 2. Jumlah siswa yang aktif menjawab pertanyaan. 3. Jumlah siswa yang aktif mengemukakan pendapat.

38

4. Jumlah siswa yang membuat kesimpulan. 5. Jumlah siswa yang mengerjakan latihan. Dari 5 aspek tersebut diperoleh kriteria sangat tinggi, tinggi dan cukup. Walaupun selama penelitian telah mengalami peningkatan namun belum mencapai kriteria yang diharapkan. Aspek itu adalah jumlah siswa yang membuat kesimpulan dengan kriteria cukup. Oleh sebab itu perlu dipikirkan arah tindakan pada siklus berikutnya. Berikut ini akan dibahas beberapa hal yang berkenaan dengan hasil tindakan yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang telah menampakkan peningkatan setelah diadakan tindakan adalah: 1. Persentase siswa yang aktif mengajukan pertanyaan naik dari 64 % (tinggi) pada siklus pertama menjadi 88,6 % (sangat tinggi) pada siklus kedua, dengan peningkatan rata-rata 24,6 %. 2. Persentase yang menjawab pertanyaan. Pada siklus pertama siswa yang menjawab pertanyaan yaitu 69,3 % (tinggi) namun pada siklus kedua menjadi 68,4 % (tinggi ) dengan penurunan rata-rata 0,9 %. 3. Persentase siswa yang aktif mengemukakan pendapat pada siklus pertama 59,6 % (cukup) sedangkan pada siklus kedua naik menjadi 65,8% (tinggi) dengan kenaikan rata-rata 6,2 %. 4. Persentase siswa yang membuat hasil kesimpulan diskusi mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu pada siklus pertama 29,8% (cukup) kemudian meningkat pada siklus kedua menjadi 48,2 % (sangat tinggi) dengan rata-rata kenaikan 18,4 %.

39

5. Persentase siswa yang mengerjakan latihan di akhir pelajaran pada siklus pertama 93,9% (sangat tinggi) meningkat menjadi 98,9% (sangat tinggi) pada siklus dua dengan kenaikan rata-rata 5%. Nasution (1995:161) menyatakan bahwa peningkatan aktivitas siswa yang aktif mengajukan pertanyaan disebabkan siswa dianjurkan menuliskan pertanyaan agar siswa tidak ragu-ragu mengajukan pertanyaan dan guru mendorong siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah sehingga timbul keinginan untuk belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (1995: 149) bahwa motivasi belajar anak akan lebih besar karena adanya rasa tanggung jawab. Peningkatan aktivitas siswa yang menjawab pertanyaan disebabkan siswa termotivasi untuk merasa bertanggung jawab saat menjawab pertanyaan diskusi. Nasution (1995:169) menyatakan bahwa guna penelitian itu antara lain memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar giat dan menyelesaikan tugas-tugasnya karena ingin mengetahui hasilnya. Peningkatan aktivitas siswa yang membuat hasil kesimpulan diskusi disebabkan pada siklus kedua setiap siswa diwajibkan mengumpulkan hasil diskusi kelompok masing-masing tiap akhir diskusi, kemudian diadakan penilaian dengan tujuan untuk mendorong siswa lebih aktif menyelesaikan tugas. Peningkatan aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat walaupun ada kenaikan namun masih belum mencapai kriteria tinggi atau kriteria yang diharapkan. Oleh sebab itu perlu dipikirkan arah tindakan pada siklus berikutnya.

40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

41

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya maka dari penelitian tindakan (action research) ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode kerja mandiri dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mata pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor hal ini terlihat pada hasil penelitian yang menunjukkan pada siklus I jumlah rata-rata siswa yang aktif saat diskusi 63,3% dengan kriteria tinggi, sedangkan pada siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan persentase rata-rata 70,8 % (kriteria tinggi). 2. Metode kerja mandiri dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan suasana kelas saat PBM menjadi lebih hidup. B. Saran 1. Guru-guru Mengelola surat/ dokumen kantor yang akan mencobakan metode kerja mandiri dengan menambahkan variasi dan jangan menjadikan pencapaian materi ajar dan waktu sebagai patokan utama tetapi jadikan pemahaman siswa sebagai tujuan utama dari keberhasilan kerja mandiri. 2. Peneliti lain dapat meneliti lebih lanjut dengan pembahasan lebih mendalam misalnya pada bidang studi lain atau jenjang pendidikan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

42

BNSP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. BNSP. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta: BNSP Suharsimi Arikunto,dkk 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara Nurza Maretni.2008. Penggunaan metode Demostrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 15 Ulu Gadut Kecamatan Pauh Kota Padang. Skripsi. Padang: Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP. Universitas Negeri Padang. Djamarah Syaiful Bahri , Zain Aswan.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta www.lpp.uns.ac.id/web/moodle/moodledata/5/Pekerti__AA/METODE_MENGA JAR ppt. (Diakses13 Januari 2012) Hamalik, Oemar. 1990. Proses pembelajaran Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nana Sudjana, dkk. 2004. Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Dunia. Roestiyah N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

43

Anda mungkin juga menyukai