Anda di halaman 1dari 5

Hasil Penelitian

5.1.1Gambaran Umum Lokasi PenelitianRSUP NTB merupakan rumah sakit tipe B dan merupakan rumahsakit pendidikan di Wilayah NTB ini, yang terletak di Pusat KotaMataram Jalan Pejanggik Nomor 16 Mataram. Sebagai rumah sakitTipe B pendidikan, Rumah Sakit Umum Provinsi NTB telah menjadirumah sakit rujukan bagi rumah sakit-rumah sakit Kota/Kabupatenyang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat.1.Rawat InapJumlah bed 268 terbagi Kelas super VIP, VIIP A, VIP B, Kelas I,Kelas II, Kelas III, Ruang rawat intensif (ICU, ICCU, NICU, danPICU), ruang bersalin dan ruang isolasi.2.Ruang bedah sentral meliputi: bedah umum, Obgyn, bedah mata, bedah THT, Bedah gigi dan mulut, bedah urologi dan bedah tulang.3.Pelayanan penunjang medis dan non mdisa.penunjang medis meliputi: laboratorium, radologi,elektromedis, hemodialisa, rehabilitasi medis, pelayananfarmasi, bank darah, da pemulasapan jenazah.

b . P e l a y a n a n penunjang non medis meliputi; gizi,loundri/linen, sentral sterilisasi, kesehatan lingkungan, pemeliharaan sarana dan prasarana.4.Pelayanan lain-lainPelayana lain-lain meliputi: pelayanan asuhan keperawatan yangdiberikan sesuai dengan prosedur dan jenis penyakit yang diberikansesuai dengan prosedur dan jenis penyakit yang diderita oleh pasien, pelayanan rujukan, penelitian dan pengembangan, pelayananadministrasi umuum dan keuangan, pelayanan pendidikan dan pelatihan, pelayanan penelitian dan klinik VCT dan deteksidi dinikanker.5.Tabel indikator Pelayanan RSUD Mataram Tahun2010Tabel 5.1 : Tabel indikator Pelayanan RSUD Mataram Tahun 2010 NOINDIKATORJUMLAH 1BOR (Nilai ideal 60-80%)78,72ALS(Nilai ideal 6-9 hari)4,43BTO (Nilai ideal 40-50 hari)66,94TOI (Nilai idel 3-5 hari)1,25NDR (Nilai ideal<25/1000 penderita keluar)30,26GDR(nilai ideal < 45/1000 penderita keluar)61,26.Lokasi penelitianLokasi pada penelitian ini bertempat di ruang Mawar RSUP NTB. Diruang mawar sendiri, terdapat 6 ruang rawat inap dengan tipe kelasIII. Ruang mawar merupakan ruang perawatan interna untuk kasus-kasus penyakit dalam

b.Pelayanan penunjang non medis meliputi; gizi,loundri/linen, sentral sterilisasi, kesehatan lingkungan, pemeliharaan sarana dan prasarana.4.Pelayanan lain-lainPelayana lain-lain meliputi: pelayanan asuhan keperawatan yangdiberikan sesuai dengan prosedur dan jenis penyakit yang diberikansesuai dengan prosedur dan jenis penyakit yang diderita oleh pasien, pelayanan rujukan, penelitian dan pengembangan, pelayananadministrasi umuum dan keuangan, pelayanan pendidikan dan pelatihan, pelayanan penelitian dan klinik VCT dan deteksidi dinikanker.5.Tabel indikator Pelayanan RSUD Mataram Tahun2010Tabel 5.1 : Tabel indikator Pelayanan RSUD Mataram Tahun 2010 NOINDIKATORJUMLAH 1BOR (Nilai ideal 60-80%)78,72ALS(Nilai ideal 6-9 hari)4,43BTO (Nilai ideal 40-50 hari)66,94TOI (Nilai idel 3-5 hari)1,25NDR (Nilai ideal<25/1000

penderita keluar)30,26GDR(nilai ideal < 45/1000 penderita keluar)61,26.Lokasi penelitianLokasi pada penelitian ini bertempat di ruang Mawar RSUP NTB. Diruang mawar sendiri, terdapat 6 ruang rawat inap dengan tipe kelasIII. Ruang mawar merupakan ruang perawatan interna untuk kasus-kasus penyakit dalam.61

Gambar 5.1 : Distribusi jumlah responden berdasarkan jeniskelamin di ruang Mawar RSUP NTB. 17%83% laki-lakiperempuan 5.1.2Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminDari total pasien rawat inap ruang Mawar yang menjadi respondendidominasi oleh perempuan. Dari 6 orang responden, 5 diantaranya berjenis kelamin perempuan.5.1.3Gambaran Khusus Penelitian1.Pre-testDari hasil pre test sebelum diberikan perlakuan aktivitas ROM(Rage of Motion) kualitas tidur pasien diabetes melitus pada 6responden berada pada kualitas tidur tidak baik.2.Post-testSetelah diberikan ROM (Rage of Motion) dan dilakukan post test,didapatkan hasil bahwa kualitas tidur pada 6 responden berubahmenjadi kualitas tidur baik dengan nilai P 0,014 < taraf signifikan0,05

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa dari 6 respondenyang sesuai dengan kriteria inkulsi yang diberikan perlakuan, ke-6responden mengalami kualitas tidur yang baik setelah diberikan aktivitasROM (Rage of Motion). Hal ini disimpulkan dari hasil penghitungan ujistatistic Wilcoxon , didapatkan nilai P 0,014 < signifikan 0,05, sehingga H 1 yang menyatakan bahwa ada pengaruh pemberian aktivitas ROM (Rage of

Motion) terhadap perubahan kualitas tidur pasien Diabetes Mellitus dapatditerima, dimana perubahan ini berarah pada pengaruh positif dimana terjadi perubahan kualitas tidur yang tidak baik menjadi kualitas tidur baik.Sebuah penelitian terdahulu oleh ahli dari Monash University diMelbrourne dan University of Auckland membuktikan bahwa aktivitas fisik (dengan obyek penelitian anak) tidak hanya sebagai sarana kebugaran,kesehatan kardiovaskular, dan mengontrol berat, namun juga untuk tidur (Health Today Indonesia, 2009). Hal ini sesuai dengan teori yangmengatakan bahwa kotraksi dan relaksasi otot berirama mengurangiketegangan dan menyiapkan tubuh untuk beristirahat (Hoch dan Reynolds,1986). Hal ini dikarenakan keadaan lelah akan meningkatkan relaksasi(Fundamental Keperawatan Vol. 2, 2005). Selain itu disebutkan bahwa,salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap tidur klien, terutama pengaruh yang positif adalah latihan fisik, namun pada klien denganhospitalisasi aktivitas cenderung terganggu dikarenakan terapi dan kondisifisik dari klien itu sendiri yang tidak memungkinkan untuk melakukanlatihan fisik. Padahal, selain berefek pada kualitas tidur, aktivitas dan latihan

fisik juga mempunyai efek lain yaitu untuk meningkatkan sensitivitas insulin(Brian J. Sharkey, 2003).ROM (Rage of Motion) yang merupakan gerakan isotonic (terjadikontraksi dan pergerakan otot) dalam penelitian ini dibuktikan mempunyaiefek yang positif untuk meningkatkan kualitas tidur pada pasien denganDiabetes Melitus. Pada responden yang mengalami gangguan kualitas tidur sebelumnya dan setelah diberikan ROM ( Rage of Motion ) akanmendapatkan kondisi yang rileks sehingga memberi respon melawan massdischarge (pelepasan impuls secara massal). Pada respon stres dari sistemsaraf simpatis, perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF(

Corticotropin Releasing Factor ) merangsang kelenjar pituitary untuk meningkatkan produksi Proopioidmelanocortin (POMC) sehingga produksi enkephalin oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar pituitari jugamenghasilkan endorphin sebagai neurotransmiter yang mempengaruhisuasana hati menjadi rileks. Ketika terjadi kondisi yang rileks, maka akanmendukung konduktifitas untuk beristirahat dan mencapai kualitas tidur yang baik. Hal inilah yang memungkinkan tercapainya kualitas tidur yanglebih baik setelah diberikan ROM ( Rage of Motion ) pada gangguan kualitastidur, khususnya pada pasien Diabetes Mellitus pada penelitian ini.

sehingga dapat memperpendek masa hospitalisasi, mengingat pentingnya tidur terhadap kondisi kesehatan klien.6.2.2Ruang mawar Ruang mawar sebagai salah satu ruang rawat inap masalah internadengan tipe kelas III, diharapkan dapat menggunakan hasil penelitianini sebagai langkah baru untuk menangani pasien Diabetes Melitus,sehingga prose penyembuhan pasien dapat diharapkan semakin cepat.6.2.3Bagi institusi pendidikanPenelitian ini dapat digunakan sebagai penyempurna kurikulum dan penambahan literatur dalam pendidikan keperawatan medical bedah.6.2.4Ilmu keperawatanPenelitian ini diharapkan dapat menambah literatur bagi perawatmengenai solusi yang dapat dipergunakan untuk mencapai kualitastidur pada pasien rawat inap, khususnya pasien dengan DiabetesMelitus.6.2.5Bagi peneliti lainPerlu adanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh pemberianaktivitas ROM (Rage of Motion) terhadap kualitas tidur, yang dapatdigunakan sebagai pembanding penelitian sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai