Anda di halaman 1dari 5

Anchylostomasis

Penyebab Penyebabnya adalah cacing gelang usus, yaitu Ancylostoma duodenaledan Necator americanus. Telur dari kedua cacing tersebut ditemukan di dalam tinja dan menetas di dalam tanah setelah mengeram selama 1-2 hari. Dalam beberapa hari, larva dilepaskan dan hidup di dalam tanah. Manusia bisa terinfeksi jika berjalan tanpa alas kaki diatas tanah yang terkontaminasi oleh tinja manusia,karena larva bisa menembus kulit. Larva sampai ke paru-paru melalui pembuluhgetah bening dan aliran darah. Lalu larva naik ke saluran pernafasan dan tertelan.Sekitar 1 minggu setelah masuk melalui kulit, larva akan sampai di usus. Larvamenancapkan dirinya dengan kait di dalam mulut mereka ke lapisan usus halus bagian atas dan mengisap darah. Siklus hidup anchylostoma Daur hidup cacing tambang adalah sebagai berikut, telur cacing akankeluar bersama tinja, setelah 1-1,5 hari dalam tanah, telur tersebut menetasmenjadi larva rabditiform. Dalam waktu sekitar 3 hari larva tumbuh menjadilarva filariform yang dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8 minggudi tanah. Telur cacing tambang yang besarnya kira-kira 60 x 40 mikron, berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis. Di dalamnya terdapat beberapa sel, larvarabditiform panjangnya kurang lebih 250 mikron, sedangkan larva filriform panjangnya kurang lebih 600 mikron. Setelah menembus kulit, larva ikut alirandarah ke jantung terus ke paru-paru. Di paru-paru menembus pembuluh darahmasuk ke bronchus lalu ke trachea dan laring. Dari laring, larva ikut tertelan danmasuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa. Infeksi terjadi bila larvafilariform menembus kulit atau ikut tertelan bersama makanan. Patofisiologi Cacing tambang hidup dalam rongga usus halus tapi melekat dengangiginya pada dinding usus dan menghisap darah. Infeksi cacing tambangmenyebabkan kehilangan darah secara perlahan-lahan sehingga penderitamengalami kekurangan darah (anemia) akibatnya dapat menurunkan gairah kerjaserta menurunkan produktifitas. Tetapi kekurangan darah (anemia) ini biasanyatidak dianggap sebagai cacingan karena kekurangan darah bisa terjadi oleh banyak sebab. Pengobatan 1.Perawatan umum Perawatan umum dilakukan dengan memberikan nutrisi yang baik.Suplemen preparat besi diperlukan oleh pasien dengan gejala klinis yang berat,terutama bila ditemukan bersama-sama dengan anemia. 2.Pengobatan spesifik a) Albendazol. Diberikan dengan dosis tunggal 400 mg b) Mebendazol.Diberikan dengan dosis 100 mg 2 x sehari selama 3 hari. c) Tetrakloretilen.Merupakan obat pilihan utama terutama untuk pasienansilostosmiasis. Dosis yang diberikan 0,12 ml/kgBB, dosis tunggal tidak boleh lebih dari 5 ml. pengobatan dapat diulang 2 minggu kemudian bila

pemeriksaan telur dalam tinja tetap positif. Pemberian obat ini sebaiknyadalam keadaan perut kosong disertai pemberian 30 g MgSO4.kontraindikasi pemberian obat ini pada pasien alkoholisme, kelainan pencernaan, konstipasi. d) Befanium hidroksinaftat.Obat pilihan utama terutama untuk pasienansilostosmiasis dan baik untuk pengobatan missal pada anak. Obat inirelative tidak toksin. Dosis yang diberikan 5 g 2x sehari, dan dapat diulang bilamana diperlukan. Untuk pengobatan necator americanus, dosisdiberikan untuk 3 hari. e) Pirantel pamoat. Obat ini cukup efektif dengan toksisitas yang rendahdan dosis yang diberikan 10 mg/kgBB per hari sebagai dosis tunggal. f) Heksilresorsinal. Diberikan sebagai obat alternative yang cukup efektif dan dosis pemberian obat ini sama seperti pada pengobatan askariasis Cara pencegahan 1. Hati-hati bila maka makanan mentah atau setengah matang terutama padatempat-tempat dimana sanitasi masih kurang 2. Masak bahan makanan sampai matang 3. Selalu mencuci tangan setelah dari kamar mandi/WC atau sebelummemegang makanan 4. Infeksi cacing tambang bisa dihindari dengan selalu mengenakan alaskaki. 5. Gunakan desinfektan setiap hari di tempat mandi dan tempat buang air besar

Trichuriasis
siklus hidup Cacing betina panjangnya kira-kira 5 cm, sedangkan jantan 4 cm. Bagiananterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang seluruhtubuh. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk, pada cacing betina bentuknyamembulat tumpul dan cacing jantan melingkar dan terdapat suatu spikulum.Cacing dewasa hidup di kolon asendens dan sekum dengan bagian anteriornyamasuk ke dalam mukosa usus. Seekor cacing betina diperkirakan menghasilkantelur setiap hari antara 3000-10.000 butir. Telur berukuran 50-54 mikron x 32mikron, berbentuk seperti tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar berwarna kekuning-kuningan dan bagiandalamnya jernih. Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur tersebutmenjadi matang dalam waktu 3-6 minggu dalam lingkungan yang sesuai, yaitu pada tanah yang lembab dan tempat yang teduh. Cara infeksi langsung bila secarakebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding telur danmasuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus distaldan masuk ke daerah kolon, terutama sekum. Jadi cacing tidak mempunyai siklus paru. Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa betina meletakkan telur kira-kira 30-90 hari.

Pengobatan 1.Perawatan umum Higiene pasien diperbaiki dan diberikan diet tinggi kalori, sedangkananemia dapat diatasi dengan pemberian prefarat besi. 2.Pengobatan spesifik Bila keadaan ringan dan tak menimbulkan gejala, penyakit ini tidak diobati. Tetapi bila menimbulkan gejala, dapat diberikan obat-obat: 1) Diltiasiamin jodida, diberikan dengan dosis 10-15 mg/kgBB per hariselama 3-5 hari 2) Stibazium yodida. Diberikan dengan dosis 10 mg/kgBB per hari, 2 xsehari, selama 3 hari dan bila diperlukan dapat diberikan dalam waktuyang lebih lama. Efek samping obat ini adalah rasa mual, nyeri pada perut,dan warna tinja menjadi merah. 3) Heksiresorsinol 0,2%, dapat diberikan 500 ml dalam bentuk enema, dalamwaktu 1 jam. 4) Mebendazol. Diberikan dengan dosis 100 mg, 2 x sehari selama 3 hari,atau dosis tunggal 600 mg

Askariasis
Penyebab Kira-kira dua bulan setelah terkena askariasis, cacing dewasa mulai bertelur di dalam usus, kemudian tetur-telur mikroskopik ini berjalan di sepanjangsaluran pencernaan dan dikeluarkan melalui tinja. Telur-telur tadi membutuhkanwaktu 10-14 hari di dalam tanah dengan temperature yang hangat untuk dapatmenginfeksi tuan rumah baru (hospes baru), dan telur-telur tadi juga dapat hidupdi tanah sampai jangka waktu 6 tahun. Ketika telur-telur tadi dicerna, maka daur hidupnya akan dimulai kembali. Cacing dewasa dapat hidup hingga 2 tahun dancacing betina dapat bertelur 200.000 tiap harinya. Parasit dapat dipindahkanketika tinja manusia yang terinfeksi bercampur dengan tanah. Di Negara-negara berkembang, tinja manusia digunakan sebagai pupuk atau fasilitas-fasilitas yangmempunyai sanitasi yang rendah mengijinkan barang-barang sisa untuk bercampur dengan tanah disekitar parit atau lading mereka. Telur-telur cacingdapat bertahan hidup di dalam tanah bertahun-tahun lamanya karena untuk menginfeksi manusia kembali. Dan manusia dapat terinfeksi oleh telur-telur cacing melalui buah dan sayuran yang mereka makan tumbuh di lahan yangtercemar tadi. Pengobatan 1. Pengobatan tradisional Beberapa hasil studi terbaru dalam literature medis yang mengusulkan benihsemangka dan papaya yang dijemur dibawah terik matahari dapatmengurangi infeksi cacing. Pada orang dewasa diberikan dosis satu sendok makan benih yang dicampur dengan gula dalam satu gelas air satu kali seminggu selamadua minggu.

2. Pengobatan dengan farmasi Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat,mebendazol, albendazol, piperasin 1) Mebendazole (Vermox). Memperlambat pergerakan/perpindahandan kematian cacing dengan memilih secara selektif serta menghalangi pengambilan glukosa dan bahan gizi lainnya dalam usus orang dewasadimana cacing tersebut tinggal. Dosis 100 mg tiap 12 jam untuk 3 hari.Mebendazol tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena bisamembahayakan janin yang dikandungnya dan anakanak balita. Hal yang diperhatikan: a) Ibu yang menyusui agar menghentikan pemberian ASI kepadaanaknya selama pemberian obat ini. b) Mebendazol kadang-kadang dapat meningkatkan sekresi insulindalam tubuh, sehingga hati-hati penggunaan bersama-sama denganinsulin atau obat-obat antidiabetik oral pada penderita diabetesmellitus c) Pada pemakaian jangka lama dan dosis besar akan timbulkemungkinan neutrofenia yang akan kembali normal bila pengobatandihentikan. 2) Piperazine.Efek melumpuhkan cacing, jika digunakan membuatcacing dengan sendirinya pingsan di dalam tinja. Merupakan obat pilihanutama diberikan dengan dosis sebagai berikut: a) Berat badan 0-15 kg : 1g sekali sehari selama 2 hari berturut-turut. b) Berat badan 15-25 kg: 2 g sekali sehari selama 2 hari berturut-turut. c) Berat badan 25-50 kg : 3 g sekali sehari selama 2 hari berturut-turut. d) Berat badan > 50 kg : 3 g sekali sehari selama 2 hari berturut-turut. 1 tablet obat ini mengandung 250 dan 500 mg piperazin. Efek samping penggunaan obat ini adalah pusing, rasa melayang dan gangguan penglihatan. 3) Pyrantel pamoate (Antiminth, Pin-Rid, Pin-X), menyebabkankelumpuhan, kejang pada cacing. Dengan dosis 10 mg/kgBB dan tidak melebihi 1 g. 4) Albendazole, menyebabkan penghabisan energi, penghentian, danakhirnya kematian pada cacing. Dosis 400 mg. dan tidak diberikan padawanita hamil dan anak-anak dibawah 2 tahun. 5) Levamisol. Obat ini cukup efektif bila diberikan dengan dosis tunggal 150mg. 6) Heksilresorsinol. Obat ini ini diberikan setelah pasien dipuasakan terlebihdahulu, baru kemudian diberikan 1 g heksilresorsinol sekaligus disusuldengan pemberian laksans sebanyak 30 g MgSO4 yang diulangi lagi 3 jam kemudian untuk tujuan mengeluarkan cacing. Bila diperlukan pengobtan ini dapat diulang 3 hari kemudian. 7) Thiabendazole. menyebabkan migrasi cacing ke dalam kerongkongan, pada umumnya dikombinasikan dengan piperazine juga, obat golongancorticosteroids dapat mengobati gejala seperti peradangan yang dapatditimbulkan oleh cacing ini. Prognosis Pada umumnya, askariasis memiliki prognosis yang baik. Kesembuhan askariasis mencapai 70 hingga 99%.

Pencegahan Pencegahan dan upaya penanggulangan berdasarkan kepada siklus hidupdan sifat telurcacing ini, maka upaya untuk pencegahan dapat dilakukan langkahsebagai berikut : Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik dan tepat guna, Hygienekeluarga dan hygiene pribadi seperti : a) Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman. b) Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan, tangan dicuciterlebih dahulu dengan menggunkan sabun. c) Bagi yang mengkonsumsi sayuran segar (mentah) sebagai lalapan,hendaklah dicuci bersih dan disiram lagi dengan air hangat. Khusus pada daerah endemik atau rentan, Karena telur cacing Ascarisdapat hidup dalam tanah selama bertahun-tahun, pencegahan dan pemberantasandi daerah endemik adalah sulit. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini adalah sebagai berikut : a) Mengadakan kemotrapi massal setiap 6 bulan sekali di daerah endemik ataupun daerah yang rawan terhadap penyakit askariasis. b) Memberi penyuluhan tentang sanitasi lingkungan. c) Melakukan usaha aktif dan preventif untuk dapat mematahkan siklushidupcacing misalnyamemakai jamban/WC. d) Makan makanan yang dimasak saja. e) Menghindari sayuran mentah (hijau) dan selada di daerah yangmenggunakan tinja sebagai pupuk.

http://id.scribd.com/doc/79907657/8/Gambar-8-telur-Ancylostoma-duadenale

Anda mungkin juga menyukai