Anda di halaman 1dari 22

ASI & BANK ASI

OLEH : DR. H. ANDIAN PARLINDUNGAN, MA.

ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Kolostrum (susu awal) adalah air susu ibu yang keluar pada hari-hari pertama setelah bayi lahir. Berwarna kekuning-kuningan, dan lebih kental karena banyak mengandung protein dan vitamin A, serta zat kekebalan tubuh yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Walaupun jumlah kolostrum sedikit, namun sudah memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang tetapi harus diberikan kepada bayi

Manfaat air susu ibu (ASI) bagi bayi :


Merupakan makanan alamiah yang sempurna. Mudah dicerna oleh bayi. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sempurna. Mengandung DHA dan AA yang bermanfaat untuk kecerdasan bayi. Mengandung zat kekebalan untuk mencegah bayi dari berbagai penyakit infeksi (diare, batuk, pilek, radang tenggorokan dan gangguan pernafasan). Melindungi bayi dari alergi. Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar. Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat, dapat diberikan kapan saja dan dimana saja. Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernafasan bayi.

Manfaat kolostrum bagi bayi :

Sebagai obat yang mengandung zat kekebalan yang sangat berguna bagi bayi, karena dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan alergi. Kolostrum harus segera diberikan kepada bayi, karena kolostrum dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama setelah kelahiran. Membantu pengeluaran kotoran bayi yang pertama yang berwarna hitam kehijauan (mekonium).

Manfaat memberikan air susu ibu (ASI) bagi ibu:

Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi. Mengurangi pendarahan setelah persalinan. Mempercepat pemulihan kesehatan ibu. Menunda kehamilan berikutnya. Mengurangi resiko terkena kanker payudara. Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan setiap saat bayi membutuhkan. Menumbuhkan rasa percaya diri ibu untuk menyusui. Membantu ibu mengurangi berat badan tambahan yang diperoleh sewaktu hamil. Membantu rahim kembali ke ukuran normal dengan lebih cepat. Mengurangi resiko patah tulang pinggul dan kanker ovari.

Manfaat pemberian air susu ibu (ASI) bagi keluarga:

o
o

Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pemberian susu formula dan perlengkapannya. Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya merebus air dan mencuci peralatan. Tidak perlu biaya dan waktu untuk merawat dan mengobati anak yang sering sakit karena pemberian susu formula. Mengurangi biaya dan waktu untuk pemeliharaan kesehatan ibu.

Perintah bagi para ibu untuk menyusui anaknya:

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf [QS alBaqoroh : 233] Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. [QS Luqman : 14]
Kalau begitu kita tidak merajamnya dan kita tinggalkan anaknya yang masih kecil tanpa ada yang menyusuinya. Lalu bangkit seorang dari Anshor, ia berkata : aku yang akan menanggung persusuannya wahai Nabi Allah. Buroidah berkata : lalu wanita itu dirajam. [HR. Muslim no. 1695 dari jalan Sulaiman bin Buroidah, dari Buroidah]

Dibolehkannya mencari ibu susuan untuk memberikan ASI kepada bayi

dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. [QS al-Baqoroh : 233] Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah dicerai) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya. [QS ath-Tholaq : 6]

Persusuan menjadikan mahrom


Ketika Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam berada di rumahnya, ia (Aisyah) mendengar suara laki-laki minta izin (untuk masuk) di rumah Hafshoh. Aisyah berkata : lalu aku katakan : wahai Rosululloh, laki-laki ini minta izin di rumahmu Nabi shollallohu alaihi wa sallam berkata : aku melihat ia adalah si Fulan, paman susunya Hafshoh Aisyah berkata : seandainya si Fulan masih hidup (paman susunya Aisyah) ia boleh masuk menemuiku? Rosululloh berkata: ya, persusuan menjadikan mahrom (sebagaimana) siapa yang menjadi mahrom karena sebab kelahiran. [HR. al-Bukhori no. 2503, 2938 & 4811, Muslim no. 1444]

Rukhshoh bagi ibu yang menyusui untuk meninggalkan puasa

Kuda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam lari kepada kami, lalu aku datangi Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam, aku mendapatinya sedang makan pagi, beliau berkata : Mendekat dan makanlah! Aku katakan : aku sedang puasa, lalu beliau berkata : mendekatlah, aku akan mengabarkan kepadamu tentang puasa, sesungguhnya Alloh taala telah menggugurkan puasa dan setengah sholat bagi musafir, dan juga puasa bagi wanita hamil atau menyusui. (Anas berkata) Demi Alloh! beliau telah mengucapkan keduanya atau salah satunya, aduhai sesalnya diriku tidak makan makanannya Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam. [HR. at-Tirmidzi no. 715, Abu Dawud no. 2408, an-Nasai no. 2276, dll. Dishohihkan al-Albani dalam Shohih Abi Dawud no. 2107]

BANK ASI
Anak yang lahir prematur harus memerlukan perawatan tersendiri dalam suatu jangka waktu yang kadang-kadang lama, sehingga air susu ibunya melimpahlimpah. Kemudian si anak mengalami kemajuan sedikit demi sedikit meski masih disebut rawan, tetapi ia sudah dibolehkan untuk minum air susu. Sudah dimaklumi bahwa air susu yang dapat menjalin hubungan nasab dan paling dapat menjadikan jalinan kasih sayang (kekeluargaan) adalah air susu manusia (ibu).

Beberapa yayasan berusaha menghimpun susu ibu-ibu yang sedang menyusui agar bermurah hati memberikan sebagian air susunya. Kemudian susu itu dikumpulkan dan disterilkan untuk diberikan kepada bayi-bayi prematur pada tahap kehidupan yang rawan ini,

Sudah barang tentu yayasan tersebut menghimpun air susu dari puluhan bahkan ratusan kaum ibu, kemudian diberikan kepada berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus bayi prematur, laki-laki dan perempuan tanpa saling mengetahui dengan jelas susu siapa dan dikonsumsi siapa, baik pada masa sekarang maupun masa mendatang. Hanya saja, penyusuan ini tidak terjadi secara langsung, yakni tidak langsung menghisap dari tetek.

Tidak diragukan lagi bahwa tujuan diadakannya bank air susu ibu adalah tujuan yang baik dan mulia, yang didukung oleh Islam, untuk memberikan pertolongan kepada semua yang lemah, apa pun sebab kelemahannya. Lebih-lebih bila yang bersangkutan adalah bayi yang lahir prematur yang tidak mempunyai daya dan kekuatan. Tidak disangsikan lagi bahwa perempuan yang menyumbangkan sebagian air susunya untuk makanan golongan anak-anak lemah ini akan mendapatkan pahala dari Allah, dan terpuji di sisi manusia. Bahkan air susunya itu boleh dibeli darinya, jika ia tak berkenan menyumbangkannya, sebagaimana ia diperbolehkan mencari upah dengan menyusui anak orang lain, sebagaimana nash Al-Quran serta contoh riil kaum muslim.

Juga tidak diragukan bahwa yayasan yang bergerak dalam bidang pengumpulan air susu itu yang mensterilkan serta memeliharanya agar dapat dikonsumsi oleh bayi-bayi atau anak-anak sebagaimana yang digambarkan penanya patut mendapatkan ucapan terima kasih dan mudah-mudahan memperoleh pahala

Lalu, apa gerangan yang dikhawatirkan dibalik kegiatan yang mulia ini?

Dr. Yusuf Qardhawi membagi masalah ini menjadi beberapa poin, sehingga hukumnya menjadi jelas.

Pertama, menjelaskan pengertian radha (penyusuan) yang menjadi acuan syara untuk menetapkan pengharaman.
Kedua, menjelaskan kadar susuan yang menjadikan haramnya perkawinan. Ketiga, menjelaskan hukum meragukan susuan.

Pengertian Radhn (Penyusuan) Makna radha (penyusuan) yang menjadi acuan syara dalam menetapkan pengharaman (perkawinan), menurut jumhur fuqaha termasuk tiga orang imam mazhab, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Syafii ialah segala sesuatu yang sampai ke perut bayi melalui kerongkongan atau lainnya, dengan cara menghisap atau lainnya

Menurut Yusuf Qardhawi, asy-Syari (Pembuat syariat) menjadikan asas pengharamnya itu pada keibuan yang menyusukan sebagaimana firman Allah ketika menerangkan wanita-wanita yang diharamkan mengawininya: dan ibu-ibumu yang menyusui kamu dan saudara perempuanmu sepersusuan (an-Nisa: 23)

1. Pendapat Yang Membolehkan Bank ASI

Yusuf Qardhawi mengatakan bahwa bank air susu ibu bertujuan baik dan mulia, didukung oleh Islam untuk memberikan pertolongan kepada semua yang lemah, apa pun sebab kelemahannya. Lebih-lebih bila yang bersangkutan adalah bayi yang baru dilahirkan yang tidak mempunyai daya dan kekuatan dan para wanita yang menyumbangkan sebagian air susunya akan mendapatkan pahala dari Allah, dan terpuji di sisi manusia Bahkan Al-Qaradawi memandang bahwa institusiyang bergerak dalam bidang pengumpulan air susu itu yang mensterilkan serta memeliharanya agar dapat dinikmati oleh bayi-bayi atau anakanak patut mendapatkan ucapan terima kasih dan mudahmudahan memperoleh pahala Al-Ustadz Asy-Syeikh Ahmad Ash-Shirbasi, ulama besar Al-Azhar Mesir. Beliau menyatakan bahwa hubungan mahram yang diakibatkan karena penyusuan itu harus melibatkan saksi dua orang laki-laki. Atau satu orang laki-laki dan dua orang saksi wanita sebagai ganti dari satu saksi laki-laki. Bila tidak ada saksi atas penyusuan tersebut, maka penyusuan itu tidak mengakibatkan hubungan kemahraman antara ibu yang menyusui dengan anak bayi

2. Yang Tidak Membenarkan Bank ASI

Dr. Wahbah Az-Zuhayli dan juga Majma' Fiqih Islami. Dalam kitab Fatawa Mua`sirah, beliau menyebutkan bahwa mewujudkan institusi bank ASI tidak dibolehkan dari segi syariah.

Majma' Fiqih Al-Islami melalui Badan Muktamar Islam yang diadakan di Jeddah pada tanggal 22 28 Disember 1985/ 10 16 Rabiul Akhir 1406. Lembaga inidalam keputusannya (qarar) menentang keberadaan bank air susu ibu di seluruh negara Islam serta mengharamkan pengambilan susu dari bank tersebut.

Perdebatan Dari Segi Dalil


Ternyata perbedaan pendapat dari dua kelompok ulama ini terjadi di seputar syarat dari penyusuan yang mengakibatkan kemahraman. Setidaknya ada dua syarat penyusuan yang diperdebatkan. Pertama, apakah disyaratkan terjadinya penghisapan atas puting susu ibu? Kedua, apakah harus ada saksi penyusuan?

Haruskah Lewat Menghisap Puting Susu?


Kalangan yang membolehkan bank susu mengatakan bahwa bayi yang diberi minum air susu dari bank susu, tidak akan menjadi mahram bagi para wanita yang air susunya ada di bank itu. Sebab kalau sekedar hanya minum air susu, tidak terjadi penyusuan. Sebab yang namanya penyusuan harus lewat penghisapan puting susu ibu.

Dalilnya adalah firman Allah SWT: 'Dan ibu-ibumu yang menyusui kamu dan saudara perempuanmu sepersusuan...' (QS An-Nisa':23)

Hadits Nabi Saw: Dari Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Perhatikan saudara laki-laki kalian, karena saudara persusuan itu akibat kenyangnya menyusu. (HR Bukhari dan Muslim)

2. Haruskah Ada Saksi?


Sebagian ulama mengatakan bahwa untuk terjadinya persusuan yang mengakibatkan kemahraman maka harus ada saksi. yaitu harus melibatkan saksi dua orang laki-laki. Atau satu orang laki-laki dan dua orang saksi wanita sebagai ganti dari satu saksi laki-laki.

Sedangkan menurut ulama lainnnya, tidak perlu ada saksi dalam masalah penyusuan. Yang penting cukuplah wanita yang menyusui bayi mengatakannya

Maka menurut pendapat yang tidak membenarkan bank Asi adalah siapa pun bayi yang minum susu dari bank susu, maka bayi itu menjadi mahram buat semua wanita yang menyumbangkan air susunya. Dan ini akan mengacaukan hubungan kemahraman dalam tingkat yang sangat luas. Dari pada kacau balau, maka mereka memfatwakan bahwa bank air susu menjadi haram.

Kenapa demikian?

Pada saat seorang anak disusukan kepada seorang ibu, maka akan timbul dan terjadi PERTALIAN DARAH, yg secara otomatis akan membuat anak tersebut HARAM/DILARANG MENIKAH dengan anak yang menyusu si ibu, baik anak kandung ibu itu ataupun anak lain yg sempat menyusui.

Al Quran sendiri sudah menyatakan larangan pernikahan antara saudara yg sepersusuan, Dan (diharamkan atas kalian) ibu-ibu kalian yang telah menyusukan kalian dan saudara-saudara perempuan kalian dari penyusuan. AnNisa(4):23.

Anda mungkin juga menyukai