Anda di halaman 1dari 8

Kemiskinan dan Ketahanan Nasional

Penjualan Pulau dan Harga Kedaulatan


PENJUALAN pulau kepada pihak asing lagi-lagi terungkap. Tiga pulau di kawasan Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, dijual melalui sebuah situs yang berbasis di Kanada kepada publik mancanegara. Informasi itu sungguh mencengangkan karena bagaimana mungkin pulau yang dimiliki Indonesia itu bisa dengan gampang diperjualbelikan. Adalah situs www.private islandsonline.com yang mengiklankan penjualan tiga pulau itu lewat tajuk Islands for Sale in Indonesia, yaitu Pulau Makaroni yang dihargai US$4 juta (sekitar Rp40 miliar), Pulau Siloinak (US$1,6 juta), dan Pulau Kandui (US$8 juta). Setelah penjualan pulau itu diungkap media massa, banyak pihak yang terkaget-kaget. Mereka pun berbondong-bondong membantah bahwa pulau-pulau tersebut tidak dijual. Padahal iklan di situs itu dengan jelas membedakan istilah islands for rent (disewakan) dan islands for sale (dijual). Iklan penjualan pulau di Indonesia oleh situs www.privateislandsonline.com bukanlah kali pertama. Pada 2005, situs www.varealstate.co.uk juga pernah mengiklankan penjualan pulau dengan judul Tujuh Pulau (Bengkoang, Geleang, Kembar, Kumbang, Katang, Krakal Kecil, dan Krakal Besar) yang Merupakan Gugusan Kepulauan Karimunjawa Ditawarkan kepada Publik. Setahun kemudian kehebohan juga terjadi ketika Pulau Bidadari di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, dijual dan dikuasai warga Inggris. Lalu, giliran situs www.karangasemproperty.com yang mengiklankan penjualan Pulau Panjang dan Pulau Meriam Besar di wilayah Nusa Tenggara Barat pada 2007. Kasus penjualan pulau juga pernah terungkap di kawasan Sumenep, Jawa Timur, Natuna, dan Kepulauan Riau. Siapa pun tahu, kemerdekaan Republik ini direbut dengan susah payah. Setiap jengkal tanah harus ditebus dengan darah anak bangsa. Itu sebabnya memelihara dan menjaga seluruh kedaulatan menjadi harga yang tidak bisa ditawar-tawar. Lepasnya Pulau Ligitan dan Sipadan ke Malaysia haruslah menjadi pelajaran penting dan tidak boleh terulang.

Lebih dari itu, kasus penjualan pulau sejatinya menjadi momentum untuk mengkaji ulang paradigma bernegara. Indonesia bagaimanapun juga adalah sebuah negara kepulauan dengan sekitar 60% berupa lautan. Dengan demikian, pembangunan di wilayah daratan harus juga diberlakukan sama dengan wilayah di lautan. Bahkan, bila dilihat dari perimbangan kuantitas wilayah, pembangunan kelautan mestinya menjadi prioritas. Karena itu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki kewajiban mengelola pulau-pulau terkecil dan terluar secara benar dan berimbang. Payung hukum pun telah tersedia, antara lain lewat UU No 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil dan Pulau Terluar, yang mengatur hak pengelolaan pulau dan wilayah pesisir. Kedaulatan bagaimanapun juga menjadi harga mati bagi eksistensi negara dan bangsa yang memiliki harkat dan martabat. Penjualan pulau kepada pihak asing, apa pun alasannya, haruslah dipandang sebagai upaya menggadaikan kedaulatan. Itu yang tidak boleh diberi tempat.

Pembahasan Artikel diatas tentu saja sangat menggelitik telinga kita sebagai bangsa Indonesia. Kemerdekaan yang telah kita raih secara susah payah ternyata dapat dilepaskan dengan mudah. Wilayah Indonesia merupakan kedaulatan bangsa yang dimiliki oleh seluruh bangsa Indonesia. Akan tetapi, hanya karena uang, kita dapat melepaskan begitu saja kedaulatan Negara kita. Hal ini tentu saja dapat melemahkan ketahanan nasional bangsa Indonesia. Pertanyaan yang tentu saja muncul dipikiran kita saat kita membaca artikel diatas tentu saja adalah Kenapa pulau-pulau tersebut ingin dijual? dan Mengapa pulau-pulau tersebut dapat dijual seakan milik pribadi? Jawaban dari kedua pertanyaan diatas adalah kemiskinan dan lemahnya ketahanan nasional untuk mempertahankan kedaulatan. Perlu kita ingat bahwa pulau-pulau yang ada di Indonesia bukanlah milik pribadi melainkan milik bangsa Indonesia. Adalah satu kenyataan bahwa kemiskinan masih terdapat dalam jumlah besar di Indonesia. Meskipun jumlah rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan sudah dapat kita kurangi secara mencolok, yaitu dari sekitar 70 persen pada tahun 1970 menjadi sekitar 15 persen pada tahun 1993, namun itu masih meliputi tidak kurang dari 27 juta orang. Satu jumlah yang sama dengan jumlah penduduk satu negara ukuran menengah seperti Canada (28 juta) dan

jauh di atas penduduk Malaysia (19 juta). Padahal rakyat Indonesia yang hidup sedikit di luar garis kemiskinan juga masih tergolong miskin sekali. Maka dengan begitu jumlah penduduk Indonesia yang masih hidup miskin banyak sekali. Kondisi penduduk demikian tidak mendukung adanya Ketahanan Nasional yang kuat, malahan melemahkannya. Ketahanan Nasional terdiri dari Kesejahteraan dan Keamanan yang dapat dibedakan tetapi tidak dipisahkan. Kalau masih banyak sekali penduduk Indonesia miskin, sekalipun ada kecenderungan akan membaik, maka Kesejahteraan pada waktu ini belum tinggi. Karena itu juga Keamanan belum dalam kondisi yang cukup baik. Oleh karena itu Kemiskinan merupakan tantangan yang harus dapat diatasi secepat mungkin untuk dapat mewujudkan Ketahanan Nasional yang tangguh. Hal yang dapat kita perhatikan dari kasus diatas adalah sikap acuh tak acuh dari orang yang ingin menjual pulau tersebut. Dia menganggap pulau tersebut adalah miliknya pribadi dan demi keuntungan pribadi, ia menjual pulau tersebut. Apabila rakyat Indonesia dapat keluar dari garis kemiskinan, tentu saja tidak ada yang ingin menjual pulau milik Indonesia demi keuntungan pribadi. Sikap acuh tak acuh juga diperlihatkan para aparat. Para aparat yang notabene juga merupakan rakyat yang berada pada garis kemiskinan kemungkinan telah menerima suap dari penjual pulau tersebut. Ironisnya, demi keuntungan pribadi, aparat kepolisian dapat begitu saja melalaikan kedaulatan Indonesia yang akhirnya akan juga melemahkan ketahanan nasional. Sebagai perumpamaan, anjing penjaga yang disuap dengan makanan akan melalaikan tugasnya dalam menjaga rumah majikannya. Keadaan ini tentu saja akan melemahkan keamanan rumah majikannya. Mungkin jalan keluar dari permasalahan ini harus segera dipikirkan oleh para pejabat yang duduk di kursi pemerintahan. Apabila hal ini tidak segera ditanggulangi, maka akan menjadi sebuah ancaman yang amat besar bagi ketahanan Negara kita. Untuk keluar dari kondisi Kemiskinan seluruh bangsa harus berjuang dan bersatu. Kita harus mempunyai keyakinan bahwa Menjadi Kaya adalah sesuatu yang Mulia dan harus dikejar dengan sekuat tenaga, selama itu dilakukan dengan cara yang halal dan tidak bertentangan dengan hukum serta norma agama. Dan itu tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan semua agama yang ada di Indonesia. Sebaliknya justru Pancasila, UUD 1945 dan semua agama yang ada di Indonesia membenarkan manusia menjadi kaya dan bahwa menjadi kaya adalah sesuatu yang mulia.

Kesehatan dan Ketahanan Nasional

Angka Kematian Bayi di Indonesia Sangat Tinggi


Angka kematian balita di Indonesia sejak periode 2002 tidak mengalami penurunan. Cornelius Eko Susanto DEPARTEMEN Kesehatan (Depkes) mengungkapkan rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya genap 1 tahun. Data bersumber dari survei terakhir pemerintah, yaitu dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI). "Rata-rata kematian bayi di Indonesia masih cukup besar. Kewajiban kita semua untuk menguranginya," sebut Kepala Sub Direktorat Bina Kesehatan Depkes, Kirana Pri-tasari, kemarin, di Jakarta. Berdasarkan survei lainnya, yaitu Riset Kesehatan Dasar Depkes 2007, kematian bayi baru lahir (neonatus) merupakan penyumbang kematian terbesar pada tingginya angka kematian balita (AKB). Setiap tahun sekitar 20 bayi per 1.000 kelahiran hidup terenggut nyawanya dalam rentang waktu 0-12 hari pas-cakelahirannya. Parahnya, dalam rentang 2002-2007 (data terakhir), angka neonatus tidak pernah mengalami penurunan. Penyebab kematian terbanyak pada periode ini, menurut Depkes, disebabkan oleh sepsis (infeksi sistemik), kelainan bawaan, dan infeksi saluran pemapasan atas. Selaras dengan target pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), Depkes telah mematok target penurunan AKB di Indonesia dari rata-rata 36 meninggal per 1.000 kelahiran hidup menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada 2015. AKB di indonesia termasuk salah satu yang paling tinggi di dunia. Hal itu tecermin dari perbandingan dengan jumlah AKB di negara tetangga seperti Malaysia yang telah mencapai 10 per 1.000 kelahiran hidup dan Singapura dengan 5 per 1.000 kelahiran hidup. Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Badriul Hegar mengatakan banyak faktor yang menyebabkan angka kematian bayi tinggi. Antara lain, faktor kesehatan anak, lingkungan seperti keadaan geografis, dan faktor nutrisi. Bisa dicegah Menurut Kirana, peran puskesmas dan posyandu sejatinya menjadi kunci untuk menekan kejadian AKB.Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih berkomentar kematian bayi juga

bisa dicegah lewat penyehatan lingkungan. Pasalnya, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan hampir separuh kematian bayi umur 29 hari sampai 11 bulan juga disebabkan oleh penyakit yang bisa dicegah dengan intervensi lingkungan dan perilaku. Penyakit itu adalah diare dan pneumonia. Lantaran itu, upaya penyehatan lingkungan seperti penyediaan air minum, fasilitas sanitasi dan higienitas yang memadai, serta pengendalian pencemaran udara mampu meredam jumlah bayi meninggal. "Untuk itu pemerintah tidak lelah mengampanyekan pentingnya upaya kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat," imbuhnya. Pada kesempatan yang sama, Esther Indriani dari Maternal and Child Health Specialist World Vision memaparkan, perawatan sederhana seperti pemberian air susu ibu (ASI) dapat menekan AKB. "Telah terbukti, pemberian ASI eksklusif dapat mencegah 13% kematian bayi dan bahkan 19/0 jika dikombinasikan dengan makanan tambahan bayi setelah usia 6 bulan." Direktur Lembaga Peningkatan Penggunaan ASI RS St Carolus, Utami Rusli, menambahkan inisiatif inisiasi bayi menyusu sendiri segera setelah lahir dapat mengurangi risiko kematian bayi akibat berbagai penyakit. "Risiko kematian bayi diperkirakan bisa berkurang sebanyak 22% jika inisiasi menyusui bayi baru lahir dilakukan setidaknya 1 jam," imbuhnya.

Pembahasan Seperti yang telah dibahas pada bagian kemiskinan dan ketahanan nasional, ketahanan nasional sendiri dipengaruhi oleh dua hal yaitu: kesejahteraan dan keamanan. Hal yang penting kita bahas pada topic ini adalah mengenai kesejahteraan rakyat Indonesia. Seperti pada kasus yang telah dipaparkan diatas, dapat kita lihat bahwa angka kematian bayi di Indonesia sangatlah tinggi. Bayangkan saja, apabila angka kematian bayi meninggi, artinya banyak generasi penerus bangsa yang telah hilang dari muak bumi. Perlu kita ingat bahwa anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang penting dan harus dijaga dengan baik. Sebenarnya, penyebab kematian bayi ini sangatlah mudah dicari penyebabnya, yaitu kurangnya kesejahteraan rakyat Indonesia. Pada topic ini, perlu kita ingat bahwa angka kematian bayi merupakan salah satu indicator kesehatan suatu Negara atau bangsa. Oleh karena itu, bangsa yang memiliki angka kematian bayi yang tinggi berarti memiliki tingkat kesehatan yang kurang.

Oleh karena itu, Indonesia dapat kita golongkan sebagai Negara yang memiliki tingkat kesehatan yang masih dapat dikatakan rendah jika disbandingkan dengan Negara tetangga seperti singapura maupun Malaysia. Tingkat kesehatan yang kurang ini dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi ketahanan nasional. Dampak langsung yang dapat kita rasakan adalah tingkat kesehatan yang rendah berarti juga tingkat kematian yang tinggi. Manusia merupakan unsur pembentuk bangsa yang utama. Apabila banyak manusia yang meninggal akibat kurangnya tingkat kesehatan, tentu saja ketahanan bangsa juga tidak dapat terjamin. Sedangkan dampak tidak langsung yang dapat dirasakan adalah mengenai generasi penerus bangsa kita. Seperti yang telah diuraikan diatas, angka kematian bayi di Indonesia merupakan salah satu yang paling tinggi didunia. Hal ini mengakibatkan kurangnya generasi penerus bangsa yang dapat kita siapkan. Karena perlu kita ingat, walaupun sekarang mereka adalah bayi-bayi yang tidak dapat berbuat apa-apa, siapa sangka 30 atau 40 tahun lagi, mereka dapat menjadi seorang presiden atau aparat Negara yang siap membela ketahanan bangsa dan kedaulatan bangsa dari ancaman luar. Pelayanan dan Jaminan Kesehatan yang baik bagi seluruh rakyat merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk dapat meningkatkan taraf kesehatan di Indonesia. Upaya-upaya ini dapat kita lihat dari program askeskin yang diluncurkan pemerintah untuk dapat menjangkau kesehatan seluruh warga Indonesia baik yang kaya maupun miskin. Selain dalam hal kehatanan nasional, kesehatan juga merupakan kunci bagi berjalannya roda perekonomian maupun pembangunan nasional. Seperti yang akan dibahas pada topic selanjutnya, perekonomian juga sangat berpengaruh terhadap ketahanan nasional.

Perekonomian dengan Ketahanan Nasional

Kasus Century Dewan Ketahanan Nasional Minta Upaya Pemakzulan Presiden Dihentikan
Jakarta - Banyak yang menilai jika Pansus Bank Century akan berujung pada pemakzulan Presiden dan wakilnya karena dinilai bertanggungjawab dalam kasus tersebut. Dewan Ketahanan Nasional (DKN) menolak mentah-mentah hal tersebut. "Upaya pemakzulan presiden dan wakilnya harus dihentikan oleh anggota Hak Angket Bank Century yang berasal dari koalisi partai pendukung pemerintah," ujar Sekjen DKN Letjen TNI Bambang Darmono dalam dokumen yang didapat detikcom, Senin (18/1/2010). Dok Dalam dokumen bertajuk Saran Tindak Terhadap Implikasi Sosial Politrik dan Sosial Ekonomi Kasus Bank Century, Bambang menjelaskan tidak ada indikasi pelanggaran konstitusional dalam kasus Bank Century yang melibatkan presiden dan wakil presiden. "Kasus ini merupakan kasus moneter yang telah diproses oleh BI, KSSK dan LPS," tambahnya. Masih menurut Bambang, upaya penyelesaian kasus bank century lewat DPR melalui hak angket sangat rawan jadi bumerang bagi pemerintah saat ini. "Hak Angket dapat mengarah kepada rekomendasi atau pernyataan pendapat yang sangat tergantung dari dinamika politik di DPR dan dinamika politik nasional," tambahnya. Untuk itu DKN pun memberikan rekomendasi agar koalisi partai pendukung pemerintah yang sejak awal telah dibentuk diperkuat kembali di parlemen. "Penguatan kembali agar tidak berlanjut pada penggunaan hak menyatakan pendapat dengan cara penguatan koalisi partai endukung pemerintah. Peningkatan komunikasi politik dengan lembaga tinggi dan masyarakat," pungkasnya.

Pembahasan Sebelum kita menelaah lebih lanjut mengenai kasus diatas perlu kita ketahui terlebih dahulu mengenai definsi dari pemakzulan. Pemakzulan (lebih populer disebut impeachment) adalah sebuah proses dari sebuah badan legislatif yang secara resmi menjatuhkan dakwaan terhadap seorang pejabat tinggi negara. Pemakzulan bukan selalu berarti pemecatan atau pelepasan jabatan, tetapi hanya merupakan pernyataan dakwaan secara resmi, mirip pendakwaan dalam kasus-kasus kriminal, sehingga hanya merupakan langkah pertama menuju kemungkinan pemecatan. Saat pejabat tersebut telah dimakzulkan, ia harus menghadapi kemungkinan dinyatakan bersalah melalui sebuah pemungutan suara legislatif, yang kemudian menyebabkan. Dari definisi diatas, tentu kita dapat mengerti bahwa jabatan yang sekarang dipegang oleh presiden sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan sedang terancam akibat kasus bank century yang sudah berlarut larut ini. Kalau kita dapat berpikir logis, apabila kepala pemerintahan yang mejalankan roda pemerintahan sebuah Negara diancam akan di pecat tentu saja hal ini dapat mempengaruhi kinerja pemerintahannya. Apabila hal ini terjadi terus menerus, tentu saja ketahanan nasional dapat terancam. Apabila presiden sudah dipecat, tentu saja akan terjadi ketidakstabilan dalam system pemerintahan Negara. Ketidakstabilan ini dapat dimanfaatkan Negara lain untuk mengambil keuntungan dari Negara yang sedang tidak stabil. Hal ini dapat dilihat pada saat Indonesia baru memproklamasikan kemerdekaannya, banyak Negara yang berusaha mengambil alih Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI) yang kita tau keadaannya pada saat itu juga sedang tidak stabil. Oleh karena itu, sangat berbahaya bila kinerja kepala Negara dan kepala pemerintahan tidak maksimal dalam masa sekarang ini dan ada baiknya permasalahan bank century harus segera diselesaikan agar tidak mengancam ketahanan nasional dan integritas bangsa dan Negara Indonesia yang telah kita junjung selama ini.

Anda mungkin juga menyukai