Kasus
Topik : Hipertensi Stage II + BPPV
Tanggal Kasus: 08 April 2015
Presenter: dr. Prawira Buntara Putra
Tanggal Presentasi: 04 Juni 2015
Pendamping: dr. Sri Wirya Ningsih
Tempat Presentasi: Puskesmas Glugur Darat
Objektif Presentasi:
Diskusi
Presentasi Email
Audit
Pos
dan Diskusi
Data
Nama: KB
Umur: 68 tahun
No. Reg: 2345
Pasien:
Nama Klinik: Puskesmas
Telp:
Terdaftar sejak: Glugur Darat
08126302887
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Hipertensi + BPPV, Pasien datang dengan keluhan utama mual dan oyong.
Hal ini terjadi sejak 2 hari yang lalu, awalnya pasien merasa pandangannya
berputar dan merasa mual. Hal ini belum pernah dirasakan pasien
sebelumnya. Pada saat pasien merasa oyong, pasien sulit untuk berjalan.
Oyong dirasakan pasien kira-kira selama 5 menit dan dirasakan terutama saat
pasien merubah posisi kepalanya. Perasaan oyong pasien dirasakan seperti
ruangan berputar mengelilingi pasien. Kemudian, akibat perasaan oyong
tersebut pasien merasa mual tapi tidak dijumpai muntah. Sebelum datang ke
puskesmas, hal ini sudah dirasakan pasien sebanyak 3 kali. Pasien juga
mengeluhkan sulit tidur. Riwayat trauma kepala tidak dijumpai, riwayat pilek
dalam 1 minggu terakhir disangkal oleh pasien. Telinga berdengung (-),
pendengaran pasien dalam batas normal. BAK (+) normal, BAB (+) normal.
2.
3.
4.
5.
Daftar Pustaka :
1. Chobanian, A. V. Bakris, G. L. The seventh report of the Joint National
Comittee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure: The JNC VII Report. JAMA. 2003; 289:2560-2571
2. Lee, C.T. 2011. Hypertension. Lilly, L.S. (eds). Patophysiology of Heart
Disease. Philadelphia: LWW
3. Raman, S. V. The Hypertensive heart: an integrated understanding informed by
imaging. J Am Coll Cardiol. 2010; 55:91-96
4. Shih P.A. Hereditary Determinant of human hypertension: strategies in the
setting of genetic complexity. Hypertension. 2008; 51:1456-1464.
5. Wellcome Trust Case Control Consortium. Genome wide association study of
14000 case of seven common disease and 3000 shared controls. Nature.
2007; 447:661-678.
.
Hasil Pembelajaran :
1. Klasifikasi hipertensi
2. Etiologi hipertensi
3. Epidemiologi hipertensi
4. Gejala klinis klinis hipertensi
5 . Penatalaksanaan hipertensi
1. Subjektif
Hipertensi + BPPV, Pasien datang dengan keluhan utama mual dan oyong.
Hal ini terjadi sejak 2 hari yang lalu, awalnya pasien merasa pandangannya
berputar dan merasa mual. Hal ini belum pernah dirasakan pasien
sebelumnya. Pada saat pasien merasa oyong, pasien sulit untuk berjalan.
Oyong dirasakan pasien kira-kira selama 5 menit dan dirasakan terutama saat
pasien merubah posisi kepalanya. Perasaan oyong pasien dirasakan seperti
ruangan berputar mengelilingi pasien. Kemudian, akibat perasaan oyong
tersebut pasien merasa mual tapi tidak dijumpai muntah. Sebelum datang ke
puskesmas, hal ini sudah dirasakan pasien sebanyak 3 kali. Pasien juga
mengeluhkan sulit tidur. Riwayat trauma kepala tidak dijumpai, riwayat pilek
dalam 1 minggu terakhir disangkal oleh pasien. Telinga berdengung (-),
pendengaran pasien dalam batas normal. BAK (+) normal, BAB (+) normal.
Nyeri perut tidak dijumpai.
2. Objektif
Dari pemeriksaan fisik didapati sensorium compos mentis, tekanan darah
160/90 mmHg, nadi 96x/menit, frekuensi pernapasan 20x/menit, dan suhu
37,3 C. Pemeriksaan generalisata, dimulai dari pemeriksaan mata, dijumpai
konjungtiva mata anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor 2mm/2mm,
refleks cahaya +/+ kiri kanan. Telinga/Hidung/Mulut: dalam batas normal.
Leher tidak dijumpai pembesaran KGB. Pada pemeriksaan paru dan jantung
dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen dalam batas normal.
Pada pemeriksaan fungsi cerebellum tidak dijumpai kelainan,
pemeriksaan nystagmus dijumpai nystagmus pada kedua mata dengan latensi
5 detik dan arah nystagmus ke lateral
3. Assessment
Hipertensi adalah sebuah kelainan yang ditandai dengan terjadinya
peningkatan tekanan darah yang diukur dengan menggunakan
sphygmomanometer. Hipertensi umumnya bersifat primer/idiopatik.
Umumnya penyebab dari hipertensi tidak dapat diketahui terutama pada
kasus hipertensi yang terjadi pada lansia. Hipertensi juga dapat terjadi karena
hal-hal lain misalnya karena penyakit dari ginjal ataupun hipertiroid dan
tumor pada kelenjar adrenal. Menurut penelitian dari framingham, disebutkan
bahwa 90% dari populasi berusia diatas 55 tahun akan mengalami hipertensi.
Menurut data epidemiologi yang didapat, pada usia diatas 60 tahun,
umumnya rerata tekanan darah wanita akan lebih tinggi dibandingkan pria.
Gejala klinis dari hipertensi ini sendiri sangat bervariasi. Mulai dari
tanpa gejala dan diagnosis hipertensi didapat pada saat pemeriksaan rutin,
sampai dengan rasa tidak nyaman pada kepala dan vertigo. Untuk dapat
mendiagnosis hipertensi, dilakukan pengukuran tekanan darah dengan
menggunakan sphygmomanometer. Pengukuran sebaikntya dilakukan setelah
pasien berhenti beraktifitas selama 10 menit. Diagnosis dari hipertensi
tentunya harus disertai juga dengan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui
penyebab dari hipertensi.
Tatalaksana
hipertensi
sendiri
terdiri
dari
penanganan
: (-)
Follow Up
13 April 2015
S: Oyong sudah tidak ada, kepala nyeri (+) minimal, VAS: 3
O: Kesadaran
Tekanan Darah
: Compos Mentis
: 160/80
Pols
: 92x/menit
RR
: 16 x/menit
A: Hipertensi Stage II
P: Diet rendah garam
Perilaku hidup sehat
Olahraga minimal 30 menit non-stop dengan frekuensi 3-4x per minggu
Amlodipine 10 mg 1x1
Captopril 25 mg 3x1
Paracetamol 500 mg 3x1
15 April 2015
S: Nyeri kepala berkurang, VAS: 2
O: Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 160/70
Pols
: 85x/menit
RR
: 16 x/menit
Amlodipine 10 mg 1x1
Captopril 25 mg 3x1
R: Pemeriksaan laboratorium darah rutin, kolesterol, gula darah, asam urat, fungsi
hati, fungsi
25 April 2015
S: Nyeri kepala berkurang, VAS: 1
O: Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 150/80
Pols
: 87x/menit
RR
: 18 x/menit
Captopril 25 mg 3x1
Allopurinol 100 mg 2x1
R: Pertahankan tekanan darah 150/90 mmHg, karena menurut guideline JNC
VIII tahun 2014, untuk pasien dengan usia > 60 tahun tanpa kelainan ginjal
atau diabetes, target tekanan darah adalah 150/90 mmHg. Apabila suatu saat
tekanan darah tidak dapat dikontrol dengan kedua obat ini lagi, maka dapat
menggunakan obat antihipertensif ketiga. Obat jenis ketiga yang disarankan
oleh JNC VIII adalah diuretik tipe thiazide (hati-hati terhadap peningkatan
panel asam urat pada pasien).
21 Mei 2015
S: Nyeri kepala (-)
O: Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 140/800
Pols
: 80x/menit
RR
: 18 x/menit
Captopril 25 mg 3x1
R: Pertahankan keadaan tekanan darah pasien dengan olahraga teratur, diet rendah
garam dan hindari stressor yang dapat meningkatkan tekanan darah dan panel
metabolik lainnya.