Anda di halaman 1dari 2

Pada saat pertama kali masuk rumah sakit pada pasien ini didapatkan anemia hipokrom mikrositer, kemudian

dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan serum iron (SI), Total Iron Binding Capacity (TIBC) dan saturasi iron. Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien ini didapatkan penurunan nilai SI, TIBC dan saturasi iron. Pemeriksaan tersebut digunakan untuk membedakan anemia oleh karena defisiensi besi atau oleh karena penyakit kronik. Pada anemia defisiensi besi terjadi penurunan serum iron, peningkatan Total Iron Binding Capacity (TIBC) dan penurunan saturasi iron, sedangkan pada anemia oleh karena penyakit kronis terjadi penurunan serum iron, TIBC dan saturasi iron. Jadi pada pasien ini mengalami anemia oleh karena penyakit kronis. Anemia pada penyakit menahun disebabkan multifaktor dan seringkali terjadi bersamaan dengan defisiensi besi. Anemia perlu dicurigai apabila kita menjumpai infeksi menahun (endokarditis bakterialis subakut, osteomielitis, AIDS), penyakit inflamasi menahun (juvenile rheumatoid arthritis, SLE, sarkoidosis, demam rematik, penyakit Crohn, kolitis ulseratif), dan keganasan. Gambaran hematologik berupa anemia mikrositik, kadar reseptor serum transferrin dan serum feritin terdapat di antara defisiensi besi dan anemia sideroblastik. Pada pasien ini mempunyai kadar serum ferritin ....... ng/ml. kronis diduga terjadi melalui tiga mekanisme.1 Masa hidup eritrosit memendek melalui mekanisme yang belum diketahui. Gangguan respons sumsum tulang terhadap eritropoiesis disebabkan penurunan produksi eritropoietin (EPO) dan respons sumsum tulang terhadap EPO. Terjadinya sekuestrasi besi di dalam sel inflamasi (makrofag) dan gangguan metabolisme besi intraselular sehingga mengakibatkan penurunan jumlah besi serta ketidakmampuan memobilisasi cadangan besi yang berguna untuk pembentukan eritrosit. Sedangkan anemia karena defisiensi Fe jika cadangan besi menurun, keadaan ini Patofisiologi anemia oleh karena penyakit

disebut keseimbangan zat besi yang negatif, yaitu tahap deplesi besi (iron depleted state). Keadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum, peningkatan absorbsi besi dalam usus,

serta pengecatan besi dalam sumsum tulang negatif. Apabila kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi menjadi kosong, penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit tetapi anemia secara klinis belum terjadi. Keadaan ini disebut sebagai iron deficient erythropoiesis. Pada fase ini kelainan pertama yang dijumpai adalah peningkatan kadar free protophorphyrin atau zinc protophorphyrin dalam eritrosit. Saturasi transferin menurun dan kapasitas ikat besi total (total iron binding capacity = TIBC) meningkat, serta peningkatan reseptor transferin dalam serum. Apabila penurunan jumlah besi terus terjadi maka eritropoesis semakin terganggu sehingga kadar hemoglobin mulai menurun, akibatnya timbul anemia defisiensi besi.2

1. Glader B. Anemia: general considerations. Dalam: Greer JP, Foerster J, Lukens JN, Rodgers GM, Paraskevas F, Glader B, penyunting. Wintrobes clinical hematology. Edisi kesebelas, vol 1. Philadelphia:Lippincott William & Wilkins; 2004. h. 947-78. 2. Andrews, NC., 1999. Disorders of iron metabolism. N Engl J Med; 26: 1986-95

Anda mungkin juga menyukai