Anda di halaman 1dari 14

BAB I ILUSTRASI KASUS

I.

IDENTIFIKASI PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Alamat Suku Agama Pekerjaan : An. C : Perempuan : 13 tahun : Karang Tengah, Gunun Puyuh : Sunda : Islam : Pelajar

Tanggal Pemeriksaan : 30 Juli 2013

II.

ANAMNESIS Diperoleh secara autoanamnesis pada tanggal 30 Juli 2013. A. Keluhan Utama Gatal di daerah pergelangan tangan sejak 1 bulan yang lalu.

B. Keluhan Tambahan

Telapak tangan kanan dan kiri kering, terasa gatal dan nyeri sejak 1 bulan yang lalu, telapak kaki kanan dan kiri yang gatal dan tampak mengelupas 2 minggu yang lalu.

C. Riwayat Perjalanan Penyakit Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan utama gatal telapak tangan dan punggung telapak tangan kanan dan kiri kering, terasa gatal dan nyeri sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengaku keluhan seperti ini pertama kali timbul dari 7 tahun yang lalu. Awalnya timbul kemerahan dan gelembung-gelembung kecil dan besar seperti melepuh berisi cairan bening dengan rasa gatal dan panas yang semakin bertambah. Namun setelah gelembung mereda atau pecah meninggalkan luka dan kulit pasien mulai gatal-gatal dan nyeri. Keluhan ini muncul dan bertambah berat terutama jika pasien mencuci baju. Kulit tangan dan kaki juga terasa perih jika terkena air. Pasien sering menggaruk daerah tersebut terkadang sampai terjadi luka. Pasien sebelumnya pernah berobat untuk keluhan ini menggunakan Mesone (Mometasone furoate), namun keluhan kembali muncul jika obat habis. Pasien sudah menderita gatal-gatal di daerah ini selama 6 bulan namun keluhan hilang timbul. Sejak 2 minggu yang lalu, pasien sering mengeluh gatal pada kedua telapak kaki dan sela-sela jari kanan dan kirinya disertai muncul gelembung-gelembung kecil pada telapak kaki. Rasa gatal yang sangat hebat ini membuat pasien sering menggaruk-garuk, sehingga gelembung pecah dan mengeluarkan cairan bening. Pasien sempat berobat ke dokter kulit dan mendapat obat salep. Setelah berobat, keluhan gatal berkurang, namun telapak kaki menjadi kering dan tampak sisik-sisik berbentuk bulat. Pasien sudah menggunakan salep Ketokonazole selama 8 hari untuk mengatasi tersebut dan pasien mengakui ada sedikit perbaikan. 2

D. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat allergi makanan dan obat-obatan disangkal Riwayat penyakit asma disangkal Riwayat rhinitis alergi disangkal Riwayat konjungivitis alergi disangkal Riwayat penyakit kulit lainnya disangkal. Riwayat penyakit sistemik disangkal. E. Riwayat Penyakit Keluarga Kaka mempunyai riwayat penyakit yang sama Riwayat alergi Riwayat penyakit asma -

III.

PEMERIKSAAN A. Status Generalis Keadaan Umum : Baik Kesadaran Tekanan Darah Laju Nadi Laju Napas Suhu : Kompos mentis : tidak diperiksa : 80 kali per menit, teratur, kuat, penuh : 16 kali per menit : afebris 3

B. Status Dermatologis 1. Regio / Letak lesi : tangan kanan Efloresensi o Primer : vesikel, eritema o Sekunder : skuama, krusta, ekskoriasi Sifat UKK o Ukuran : papulmiliar o Susunan / bentuk : tidak teratur, skuama bulat o Penyebaran dan lokalisasi : simetrik Pembesaran KGB : tidak ada

Gambar 1.1. UKK di punggung pergelangan tangan dan telapak tangan kanan 4

2. Regio / Letak lesi : Efloresensi o Primer : bula, makula eritem Sekunder : ekskoriasi, skuama kasar, hiperpigmentasi, krusta Sifat UKK o Ukuran : numular o Susunan / bentuk : tidak teratur, bulat o Penyebaran dan lokalisasi : simetrik Pembesaran KGB : -

Gambar 1.2. UKK punggung dan telapak kaki kanan

C. Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan

D. Pemeriksaan Anjuran 5

IV.

Kerokan kulit dengan KOH 10% Sinar Wood

RESUME Pasien perempuan 13 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan utama pruritus, xerosis dan pain pada regio manus kanan dan kiri. Diawali dengan eritema dan vesikel sejak 1 bulan yang lalu. Vesikel tersebut timbul semakin banyak dan bila pecah meninggalkan daerah eritematosa dengan skuama dan krusta. Sering menggaruk sehingga terbentuk ekskoriasi. Keluhan ini sudah ada sejak 7 tahun yang lalu yang hilang timbul. Sejak 2 minggu yang lalu, pasien mengeluh pruritus pada regio plantar disertai muncul gelembung-gelembung berisi cairan. Pruritus juga dirasakan pada dorsum pedis. Setelah pasien berobat, keluhan gatal berkurang, namun telapak kaki menjadi kering dan tampak sisik-sisik berbentuk bulat. Pasien sudah menggunakan salep Ketokonazole selama 8 hari untuk mengatasi kelainan tersebut dan pasien mengakui ada sedikit perbaikan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan vesiko-papul a.r dorsum manus dextra sinistra. Eritema, krusta, skuama, erosi-ekskoriasi a.r manus dextra sinistra. Ditemukan makula eritem, hperpigmentasi dan skuama kasar a.r dosrsum pedis dan plantar dextra sinistra.

V.

DIAGNOSIS Diagnosis banding Dermatitis kontak allergi Tinea manus 6

Tinea pedis Kandidiasis pedis

Diagnosis kerja Dermatitis kontak allergi Tinea pedis

VI.

PENATALAKSANAAN Tatalaksana umum : o Edukasi pasien untuk menjaga kebersihan dan menjaga kelembapan daerah-daerah lipatan kulit dan kaki o Edukasi pasien untuk mengeringkan kaki dengan baik seetiap terpapar dengan air, menggunakan kaus kaki yang bersih, dan bentuk sepatu yang baik. o Edukasi pasien untuk menghidari zat-zat iritan o Edukasi pasien untuk teratur menggunakan obat-obat yang telah diresepkan o Kontrol kembali. Tatalaksana khusus : o Sistemik :

Fulcin (Griseovulfin) tab 500 mg q.d. p.c. selama 3 minggu

o Topikal :

Sanexon (6--methylprednisolone) tab 4 mg b.i.d. Alloris (Loratadine) tab 10 mg q.d.

Cr. Formyco 10 gr 2 % q.d. selama 2 minggu Cr. Hydrocortisone 5 gr 1%

VII.

PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam : bonam : bonam : dubia ad malam

BAB II ANALISIS KASUS

Diagnosis kerja : Dermatitis kontak iritan Tinea pedis

A. Dermatitis Kontak Alergik dan Diagnosis Bandingnya 1. Dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik Dermatitis kontak alergik adalah suatu dermatitis yang timbul setelah kontak dengan allergen melalui proses sensitisasi. Sedangkan dermatitis kontak iritan ialah reaksi peradangan kulit nonimunologik, jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa proses sensitisasi. Bahan-bahan yang bersifat iritan, misalnya, bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Kelainan kulit yang terjadi sangat beragam, tergantung sifat iritan. Perjalanan penyakit pada dermatitis kontak alergik dimulai dari keluhan munculnya kemerahan dan vesikel berisi cairan pada daerah kontak, kemudian timbul eritema, dan erosi sampai ekskoriasi setelah digaruk. Penderita selalu mengeluh gatal. UKK yang ditemukan ialah vesikel numular, krusta dan kulit yang xerosis. Terkadang hanya berupa makula hiperpigmentasi dengan skuama halus. 9

Pasien ini didiagnosis dermatitis kontak allergi karena : Pasien mengaku keluhan bertambah berat setiap habis mencuci baju, keluhan ini dialami pertama kali 7 tahun yang hilang timbul Pasien sudah terpapar dengan bahan kontak sebelumnya dan

menimbulkan kelaianan kulit Pasien terutama mengeluhkan gatal pada tangannya Dari anamnesis diperoleh perjalanan penyakit pada tangan pasien sesuai dengan DKA, yaitu diawali dengan munculnya bercak eritematosa yang diikuti edema dan papulo vesikel. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi. Dari pemeriksaan kulit ditemukan makula eritematosa dengan skuama halus yang juga merupakan gambaran DKA. Namun DKA sulit dibedakan dengan DKI kronis, mungkin penyebabnya juga campuran.

10

2. Tinea manus

Tinea manus adalah infeksi dermatofita pada tangan. Ada 2 tipe yaitu, vesikular meradang skuamosa penyakit berupa dan tak dapat vesikel-

meradang; gambaran

vesikel atau skuama dengan eritema yang berbatas tegas disertai rasa gatal. UKK yang ditemukan pada tinea manus ialah makula eritematosa dengan tepi aktif, berbatas tegas dengan vesikel atau skuama di atasnya. Penulis mengeksklusi diagnosis tinea manus karena : Dari anamnesis, pasien memiliki riwayat kontak dengan sensitizer tertentu yang lebih mengarahkan diagnosis pada dermatitis kontak alergika Pada pemeriksaan kulit tidak ditemukan tepi yang aktif yang merupakan karakteristik dari tinea.

B. Tinea Pedis dan Diagnosis Bandingnya 1. Tinea pedis

11

Tinea

pedis

ialah

dermatofitosis pada kaki. Ada 3 bentuk, yaitu : interdigitalis, moccasin foot, dan subakut.

Pasien ini didiagnosis menderita tinea pedis bentuk subakut, karena : Dari anamnesis, pasien mengeluhkan gatal. Pada bentuk subakut, kelainan dapat mulai dengan adanya vesikel, vesiko-pustul dan kadangkadang bula pada daerah sela jari kaki, kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. Setelah pecah, vesikel tersebut meninggalkan sisik yang berbentuk lingkaran yang disebut koleret. Gambaran perjalanan penyakit pasien sesuai dengan tinea pedis tipe subakut. Dari pemeriksaan kulit ditemukan adanya makula eritematosa,

hipopigmentasi, dan skuama kasar pada regio dorsal, plantar. Gambaran ini sesuai dengan UKK tinea pedis tipe subakut.

2. Kandidiasis pedis UKK yang ditemukan pada kandidiasis pedis yaitu bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer. Pada pasien ini tidak ditemukan lesi yang basah dan lesi satelit yang merupakan karakteristik kandidiasis. Oleh karena itu, diagnosis lebih mengarah pada tinea pedis.

12

C. Pemeriksaan penunjang Lampu wood eritrasma akan menunjukkan fluoresensi coral red (merah bata) Kerokan kulit daerah lesi dengan KOH 10% pada tinea tampak elemen jamur seperti hifa, spora, dan miselium Kerokan kulit dengan KOH 10%, 40% pada kasus kandidiasis ditemukan sel-sel ragi Pemeriksaan eosinofil darah tepi pada kasus dermatitis kontak allergik pada umumnya meningkat.

D. Tata laksana Prinsip tata laksana : Dermatitis kontak alergika a. Umum : Hindari faktor penyebab b. Khusus : (1) Sistemik : antihistamin dan kortikosteroid (metilprednisolon, metilprednison, triamsinolon) (2) Topikal : jika lesi basah dikompres KMnO4 1/5000. Jika sudah mongering diberikan KS topical (hidrokortison 1-2% Tinea pedis a. Umum : mengeringkan kaki dengan baik setiap habis mandi, kaus kaki yang bersih dan bentuk sepatu yang baik b. Khusus :

13

(1) (2)

Sistemik : Griseofulvin 500 mg sehari selama 1-2 bulan Topikal : salep Whitfield I atau II (3) Topikal : jika lesi basah dikompres KMnO4 1/5000. Jika sudah mongering diberikan KS topical (hidrokortison 12% DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, Editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Cetakan 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2007. 2. Siregar R. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Cetakan 1. Jakarta: EGC, 2005 3. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. 5th Ed. New York: McGraw-Hill, 2007. 4. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA. Et al. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 7th Ed. New York: McGraw-Hill, 2008

14

Anda mungkin juga menyukai