Anda di halaman 1dari 10

IP ADDRESS VERSI 4

Melwin Syafrizal, S.Kom., M.Eng. Abstract

Sebuah komputer memiliki beberapa identitas pengenal, diantaranya: nama komputer (saat pertama kali komputer di install), MAC address (identitas yang dimiliki oleh NIC dari pabrik), IP Address (identitas yang diberikan saat mengkonfigurasi interface network), dan Domain Name yang diperoleh dari registrasi domain di internet. IP Address merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap-tiap komputer dalam jaringan. Format IP address adalah bilangan 32 bit yang tiap 8 bit-nya dipisahkan oleh tanda titik. Adapun format IP Address dapat berupa bentuk biner (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx dengan x merupakan bilangan biner 0 atau 1). Atau dengan bentuk empat bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh titik, bentuk ini dikenal dengan dotted decimal (xxx.xxx.xxx.xxx adapun xxx merupakan nilai dari 1 oktet yang berasal dari 8 bit). Dikenal dua cara pembagian IP Address, yakni: class full dan classless addressing.

1. Class full Addressing


Classfull merupakan metode pembagian IP address berdasarkan klas, dimana IP address (yang berjumlah sekitar 4 milyar) dibagi kedalam lima kelas yakni: 1.1 Kelas A Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh Bit pertama :0 Panjang NetID : 8 bit Panjang HostID : 24 bit Byte pertama : 0-127 Jumlah : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan) Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx Jumlah IP : 16.777.214 IP Address disetiap Kelas A Netmask Default : 255.0.0.0 Dekripsi : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar (banyak) 1.2 Kelas B Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh Bit pertama : 10 Panjang NetID : 16 bit Panjang HostID : 16 bit Byte pertama : 128 - 191 Jumlah : 16.384 network (subnet) Kelas B Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx Jumlah IP : 65.534 IP Address pada setiap Kelas B Netmask Default : 255.255.0.0 Deskripsi : Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang 1.3 Kelas C Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh Bit pertama : 110 Panjang NetID : 24 bit Panjang HostID : 8 bit Byte pertama : 192-223 Jumlah : 2.097.152 subnet Kelas C Range IP : 192.xxx.xxx.xxx s/d 223.255.255.xxx Jumlah IP : 254 IP Address pada setiap Kelas C Netmask Default : 255.255.255.0 Deskripsi : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil

1.4 Kelas D Format Bit pertama Bit multicast Byte inisial Deskripsi 1.5 Kelas E Format Bit pertama Bit cadangan Byte inisial Deskripsi

: 1110mmmm.mmmmmmm.mmmmmmm.mmmmmmm : 1110 : 28 bit : 224 - 247 : Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting (RFC 1112)

: 1111rrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr : 1111 : 28 bit : 248-255 : Kelas E dicadangkan untuk keperluan eksperimen.

2. Classless addressing (pengalamatan tanpa klas)


Pengalaman tanpa klas saat ini mulai banyak diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga dengan Network Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) /, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit. Misalnya, ketika menuliskan network kelas A dengan alokasi IP 12.xxx.xxx.xxx, network prefixnya dituliskan sebagai 12/8. Angka /8 menunjukan notasi CIDR yang merupakan jumlah bit yang digunakan oleh network prefix, yang berarti netmask-nya 255.0.0.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.777.214 node. Contoh lain untuk menunjukan suatu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan: 167.205/18. Angka /18 merupakan notasi CIDR, yang berarti netmask yang digunakan pada jaringan ini adalah 255.255.192.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.382 node. Dalam classless addressing, sebuah IP address 10.10.0.1 dapat memiliki netmask bernilai 255.255.255.0, atau IP address 172.16.71.254 dapat memiliki netmask 255.255.254.0 atau IP address 192.168.0.1 dapat saja memiliki netmask 255.2555.255.224. 3.

Pengalokasian IP Address
IP Address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID. Network ID menunjukkan nomor network, sedangkan hostID mengidentifkasikan host dalam satu network. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address se-efisien mungkin. Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut adalah : Network ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam keperluan loop-back. (Loop-Back adalah IP address yang digunakan komputer untuk menunjuk dirinya sendiri). Host ID tidak boleh semua bitnya diset 1 (contoh klas A: 126.255.255.255), karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0 seperti 0.0.0.0), Karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukan suatu host. Host ID harus unik dalam suatu network (dalam satu network, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama). Aturan lain yang menjadi panduan network engineer dalam menetapkan IP Address yang dipergunakan dalam jaringan lokal adalah sebagai berikut:

0/8 10/8 127/8 169.254/16 172.16/12 192.0.2/24 192.168/16

0.0.0.1 s.d. 0.255.255.254

Hosts/Net: 16.777.214

10.0.0.1 s.d. 10.255.255.254 Hosts/Net: 16.777.214 (Private IP) 127.0.0.1 s.d. 127.255.255.254 Hosts/Net: 16.777.214 169.254.0.1 s.d. 169.254.255.254 Hosts/Net: 65.534 172.16.0.1 s.d. 172.31.255.254 Hosts/Net: 1.048.574 (Private IP) (Private IP). 192.0.2.1 s.d. 192.0.2.254 Hosts/Net: 254 192.168.0.1 s.d.192.168.255.254 Hosts/Net: 65.534

4.

Filtered Source Addresses


0/8 ! broadcast 10/8 ! RFC 1918 private 127/8 ! loopback 169.254.0/16 ! link local APIPA 172.16.0.0/12 ! RFC 1918 private 192.0.2.0/24 ! TEST-NET 192.168.0/16 ! RFC 1918 private 224.0.0.0/4 ! class D multicast 240.0.0.0/5 ! class E reserved 248.0.0.0/5 ! reserved 255.255.255.255/32! broadcast Range IP Address 0/8 dan 127/8 tidak digunakan, karena merupakan IP broadcast dan loopback. 169.254/16 juga tidak digunakan dalam konfigurasi IP Address jaringan lokal area, karena setiap node yang IP address-nya di setting mode automatically dan terhubung dalam jaringan, saat aktif akan memperoleh IP address 192.168/16 secara dinamis. IP address, subnet mask, broadcast address merupakan dasar dari teknik routing di Internet. Untuk memahami ini, semua kemampuan matematika khususnya matematika boolean, atau matematika binary akan sangat membantu memahami konsep routing Internet dan pengalamatan IP. Mungkin pertanyaan seperti berikut pernah akan terlontar oleh anda: Mengapa kita memilih IP address 192.168.0.1? Mengapa subnet mask yang digunakan 255.255.255.0? Mengapa network address 172.16.0.0? bukan yang lain? Mengapa broadcast address-nya 202.159.32.15? Bagaimana menentukan semua alamat-alamat tersebut? dan sebagainya. Hal tersebut yang akan coba dijelaskan secara sederhana dalam uraian berikut, anda bisa juga mencobanya dengan komputer dirumah atau di rental. Alat bantu yang dibutuhkan cuma (calculator scientific). Untuk memudahkan kehidupan anda, ada baiknya memanfaatkan teknologi secara maksimal (jangan sampai gaptec ), contohnya menggunakan fasilitas kalkulator yang ada di Windows XP, Windows Seven atau calculator yang biasanya ada di setiap OS. Akses calculator yang ada di Windows XP dapat diakses melalui Start Run ketikkan calc. Kalkulator yang standar memang sulit digunakan untuk membantu kalkulasi biner, oleh karena itu pilih View Scientific untuk memperoleh tampilan kalkulator scientific yang dapat digunakan untuk perhitungan biner, seperti gambar berikut.

Gambar 1. Calculator Scientific (WinXP) Dengan cara memindahkan mode operasi ke Bin, maka nilai yang ada akan berubah menjadi binary. Misalkan kita memberi nilai awal 15 desimal, kemudian klik radio button Bin, maka nilai decimal 15 tersebut akan menjadi bilangan biner 1111.

5. Mengenal Aljabar Boolean


Aljabar Boolean adalah teknik menghitung dalam bilangan binary seperti 101010111. Proses konversi dari desimal ke binary sudah tidak perlu kita pikirkan lagi karena sudah dibantu menggunakan kalkulator yang ada di SO Windows. Dari sekian banyak fungsi yang ada di aljabar boolean, seperti and, or, xor, not dan lain-lain, untuk keperluan teknik routing di Internet, kita hanya memerlukan fungsi dan atau and. Contoh: 1 and 1 = 1 1 and 0 = 0 0 and 1 = 0 0 and 0 = 0 atau yang lebih kompleks: 11001010.10011111.00010111.00101101 di AND dengan 11111111.11111111.11111111.00000000 menjadi 11001010.10011111.00010111.00000000 Tidak percaya? Coba saja masukkan angka-angka di atas ke kalkulator Windows, atau mungkin juga di SO lain, anda akan memperoleh hasil persis seperti tertera di atas. Pusing? Mari kita konversikan bilangan binary di atas menjadi bilangan desimal supaya anda tidak terlalu pusing melihat angka 10101 dan sebagainya. Dalam notasi desimal, kalimat di atas menjadi, 202.159.23.45 di AND dengan 255.255.255.0 menjadi 202.159.23.0 Cukup familiar, khan? Coba perhatikan nilai-nilai alamat IP yang bisa kita masukan dari menu Start Settings Control Panel Network TCP/IP Properties (Win98), atau dengan klik kanan network neighborhood properties di menu Configuration pilih TCP/IP (Win98), My Network Place diklik kanan trus pilih Propertis Local Area Connection di Win2000 atau WinXP (Oh..ya icon Network ini akan ada di desktop Window apabila komputer anda telah memiliki LAN Card atau Network Adapter).

Gambar 2. Setting TCP/IP di Windows XP dan MAC OS X Kalau kita perhatikan baik-baik maka panjang sebuah alamat IP adalah 32 bit, yang dibagi dalam empat segmen yang di beri tanda titik . antar segmennya. Artinya setiap segmen terdapat 8 bit (satu oktet).

6. Alokasi IP Address di Jaringan


Teknik subnet merupakan cara yang biasa digunakan untuk mengalokasikan sejumlah alamat IP di sebuah jaringan (LAN atau WAN). Teknik subnet menjadi penting bila kita mempunyai alokasi IP yang terbatas misalnya hanya ada 200 IP untuk 200 komputer yang akan di distribusikan ke beberapa LAN. Untuk memberikan gambaran, misalkan kita mempunyai alokasi alamat IP dari 192.168.1/24 untuk 254 host, maka parameter yang digunakan untuk alokasi tersebut adalah: 192.168.1.0 - netwok address LAN. 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254 IP yang digunakan host LAN 192.168.1.255 - broadcast address LAN 192.168.1.25 - contoh IP salah satu workstation di LAN 255.255.255.0 - subnet mask LAN Perhatikan bahwa, Alamat IP pertama 192.168.1.0 tidak digunakan untuk workstation, tapi untuk menginformasikan bahwa LAN tersebut menggunakan alamat 192.168.1.0. Istilah keren-nya alamat IP 192.168.1.0 di sebut network address. Alamat IP terakhir 192.168.1.255 juga tidak digunakan untuk workstation, karena digunakan untuk alamat broadcast. Alamat broadcast digunakan untuk memberikan informasi ke seluruh workstation yang berada di network 192.168.1.0 tersebut. Contoh informasi broadcast adalah informasi routing menggunakan Routing Information Protocol (RIP). Subnetmask LAN 255.255.255.0, dalam bahasa yang sederhana dapat diterjemahkan bahwa setiap bit 1 menunjukan posisi network address, sedang setiap bit 0 menunjukkan posisi host address. Konsep network address dan host address menjadi penting sekali berkaitan erat dengan subnet mask. Perhatikan dari contoh di atas maka alamat yang digunakan adalah : 192.168.1.0 network address 192.168.1.1 host ke 1 192.168.1.2 host ke 2 192.168.1.3 host ke 3 192.168.1.254 host ke 254 192.168.1.255 broacast address 11000000.10101000.00000000.00000000 11000000.10101000.00000000.00000001 11000000.10101000.00000000.00000010 11000000.10101000.00000000.00000011 11000000.10101000.00000000.11111110 11000000.10101000.00000000.11111111

Perhatikan bahwa angka 192.168.1 tidak pernah berubah sama sekali. Hal ini menyebabkan network address yang digunakan 192.168.1.0. Jika diperhatikan maka 192.168.1 terdiri dari 24 bit yang konstan tidak berubah, dan hanya 8 bit terakhir (bit hostID) yang berubah. Tidak heran kalau netmask yang digunakan adalah binary 11111111.11111111.11111111.00000000 (desimal = 255.255.255.0). Walaupun alamat IP workstation tetap, tetapi netmask yang digunakan dimasing-masing router akan berubah-ubah bergantung pada posisi router dalam jaringan. Masih bingung? Mari kita lihat analogi di jaringan telepon yang biasa kita gunakan sehari-hari, misalnya kita mempunyai nomor telepon yang dapat di telepon dari luar negeri dengan nomor, +62 21 420 1234. Lokasi nomor telepon tersebut di Jakarta, dengan sentral di sekitar Ps.Senen dan Cempaka Putih. Kita perhatikan perilaku sentral telepon di tiga lokasi 1. 2. 3. 4. Sentral di Amerika Serikat Sentral di Indosat Jakarta Sentral telepon di Telkom Jakarta Gatot Subroto dan Sentral telepon di Senen, Cempaka Putih.

Pada saat seseorang di Amerika Serikat akan menghubungi rekannya di Jakarta dengan nomor +62 21 420 1234, maka pada sentral di Amerika Serikat, hanya memperhatikan dua digit pertama (+62). Setelah membaca angka +62 tanpa mempedulikan angka selanjutnya maka sentral di Amerika Serikat akan menghubungi gerbang SLI di Indosat Jakarta untuk memperoleh sambungan. Perhatikan di sini netmask di sentral Amerika Serikat untuk jaringan di Indonesia hanya cukup dua digit pertama, selebihnya dianggap host (handset) di jaringan telepon Indonesia yang tidak perlu di perdulikan oleh sentral di Amerika Serikat. Sentral Indosat Jakarta, berbeda dengan sentral di Amerika Serikat, Indosat akan memperhatikan dua digit selanjutnya (jadi total +62 21). Dari informasi tersebut sentral Indosat mengetahui bahwa trafik tersebut untuk Jakarta dan akan meneruskan trafik ke sentral Telkom di Jl. Gatot Subroto di Jakarta. (sekarang netmask menjadi 4 digit). Sentral Telkom di Gatot Subroto Jakarta akan melihat 3 digit selanjutnya, yakni 420 (+62 21 420), dari informasi tersebut maka sentral Telkom Gatot Subroto akan meneruskan trafik ke sentral yang lebih rendah, kemungkinan di Gambir atau sekitar Senen. Perhatikan sekarang netmask menjadi 7 digit. Pada sentral terakhir di Gambir atau Senen, akan dilihat pelanggan mana yang dituju yang terdapat dalam empat digit terakhir (1234). Maka sampailah trafik ke tujuan. Nomor pelanggan kira-kira ekuivalen dengan host address di jaringan Internet. Secara sederhana netmask digunakan untuk memisahkan antara network address dan host address untuk memudahkan proses routing di jaringan Internet. Dengan adanya netmask kita tidak perlu memperhatikan seluruh alamat IP yang ada, tetapi cukup memperhatikan segelintir network address-nya saja.

7. Alokasi Alamat IP
APJII mendapatkan pendelegasian wewenang dari APNIC untuk membagikan IP Address di Indonesia. PJI (ISP) di Indonesia akan memperoleh manfaat karena tidak perlu lagi menjadi anggota langsung dari APNIC (dengan biaya keanggotaan berkisar 2,500 10,000 USD per tahun) untuk mendapatkan alokasi IP address. Hal ini dapat juga dilihat sebagai upaya penghematan devisa. Perusahaan yang membutuhkan alamat IP yang independen terhadap ISP juga dapat dilayani oleh APJII, dengan biaya alokasi yang akan ditetapkan kemudian.

8. Hirarki Pendistribusian IP Address v4


Address IPv4 didistribusikan sesuai dengan struktur hirarki yang dijabarkan dalam RFC2050, yang ditampilkan secara sederhana, seperti struktur berikut:

ICANN

ASO

IANA

ARIN

APNIC

RIPE NCC

AFRINIC

LACNIC

NIR

LIR

LIR

ISP

ISP

LIR

LIR

LIR EU

ISP EU

ISP EU

ISP EU

ISP EU

ISP EU

ISP EU

Gambar 3. Hirarki distribusi address space IPv4 Sejarahnya pengaturan nomor IP dan nama host diatur secara tersentral oleh IANA (Internet Assigned Numbers Authority), dimotori oleh Jon Postel (August 6, 1943 - October 16, 1998) Daftar tabel di-download secara berkala (Situs web IANA http://www.iana.org - Jon Postel - http://www.postel.org)

Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Gambar 4. Logo ICANN, IANA, APNIC dan foto Jhon Postel

ICANN : Internet Corporation For Assigned Names and Numbers ASO : The Address Supporting Organization IANA : Internet Assigned Numbers Authority APNIC : Asia Pasific Network Information Center ARIN : American Registry for Internet Numbers LACNIC : Latin American and Caribbean Internet Addresses Registry NIC RIPENCC: RIPE Network Coordination Centre (RIPE: Rseaux IP Europens) AfriNIC : African Network Information Center NIR : National Internet Registry LIR : Local Internet Registry ISP : Internet Sevice Provider EU : End user

ICANN mendelegasikan pendistribusian resource yang terkait dengan Address Space kepada ASO, IANA, dan DNSO. IANA mengalokasikan address space pada APNIC, untuk didistribusikan kembali ke seluruh kawasan Asia Pasifik. APNIC mengalokasikan address space kepada Internet Registries (IRs) dan juga mendelegasikan wewenang kepada mereka untuk melakukan pendelegasian dan pengalokasian. Dalam beberapa kasus APNIC mendelegasikan address space kepada end-user/pengguna akhir. IR nasional dan lokal mengalokasikan dan mendelegasikan address space

kepada anggota mereka dan para konsumen dibawah pengawasan APNIC sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Bila ingin menggunakan IP Address Public yang dapat dikenali di internet, maka kita harus berhubungan dengan ISP tempat kita berlangganan koneksi internet, ISP nantinya yang akan mengalokasikan IP yang mereka punya ke anda. Berikutnya untuk nama domain, anda harus memeriksakan apakah domain yang anda inginkan sudah didaftarkan fihak lain atau belum (cek di http://www.domainregistry.com/), kemudian mendaftarkan atau membeli domain name yang akan digunakan, Anda bisa minta bantuan ISP terdekat untuk hal ini, atau kontak langsung ke NSI atau reseller lain. (info bisa lihat di http://www.networksolutions.com/).

LACNIC AfriNIC

Gambar 5. ICANN Organization Chart Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. IETF: Internet Engineering Task Force W3C : World Wide Web Concorcium ITU-T : International Telecommunications Union Telecommunication ETSI : European Telecommunications Standards Institute ICANN : Internet Corporation For Assigned Names and Numbers adalah badan dunia yang mengurusi internet. 6. ASO : Address Supporting Oganization, bagian dari ICANN yang mengurusi resources yang terkait dengan Address Space (IP Address, AS Number & Reverse DNS). Regional Internet Registry seperti APNIC, ARIN, RIPE-NCC, AfriNIC, LACNIC dan juga National Internet Registry seperti JPNIC, KRNIC, CNNIC, VNNIC, APJII (IDNIC) juga berada dibawah hirarki ini. 7. IANA : Internet Assigned Numbers Authority, badan yang memiliki resources internet. Diberikan wewenang oleh ICANN untuk mendelegasikan resource IP Address lebih lanjut kepada members ASO & DNSO. 8. DNSO : Domain Name Supporting Organization, bagian dari ICANN yang mengurusi resources yang terkait dengan Domain Name.. cc-TLD & g-TLD berada dibawah hirarki ini. 9. PSO : Policy Supporting Organization, bagian dari ICANN yang berkonsentrasi pada Policy Teknis internet seperti RFC yabng dihasilkan oleh IETF 10. WSIS : World Summit on Internet Society, sebuah konvensi yang digerakan oleh ITU & PBB untuk meleburkan fungsi internet kedalam ITU.

11. ITU : International Telecommunication Union, badan dunia yang berada di bawah PBB yang anggotanya adalah masing masing negara yang mengurusi soal standard Telekomunikasi. ITU-T adalah standard untuk bidang telekomunikasi, sedangkan ITU-R adalah Standard untuk komunikasi Radio. 12. APNIC : The Asia Pacific Network Information Centre adalah Regional Internet Registry/Pendaftaran Internet Regional untuk kawasan Asia Pasifik yang bertanggung jawab mendistribusikan address space internet umum dan sumber-sumber yang terkait di kawasannya serta mengkoordinasikan perkembangan dan implementasi kebijakankebijakan guna mengatur sumber-sumber tersebut. IR : Internet Registry adalah suatu organisasi yang bertanggungjawab mendistribusikan ruang IP address kepada anggotanya atau para konsumen serta mendaftarkan pendistribusian tersebut. IR diklasifikasikan menurut fungsi utama mereka dan lingkup teritorial seperti dalam struktur hirarki yang diilustrasikan dalam gambar 8.6 di atas. IR meliputi : APNIC dan Regional Internet Registry lainnya (RIRs); National Internet Registries (NIRs); Local Internet Registries (LIRs), kecuali terdapat konteks khusus dalam referensi yang mensyaratkan sebaliknya. RIR : Regional Internet Registry didirikan dibawah wewenang IANA dan bertugas untuk melayani dan mewakili kawasan geografis yang luas. Peran utama mereka adalah mengatur, mendistribusikan, dan mendaftarkan internet address space dalam kawasan mereka sendiri. Kini, terdapat tiga RIR yaitu : APNIC, RIPE NCC dan ARIN, namun demikian terdapat pula sejumlah kecil RIR-RIR lain yang mungkin akan didirikan di masa mendatang. NIR : National Internet Registry secara umum mengalokasikan address space kepada anggota atau konstituennya, yang umumnya adalah LIR yang terorganisir pada tingkat nasional. NIR diharapkan dapat mengaplikasikan kebijakan dan prosedurnya dengan adil dan merata pada para anggota konstituennya. LIR : Local Internet Registry umumnya adalah Internet Service Provider (ISP), dan dapat mendelegasikan address space kepada infrastruktur jaringannya sendiri dan kepada para pengguna layanan jaringannya. Konsumen LIR dapat merupakan downstream ISP lain, yang selanjutnya mendelegasikan address space kepada pelanggannya sendiri. IXP : Internet Exchange Point merupakan infrastruktur jaringan fisik yang dioperasikan untuk memfasilitasi pertukaran traffic internet diantara ISP-ISP independen. Sebaiknya jumlah ISP yang terkoneksi minimal tiga dan harus ada 6 kebijakan yang jelas dan terbuka bagi ISP lain untuk dapat bergabung. IXP secara umum tidak dilihat sebagai IR, namun lebih sebagai pengguna akhir/end-user suatu address space.

Gambar 6. Internet Map Region

DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. Robert M. Thomas, Pengantar Local Area Network, Elexmedia Komputindo, 1999 Lukas Tanutama, Jaringan Komputer, Elexmedia komputindo 2000 Andrew S. Tanembaum, Jaringan Komputer Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1 Pearson Education Asia Pte. Ltd, PrenticeHall Inc. 1996, Onno W Purbo, TCP/IP dan Implementasinya Elexmedia Komputindo 1999. Kamus Lengkap Jaringan Komputer, Wahana Komputer, Penerbit Salemba Infotek, 2004. Moechammad SAROSA. Sigit Anggoro, Jaringan Komputer, Data Link, Network & Issue 2000 http://www.bogor.net/idkf/idkf-2/buku-jaringan-komputer-data-link-network-dan-issue-12-2000.doc Cisco Press http://www.cicso.com/cpress/cc/td/cpress/ fund/ith2nd/it2401.html Aulia K. Arif & Onno W. Purbo, Konsep Subnetting IP Address Untuk Effisiensi Internet, Computer Network Research Group ITB, 2000 - http://bebas.vlsm.org/v09/onno-ind-1/network/ konsep-subnetting-ip-address-untuk-effisiensi-internet11-199.zip, IPv6 Internet Protocol Generasi Berikut, ELEKTRO INDONESIA Edisi ke Sembilan, Oktober 1997 http://www.elektroindonesia.com/elektro/komput9.html Routing Protocols and the Configuration of RIP and IGRP (Cisco CCNA Exam #640-607 Certification Guide", by Wendell Odom, Cisco Press) http://distancelearning.ksi.edu/demo/520/cis520.htm Implementing IP Routing By Todd Lammle, with Monica Lammle and James Chellis. http://www.microsoft.com/ technet/archive/winntas/deploy/implip.mspx http://www.datatelsup.com/ http://www.3com.co.jp/ http://www.sun.com/ http://www.dell.com/ http://www.ieee.org/ http://www.linux.or.id/ http://www.pii.or.id/elektro http://faculty.petra.ac.id/resmana/jarkom/tugas/lan.htm http://faculty.petra.ac.id/resmana/jarkom/atm1.htm http://www.sabda.org/publikasi/icw/013/ tentang Intranet: Dunia Kecil Berbasis Internet http://www.pacific.net.id/pakar/jafar/intranet_5.html http://wiryana.pandu.org/artikel/intra1.html http://id.wikipedia.org/wiki/Internet http://www.rfc-editor.org/rfc/rfc1918.txt, RFC1918 or ftp://ftp.isi.edu/in-notes/ rfc1918.txt http://www.rfc-editor.org/rfcsearch.html http://www.ietf.org/ietf/1id-abstracts.txt http://www.ietf.org/shadow.html http://en.wikipedia.org/wiki/Paul_Mockapetris http://www.pemula.com/materi/cisco01_konsep_pemula.htm Oleh: yerianto@yahoo.com http://dhani.singcat.com/internet/dict.php http://www.apjii.or.id/layanan/IPv6.txt http://budi.insan.co.id/presentations/NICE-Domreg.ppt, Budi Raharjo - Jakarta 2004 http://www.jasakom.com/Artikel.asp?ID=235 , phayzer@linuxmail.org http://www.ilmukomputer.com/umum/harry-jaringan.php

Anda mungkin juga menyukai