Sebuah komputer memiliki beberapa identitas pengenal, diantaranya: nama komputer (saat pertama kali komputer di install), MAC address (identitas yang dimiliki oleh NIC dari pabrik), IP Address (identitas yang diberikan saat mengkonfigurasi interface network), dan Domain Name yang diperoleh dari registrasi domain di internet. IP Address merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap-tiap komputer dalam jaringan. Format IP address adalah bilangan 32 bit yang tiap 8 bit-nya dipisahkan oleh tanda titik. Adapun format IP Address dapat berupa bentuk biner (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx dengan x merupakan bilangan biner 0 atau 1). Atau dengan bentuk empat bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh titik, bentuk ini dikenal dengan dotted decimal (xxx.xxx.xxx.xxx adapun xxx merupakan nilai dari 1 oktet yang berasal dari 8 bit). Dikenal dua cara pembagian IP Address, yakni: class full dan classless addressing.
1.4 Kelas D Format Bit pertama Bit multicast Byte inisial Deskripsi 1.5 Kelas E Format Bit pertama Bit cadangan Byte inisial Deskripsi
: 1110mmmm.mmmmmmm.mmmmmmm.mmmmmmm : 1110 : 28 bit : 224 - 247 : Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting (RFC 1112)
Pengalokasian IP Address
IP Address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID. Network ID menunjukkan nomor network, sedangkan hostID mengidentifkasikan host dalam satu network. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address se-efisien mungkin. Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut adalah : Network ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam keperluan loop-back. (Loop-Back adalah IP address yang digunakan komputer untuk menunjuk dirinya sendiri). Host ID tidak boleh semua bitnya diset 1 (contoh klas A: 126.255.255.255), karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0 seperti 0.0.0.0), Karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukan suatu host. Host ID harus unik dalam suatu network (dalam satu network, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama). Aturan lain yang menjadi panduan network engineer dalam menetapkan IP Address yang dipergunakan dalam jaringan lokal adalah sebagai berikut:
Hosts/Net: 16.777.214
10.0.0.1 s.d. 10.255.255.254 Hosts/Net: 16.777.214 (Private IP) 127.0.0.1 s.d. 127.255.255.254 Hosts/Net: 16.777.214 169.254.0.1 s.d. 169.254.255.254 Hosts/Net: 65.534 172.16.0.1 s.d. 172.31.255.254 Hosts/Net: 1.048.574 (Private IP) (Private IP). 192.0.2.1 s.d. 192.0.2.254 Hosts/Net: 254 192.168.0.1 s.d.192.168.255.254 Hosts/Net: 65.534
4.
Gambar 1. Calculator Scientific (WinXP) Dengan cara memindahkan mode operasi ke Bin, maka nilai yang ada akan berubah menjadi binary. Misalkan kita memberi nilai awal 15 desimal, kemudian klik radio button Bin, maka nilai decimal 15 tersebut akan menjadi bilangan biner 1111.
Gambar 2. Setting TCP/IP di Windows XP dan MAC OS X Kalau kita perhatikan baik-baik maka panjang sebuah alamat IP adalah 32 bit, yang dibagi dalam empat segmen yang di beri tanda titik . antar segmennya. Artinya setiap segmen terdapat 8 bit (satu oktet).
Perhatikan bahwa angka 192.168.1 tidak pernah berubah sama sekali. Hal ini menyebabkan network address yang digunakan 192.168.1.0. Jika diperhatikan maka 192.168.1 terdiri dari 24 bit yang konstan tidak berubah, dan hanya 8 bit terakhir (bit hostID) yang berubah. Tidak heran kalau netmask yang digunakan adalah binary 11111111.11111111.11111111.00000000 (desimal = 255.255.255.0). Walaupun alamat IP workstation tetap, tetapi netmask yang digunakan dimasing-masing router akan berubah-ubah bergantung pada posisi router dalam jaringan. Masih bingung? Mari kita lihat analogi di jaringan telepon yang biasa kita gunakan sehari-hari, misalnya kita mempunyai nomor telepon yang dapat di telepon dari luar negeri dengan nomor, +62 21 420 1234. Lokasi nomor telepon tersebut di Jakarta, dengan sentral di sekitar Ps.Senen dan Cempaka Putih. Kita perhatikan perilaku sentral telepon di tiga lokasi 1. 2. 3. 4. Sentral di Amerika Serikat Sentral di Indosat Jakarta Sentral telepon di Telkom Jakarta Gatot Subroto dan Sentral telepon di Senen, Cempaka Putih.
Pada saat seseorang di Amerika Serikat akan menghubungi rekannya di Jakarta dengan nomor +62 21 420 1234, maka pada sentral di Amerika Serikat, hanya memperhatikan dua digit pertama (+62). Setelah membaca angka +62 tanpa mempedulikan angka selanjutnya maka sentral di Amerika Serikat akan menghubungi gerbang SLI di Indosat Jakarta untuk memperoleh sambungan. Perhatikan di sini netmask di sentral Amerika Serikat untuk jaringan di Indonesia hanya cukup dua digit pertama, selebihnya dianggap host (handset) di jaringan telepon Indonesia yang tidak perlu di perdulikan oleh sentral di Amerika Serikat. Sentral Indosat Jakarta, berbeda dengan sentral di Amerika Serikat, Indosat akan memperhatikan dua digit selanjutnya (jadi total +62 21). Dari informasi tersebut sentral Indosat mengetahui bahwa trafik tersebut untuk Jakarta dan akan meneruskan trafik ke sentral Telkom di Jl. Gatot Subroto di Jakarta. (sekarang netmask menjadi 4 digit). Sentral Telkom di Gatot Subroto Jakarta akan melihat 3 digit selanjutnya, yakni 420 (+62 21 420), dari informasi tersebut maka sentral Telkom Gatot Subroto akan meneruskan trafik ke sentral yang lebih rendah, kemungkinan di Gambir atau sekitar Senen. Perhatikan sekarang netmask menjadi 7 digit. Pada sentral terakhir di Gambir atau Senen, akan dilihat pelanggan mana yang dituju yang terdapat dalam empat digit terakhir (1234). Maka sampailah trafik ke tujuan. Nomor pelanggan kira-kira ekuivalen dengan host address di jaringan Internet. Secara sederhana netmask digunakan untuk memisahkan antara network address dan host address untuk memudahkan proses routing di jaringan Internet. Dengan adanya netmask kita tidak perlu memperhatikan seluruh alamat IP yang ada, tetapi cukup memperhatikan segelintir network address-nya saja.
7. Alokasi Alamat IP
APJII mendapatkan pendelegasian wewenang dari APNIC untuk membagikan IP Address di Indonesia. PJI (ISP) di Indonesia akan memperoleh manfaat karena tidak perlu lagi menjadi anggota langsung dari APNIC (dengan biaya keanggotaan berkisar 2,500 10,000 USD per tahun) untuk mendapatkan alokasi IP address. Hal ini dapat juga dilihat sebagai upaya penghematan devisa. Perusahaan yang membutuhkan alamat IP yang independen terhadap ISP juga dapat dilayani oleh APJII, dengan biaya alokasi yang akan ditetapkan kemudian.
ICANN
ASO
IANA
ARIN
APNIC
RIPE NCC
AFRINIC
LACNIC
NIR
LIR
LIR
ISP
ISP
LIR
LIR
LIR EU
ISP EU
ISP EU
ISP EU
ISP EU
ISP EU
ISP EU
Gambar 3. Hirarki distribusi address space IPv4 Sejarahnya pengaturan nomor IP dan nama host diatur secara tersentral oleh IANA (Internet Assigned Numbers Authority), dimotori oleh Jon Postel (August 6, 1943 - October 16, 1998) Daftar tabel di-download secara berkala (Situs web IANA http://www.iana.org - Jon Postel - http://www.postel.org)
ICANN : Internet Corporation For Assigned Names and Numbers ASO : The Address Supporting Organization IANA : Internet Assigned Numbers Authority APNIC : Asia Pasific Network Information Center ARIN : American Registry for Internet Numbers LACNIC : Latin American and Caribbean Internet Addresses Registry NIC RIPENCC: RIPE Network Coordination Centre (RIPE: Rseaux IP Europens) AfriNIC : African Network Information Center NIR : National Internet Registry LIR : Local Internet Registry ISP : Internet Sevice Provider EU : End user
ICANN mendelegasikan pendistribusian resource yang terkait dengan Address Space kepada ASO, IANA, dan DNSO. IANA mengalokasikan address space pada APNIC, untuk didistribusikan kembali ke seluruh kawasan Asia Pasifik. APNIC mengalokasikan address space kepada Internet Registries (IRs) dan juga mendelegasikan wewenang kepada mereka untuk melakukan pendelegasian dan pengalokasian. Dalam beberapa kasus APNIC mendelegasikan address space kepada end-user/pengguna akhir. IR nasional dan lokal mengalokasikan dan mendelegasikan address space
kepada anggota mereka dan para konsumen dibawah pengawasan APNIC sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Bila ingin menggunakan IP Address Public yang dapat dikenali di internet, maka kita harus berhubungan dengan ISP tempat kita berlangganan koneksi internet, ISP nantinya yang akan mengalokasikan IP yang mereka punya ke anda. Berikutnya untuk nama domain, anda harus memeriksakan apakah domain yang anda inginkan sudah didaftarkan fihak lain atau belum (cek di http://www.domainregistry.com/), kemudian mendaftarkan atau membeli domain name yang akan digunakan, Anda bisa minta bantuan ISP terdekat untuk hal ini, atau kontak langsung ke NSI atau reseller lain. (info bisa lihat di http://www.networksolutions.com/).
LACNIC AfriNIC
Gambar 5. ICANN Organization Chart Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. IETF: Internet Engineering Task Force W3C : World Wide Web Concorcium ITU-T : International Telecommunications Union Telecommunication ETSI : European Telecommunications Standards Institute ICANN : Internet Corporation For Assigned Names and Numbers adalah badan dunia yang mengurusi internet. 6. ASO : Address Supporting Oganization, bagian dari ICANN yang mengurusi resources yang terkait dengan Address Space (IP Address, AS Number & Reverse DNS). Regional Internet Registry seperti APNIC, ARIN, RIPE-NCC, AfriNIC, LACNIC dan juga National Internet Registry seperti JPNIC, KRNIC, CNNIC, VNNIC, APJII (IDNIC) juga berada dibawah hirarki ini. 7. IANA : Internet Assigned Numbers Authority, badan yang memiliki resources internet. Diberikan wewenang oleh ICANN untuk mendelegasikan resource IP Address lebih lanjut kepada members ASO & DNSO. 8. DNSO : Domain Name Supporting Organization, bagian dari ICANN yang mengurusi resources yang terkait dengan Domain Name.. cc-TLD & g-TLD berada dibawah hirarki ini. 9. PSO : Policy Supporting Organization, bagian dari ICANN yang berkonsentrasi pada Policy Teknis internet seperti RFC yabng dihasilkan oleh IETF 10. WSIS : World Summit on Internet Society, sebuah konvensi yang digerakan oleh ITU & PBB untuk meleburkan fungsi internet kedalam ITU.
11. ITU : International Telecommunication Union, badan dunia yang berada di bawah PBB yang anggotanya adalah masing masing negara yang mengurusi soal standard Telekomunikasi. ITU-T adalah standard untuk bidang telekomunikasi, sedangkan ITU-R adalah Standard untuk komunikasi Radio. 12. APNIC : The Asia Pacific Network Information Centre adalah Regional Internet Registry/Pendaftaran Internet Regional untuk kawasan Asia Pasifik yang bertanggung jawab mendistribusikan address space internet umum dan sumber-sumber yang terkait di kawasannya serta mengkoordinasikan perkembangan dan implementasi kebijakankebijakan guna mengatur sumber-sumber tersebut. IR : Internet Registry adalah suatu organisasi yang bertanggungjawab mendistribusikan ruang IP address kepada anggotanya atau para konsumen serta mendaftarkan pendistribusian tersebut. IR diklasifikasikan menurut fungsi utama mereka dan lingkup teritorial seperti dalam struktur hirarki yang diilustrasikan dalam gambar 8.6 di atas. IR meliputi : APNIC dan Regional Internet Registry lainnya (RIRs); National Internet Registries (NIRs); Local Internet Registries (LIRs), kecuali terdapat konteks khusus dalam referensi yang mensyaratkan sebaliknya. RIR : Regional Internet Registry didirikan dibawah wewenang IANA dan bertugas untuk melayani dan mewakili kawasan geografis yang luas. Peran utama mereka adalah mengatur, mendistribusikan, dan mendaftarkan internet address space dalam kawasan mereka sendiri. Kini, terdapat tiga RIR yaitu : APNIC, RIPE NCC dan ARIN, namun demikian terdapat pula sejumlah kecil RIR-RIR lain yang mungkin akan didirikan di masa mendatang. NIR : National Internet Registry secara umum mengalokasikan address space kepada anggota atau konstituennya, yang umumnya adalah LIR yang terorganisir pada tingkat nasional. NIR diharapkan dapat mengaplikasikan kebijakan dan prosedurnya dengan adil dan merata pada para anggota konstituennya. LIR : Local Internet Registry umumnya adalah Internet Service Provider (ISP), dan dapat mendelegasikan address space kepada infrastruktur jaringannya sendiri dan kepada para pengguna layanan jaringannya. Konsumen LIR dapat merupakan downstream ISP lain, yang selanjutnya mendelegasikan address space kepada pelanggannya sendiri. IXP : Internet Exchange Point merupakan infrastruktur jaringan fisik yang dioperasikan untuk memfasilitasi pertukaran traffic internet diantara ISP-ISP independen. Sebaiknya jumlah ISP yang terkoneksi minimal tiga dan harus ada 6 kebijakan yang jelas dan terbuka bagi ISP lain untuk dapat bergabung. IXP secara umum tidak dilihat sebagai IR, namun lebih sebagai pengguna akhir/end-user suatu address space.
DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. Robert M. Thomas, Pengantar Local Area Network, Elexmedia Komputindo, 1999 Lukas Tanutama, Jaringan Komputer, Elexmedia komputindo 2000 Andrew S. Tanembaum, Jaringan Komputer Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1 Pearson Education Asia Pte. Ltd, PrenticeHall Inc. 1996, Onno W Purbo, TCP/IP dan Implementasinya Elexmedia Komputindo 1999. Kamus Lengkap Jaringan Komputer, Wahana Komputer, Penerbit Salemba Infotek, 2004. Moechammad SAROSA. Sigit Anggoro, Jaringan Komputer, Data Link, Network & Issue 2000 http://www.bogor.net/idkf/idkf-2/buku-jaringan-komputer-data-link-network-dan-issue-12-2000.doc Cisco Press http://www.cicso.com/cpress/cc/td/cpress/ fund/ith2nd/it2401.html Aulia K. Arif & Onno W. Purbo, Konsep Subnetting IP Address Untuk Effisiensi Internet, Computer Network Research Group ITB, 2000 - http://bebas.vlsm.org/v09/onno-ind-1/network/ konsep-subnetting-ip-address-untuk-effisiensi-internet11-199.zip, IPv6 Internet Protocol Generasi Berikut, ELEKTRO INDONESIA Edisi ke Sembilan, Oktober 1997 http://www.elektroindonesia.com/elektro/komput9.html Routing Protocols and the Configuration of RIP and IGRP (Cisco CCNA Exam #640-607 Certification Guide", by Wendell Odom, Cisco Press) http://distancelearning.ksi.edu/demo/520/cis520.htm Implementing IP Routing By Todd Lammle, with Monica Lammle and James Chellis. http://www.microsoft.com/ technet/archive/winntas/deploy/implip.mspx http://www.datatelsup.com/ http://www.3com.co.jp/ http://www.sun.com/ http://www.dell.com/ http://www.ieee.org/ http://www.linux.or.id/ http://www.pii.or.id/elektro http://faculty.petra.ac.id/resmana/jarkom/tugas/lan.htm http://faculty.petra.ac.id/resmana/jarkom/atm1.htm http://www.sabda.org/publikasi/icw/013/ tentang Intranet: Dunia Kecil Berbasis Internet http://www.pacific.net.id/pakar/jafar/intranet_5.html http://wiryana.pandu.org/artikel/intra1.html http://id.wikipedia.org/wiki/Internet http://www.rfc-editor.org/rfc/rfc1918.txt, RFC1918 or ftp://ftp.isi.edu/in-notes/ rfc1918.txt http://www.rfc-editor.org/rfcsearch.html http://www.ietf.org/ietf/1id-abstracts.txt http://www.ietf.org/shadow.html http://en.wikipedia.org/wiki/Paul_Mockapetris http://www.pemula.com/materi/cisco01_konsep_pemula.htm Oleh: yerianto@yahoo.com http://dhani.singcat.com/internet/dict.php http://www.apjii.or.id/layanan/IPv6.txt http://budi.insan.co.id/presentations/NICE-Domreg.ppt, Budi Raharjo - Jakarta 2004 http://www.jasakom.com/Artikel.asp?ID=235 , phayzer@linuxmail.org http://www.ilmukomputer.com/umum/harry-jaringan.php