Anda di halaman 1dari 2

ARTIKEL - DAMARSANTRI EDISI 4 / DESEMBER 2008 VOL 2 | Organisasi Santri Wahid Hasyim

Dialektika Pesantren di Tengah Arus Globalisasi


Oleh : R.H. Anti (H5)

Secara global dunia saat ini dikuasai secara hegemonik dan dominatif oleh Negara-negara adidaya
dunia, Amerika Serikat dan Negara-negara barat lainnya, seperti Inggris, Prancis, Jerman, dll.
Pergolakan dunia yang dikawal oleh ekonomi, militer, teknologi dan informasi adalah tantangan
serius dunia Islam. Di tengah-tengah tantangan besar ini, kita dapati Negara-negara Islam tidak
berdaya. Ekonomi, politik, pendidikan dan media informasi jauh di bawah standar. Ironis lagi,
moralitas dan mentalitas umat sudah banyak yang terkena virus barat yang liberal, jauh dari norma
dan tuntunan agama.

Realitas ini sungguh sangat menyedihkan. Umat yang katanya ya’lu wa laa yu’la ‘alaihi, namun
secara faktual justru sebaliknya. Sumber utama realitas ini jelas kembali kepada SDM umat ini yang
masih dilanda kebodohan. Oleh Karena itu, satu-satunya jalan cepat untuk membangkitkan umat
dari keterbelakangan ini adalah optimalisasi sektor pendidikan. Lembaga ini sangat penting
eksistensi dan efektifitasnya dalam rangka memompa semangat belajar anak manusia mengejar
ketertinggalan untuk mencapai taraf hidup yang maju dengan tetap dalam misi menegakkan
keadilan, kesetaraan dan kedamaian bagi umat manusia.

Pesantren adalah salah satu institusi pendidikan agama merupakan sebuah lembaga yang
representatif dalam menghadapi globalisasi. Pembinaan moral dan mental adalah tujuan utama
pesantren. Dengan moral dan mental yang baik, santri akan mampu menggali dan
mengembangkan sendiri potensi keilmuan dan kemasyarakatannya secara maksimal.

Pesantren mempunyai double power yang dapat diandalkan dalam menghadapi globalisasi, yaitu
kiai yang memimpin pesantren dan pesantren sendiri sebagai institusi dan sistem. Ada dua hal
menurut Horikhosi, yang mengakari kekuatan kiai dan ulama: pertama, kredibilitas moral, dan
kedua, kemampuan mempertahankan pranata sosial yang diinginkan. Gelar ulama atau kiai
diberikan oleh masyarakat muslim karena kealiman dan pelayanan yang diberikannya kepada
masyarakat. Selanjutnya, Ahmad Tafsir mengemukakan pesantren dalam mengontrol perubahan
nilai yang juga tak lepas dari peran kiai sebagai penyaring arus informasi yang masuk ke
lingkungan kaum santri, mengajarkan hal-hal yang berguna dan membuang yang merusak. Pada
saat seperti itu, kemampuan kiai pesantren telah terbukti dalam mengontrol nilai dan kebudayaan.
Sebetapapun derasnya arus informasi yang masuk pesantren, kiai tidak akan pernah kehilangan
peranannya selama masih mampu menjaga pranata-pranata sosial dan perlunya perhatian dari
tokoh-tokoh lain untuk memperkuat kiai dalam menjaga pranata-pranata itu.

Keunggulan utama pendidikan pesantren terletak pada penanaman keimanan yang tidak hanya
ditempuh lewat jalur pendidikan sebagaimana di sekolah-sekolah umum. Tetapi kondisi menyeluruh
kehidupan budaya pesantren juga ikut mendukung penanaman keimanan tersebut. Penanaman
iman bukan ditanamkan di kepala tapi langsung di dalam hati, melalui contoh perilaku baik kiai
dalam kehidupan sehari-hari dan juga didukung oleh ritual-ritual keagamaan. Oleh sebab itulah,
hasil pendidikan pesantren dalam masalah keimanan ini sangat besar sekali arti maupun
peranannya bagi santri. Kemampuan keimanan yang didukung berbagai pengetahuan keagamaan
tentunya akan membentuk perilaku santri dalam masyarakat sesuai dengan apa-apa yang telah
diajarkan oleh Islam, sehingga apa yang dikatakan Cak Nur dengan "negativisme", yaitu perasaan
yang mendorong ke arah pandangan yang serba negatif kepada susunan, mapan dengan sikap-
sikap tidak percaya, curiga, bermusuhan, melawan dan sebagainya tak kan atau sulit terjadi. Dan
orang-orang pesantren yang seperti itu justru dapat dijadikan andalan pada saat masyarakat
mengalami Anomic. Wallaahu A’lam
Buletin Damar Santri diterbitkan oleh Organisasi Santri Wahid Hasyim (OSWAH)Yayasan Pondok Pesantren
Wahid Hasyim.

Sekretariat : Jl. KH. Wahid Hasyim Gaten Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta 55283 Tlp. (0274) 484284.
Email Redaksi Damarsantri: damarsantri@yahoo.com, oswah@journalist.com

ORGANISASI SANTRI WAHID HASYIM (OSWAH)

Organisasi Santri Wahid Hasyim (OSWAH) merupakan lembaga yang bergerak secara praktis dalam bidang
pelayanan, pembinaan dan pengembangan potensi santri. Program utama OSWAH antara lain: pengembangan
intelektual, keterampilan dan kreativitas santri, pembudayaan 9K (Kebersihan, Keindahan, Ketertiban,
Kesehatan, Keamanan, Kedisiplinan, Kekeluargaan dan Kemandirian), olahraga, bakti sosial dan
penyelenggaraan UKSH (Unit Kesehatan Santri Husada) atau poliklinik pesantren.

Anda mungkin juga menyukai