Anda di halaman 1dari 28

Bahan Bakar Nabati : Apa, Mengapa, dan Bagaimana

Tatang H. Soerawidjaja
Staf Pengajar, Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung, dan Anggota Dewan Riset Nasional, Komisi Sumber Daya Energi Baru dan Terbarukan.

Seminar Nasional Badan Koordinasi Kegiatan Mahasiswa Teknik Kimia Indonesia (BKKMTKI)

Mengembangkan Pendayagunaan Berkelanjutan Kekayaan Hayati Alam Indonesia

Apa itu energi?.


Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja. Tiap dan masing-masing benda, hidup atau pun tidak, memiliki kapasitas untuk melakukan kerja atau dapat dibuat memiliki kapasitas tersebut. Kecuali dalam bentuk makanan, orang tak memerlukan/ membutuhkan energi begitu saja. Tak ada orang mau memakan batubara, menelan uranium, meminum minyak bumi, menghirup atau bernafaskan gas bumi, atau terhubung langsung dengan (kabel) pasokan listrik. Yang dikehendaki orang adalah layanan-layanan energi (energy services).
2

Sistem energi = sektor energi + penggunaan energi


Layanan energi : Penerangan. Pemanasan/ pendinginan ruangan. Memasak. Menyetrika. Transportasi. Komunikasi. Kerja mesin. dll. Listrik dan bahan-bahan bakar bermutu tinggi adalah bentuk-bentuk terpenting energi final !.
3

Sumber-sumber primer energi


Sumber2 tak terbarukan (sumber daya fosil) : Minyak bumi. Gas bumi. Batubara. Gambut.
Perhatikan : Semua sumber daya fosil adalah sumber bahan bakar, sedangkan kebanyakan sumber daya terbarukan adalah sumber listrik !.

Sumber2 terbarukan : Sinar matahari. Biomassa. Tenaga air. Panas bumi. Tenaga angin. Tenaga arus laut. Energi ombak. Energi termal samudra. Tenaga nuklir.
4

B.B. Nabati suatu bentuk final bioenergi


Bioenergi energi hayati energi yang berasal (dibangkitkan) dari biomassa. Biomassa bahan-bahan organik berumur relatif muda dan berasal dari tumbuhan/hewan; produk & limbah industri budidaya (pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan). Bentuk final bioenergi : bahan bakar hayati (biofuel). listrik hayati (biomass-based electricity).
Hayati = nabati + hewani; tetapi karena nabati >> hewani, pemerintah mengadopsi biofuel = bahan bakar nabati (BBN).

Mengapa pengembangan BBN sangat diperlukan 5 dan urgen ?.

Mengapa minyak bumi dan bahan bakar minyak (BBM) sangat mendominasi perekonomian energi dunia ?

Karena barang-barang itu adalah bahan-bahan bakar cair (mentah dan siap-pakai)
Di antara semua bentuk energi final komersial (listrik dan berbagai macam bahan bakar), bahan bakar cair adalah yang paling berharga (& paling strategis) !. Dapat disimpan secara mudah dan aman untuk jangka waktu lama ( jadi sediaan siaga utk keadaan darurat). Portabel, mudah diangkut dan dikirim jauh. Memiliki kerapatan energi besar. Relatif mudah dinyalakan, tapi tak mudah meledak. Dapat dengan mudah dikonversi menjadi listrik. Amat sangat penting (kritikal) bagi sektor transportasi. 6

Indikator nilai strategis bahan-bahan bakar cair bagi ketahanan ekonomi :


1. Negara-negara pengimpor minyak menimbun persediaan minyak bumi (atau BBM) : Rekomendasi IEA : minimum sama dengan 90 hari kebutuhan yang diimpor. Jepang : 184 hari kebutuhan nasional. Korea selatan : 137 hari - -. Amerika Serikat : 58 hari - -. Jerman : 111 hari - -. Cina : 31 hari - -. Indonesia : 23 hari - - (BBM). 2. Konversi bahan bakar non-cair ke yang cair senantiasa diupayakan : Gas-To-Liquids (GTL), Coal-To-Liquids (CTL), Biomass-To-Liquids (BTL). 7

Hingga tahun 2035 : Motor bakar (internal combustion engine) masih akan mendominasi. Gasoline hybrid-electric vehicle (HEV) dan Plug-in hybrid-electric vehicle (PHEV) akan bervolume pasar lebih besar daripada Fuel-cell vehicle (FEV) maupun Battery electric vehicle (BEV). Jadi, hingga tahun 2035 sekalipun sektor transportasi masih tetap akan sangat bergantung 8 pada bahan bakar cair !.

Kecenderungan terkini sektor energi


Minyak bumi mentah menjadi kian langka, sedangkan permintaannya terus meningkat (akibat pembangunan ekonomi semua negara di dunia). KONSEKUENSINYA : Bumi menjadi kian panas karena emisi gas-gas rumah kaca terus meningkat. Minyak bumi kian mahal dan, sebagai akibatnya, membayakan keterjaminan pasokan energi (energy security) negara-negara berkembang pengimpor minyak yang kurang/tidak kuat posisi keuangannya. Bahan bakar cair alternatif yang bersih dan dapat diproduksi lokal amat sangat diperlukan !.
9

Indonesia kini sudah jadi negara pengimpor minyak bumi (atau BBM)

Tahun Produksi Konsumsi Impor netto

2003 419.3 465.8 46.5

2004 400.6 519.5 118.9

2005 384.5 505.0 120.5

2006 366.7 454.2 87.5

2007 347.4 459.4 112.0

dalam juta SBM (Setara Barrel Minyak)

Dibutuhkan bahan-bahan bakar cair alternatif yang bisa diproduksi di dalam negeri !.
10

Di antara segala sumber energi terbarukan (yang pada dasarnya bersih) :


Sinar surya Tenaga air Arus laut Energi termal samudra Biomassa Tenaga angin Panas bumi Tenaga ombak Tenaga nuklir

Biomassa satu-satunya sumber energi terbarukan yang dapat menghasilkan, atau mudah dikonversi menjadi, bahan bakar (cair) : Bahan-bahan bakar nabati (BBN, biofuels) !. Ini menunjukkan bahwa : Pengembangan dan pemanfaatan komersial BBN adalah keharusan dan, karenanya, tak bisa dihindari.
11

Jenis-jenis BBN dan bahan mentahnya


Mesin pengguna Motor Bensin/Otto Nama BBN Bahan mentah nabati Generasi 1 Generasi 2 Bahan bergula/berpati Hidrokarbon terpen, asam lemak C6 C10 Minyak-lemak

Motor pesawat terbang jet Motor diesel Biodiesel otomotif Motor diesel putaran *) Pure Plant Oil / Straight Vegetable Oil * PPO/SVO rendah & )

Bioetanol, biopropan ol, biobutanol Bioavtur (Jet biofuel)

Bahan lignoselulo sa

Minyak-lemak

12

Bioalkohol generasi 1
Bahan mentah : tetes (produk samping industri gula pasir); nira-nira tebu, sorgum manis, aren, dan nipah; dan luluhan/lumatan/ tepung umbi singkong, umbi ubi jalar, empulur sagu, dan biji sorgum. Produk klasik : bioetanol kering (kadar air 0,5 %-vol). Teknologi klasik : sakarifikasi (untuk bahan berpati), fermentasi (glukosa ke etanol), pemisahan dan pengeringan etanol. Tantangan bagi bangsa Indonesia : Teknologi merah-putih yang terbukti mampu diterapkan pada skala 10 ribu ton/tahun bioetanol kering.
13

Tumbuhan sumber potensial minyak-lemak utk PPO dan biodiesel generasi 1


Nama Nama Latin Sumber Kadar, %-b kr P / NP Sabut + Dg buah 45-70 + 46-54 Sawit Elais guineensis P Kelapa Cocos nucifera Daging buah 60 70 P Malapari Pongamia pinnata Biji 27 39 NP Callophyllum inophyllum Nyamplung Inti biji 40 73 NP Azadirachta indica Nimba Inti biji 40 50 NP Jarak pagar Jatropha curcas Inti biji 40 60 NP Kusambi Schleichera oleosa Inti biji 55 70 NP Kapok/randu Ceiba pentandra Biji 24 40 NP Kelor Moringa oleifera Biji 30 49 P Karet Hevea brasiliensis Biji 40 50 NP Kemiri sunan Aleurites trisperma Inti biji 47 52 NP Kemiri Aleurites moluccana Inti biji 57 69 NP kr kering; P minyak/lemak Pangan (edible fat/oil), 14 NP minyak/lemak Non-Pangan (nonedible fat/oil

Kriteria minyak bahan mentah yang baik untuk pembuatan PPO dan biodiesel
Parameter kualitas Batasan Angka asam, mg-KOH/g 1 Kadar air, %-berat 0,5 Kadar bahan tak tersabunkan, %-berat 2 Angka iodium, g-I2/g 115 ( 80) Angka penyabunan, mg-KOH/g 180 265 Kekentalan Seperti minyak goreng [viskositas kinematik pada 40 oC, cSt] [24 42]
Jika minyak mentah tak memenuhi syarat ini, pengolahan menjadi biodiesel menjadi lebih sulit !. Minyak mentah akan 15

PPO (SVO) dan biodiesel generasi 1


Minyak nabati murni (PPO atau SVO) adalah minyaklemak nabati yang sudah netral dan bebas getah. Mesin diesel berputaran rendah (sebaiknya < 1000 rpm) dan berbeban konstan PLTD besar; utk komunitas kecil/pedesaan : mesin diesel tipe Lister.

16

Biodiesel generasi 1 = biodiesel FAME (fatty acids methyl ester). Dibuat dari PPO atau minyak-lemak mentah tapi netral via transesterifikasi dgn metanol. Biodiesel yang dibuat dari minyak-minyak andalan Indonesia, yaitu minyak sawit dan minyak kelapa, memiliki angka setan dan kestabilan oksidatif tinggi, tetapi kurang sesuai untuk digunakan di daerah sub-tropik dan dingin, karena bertitik awan (cloud point) relatif tinggi. Tantangan bagi bangsa Indonesia : Pengembangan aneka tumbuhan sumber potensial minyak-lemak non pangan; Teknologi merah-putih untuk produksi biodiesel yang terbukti mampu diterapkan pada skala 30 ribu ton/tahun.
17

Bioavtur (Jet Biofuel)


Belum ada yang komersial. Masih perlu litbang pionir. Kandidat-kandidat potensial : 1. Hidrokarbon alkana C10H22 dan sikloalkana C10H20. Bahan mentah : hidrokarbon monoterpen C10H16. Sumber potensial : Terpentin (= distilat vakum getah pohon pinus); minyak rinu/kemukus (Piper cubeba). Teknologi yang diperlukan : hidrogenasi (sebaiknya elektrokatalitik). 2. Ester metil asam lemak C6 C10 (kaproat kaprat). Bahan mentah : asam-asam lemak C6 C10. Sumber-sumber : minyak kelapa, minyak babasu, asam-asam lemak berikatan rangkap pada atom karbon no 9 atau 12. Teknologi yang diperlukan : ekstraksi & sintesis.
18

Bahan bakar nabati generasi 2


Belum ada yang komersial. Di negara-negara maju : tahap demonstrasi skala besar; target : komersial sebelum 2015. Bahan mentah : bahan lignoselulosa. tandan kosong sawit, kulit batang sagu, jerami, bagas tebu, bagas sorgum manis, tongkol & batang jagung, rumput-rumputan, kayu, dan sejenisnya; bukan bahan pangan; biasanya merupakan bahan terbanyak/terbesar yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan; limbah & produk samping utama industri pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Produksi BBN dari bahan lignoselulosa memaksimalkan efektifitas pemanfaatan sumberdaya nabati dan tak bersaing, bahkan malah bisa saling mendukung, dengan penyediaan pangan.
19

Bioalkohol generasi 2 dibuat dari bahan lignoselulosa dengan rangkaian teknologi pengolahan awal (pretreatment) sakarifikasi fermentasi - pemisahan dan pengeringan. Biodiesel generasi 2 adalah C15-C20 biohidrokarbon, sedang bioavtur generasi 2 adalah C10-C14 biohidrokarbon. Keduanya dibuat dengan kombinasi teknologi gasifikasi dan sintesis Fischer-Tropsch. Pohon-pohon yang perkebunannya bisa sekaligus memasok bahan mentah untuk BBN generasi 1 maupun generasi 2 : Bioalkohol : tebu, sorgum manis, sagu. Biodiesel : sawit, malapari, nimba.

Pengembangan industri BBN di Indonesia


PerPres No. 5/2006 menetapkan bahwa pada tahun 2025, minimal 5 % dari bauran energi nasional harus berupa bahan bakar nabati (BBN). Konsumsi BBN di dalam negeri harus berkembang dari nol pada tahun 2005 menjadi sekitar 167 juta SBM atau 22,3 juta kL (kiloLiter = m3) pada tahun 2025. Tentu, semuanya harus merupakan produksi dalam negeri. Butuh strategi & kebijakan yang tepat & implementabel, agar pembangunan sektor energi nasional memang bergerak ke arah titik sasaran tersebut ! Keputusan DirJen Migas No. 3674 dan 3675, 17 Maret 2006, yang membolehkan bensin mengandung s/d 10 %vol bioetanol dan solar mengandung s/d 10 %-vol biodiesel merupakan awal tindak-lanjut. Tetapi ..

Peran penting pemerintah dalam pengembangan BBN transportasi (biodiesel dan bioetanol) adalah menciptakan pasar awal yang stabil.

Penciptaan Permintaan Awal


Penciptaan permintaan awal terhadap produk atau teknologi

Menggelinding sendiri !.

Tingkat kesulitan difusi teknologi

Pengembangan teknik

tanpa dukungan dan insentif, tidak dapat dikomersialkan karena: - biaya tinggi - kompetisi dari produk/teknologi yang sudah ada - belum dikenal masyarakat - butuh pembangunan infrastruktur baru
Perioda ini penting

Efek sinergik produksi masal & penurunan biaya

Pengembangan produk baru


: skala pasar

Perioda pembentukan pasar

Perioda pemapanan teknologi dan perluasan pasar

Perioda kemapanan pasar

22

Tonggak penting berikutnya dari kebijakan pemerintah adalah PerMen ESDM No. 32/2008 (26 September)

23

PerMen ESDM 32/2008 juga menetapkan bahwa pasokan BBN harus diutamakan dari dalam negeri !.
24

Tonggak penting final : kebijakan/regulasi harga

Di negara-negara yang (sudah) tak mensubsidi harga BBM, dan malah menerapkan stimulus penghematan serta pajak lingkungan yang besar, pengurangan pajak-pajak BBN adalah kebijakan yang tepat untuk diambil. Di negeri yang masih mensubsidi harga BBM ?.
Mensubsidi BBM tanpa juga memberi subsidi pada BBN (& energi terbarukan lain) adalah ibarat terus-terusan memberi beasiswa pada warganegara berumur > 50 tahun (yang hampir habis masa bakti) agar terus dapat bersaing di dunia kerja, tetapi tak memberi beasiswa apapun pada para mereka yang berusia < 25 tahun (yang akan menggantikan generasi tuanya).

Falsafah bangsa yang keliru !. Jika BBM disubsidi, maka seharusnya BBN disubsidi juga.
25

Perkembangan terakhir
Maret 2009 : Komisi VII DPR menyetujui pemberian subsidi pada BBN PSO (Public Service Obligation). Juli 2009 DPR mensahkan pemberian subsidi pada BBN PSO. Nopember 2009 : KepPres ttg kebijakan pemberian subsidi pada BBN PSO. Menteri Keuangan (APBN 2010) memberikan subsidi Rp. 1 triliun ( Rp.2000/liter) kepada BBN. Akhir Januari 2010 : KepMen ESDM tentang pengaturan subsidi. Februari April 2010 : Pertemuan-pertemuan APROBI (Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia) dengan DirJen MIGAS untuk pelaksanaan pengucuran subsidi.

Agustus 2010 : pemerintah membentuk 1 direktorat jenderal baru di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) : Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE). Salah satu di antara 4-5 direktorat yang akan ada di Ditjen EBTKE sudah dipastikan : Direktorat Bioenergi. 20 September 2010 : Rapat Dirjen EBTKE dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) bioenergi untuk membahas program BBN dan mengatasi rintanganrintangan teknis penyerapan subsidi BBN 2010 dan tindak-lanjutnya. Industri BBN di Indonesia tampaknya akan segera menggeliat (lagi) dan tumbuh lancar dan sehat-kuat. SEMOGA DEMIKIAN SETERUSNYA!!

Sekian dan Terima Kasih


tatanghs@ che.itb.ac.id hstatang@yahoo.com

28

Anda mungkin juga menyukai