Anda di halaman 1dari 115

PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DAN KETURUNAN TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SEKOLAH DASAR SWASTA

DI KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN

TESIS Oleh M. ROMAULI SIMATUPANG 037023011/EPID

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DAN KETURUNAN TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SEKOLAH DASAR SWASTA DI KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

M. ROMAULI SIMATUPANG 037023011/EPID

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Judul Tesis

Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Stud

: : :

PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DAN KETURUNAN TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SEKOLAH DASAR SWASTA DI KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN M. Romauli Simatupang 037023011 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui Komisi Pembimbing :

(Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si) Ketua

(Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes) Anggota

(dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes) Anggota

Ketua Program Studi

Direktur

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) Tanggal Lulus : 15 April 2008

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Telah diuji Pada Tanggal: 15 April 2008

PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Anggota : Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si : Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si drh. Rasmaliah, M.Kes

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

PERNYATAAN PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DAN KETURUNAN TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SEKOLAH DASAR SWASTA DI KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, April 2008

M. ROMAULI SIMATUPANG 037023011/EPID

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

ABSTRAK Saat ini gizi lebih dan obesitas merupakan epidemik di negara maju, seperti Australia, New Zealand, Singapura dan dengan cepat berkembang di negara berkembang, terutama populasi kepulauan Pasifik dan negara Asia tertentu. Peningkatan prevalensi anak obesitas di Malaysia ditemukan 6,6% pada umur sekitar 7 tahun, 13,8% pada umur 10 tahun; 12,5% pada pria dan 5% pada wanita umur 7-10 tahun. Survey awal yang dilakukan pada bulan September 2007, di 7 (tujuh) SD Swasta di kecamatan Medan Baru Kota Medan, ditemukan prevalensi overweight pada murid laki-laki 20,23% dan 19,0% pada wanita dan untuk prevalensi obesitas murid laki-laki 25,65% dan murid wanita 19,5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi, aktivitas fisik, keturunan dan faktor risiko yang dominan terhadap kejadian obesitas pada anak SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah kasus kontrol dengan sampel penelitian adalah anak sekolah dasar swasta (7 SD) yang berusia 10 12 tahun, kelas IV, V dan VI sebanyak 196 sampel masing masing : 98 kasus dan 98 kontrol. Pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling, analisa data dilakukan dengan uji statistik univariat, bivariat dan multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian pada analisa bivariat menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara asupan energi (p = 0,0001; OR = 28,36), asupan lemak (p = 0,0001; OR = 24,59), asupan protein (p = 0,0001; OR = 2,72), frekuensi makan (p = 0,0001; OR = 59,33), jenis makanan (p = 0,0001; OR = 34,15), aktivitas sedang (p = 0,0001; OR = 17,33), aktivitas berat (p = 0,0001; OR = 26,41), status gizi bapak (p = 0,001; OR = 3,63), status gizi ibu (p = 0,004 OR = 2,68), terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.Hasil uji regresi logistik sebagai variabel yang paling dominan yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas adalah variabel asupan lemak (OR = 96,46). Kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru, dipengaruhi oleh variabel asupan lemak, asupan energi, frekuensi makan, jenis makanan dan aktivitas fisik terutama aktivitas fisik berat dan sedang, sedangkan variabel keturunan tidak berpengaruh. Sesuai dengan hasil penelitian disarankan untuk menggiatkan kembali monitoring status gizi siswa melalui UKS yang telah ada, mengadakan penyuluhan pola hidup sehat secara berkala, penyuluhan gizi. Kata kunci : Obesitas, Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik, Keturunan.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

ABSTRACT Currently, excessive nutrients and obesity is an epidemic in the developed countries like Australia, New Zealand and Singapore and they rapidly spread in the developing countries especially in the population of Pacific islands and in a certain Asian country. The prevalence increase of children with obesity in Malaysia is 6.6% in children of about 7 years old, 13.8% in children of 10 years old, 12.5% in boys and 5% in girls of private Primary Schools in Medan Baru sub-district, Medan shows that prevalence of overweight in boy-students is 20.33% and in girlstudents 19.0% while the prevalence of obesity in boy-students is 25.65% and in girl-students is 19.5%. The purpose of this case control study is to find out the influence of pattern of consumption, physical activity, heredity and risk factor which is dominant to the incident of obesity in the students of private Primary Schools in Medan Baru sub-district, Medan. The samples for this study were 196 students of 10 12 years old (98 students for case group and 98 students for control group) from grades IV, V and VI of 7 (seven) private Primary Schools selected through stratified random sampling technique.The data obtained were analyzed by using univariate, bivariate and multivariate (logistic regression) statisfical tests. The results of study shows that there is a significant influence between energy supply (p = 0.0001; OR = 28.36), fat supply (p = 0.0001; OR = 24.59), protein supply (p = 0.0001; OR = 2.72), eating frequency (p = 0.0001; OR = 59.33), kind of food consumed (p = 0.0001; OR = 34.15), moderate activity (p = 0.0001; OR = 17.33), intense activity (p = 0.0001; OR = 26.41), fathers nutrient status (p = 0.0001; OR = 3.63), mothers nutrient status (p = 0.004; OR = 2.68) and the incident of obesity in the students of private Primary Schools in Medan Baru sub-district, Medan. The result of logistic regression test shows that the variable which is the most dominant and influential to the incident of obesity is fat supply (OR = 96.46). The incident of obesity in the students of private Primary Schools in Medan Baru sub-district is influenced by the variabels of fat supply, energy supply, eating frequency, kind of food consumed and physical activity especially the moderate and intense physical activities while the variabels of heredity does not have any influence. Based on the result of study, it is suggested to reactivate the monitoring of students nutrient status through the existing UKS (School Health Unit) and to provide gradual extensions on the pattern of simple life and nutrition. Key words: Obesity, Pattern of Consumption, Physical Activity, Heredity

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan berkat dan kasih karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat S2 pada Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Penulis menyadari, begitu banyak dukungan, bimbingan, bantuan dan kemudahan yang diberikan oleh berbagai pihak kepada penulis dari memulai penulisan tesis ini sehingga dapat diselesaikan. Dengan penuh ketulusan hati, penulis menyampaikan terima kasih, semoga sukses dan bahagia selalu dalam lindunganNya kepada : Ibu Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, Ibu Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes dan Ibu dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan perhatian, dukungan dan pengarahan sejak mulai hingga selesai tesis ini. Dengan selesainya tesis ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada : Rektor Universitas Sumatera Utara Bapak Prof.. dr. Chaeruddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), Direktur Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc, Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, Kepala Sekolah, para guru SD dan seluruh siswa SD Swasta Advent 4, SD Swasta Dharma Putra, SD Swasta Singapore International School, SD Swasta Pembangunan Didikan

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Islam, SD Swasta St. Thomas 5, SD Swasta St. Thomas 6 dan SD Swasta YPTI Al Bukhari Islam yang telah memberikan izin dan bersedia menjadi responden untuk penelitian ini. Terimakasih yang tak terhingga kepada Ibunda Rumintang Mangisi br Hutapea (Ompung ni si Anthoni boru) dan adik adikku Ike, Onny, Susan, Pahala, Budi, dan Daniel yang dengan tekun berdoa dan memberi nasehat serta semangat dalam menyelesaikan kuliah. Rekan rekan penulis di Administrasi dan Kebijakan Kesehatan atas dukungan yang diberikan selama pendidikan, proyek PHP II Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai penyandang dana pendidikan penulis dan Staf Administrasi Program AKK Sekolah

Pascasarjana USU (Rosihan, Saiful, Husni dan Iin), yang membantu penulis mengurus penyelesaian administrasi perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini. Tesis ini saya persembahkan secara khusus dengan ucapan terima kasih yang tulus dan rasa syukur kepada suami tercinta Ir. Poltak Simanjuntak dan anakku Anthoni Agung Pratama Simanjuntak, yang telah memberikan perhatian dan doa yang tiada putus putusnya bagi penulis. Ucapan terima kasih khusus juga saya persembahkan kepada pahompu terkasih Mayor Ckm Ricardo Suganda Simanjuntak, S.Sos, M.Kes, Abanganda Bapak Saut Simanjuntak, SH (Kajari Sidikalang), Abanganda Bapak dr. Saut Simanjuntak, Sp.OG beserta seluruh keluarga atas bantuan dan dukungan yang penulis terima, semoga Allah Bapa dapat membalas budi baik saudaraku sekalian.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Akhirnya ucapan terimakasih kusampaikan kepada Tuhanku Yesus Kristus karena kemurahan dan berkatMu yang begitu mulia, sehingga saya dapat menyelesaikan semua ini, bukan karena kekuatan dan kepintaranku ya Bapa, tetapi atas kuasa dan berkatMu lah semua ini bisa terjadi. Amin. Penulis menyadari tesis ini jauh dari sempurna, oleh karenanya saran untuk perbaikan sangat diperlukan. Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi akademik Universitas Sumatera Utara dan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara.

Medan,

April 2008 Penulis

M. Romauli Simatupang

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

RIWAYAT HIDUP Saya, Marsaulina Romauli Simatupang, lahir sebagai anak pertama dari 7 (tujuh) bersaudara, ayah B. Simatupang (alm) dengan ibu R.M. boru Hutapea, di Medan pada tanggal 01 Februari 1967, dari keluarga penganut agama Kristen Protestan. Pendidikan yang saya lalui antara lain : SD Swasta Kristen Immanuel, tamat tahun 1979, SLTP Swasta Kristen Immanuel, tamat tahun 1982, SLTA Swasta Kristen Immanuel, tamat tahun 1985 dan Akademi Gizi Padang, tamat tahun 1988. Tahun 1989, saya diterima menjadi CPNS di Kanwil Depkes Prov. Sumatera Barat dan ditempatkan di RSU Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman. Pada tahun 1991 1993, saya ditempatkan di Dinkes Kabupaten Pasaman, sebagai staf bidang gizi. Pada tahun 1992, saya menikah dengan Ir. Poltak Simanjuntak, dan tahun 1993, dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Anthoni Agung Pratama Simanjuntak. Tahun 1993, saya pindah ke Kanwil Depkes RI Prov. Sumatera Utara, sebagai staf bagian gizi. Pada tahun 1997, melanjutkan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU Medan, tamat tahun 1999. Tahun 2002, ditempatkan sebagai staf di Kantor Dinkes Prov. Sumatera Utara. Tahun 2003, saya terpilih menjadi salah seorang penerima bea siswa dari Provincial Health Project (PHP) - II dan memasuki Sekolah Pascasarjana USU Medan, tamat tahun 2008, dengan judul penelitian : PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DAN KETURUNAN TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SEKOLAH DASAR SWASTA DI KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK .............................................................................................................. vi ABSTRACT ............................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii RIWAYAT HIDUP................................................................................................ xi DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL.................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xviii BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1.2. Permasalahan ................................................................................................ 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 1.4. Hipotesa ........................................................................................................ 1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 1 1 6 6 7 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9 2.1. Epidemiologi Obesitas .................................................................................. 9 2.2. Pengertian Obesitas .......................................................................................10 2.2.1. Kriteria Kegemukan (Obesitas 2.2.2. Risiko Kegemukan (Obesitas) .......................................................... 12 2.2.3. Pencegahan Obesitas .........................................................................14 2.3. Masalah Obesitas pada Anak-anak ............................................................... 15 2.3.1. Gambaran Klinis ............................................................................... 15 2.3.2. Pemeriksaan Klinis ........................................................................... 17 2.4. Determinan Obesitas .....................................................................................17 2.4.1. Jenis Kelamin ....................................................................................17 2.4.2. Umur ................................................................................................. 18 2.4.3. Tingkat Sosial Ekonomi ....................................................................18 2.4.4. Faktor Lingkungan ............................................................................19 2.4.5. Aktivitas Fisik................................................................................... 19 2.4.6. Kebiasaan Makan ..............................................................................20 2.4.7. Pola Konsumsi .................................................................................. 20 2.4.8. Faktor Keturunan .............................................................................. 21 2.5. Penilaian Status Gizi ..................................................................................... 22 2.5.1. Antropometri sebagai Indikator Status Gizi 23 2.5.2. Indeks Massa Tubuh ......................................................................... 24

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

2.6.

2.7. 2.8.

Landasan Teori ..............................................................................................25 2.6.1. Faktor Keturunan .............................................................................. 25 2.6.2. Faktor Lingkungan ............................................................................26 Kerangka Teori ............................................................................................. 28 Kerangka Konsep ..........................................................................................29

BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 30 3.1. Jenis Penelitian ..............................................................................................30 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................................ 30 3.2.1. Waktu Penelitian .............................................................................. 30 3.2.2. Lokasi Penelitian ...............................................................................31 3.3. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 31 3.3.1. Populasi .31 3.3.2. Sampel ...........31 3.3.3. Metode Pengambilan Sampel ........................................................... 33 3.4. Metode Pengumpulan Data ...........................................................................34 3.4.1. Data Primer ... 34 3.4.2. Data Sekunder .. 35 3.5. Definisi Operasional Variabel ...36 3.5.1. Variabel Terikat 36 3.5.2. Variabel Bebas .. 36 3.6. Aspek Pengukuran 38 3.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas ...38 3.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat .................................................39 3.7. Metode Analisa Data .....................................................................................40 BAB IV. HASIL PENELITIAN ............................................................................ 41 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................41 4.2. Karakteristik Responden ...............................................................................42 4.3. Pola Konsumsi .............................................................................................. 43 4.4. Aktivitas Fisik ...............................................................................................49 4.5. Keturunan ..................................................................................................... 51 4.6. Faktor Risiko yang Paling Dominan Terhadap Kejadian Obesitas .............. 53 BAB V. PEMBAHASAN ....................................................................................... 56 5.1. Pengaruh Pola Konsumsi Terhadap Kejadian Obesitas ................................56 5.2. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas ................................ 58 5.3. Pengaruh Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas ....................................... 59 5.4. Faktor Risiko yang Paling Dominan Terhadap Kejadian Obesitas .............. 61

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 64 6.1. Kesimpulan ................................................................................................... 64 6.2. Saran ............................................................................................................. 64 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 66

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

DAFTAR TABEL Nomor 2.1. 3.1. 3.2. 3.3. 4.1. 4.2. Judul Halaman

Kategori IMT menurut Umur dan Jenis Kelamin . 24 Distribusi Pengambilan Sampel, secara Sratified Random Sampling33 Aspek Pengukuran Aktivitas Fisik ....39 Aspek Pengukuran Kejadian Obesitas ..... 40 Lokasi dan Distribusi Siswa SD Swasta .. 41 Distiribusi Siswa SD Swasta Berdasarkan Karakterisitiknya di Kecamatan Medan Baru Kota Medan...................................................... 42 Distribusi Asupan Energi, Lemak dan Protein pada Siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan ...................................................... 44 Persentase Energi dan Protein dari Angka Kecukupan Gizi ........................ 46 Frekuensi Makan dalam Sehari .................................................................... 47 Jenis Makanan dalam Sehari .........................................................................48 Distribusi Kejadian Obesitas menurut Penggunaan Waktu untuk Akitivitas Fisik Siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan ...... 49 Distribusi Kejadian Obesitas menurut Status Gizi Bapak Siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan ................................... 51 Distribusi Kejadian Obesitas menurut Status Gizi Ibu SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan ................................... 52

4.3.

4.4. 4.5. 4.6. 4.7.

4.8.

4.9.

4.10. Analisa Pengaruh Pola Konsumsi, Faktor Keturunan dan Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan ...................................................... 53 4.11. Analisa Pengaruh Pola Konsumsi, Faktor Keturunan dan Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan ...................................................... 54

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

DAFTAR GAMBAR Nomor 1. 2. 3. Judul Halaman

Mekanisme Terjadinya Obesitas (Suhendro, 2003) 28 Kerangka Konsep Penelitian ... 29 Rancangan Penelitian Kasus-Kontrol .. 30

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. Judul Halaman

Kuesioner Penelitian . 70 Surat Izin Survey Pendahuluan . 76 Standar CDC-NCHS Laki-laki Usia 2 20 Tahun 77 Standar CDC-NCHS Perempuan Usia 2 20 Tahun 78 Hasil Crosstabs ............................................................................. 79 Master Data 98

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

DAFTAR ISTILAH AKG : Angka Kecukupan Gizi

CDC-NCHS : Center for Disease Control National Center for Health Statistics BMI FFQ BB/TB : Body Mass Index (BB/TB2) : Food Frequency Questionaire : Berat Badan menurut Tinggi Badan

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan pada hakekatnya adalah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sebagai pencerminan dari tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistim Kesehatan Nasional (SKN) yaitu terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes RI, 1999). Untuk meningkatkan upaya perbaikan kesehatan masyarakat Departemen Kesehatan Republik Indonesia, menetapkan 10 program prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat, guna mencapai tujuan Indonesia Sehat 2010, salah satu di antaranya adalah program peningkatan status gizi masyarakat (Depkes RI, 2001). Berkaitan dengan hal tersebut, untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, tentunya banyak faktor yang harus diperhatikan, antara lain faktor pangan (unsur gizi), kesehatan, pendidikan, informasi, teknologi dan jasa pelayanan lainnya. Dari sekian faktor tersebut, unsur gizi memegang peranan penting (Aritonang, 2003). Saat ini gizi lebih dan obesitas merupakan epidemik di negara maju, seperti Australia, New Zealand, Singapura dan dengan cepat berkembang di

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

negara berkembang, terutama populasi kepulauan pasifik dan negara Asia tertentu. Di United State of America (USA), lebih 60% populasi dewasa mengalami overweight dan obesitas, pada anak remaja 20 25% mengalami obesitas.

Menurut data yang dikumpulkan Center for Disease Control (CDC), prevalensi obesitas mulai meningkat secara dramatis sejak 1980. Peningkatan prevalensi cepat juga dilihat pada kelompok minoritas, seperti etnis Maori di Selandia Baru, Indian di Inggris (UK), Malaysia dan Singapura, Australia Aborigin, populasi kepulauan di selat Torres. (Hamam, 2005). Survey di Korea Selatan pada tahun 1995, melaporkan sebanyak 1,5% obesitas (BMI>30 kg/m2) dan 20,5 overweight (BMI 25-29,9 kg/m2). Thailand 4% obesitas, 16% overweight, Malaysia 4,7% pria 7,7% wanita obesitas. Di Malaysia populasi wanita etnis India 16,5%, Cina 4% dan Melayu 8,6% obesitas dan daerah urban pria 5,6% dibandingkan daerah rural 1,8%, di daerah urban wanita 8,8% dibandingkan daerah rural 2,6%. Di Malaysia ditemukan peningkatan prevalensi anak obesitas dengan peningkatan umur 6,6% pada umur sekitar 7 tahun, 13,8% pada umur 10 tahun, 12,5% pada pria dan 5% pada wanita umur 7 10 tahun. Demikian juga, etnis Melayu 16,8% dibandingkan 11,0% etnik India dan Cina Malaysia (Imam, 2005). Ita dan Murata (1999), di Jepang melaporkan peningkatan prevalensi obesitas dari 5% ke 11% pada anak Jepang pada umur 6 14 tahun (Hamam, 2005). Peningkatan prevalensi obesitas juga dilaporkan dari waktu ke waktu pada suatu negara, di Singapura antara 1992 1998 prevalensi obesitas tidak banyak

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

berubah 6%, namun pada wanita etnik Melayu 11,1% menjadi 16,2%; wanita etnik India 12,5% menjadi 17,5%; di Malaysia 1990 1997 prevalensi meningkat dari 1% menjadi 6% pada umur di antara 13 17 tahun (Imam, 2005). Indonesia pada saat ini mengalami permasalahan beban ganda masalah gizi, di mana ketika permasalahan gizi kurang belum terselesaikan, muncul permasalahan gizi lebih. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakitpenyakit infeksi, maka gizi lebih atau obesitas dianggap sebagai sinyal awal, dan munculnya kelompok penyakit-penyakit degeneratif/non infeksi yang sekarang ini banyak terjadi di seluruh pelosok Indonesia. Fenomena ini sering dikenal dengan sebutan New World Syndrom atau Sindrom Dunia Baru. Tingginya prevalensi obesitas, gizi lebih, hipertensi, dislipidemi dan beberapa penyakit degeneratif lainnya, menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia (Hamam, 2005). Data di atas menunjukkan bahwa sejalan dengan perkembangan dan industrialisasi yang diikuti perubahan pola hidup, maka prevalensi penderita gizi lebih dan obesitas semakin tinggi. Menurut Soekirman yang dikutip oleh Aritonang (2003), terdapat hubungan erat antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi di daerah kota, perubahan pola konsumsi pangan dengan meningkatnya penyakit degeneratif. Kehidupan yang modern di lingkungan tempat tinggal, kemajuan serta berbagai bentuk kemudahan (instant) menghasilkan pola hidup santai, energi yang tadinya untuk aktivitas tidak terlalu diperlukan lagi dan akan disimpan sebagai timbunan lemak dan akhirnya menimbulkan kejadian gizi lebih.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Gizi lebih dapat terjadi pada siapa saja dan bisa terjadi mulai dari bayi hingga usia lanjut, baik pria maupun wanita. Di samping faktor keturunan, sebagian besar penyebab gizi lebih diduga oleh karena terjadinya intervensi dan modifikasi gaya hidup (lifestyle), di mana pada etnik Western yang berpandangan pada umumnya gizi lebih secara sosial tidak diingini, sedangkan penduduk asli kepulauan Pasifik masih tinggal tetap berpandangan bahwa gizi lebih dan obesitas justru merupakan suatu simbol kemakmuran dan status sosial yang tinggi. Pandangan keadaan sosial dan kultur seperti ini, membutuhkan kebijaksanaan tertentu, apabila kita ingin mengembangkan strategi intervensi untuk menurunkan prevalensi obesitas. Masalah di Asia saat ini bukan saja dengan terjadinya peningkatan jumlah overweight, akan tetapi konsekuensi yang muncul akibat risiko penyakit yang berhubungan dengan obesitas (risk of obesity-related diseases) (Hamam, 2005). Salah satu kelompok umur yang berisiko terjadinya gizi lebih adalah kelompok umur usia sekolah. Hasil penelitian Husaini yang dikutip oleh Hamam (2005), mengemukakan bahwa, dari 50 anak laki-laki yang mengalami gizi lebih, 86% akan tetap obesitas hingga dewasa dan dari 50 anak perempuan yang obesitas akan tetap obesitas sebanyak 80% hingga dewasa. Obesitas permanen, cenderung akan terjadi bila kemunculannya pada saat anak berusia 5 7 tahun dan anak berusia 4 11 tahun, maka perlu upaya pencegahan terhadap gizi lebih dan obesitas sejak dini (usia sekolah) (Aritonang, 2003).

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gizi lebih pada anak usia sekolah, antara lain sosial ekonomi yang mempengaruhi pola konsumsi, dimana anak yang berasal dari keluarga ekonomi tinggi, cenderung mengkonsumsi makanan yang berkadar lemak tinggi. Secara singkat, gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang digunakan. Selain itu faktor yang mempengaruhi gizi lebih, adalah umur, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, faktor lingkungan, aktivitas fisik, kebiasaan makan dan faktor neuropsikologik serta faktor genetika (Suhendro, 2003). Hasil penelitian Padmiari (2002) di Denpasar, diperoleh ada hubungan fast food dengan penelitian Ismael (1999) di Yogyakarta, bahwa ada hubungan antara pengalaman mengkonsumsi fast food dengan obesitas, dengan prevalensi 8,5% pada anak perempuan dan 10,5% pada anak laki-laki (Hamam, 2005). Secara umum dampak yang ditimbulkan akibat gizi lebih, adalah gangguan psiko-sosial, yang berakibat pada rasa rendah diri, depresi dan menarik diri dari lingkungan, dan gangguan pertumbuhan fisik, gangguan pernafasan, gangguan endokrin, obesitas yang menetap hingga dewasa dan penyakit degeneratif, yang berakibat pada timbulnya hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus dan lain sebagainya (Imam, 2005). Di Indonesia pada 1982 prevalensi obesitas pria 4,2% dan wanita 7,1% sedangkan pada 1992 pria 10,8% dan wanita 24,1%. Pada kelompok sosial menengah-atas di Medan, pada tahun 2002-2003 prevalensi overweight 54,0% dan obesitas 10,3%. Bappenas (2004), mengemukakan bahwa dari 4.747 orang siswa/i

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

SLTP Yogyakarta dan 2% di Kabupaten Bantul mengalami obesitas. Hal tersebut tidak tertutup kemungkinan juga terjadi di kota Medan, yang merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, sebagian masyarakat di Kota Medan mengalami pergeseran pola makan yang dialami oleh semua kelompok umur, termasuk pada remaja dan anak usia sekolah dasar (SD). Survey awal yang dilakukan pada bulan September 2007, di 7 (tujuh) SD swasta, dari 12 SD swasta yang berlokasi di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, yang melibatkan 786 murid, ditimbang berat badannya dan diukur tinggi badannya diketahui prevalensi overweight murid laki laki : 20,73% dan murid perempuan : 19,0%, untuk prevalensi obesitas murid laki laki : 25,65% dan murid perempuan : 19,5%. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diketahui pengaruh pola konsumsi, aktivitas fisik, keturunan dan faktor risiko yang dominan terhadap kejadian obesitas pada siswa/i SD Swasta di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan. 1.2. Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka muncul permasalahan yaitu sejauh mana pola konsumsi, aktivitas fisik dan keturunan mempengaruhi kejadian obesitas pada anak SD Swasta di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

1.3. 1.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi, terhadap kejadian obesitas pada anak SD Swasta di di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.

2.

Untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada anak SD Swasta di di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

3.

Untuk mengetahui pengaruh keturunan terhadap kejadian obesitas pada anak SD Swasta di di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

4.

Untuk mengetahui faktor risiko yang dominan terhadap kejadian obesitas pada anak SD Swasta di di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

1.4. 1.

Hipotesa Ada pengaruh pola konsumsi anak dengan kejadian obesitas pada anak SD swasta di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.

2.

Ada pengaruh aktivitas fisik anak dengan kejadian obesitas pada anak SD swasta di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.

3.

Ada pengaruh keturunan dengan kejadian obesitas pada anak SD swasta di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.

1.5.

Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1.

Memberikan informasi penyebab kejadian obesitas pada anak SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

2.

Dapat memberikan sumbangsih bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang masalah kejadian obesitas pada anak SD.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

3.

Sebagai bahan kajian bagi penentu kebijakan dalam penyusunan program penanggulangan kejadian obesitas pada anak SD, dalam upaya peningkatan kualitas anak Sekolah Dasar.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Epidemiologi Obesitas Obesitas merupakan masalah epidemik yang mengglobal dan akan menjadi lebih buruk, jika diikuti dengan semua konsekuensi obesitas yang ditimbulkannya. Di negara maju seperti Eropa, USA, Australia dilaporkan prevalensinya tinggi sampai sedang dan cenderung meningkat lebih ekstrim. Sebagai contoh, World Health Organization (1998), melaporkan lebih dari 70% populasi dewasa kepulauan Polynesia dan Samoa adalah obesitas. DM type-2, Penyakit Jantung Koroner (PJK), peningkatan insiden kanker paru tertentu, gangguan obstruktif sleep opnoe, osteoarthritis pada sendi besar dan kecil. Secara perlahan kelebihan berat badan lebih dari 10 tahun akan menimbulkan hipertensi. Obesitas tidak lagi dianggap sebagai masalah kosmetik sederhana, tetapi harus mempertimbangkan dan melibatkan secara efektif masalah epidemiologi untuk pencegahan dan managemen obesitas (Hamam, 2005). Padmiari (2002), memperoleh bahwa sebagian besar anak yang menderita obesitas/gizi lebih berasal dari orang tua dengan pendidikan tamat perguruan tinggi (50,7%) dan terdapat hubungan signifikan antara pendidikan orang tua dengan kejadian obesitas pada anak (p<0,05), dan anak yang banyak melebihi dari 4 jenis fast food 12 kali berisiko terhadap kejadian obesitas dari pada anak yang tidak mengkonsumsi dikutip oleh fast food. Hasil penelitian Budiman (1997), yang

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Suhendro (2003), bahwa gizi lebih dan obesitas lebih banyak ditemukan pada ibu dari pada bapak, yakni masing-masing 29,1% dan 5,1%. Suhendro (2003), juga menemukan bahwa ada hubungan pekerjaan orang tua dengan kejadian obesitas pada anak sekolah, dimana pekerjaan orang tua merupakan faktor penentu sebagai penunjang untuk mengetahui tingkat pendapatan atau penghasilan total keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jenis pekerjaan yang paling banyak adalah wiraswasta (53,3%) dan paling sedikit sebagai TNI/POLRI (21,3%). Dilihat dari faktor risiko, sebagian besar anak Sekolah Menengah Umum (SMU) yang mengkonsumsi fast food dan frekuensi makan sangat berhubungan dengan kejadian obesitas/gizi lebih (p<0,05), diketahui semakin lama seseorang mengkonsumsi fast food lebih besar sama dengan >1 tahun yang lalu mempunyai risiko terjadinya obesitas (76,0%). Menurut Hadi (2004) remaja yang obesitas dalam kesehariannya mempunyai waktu aktivitas ringan seperti baca buku, nonton lebih panjang (12,20 1,94 jam/hari) dibandingkan remaja yang tidak obesitas. 2.2. Pengertian Obesitas Gizi lebih pada umumnya adalah berat badan yang relatif berlebihan jika dibandingkan dengan usia atau tinggi pada usia yang sebaya, sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh. Istilah awam gizi lebih ini juga disebut kegemukan, sedangkan karena kelebihan berat disebut overweight. Kelebihan berat relatif tidak selalu berarti karena kelebihan lemak tubuh, oleh karena pada anak-anak yang giat berolah raga seperti pada olahragawan remaja mungkin terjadi karena pertumbuhan otot yang hipertrofis.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Untuk gizi lebih dengan derajat kelebihan yang berat disebut obesitas. Obesitas adalah suatu keadaan akumulasi energi dalam bentuk lemak tubuh, yang mengganggu kesehatan badan. Super obese adalah kelebihan berat badan sekitar 100% atau lebih dari berat ideal, sedangkan obesitas yang menimbulkan kelainan, keluhan dan gejala penyakit disebut morbidly obese (Dietz & Gortmaker, 1985 dalam Samsudin, 1993). Kegemukan atau obesitas adalah suatu keadaan sakit yang ditandai oleh adanya penimbunan lemak yang berlebihan didalam jaringan lemak dibawah kulit dan didalam alat-alat tubuh. Kegemukan ini dapat terjadi pada setiap umur dan mempunyai gambaran klinis yang sangat bervariasi mulai dari yang ringan sampai yang berat sekali (Walujo, dkk,1986). Obesitas adalah suatu keadaan yang melebihi dari berat badan relatif seseorang, sebagai akibat penumpukan zat gizi terutama karbohidrat, lemak dan protein. Kondisi ini disebabkan oleh ketidak seimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, dimana konsumsi terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi (Krisno, 2002). 2.2.1. Kriteria kegemukan (obesitas) Penentuan kegemukan (obesitas) atas dasar antropometri menurut Nasar (1995), pada umumnya, sebagai berikut : 1. Hanya mengukur Berat Badan (BB) dan hasilnya dibandingkan dengan standar, yakni bila BB > 120 % disebut obesitas, sedangkan antara 110 120 % disebut over weight. Keburukan cara ini adalah pertama, tidak

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

dikaitkan dengan Tinggi Badan (TB), sehingga tidak mencerminkan proporsi tubuh; kedua, penampilan fisik seseorang dipengaruhi oleh komposisi tubuh, artinya pada BB yang sama seseorang dapat tampak lebih langsing dari pada yang lainnya karena tubuhnya lebih berotot, sedangkan yang lainnya lebih banyak lemak. 2. BB dihubungkan dengan TB, selain mencerminkan proporsi atau penampilan (BB/TB) juga memberikan gambaran tentang massa tubuh tanpa lemak (less body mass) dengan cara menghitung BMI (Body Mass Index) yaitu BB/TB2. Mortalitas meningkat pada BMI > 25 (derajat I) tetapi penanganan medis secara serius terutama pada obesitas derajat II dan III. 2.2.2. Risiko kegemukan (obesitas) Risiko kegemukan (obesitas) dapat terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjang, seperti yang diuraikan sebagai berikut (Satoto, 1996) : 1. Gangguan psiko-sosial : rasa rendah diri, depresi dan menarik diri dari lingkungan. Hal ini karena anak obesitas sering menjadi bahan olok olok teman main dan teman sekolah. Hal ini dapat pula karena ketidakmampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan, terutama olah raga akibat adanya hambatan pergerakan oleh kegemukannya. Selain itu sebagai akibat kegemukan, penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan lemak (burried penis) dan ini dapat menyebabkan rasa malu kerena merasa

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

berbeda dengan anak lain. Bau atau aroma badan yang kurang menarik dapat membuat anak menarik diri dari lingkungannya. 2. Pertumbuhan fisik atau linier yang lebih cepat dan usia tulang yang lebih lanjut dibanding usia biologisnya. 3. Masalah Ortopedi seringkali terjadi slipped capital femonal epiphysis dan penyakit blount sebagai akibat beban tubuh yang terlalu berat. 4. Gangguan pernafasan sering terserang infeksi saluran nafas, tidur ngorok, kadang-kadang terjadi apnes sewaktu tidur, dan sering mengantuk siang hari. Bila gangguan sangat berat disebut sebagai sindrome pickwicknan , yaitu adanya hipoventilasi alveolar. 5. Gangguan endocrine menarche lebih cepat terjadi, karena disamping faktor hormonal, untuk terjadi menarche diperlukan jumlah lemak tertentu sehingga pada anak obesitas dimana lemak tubuh sudah cukup tersedia, menars akan menjadi lebih dini. Penelitian lain menyatakan bahwa usia tulang yang lanjut lebih berperan dalam terjadinya menarche dari jumlah lemak tubuh. 6. Obesitas yang berlanjut (menetap) sampai dewasa, terutama bila obesitas mulai pada masa pra pubertas. 7. Gangguan penyakit degeneratif dan penyakit metabolik, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, hiperlipoproteinemia, dan penyakit hiperkolesterolemia.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

2.2.3. Pencegahan Obesitas Obesitas pada bayi tidak ada korelasi yang jelas dengan terjadinya obesitas pada orang dewasa, tetapi obesitas pada masa pra pubertas umumnya berlanjut sampai dewasa. Pencegahan pada obesitas anak sepenuhnya berada di tangan para orang tua dan petugas kesehatan karena anak umumnya tidak menyadari dan kurang peduli akan masalah kegemukan. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya obesitas yaitu (Budiyanto, 2002) : 1. Olah raga. Dengan memperbanyak olah raga maka organ tubuh kita akan bekerja dengan keras, sehingga lemak yang ditimbun dalam tubuh akan dibongkar untuk menggantikan energi yang hilang akibat olah raga tersebut. Dengan demikian berat badan seseorang akan berkurang dan kegemukan tidak akan terjadi. 2. Mengurangi konsumsi lemak. Dengan mengurangi konsumsi lemak maka akan memberikan manfaat berkurangnya jaringan lemak yang tidak aktif dalam tubuh. Di samping itu dengan mengurangi konsumsi lemak terutama lemak jenuh akan mencegah kita terkena penyakit jantung dan aterosklerosis. 3. Lebih banyak mengkonsumsi protein.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Protein dalam tubuh sangat besar fungsinya, di samping sebagai penghasil energi protein juga berfungsi sebagai zat pembangun. Protein lebih tahan lama tinggal di lambung karena tidak dihirolisis dengan gas seperti karbohidrat yang mudah sekali terhidrolisis dengan gas. Dengan banyak mengkonsumsi protein, maka seseorang tidak akan sering makan karena masih kenyang. Ini menguntungkan untuk mencegah terjadinya obesitas. 4. Banyak konsumsi serat. Dengan mengkonsumsi serat akan membantu tubuh melancarkan faeces yang akan dibuang, dan membantu mencegah berbagai penyakit lain. Sumber serat yang baik adalah dari golongan serealia, sayur-sayuran dan beberapa buah-buahan.

2.3.

Masalah Obesitas pada Anak-anak Kegemukan dapat terjadi pada setiap umur dan gambaran klinis

kegemukan pada anak dapat bervariasi dari yang ringan sampai dengan yang berat sekali. 2.3.1. Gambaran klinis 1. Pertumbuhan berjalan cepat/pesat disertai adanya ketidakseimbangan antara peningkatan berat badan yang berlebih dibanding dengan tingginya. 2. Jaringan lemak bawah kulit menebal sehingga tebal lipatan kulit lebih daripada yang normal dan kulit tampak lebih kencang.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

3.

Kepala tampak relatif lebih kecil dibandingkan dengan tubuhnya atau dibandingkan dengan dadanya (pada bayi).

4.

Bentuk muka lebih tembem, hidung dan mulut tampak relatif lebih kecil, mungkin disertai dengan bentuk dagunya berganda (dagu ganda).

5.

Pada dada terjadi pembesaran payudara yang dapat meresahkan bila terjadi pada anak laki-laki.

6.

Perut membesar yang bentuknya cenderung menyerupai bandul lonceng dan kadang-kadang disertai dengan garis-garis putih atau ungu (striae).

7.

Kelamin luar pada anak wanita tidak jelas ada kelainan, akan tetapi pada anak laki-laki tampak relatif kecil. Sebenarnya ukuran besarnya normal akan tetapi hanya tersembul sedikit oleh karena sebagian besar terbenam di dalam jaringan lemak di sekitarnya.

8.

Pubertas pada anak laki-laki terjadi lebih awal dan akibatnya pertumbuhan kerangka lebih cepat berakhir sehingga tingginya pada masa dewasa relatif lebih pendek. Pada wanita menarche (haid pertama) biasanya tidak terlambat.

9.

Lingkaran lengan atas dan paha lebih besar dari normal dan tangan relatif lebih kecil dan jari-jari yang bentuknya meruncing. Mungkin pula terdapat keadaan dimana sendi tungkai dan tungkainya sendiri dapat mengganggu gerakan.

10.

Dapat terjadi gangguan psikologis berupa : gangguan emosi, sukar bergaul, senang menyendiri dan sebagainya.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

11.

Pada kegemukan yang berat mungkin terjadi gangguan jantung dan paru yang disebut Sindroma Pickliwickian dengan gejala sesak nafas, sianosis, pembesaran jantung dan kadang-kadang penurunan kesadaran.

2.3.2. Pemeriksaan klinis 1. 2. 3. Pada pemeriksaan darah dapat ditentukan gangguan endokrin. Mungkin juga ditentukan gangguan metabolisme hidrat arang dan lemak. Pada air seni (urine) ditemukan peningkatan pengeluaran zat tertentu. Kelainan-kelainan tersebut akan menghilang sendiri jika kegemukannya sembuh. 4. 2.4. Pada pemeriksaan rontgen dapat ditemukan usia tulang yang relatif tua. Determinan Obesitas Ada beberapa faktor yang diketahui dapat mempengaruhi terjadinya kegemukan (obesitas) antara lain : jenis kelamin, umur, tingkat sosial ekonomi, faktor lingkungan, aktivitas fisik, kebiasaan makan, faktor psikologis dan faktor genetik (Salam, 1989). 2.4.1. Jenis kelamin Obesitas lebih umum dijumpai pada wanita terutama mulai pada saat remaja, hal ini mungkin disebabkan faktor endokrin dan perubahan hormonal (Salam, 1989).

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Menurut International Dietary Energy Consultative Group (1989), perempuan sedikit lebih gemuk daripada laki-laki pada saat kelahiran sampai bayi dan anak-anak, komposisi tubuh berbeda nyata antara jenis kelamin selama remaja. Pada remaja dimana periode pertumbuhan, cepat dari berat badan dan tinggi badan disertai dengan peningkatan massa bebas lemak dan lemak tubuh. 2.4.2. Umur Obesitas sering dianggap kelainan pada umur pertengahan. Obesitas yang muncul pada tahun pertama kehidupan biasanya disertai dengan perkembangan rangka yang cepat. Anak yang obesitas cenderung menjadi obes pada saat remaja dan dewasa (Salam, 1989). 2.4.3. Tingkat sosial ekonomi Obesitas banyak dijumpai pada kalangan remaja, yang kemungkinan lebih disebabkan oleh karena banyak mengkonsumsi makanan yang berlemak. Terjadinya obesitas pada kelompok masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah disebabkan karena tingginya konsumsi makanan sumber karbohidrat, sementara konsumsi protein rendah. Menurut Le Bow, prevalensi kegemukan tergantung pada tingkat sosial ekonomi, kebudayaan dan kriteria, kira-kira 40% pada tingkat sosial ekonomi dan 25% pada tingkat sosial ekonomi tinggi (Le Bow, dalam Herini,1999). Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan terhadap kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin tinggi tingkat pendapatan, berarti semakin baik

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

kualitas dan kuantitas makanan yang diperoleh, seperti membeli buah, sayuran, dan aneka ragam jenis makanan (Berg, 1986 dalam Rijanti, 2002). Menurut Mukawi (1981 dalam Afifa, 2003), menyatakan intake kalori dipengaruhi oleh status ekonomi, salah satu ukuran status ekonomi adalah tingkat pendapatan total yang diterima oleh keluarga. Peningkatan tingkat pendapatan akan mempengaruhi kebiasaan makan, pada sebagian masyarakat cenderung untuk makan berlebihan. 2.4.4. Faktor lingkungan Adalah kenyataan bahwa pola makan, jumlah dan komposisi nutrisi dalam makanan, serta intensitas aktivitas tubuh merupakan hal yang paling berpengaruh dalam terjadinya obesitas. Gaya hidup modern dan santai seringkali tidak menyadari jumlah masukan kalori disamping kurang memperhatikan kaidah gizi seimbang, seperti makan fast food merupakan acara sehari-hari, ngemil makan berkalori tinggi dan tinggi karbohidrat pada saat nonton televisi atau bioskop, dan sebagainya (Salam, 1989). Menurut Khumaidi (1989) tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh orang lain dan untuk memperoleh kepuasan atau ketidakpuasan hati, orang tersebut melakukan pertimbangan-pertimbangan di dalam keadaan atau apa yang dipikirkan sebelum membuat keputusan.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

2.4.5. Aktivitas fisik Sebagian besar energi yang masuk melalui makanan pada anak remaja dan orang dewasa seharusnya digunakan untuk aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan banyak energi yang tersimpan sebagai lemak, sehingga cenderung pada orang-orang yang kurang melakukan aktivitas menjadi gemuk (Salam, 1989). Hasil penelitian Subardja dkk (2000) menjelaskan bila dibandingkan besarnya hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik, ternyata aktivitas fisik lebih berhubungan dengan terjadinya obesitas pada anak. Hal ini mencerminkan bahwa, pola hidup sedentary berkontribusi dalam terjadinya obesitas pada anak. 2.4.6. Kebiasaan makan Elizabeth dan Sanjur (1981) dalam Suhardjo (1989) menjelaskan bahwa ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan yaitu karakteristik individu, karakteristik makan/pangan dan lingkungan. Kebiasaan makan seseorang dibentuk dari kemampuan dan taraf hidupnya, dimana makin baik taraf hidupnya, makin meningkat daya belinya dan makin tinggi mutu makanan yang tersedia untuk keluarga. Kebiasaan makan menurut Khumaidi (1989) adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan, meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan makanan. Koentjaraningrat (1984) dalam Khumaidi (1989) menyatakan bahwa kebiasaan makan individu, keluarga dan

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

masyarakat dipengaruhi oleh faktor budaya, lingkungan sosial, ekonomi, lingkungan ekologi, ketersediaan makanan, dan faktor perkembangan teknologi. 2.4.7. Pola konsumsi Almatsier (2002) menyatakan bahwa keseimbangan energi dicapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal/normal. Kelebihan energi terjadi apabila konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh. Akibatnya, terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan oleh kebanyakan makan dalam hal jenis karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang gerak. Fungsi utama protein adalah untuk pertumbuhan, namun jika tubuh mengalami kekurangan zat energi maka fungsi protein terlebih dahulu untuk menghasilkan energi atau untuk membentuk glukosa. Jika protein dalam keadaan berlebihan maka protein akan mengalami deaminase yaitu nitrogen yang dieluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam tubuh. Dengan demikian bila mengkonsumsi protein berlebihan dapat menyebabkan kegemukan. Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (2004) angka kecukupan energi yang dianjurkan untuk anak laki-laki usia 10 12 tahun sebesar 2000 kkal/orang/hari dan protein 45 gr/orang/hari, untuk anak perempuan usia 10

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

12 tahun 1900 kkal/orang/hari dan protein 54 gr/orang/hari dan konsumsi lemak total dianjurkan tidak lebih dari 25% dari total energi. 2.4.8. Faktor keturunan Penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa anak-anak dari orang tua normal mempunyai peluang 10% menjadi obesitas. Peluang tersebut akan meningkat menjadi 40 50%, bila salah satu orangtuanya menderita obesitas dan akan meningkat menjadi 70 80% bila kedua orangtuanya menderita obesitas (Wirakusumah, 1997 dalam Welis, 2003).

2.5.

Penilaian Status Gizi Anak Penilaian status gizi anak balita dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Secara langsung penilaian status gizi anak balita dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu : Antropometri, Klinis, Biokimia dan Biofisik. 1. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri. Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi dimana ketidakseimbangan dapat terlihat pada pertumbuhan fisik. Indeks antropometri yang umum digunakan adalah berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U) dan berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB). 2. Penilaian Status Gizi Secara Klinis. Pemeriksaan klinis merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang didasarkan pada perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata dan rambut. Penggunaan metode klinis biasanya untuk survey klinis secara cepat dimana dapat mendeteksi secara cepat tandatanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi yang dapat juga digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit. 3. Pemeriksaan Status Gizi Secara Biokimia. Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada jaringan tubuh manusia seperti darah, urine dan tinja. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. 4. Penilaian Status Gizi Secara Biofisik. Penilaian status gizi secara biofisik yaitu dengan melihat kemampuan fungsi dan perubahan struktur dari jaringan tubuh misalnya tes adaptasi gelap untuk melihat kejadian buta senja. Dari ke 4 cara penilaian status gizi secara langsung, antropometri merupakan cara yang sering digunakan untuk menilai status gizi anak balita karena pengukuran antropometrik merupakan relative paling sederhana. Dalam pengukuran antropometrik dilakukan beberapa pengukuran yang menjadi indikator antropometri yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas kemudian indikator tersebut dibandingkan dengan umur.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

2.5.1. Antropometri sebagai indikator status gizi Status gizi terutama ditentukan oleh ketersediaan dalam jumlah cukup dan dalam kombinasi pada waktu yang tepat semua zat-zat gizi di tingkat sel yang diperlukan tubuh untuk tumbuh berkembang dan berfungsi normal semua anggota badan. Salah satu alat ukur status gizi yang telah digunakan dalam kegiatan dan program gizi adalah antropometri. Penggunaan antropometri sebagai alat ukur status gizi semakin mendapat perhatian karena didorong oleh tersedianya alat ukur untuk menilai status gizi yang dapat digunakan secara luas dalam programprogram gizi masyarakat. Dibandingkan dengan cara pengukuran status gizi lain antropometri dapat dikatakan mempunyai spesifisitas rendah, karena hampir seluruh zat gizi terlibat dalam proses pertumbuhan. Namun demikian antropometri pada umumnya dianggap sebagai alat pengukur status gizi yang amat sensitif. Tingginya sensitivitas ini ditunjukkan dengan faktor bahwa proses penyesuaian terhadap kekurangan zat gizi (khususnya KKP) menyangkut keterlambatan tubuh serta penggunaan lemak dan otot. 2.5.2. Indeks massa tubuh Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan petunjuk dasar untuk memantau status gizi, baik yang kekurangan berat badan maupun yang kelebihan berat badan. Pada penelitian ini menggunakan IMT berdasarkan umur (2 20 tahun) dan jenis kelamin menurut United State Department of Health and Human Service

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Tahun 2000 dan diplotkan dalam grafik Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Kategori IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin menurut United State Department of Health and Human Service Tahun 2000, adalah : Tabel 2.1. Kategori IMT menurut Umur dan Jenis Kelamin Kategori Status Gizi IMT Gizi Kurang < 5 percentile Gizi Normal 5 84 percentile Gizi Lebih 85 94 percentile Obesitas 95 percentile Sumber : United State Department of Health and Human Service Tahun 2000. Menurut Dietz and Robinson (1983) dalam Mariani menyatakan bahwa keuntungan IMT adalah tinggi badan dan berat badan, mudah diukur oleh tenaga yang cukup dilatih sekedarnya, namun IMT tidak mengukur kegemukan secara langsung. Selain itu harus lebih berhati-hati dalam menggunakan IMT sebagai ukuran kopisisi tubuh pada anak dan remaja. 2.6. Landasan Teori Menurut Sjarif (2003), obesitas dapat terjadi karena ketidak seimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Asupan energi yang berlebihan disebabkan konsumsi energi yang berlebihan, sedangkan keluaran energi yang rendah disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh, aktivitas fisik dan efek termogenesis makanan. Gangguan hemostasis energi ini disebabkan oleh faktor idiopatik (obesitas primer atau nutritional) sedangkan faktor endogen

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

(obesitas sekunder atau non nutritional, yang disebabkan oleh kelainan hormonal, sindrom atau efek genetik). Secara garis besar faktor yang berperan terhadap terjadinya obesitas dikelompokkan menjadi faktor genetik dan faktor lingkungan. 2.6.1. Faktor keturunan Obesitas sudah dapat terjadi pada bayi, balita, pada anak usia 6 tahun,usia, remaja, dengan salah satu orang tua obesitas akan menetap sampai dewasa. Bila kedua orang tua obesitas, sekitar 80% anak-anak mereka akan menjadi obesitas dan bila kedua orang tua tidak obesitas maka prevalensi obesitas akan turun menjadi 14%. Peningkatan risiko obesitas tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh gen atau faktor lingkungan dalam keluarga. 2.6.2 Faktor lingkungan Mengelompokkan faktor lingkungan yang berperan sebagai penyebab terjadinya obesitas menjadi lima yaitu perilaku makan, aktivitas fisik, psikologis, steroid dan sosilal ekonomi. Menurut Budiyanto (2002) ada beberapa aspek yang mempengaruhi kegemukan (obesitas) yaitu : 1. Aspek gizi. Seseorang yang menderita obesitas mengalami kelebihan energi. Kelebihan energi dalam tubuh diubah menjadi lemak dan ditimbun pada tempat-tempat tertentu. 2. Aspek ekonomi. Akhir-akhir ini banyak makanan siap saji (fast food) seperti hamburger, fried chicken, hot dog, dan lain-lain. Makanan tersebut

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

relatif mahal dan kebanyakan yang mengkonsumsi adalah masyarakat ekonomi menengah keatas. Dari segi kesehatan dapat mengganggu kesehatan karena banyak mengandung lemak tinggi sehingga

menyebabkan kegemukan. 3. Aspek sosial budaya. Dalam masyarakat Indonesia mempunyai pola makan yang berbeda dengan orang barat. Dimana masyarakat kita cenderung banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat. Kebiasaan yang tidak baik adalah meniru, dalam hal ini meniru mengkonsumsi makanan cepat saji yang mana makanan tersebut popular pada orang-orang barat. Menurut Soetjiningsih dkk (1996), obesitas merupakan faktor yang sering terjadi pada masa anak-anak dan merupakan masalah kesehatan penting karena berdampak terhadap fisiologis maupun medis yang berlanjut sampai dewasa. Hasil penelitiannya dinyatakan bahwa 41% anak obesitas pada usia 7 tahun akan menjadi obesitas pada usia dewasa. Penilaian jumlah dan jenis makanan yang di konsumsi individu menurut Hadi (2003), dan Gibson (1990), dapat dikelompokkan menjadi : 1. Mengingat makanan (food recall) yang dimakan oleh individu selama 24 jam sebelum dilakukan wawancara. Contoh makanan (food model) dapat dipakai sebagai alat bantu. Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi diperkirakan atau dihitung dengan ukuran rumah tangga yang kemudian dikonversikan ke dalam ukuran berat. Pemakaian metode food recall ini

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

digunakan untuk mengukur rata rata konsumsi makanan dan zat gizi kelompok masyarakat yang jumlahnya besar. 2. Pencatatan makanan yang dimakan (food records) oleh individu dalam jangka waktu tertentu, jumlahnya ditimbang dan diperkirakan dengan ukuran rumah tangga. 3. Frekuensi konsumsi makanan (food frequency questionaire) adalah recall makanan yang dimakan pada waktu lalu. Kuesioner terdiri dari daftar bahan makanan dan frekuensi makan. Cara ini merekam keterangan tentang berapa kali konsumsi bahan makanan dalam sehari, seminggu, sebulan, tiga bulan atau jangka waktu tertentu. 4. Riwayat makan (dietary history) yaitu mencatat apa saja yang dimakan dalam waktu lama. Cara ini memerlukan petugas wawancara yang terlatih. Periode yang diukur biasanya adalah selama 6 bulan atau 1 tahun yang lalu. Metode wawancara ini merupakan modifikasi dari cara recall 24 jam untuk dapat memperoleh informasi tentang makanan yang dikonsumsi, frekuensi dan kebiasaan makan.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

2.7. Kerangka Teori


Genetik Jenis Kelamin Umur Fisiologi Gaya Hidup : Aktivitas Fisik Pengetahuan Gizi

Pola Konsumsi : Frekuensi Makan Jumlah Zat Gizi Jenis Makanan

Faktor Lingkungan Sosial Ekonomi Tingkat Pendidikan Pekerjaan Kemudahan Hidup Kemajuan Teknologi

Pelayanan Kesehatan : Demografi Epidemiologis

Obesitas

Obesitas yang terjadi pada umur sebelumnya Hormonal

Gambar 1. Mekanisme Terjadinya Obesitas (Suhendro, 2003).

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

2.8.

Kerangka Konsep Berdasarkan landasan teori di atas, kerangka konsep penelitian adalah

sebagai berikut :

VARIABEL INDEPENDEN

VARIABEL DEPENDEN

Karakteristik Individu - Jenis Kelamin - Umur - Pekerjaan Orang Tua - Pendidikan Orang Tua Pola Konsumsi - Frekuensi Makan - Jumlah Zat Gizi - Jenis Makanan Aktivitas Fisik OBESITAS

Faktor Lingkungan

Keturunan

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi, aktivitas fisik dan keturunan pada kejadian obesitas anak di SD Swasta Kecamatan Medan Baru Kota Medan digunakan rancangan penelitian case control. SAMPEL

- Pola Konsumsi - Aktivitas Fisik - Keturunan - Pola Konsumsi - Aktivitas Fisik - Keturunan

KASUS

KONTROL

Gambar 3. Rancangan Penelitian Kasus Kontrol. 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

3.2.1. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, dari bulan Nopember 2007 sampai dengan Maret 2008. Dimulai dengan melakukan penelusuran kepustakaan, konsultasi judul, penyusunan proposal, seminar proposal, pengumpulan data dan analisa data, serta penyusunan laporan akhir.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

3.2.2. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 7 Sekolah Dasar swasta di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, yakni SD ST. Thomas 5, SD ST. Thomas 6, SD Singapore International School, SD Advent IV, SD Pembangunan Didikan Islam, SD YPTI Al- Bukhari Muslim, SD Dharma Putra. Survey pendahuluan yang dilaksanakan di 7 SD swasta tersebut, pada bulan September 2007 dan melibatkan 786 murid, menunjukkan bahwa prevalensi kejadian obesitas : murid laki laki sebesar 25,65 % dan murid perempuan sebesar 19,50 %. 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Swasta di

Kecamatan Medan Baru Kota Medan, kelas IV, V dan VI yang berumur 10 12 tahun. 3.3.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi. Sampel terdiri dari kasus dan kontrol. Untuk mengurangi kemungkinan adanya bias, maka kasus dan kontrol diambil dalam satu populasi dengan kriteria : 1. Kasus adalah Siswa SD di Kecamatan Medan Baru Kota Medan kelas IV, V dan VI umur 10 12 tahun yang menderita kegemukan (obesitas) lakilaki dan perempuan. Kasus diukur status gizinya dengan menggunakan

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

metode antropometri dengan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). 2. Kontrol adalah Siswa SD di Kecamatan Medan Baru Kota Medan kelas IV, V dan VI umur 10 12 tahun yang mempunyai berat badan normal sesuai dengan baku CDC-NCHS laki-laki dan perempuan. Kasus diukur status gizinya dengan menggunakan metode antropometri dengan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Adapun besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus di bawah ini (Lemeshow, 1997) :

n1 = n 2 =

Za / 2 + P.Q 2; ( P 1 / 2)

P=

R , 1+ R

dan

Q =1 p

Keterangan: R = Perkiraan Odds Ratio = 2

= 0,05 Z = 1,96
= 0,10 Z = 1,28
P = 2/1 + 2 = 0,66; Q = 1 - 0,66 = 0,34

n1 = n 2 =

1,96 / 2 + 1,28 0,66.0,34 2 (0,66 0,5)


1,5816 2 (0,16)

n1 = n 2 =

n = 97,7 98 anak sekolah dasar (SD).

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Maka berdasarkan hasil perhitungan di atas didapat jumlah sampel minimal untuk kasus = 98 anak sekolah dasar (SD) dan kontrol 98 anak sekolah dasar (SD). 3.3.3. Metode pengambilan sampel Untuk mengambil 98 kasus dan 98 kontrol, dilakukan : 1. Sampel diambil secara Stratified random sampling sampel yakni kelas IV, V, VI. 2. Penentuan kasus dan kontrol dilakukan matching terhadap umur, jenis kelamin, asal sekolah dan kelas yang sama. 3. Bila ditemukan > 98 kasus obesitas maka akan dilakukan pemilihan kasus secara Stratified random sampling untuk mendapatkan jumlah yang ditetapkan, yaitu minimal 98 kasus. 4. Bila ditemukan < 98 kasus obesitas maka akan diambil dari populasi kelas lain dengan sekolah yang sama hingga mencapai jumlah yang ditetapkan, yaitu minimal 98 kasus. Tabel 3.1. Distribusi Pengambilan Sampel, secara Stratified Random Sampling No. 1. 2. 3. 4. 5. Nama Sekolah SD Swasta Al Bukhari SD Swasta PDI SD Swasta SIS SD Swasta St. Thomas 5 SD Swasta St. Thomas 6 JUMLAH Jlh Siswa Obesitas 13 12 42 64 59 192 Jumlah Responden 7 7 21 33 30 98 berdasarkan kelas

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

3.4.

Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data primer 1. Data primer terdiri dari data hasil wawancara dan pengukuran, yaitu IMT responden, jenis kelamin, umur, karakteristik orang tua, frekuensi makan, kebiasaan konsumsi makanan, asupan zat gizi (energi, protein dan lemak), aktivitas fisik dan keturunan. 2. Data tentang obesitas yang dikumpulkan dengan cara melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan injak merk electronic personal scale yang berkapasitas 150 kg dengan ketelitian 0.1 kg. Sampel diukur pada posisi berdiri tegak tepat di tengah timbangan dan tanpa menggunakan alas kaki. Pembacaan angka dilakukan setelah angka penunjuk tidak bergerak. Sedangkan data tinggi badan diukur dengan menggunakan alat ukur microtoise berskala 200 cm dengan ketelitian 0.1 cm. Sampel di ukur dalam posisi tegak, muka lurus ke depan dan tanpa menggunakan tutup kepala. Besi pengukur yang vertikal diturun naikkan hingga batang pengukur yang horizontal menyentuh tepat di atas kepala sampel. Posisi sampel membelakangi alat ukur dan pembacaan dilakukan dari salah satu sisi badan sampel. 3. Data pola konsumsi dilakukan dengan cara wawancara langsung pada responen dengan menggunakan kuesioner penelitian, Food Frequency Questionaire (FFQ) dan melalui recall (tanya ulang) konsumsi selama 24

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

jam. Data konsumsi makanan ditampilkan dalam bentuk tingkat kecukupan gizi (energi protein dan lemak), yang diperoleh dari perbandingan zat gizi yang dikonsumsi dengan yang dianjurkan (AKG) dikali 100 %. Jumlah porsi dari ukuran rumah tangga (URT) dikonversikan ke dalam ukuran gram untuk di analisa. Data kebiasaan makan dianalisa berdasarkan jenis makanan dan frekuensi makan anak. Data tentang : a. b. c. d. Karakteristik Responden Pola Konsumsi Aktivitas Fisik Keturunan

dilakukan dengan cara wawancara yang dipandu penggunaan kuesioner. 4. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu oleh 10 (sepuluh) orang mahasiswa D3 Gizi Lubuk Pakam sebagai enumerator. Enumerator sebelumnya dilatih dan diberi pengarahan terlebih dahulu, terutama tentang cara pengukuran dan wawancara yang baik, pemahaman isi kuesioner, dan cara mengisinya. Pelatihan ini berguna untuk menyamakan persepsi enumerator dalam memperoleh data yang akurat. 3.4.2. Data sekunder Data gambaran umum sekolah yang meliputi jumlah siswa dan alamat sekolah SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Data jumlah siswa

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

yang ada di SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan dan juga dari Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kota Medan. 3.5. Definisi Operasional Variabel

3.5.1. Variabel terikat Kegemukan (Obesitas) adalah suatu keadaan patologis akibat terdapatnya timbunan lemak yang berlebihan pada tubuh, dengan cara pengukuran antropometri, yaitu dengan menggunakan percentile 95 kurva IMT dari baku CDC - NCHS untuk laki-laki dan perempuan usia 2 20 tahun, , (Kuczmarski, 2002) (skala ordinal). 3.5.2. Variabel bebas 1. Karakteristik responden adalah data yang meliputi jenis kelamin, umur, pekerjaan bapak, pekerjaan ibu, pendidikan bapak dan pendidikan ibu. 2. Pola Konsumsi adalah gambaran kebiasaan makan terdiri dari jumlah makanan yang dikonsumsi, frekuensi makan dalam sehari dan banyaknya jenis makanan yang dikonsumsi dalam sehari yang ditanyakan dengan menggunakan food frequency questionaire. 3. Asupan Zat Gizi adalah sejumlah energi, protein dan lemak yang dikonsumsi dalam sehari (skala rasio) 4. Frekuensi Makan adalah jumlah kali makan yang dikonsumsi sebagai sumber energi, protein dan lemak dalam sehari selama 1 bulan terakhir,

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

yang dikumpulkan melalui metoda frekuensi dengan wawancara (skala ordinal). 5. Jenis Makanan adalah sejumlah jenis makanan yang dikonsumsi dalam sehari sebagai sumber energi, protein dan lemak. 6. Aktivitas Fisik adalah jumlah waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan oleh sampel selama 24 jam yang dikelompokkan menjadi aktivitas ringan, aktivitas sedang dan aktivitas berat sesuai dengan pedoman CDC (8). Aktivitas fisik dibagi dalam 3 kategori yaitu berat, sedang dan ringan. Aktivitas fisik ringan antara lain : duduk, naik motor, naik angkutan, antar jemput, les di sekolah, les di luar sekolah, les bahasa inggris, mengasuh adik, mencuci piring, aktivitas nonton TV, aktivitas main play station , main komputer, belajar di rumah. Aktivitas fisik sedang antara lain : bermain di sekolah, berjalan, bersepeda, mengikuti kegiatan pramuka, bermain musik, paduan suara, band, palang merah, bola volli remaja, tennis meja, mencuci pakaian, mencuci mobil, memasak, menyapu, menyiram tanaman, membersihkan tempat tidur, setrika. Aktivitas fisik berat antara lain : menari, drum band, bela diri, aero modeling, sepak bola, basket, renang, badminton, tennis lapangan, taekwondo, aerobik, lari, skipping, sit up, kasti, mengepel, menimba air (CDC-NCHS/2002).

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

7.

Keturunan adalah sifat genetika yang menjadi bawaan bapak dan ibu responden. Status gizi orang tua yang dihitung dari perbandingan antara berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m2), berdasarkan kategori IMT (Depkes RI, 1994) :

Obesitas Overweight Normal

: > 27,0 : > 25,0 27,0 : > 18,5 25,0

Kurus tingkat ringan : 17,0 18,5 Kurus tingkat berat 3.6. Aspek Pengukuran Pengukuran dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan data yang ingin diperoleh dari indikator variabel yang telah ditentukan. Bentuk pengukuran yang digunakan yaitu pengukuran nominal dan ordinal. 3.6.1. Aspek pengukuran variabel bebas Aspek pengukuran untuk variabel bebas adalah faktor keturunan (genetika), pola konsumsi dan aktivitas fisik. 1. Variabel Pola Konsumsi. Pola konsumsi diukur dengan cara wawancara langsung pada responen dengan menggunakan kuesioner penelitian, food frequency questionaire dan melalui recall (tanya ulang) konsumsi selama 24 jam. Konsumsi : < 17,0

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

makanan ditampilkan dalam bentuk tingkat kecukupan gizi (energi, protein dan lemak), yang diperoleh dari perbandingan zat gizi yang dikonsumsi dengan yang dianjurkan (AKG) dikali 100 %.

2.

Aktivitas Fisik. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka dalam bentuk kuesioner tentang pola kebiasaan kebiasaan aktivitas fisik yang sering dilakukan oleh siswa sekolah dasar. Data aktivitas fisik yang dikumpulkan dihitung frekuensi dan durasinya berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukan sehari hari. Berbagai jenis aktivitas tersebut lalu dikelompokkan menjadi aktivitas ringan, aktivitas sedang dan aktivitas berat sesuai dengan pedoman CDC-NCHS (2000). Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Aktivitas Fisik Jenis Variabel Variabel bebas Nama Variabel Aktivitas fisik Cara Ukur Kuesioner Skala Ukur Nominal Hasil Ukur 1. Berat 2. Sedang 3. Ringan

3.

Variabel Faktor Keturunan. Untuk mengetahui pengaruh keturunan terhadap kejadian obesitas,

dilakukan dengan menggunakan IMT orang tua responden.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

3.6.2. Aspek pengukuran variabel terikat Untuk mengetahui kejadian obesitas, dilakukan pengukuran berat badan dan pengukuran tinggi badan secara bersamaan pada hari yang sama. Pengukuran kejadian obesitas didasarkan pada perhitungan dengan menggunakan rumus BB (kg) / TB2 (m2) (WHO, NCHS). Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Kejadian Obesitas Jenis Variabel Variabel Terikat Nama Variabel Kejadian Obesitas Cara Ukur Penimbangan Berat Berat Pengukuran Tinggi Badan Skala Ukur Nominal Hasil Ukur Obesitas dan Tidak Obesitas Nominal

3.7.

Metode Analisa Data Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kategori yang

berskala nominal dan ordinal. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pendekatan analisa yang digunakan adalah analisa statistik. Teknik analisa statistik yang digunakan adalah uji statistik univariat, bivariat dan multivariat (regresi logistik).

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran umum lokasi penelitian SD Al-Bukhari Muslim berlokasi di jalan Sriwijaya dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 53 orang. SD Swasta Dharma Putra yang berlokasi di jalan Darat dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 41 orang. SD Swasta PDI berlokasi di jalan Letjen Jamin Ginting dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 121 orang. SD Swasta SIS berlokasi di jalan Abdullah Lubis dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 154 orang. SD Swasta St. Thomas 5 berlokasi di jalan Mataram dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 148 orang. SD Swasta St. Thomas 6 berlokasi di jalan Mataram dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 158 orang. SD Swasta Advent 4 berlokasi di jalan Bahagia dengan jumlah siswa kelas IV, V dan VI yang diukur sebanyak 42 orang. Secara Rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Lokasi dan Distribusi Siswa SD Swasta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Sekolah SD Swasta Al Bukhari SD Swasta Dharma Putra SD Swasta Pembangunan Didikan Islam (PDI) SD Swasta Singapore International School (SIS) SD Swasta St. Thomas 5 SD Swasta St. Thomas 6 SD Swasta Advent 4 JUMLAH Alamat Jl. Sriwijaya Jl. Darat Jl. Letjen Jamin Ginting Jl. Abdullah Lubis Jl. Mataram Jl.Mataram Jl. Bahagia Jlh Siswa yang Diukur (orang) 53 41 121 154 148 158 42 727

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

4.2.

Karakteristik responden Hasil penelitian terhadap 196 siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru

Kota Medan, berdasarkan karakteristiknya, seperti pada tabel berikut : Tabel 4.2. Distribusi Siswa Sekolah Dasar Swasta berdasarkan Karakteristiknya di Kecamatan Medan Baru Kota Medan No. Karakteristik Responden 1. Pendidikan Bapak SLTA > SLTA Jumlah Pendidikan Ibu SLTA > SLTA Jumlah Pekerjaan Bapak Tdk pegawai Pegawai Jumlah Pekerjaan Ibu Tdk pegawai Pegawai Jumlah n Obes % Tdk Obes n % 18 80 98 38 60 98 52 46 98 25 73 98 18,4 81,6 100,0 38,8 61,2 100,0 53,1 46,9 100,0 25,5 74,5 100,0 p 0,019

7 7,1 91 92,9 98 100,0 30 30,6 68 69,4 98 100,0 59 60,2 39 39,8 98 100,0 53 33,7 65 66,3 98 100,0

2.

0,230

3.

0.313

4.

0,211

Berdasarkan pendidikan bapak, terlihat bahwa antara kelompok siswa yang obesitas maupun yang tidak obesitas, pendidikan tertinggi bapak adalah > SLTA yaitu S1 S3 sebesar 92,9% dan 81,6%. Setelah diuji statistik,

menunjukkan ada pengaruh bermakna, antara tingkat pendidikan bapak dengan terjadinya obesitas (p< 0,05). Pendidikan ibu, tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna, dimana p> 0,05, hal ini memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan ibu pada kelompok siswa yang obesitas dan tidak obesitas, pendidikan tertingginya, di atas SLTA (S1

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

S3) , masing-masing sebesar 69,4% dan 61,2%. Pekerjaan bapak dan ibu, pada kelompok obesitas maupun yang tidak obesitas, menunjukkan tidak adanya pengaruh yang bermakna dengan terjadinya obesitas (p>0,05). Pekerjaan bapak tertinggi ditemukan pada kelompok obesitas dan tidak obesitas, yaitu sebagai pegawai masing-masing 60,2% dan 53,1%. Pekerjaan ibu pada kelompok

obesitas dan tidak obesitas yang tertinggi yaitu bukan pegawai, masing-masing sebesar 66,3% dan 74,5%. 4.3. 1. Pola Konsumsi Asupan zat gizi Nilai asupan gizi didasarkan nilai rata-rata yang diperoleh dari data yang terkumpul. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh nilai rata-rata asupan energi 2056,1 kkal/hari. Sedangkan nilai rata-rata untuk asupan lemak sebesar 69,6 gram/hari dan nilai rata-rata untuk asupan protein 75,8 gram/hari. Gambaran jumlah energi, lemak dan protein pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, seperti pada Tabel 4.3 berikut :

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Tabel 4.3. Distribusi Asupan Energi, Lemak dan Protein pada Siswa Sekolah Dasar Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan No 1 Jenis Asupan Energi : >2056,1kkal/hari 2056,1kkal/hari Jumlah Lemak : > 69,6 gr/hari 69,6 gr/hari Jumlah Protein : > 75,8 gr/hari 75,8 gr/hari Jumlah Obes n % 82 83,7 16 16,3 98 100,0 80 81,6 18 18,4 98 100,0 61 62,2 37 37,8 98 100,0 Tdk Obes % n OR (95% CI) P

15 5,3 28,36 13,161-61,105 0,0001 83 84,7 98 100,0 15 15,3 24,59 11,607-52,108 0,0001 83 84,7 98 100,0 37 37,8 2,718 61 62,2 98 100,0 1,526-4,843 0,0001

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa asupan energi > 2056,1 kkal/hari sebanyak 83,7% dimiliki oleh kelompok siswa yang obesitas, sementara yang memiliki asupan energi 2056,1 kkal/hari ada 16,3%. Sebaliknya siswa yang 2056,1 kkal/hari,

tidak mengalami obesitas 84,7% memiliki asupan energi

sedangkan yang memiliki asupan energi > 2056,1 kkal/hari sebanyak 15,3%. Hasil analisa bivariat diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara asupan energi > 2056,1 kkal/hari dengan kejadian obesitas. Nilai OR 28,36 (95% CI : 13,161-61,105) artinya siswa yang obesitas risikonya 28 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila asupan energinya > 2056,1 kkal/hari. Tabel 4.3. juga menunjukkan bahwa asupan lemak > 69,6 gr/hari terdapat pada siswa yang obesitas yaitu sebanyak 81,6%, sedangkan pada siswa yang tidak obesitas sebanyak 15,3%. Sementara asupan lemak 69,6 gr/hari sebanyak 18,4%

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

terdapat pada siswa yang obesitas, sedangkan siswa yang tidak obesitas memiliki asupan lemak 69,6 gr/hari sebanyak 84,7%.

Berdasarkan uji bivariat diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara asupan lemak > 69,6 gr/hari dengan kejadian obesitas. Nilai OR 24,59 (95% CI : 11,607-52,108) artinya siswa yang obesitas risikonya 25 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila asupan lemaknya > 69,6 gr/hari. Hasil analisa bivariat terhadap asupan protein juga memberi gambaran bahwa 62,2% siswa yang obesitas memiliki asupan protein sebesar > 75,8 gr/hari, sedangkan yang memiliki asupan protein 75,8 gr/hari sebanyak 37,8%. Namun

untuk siswa yang tidak obesitas, asupan protein memiliki nilai yang kebalikannya. Berdasarakan uji bivariat diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara asupan protein > 75,8 gr/hari dengan kejadian obesitas. Nilai OR 2,7 (95% CI : 1,526-4,847) artinya siswa yang obesitas risikonya sebesar 2,7 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila asupan proteinnya > 75,8 gr/hari. Persentase energi dan protein dari angka kecukupan gizi antara kelompok obesitas dan tidak obesitas dapat dilihat pada Tabel 4.4. di bawah ini :

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Tabel 4.4. Persentase Energi dan Protein dari Angka Kecukupan Gizi Angka No. Kecukupan Gizi (AKG) Energi : 1. 100 % AKG > 100 % AKG Jumlah Protein : 100 % AKG > 100 % AKG Jumlah Obes n 0 98 % 0 100 Tdk Obes n 95 3 % 96,9 17,33 3,1 98 100,0 0 98 0 100 98 100,0 14 84 14,3 2,167 85,7 98 100,0 98 100,0 1,852-2,535 0,0001 OR (95% CI) P

7,97237,689

0,0001

2.

Dari Tabel 4.4. diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara asupan energi > 100% AKG dengan kejadian obesitas. Nilai OR 17,33 (95% CI : 7,972-37,689) artinya siswa yang obesitas risikonya 17 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila asupan energinya > 100% AKG. Asupan protein > 100% AKG diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara asupan protein > 100% AKG dengan kejadian obesitas. Nilai OR 2,167 (95% CI : 1,852-2,535) artinya siswa yang obesitas risikonya 2 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila asupan proteinnya > 100% AKG.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

2.

Frekuensi makan Nilai frekuensi makan dihitung berdasarkan jumlah (kali) dalam sehari.

Berdasarkan data yang terkumpul, nilai rata-rata frekuensi makan siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru adalah 12,83 kali/hari, seperti pada Tabel 4.5. berikut : Tabel 4.5. Frekuensi Makan dalam Sehari Frekuensi Makan Sehari >12,83 kali/hari 12,83 kali/hari Jumlah Obes n 89 9 % 90,8 9,2 Tdk Obes % n 14 84 98 14,3 59,333 24,393-144,323 0,0001 85,7 100,0 98 100,0 OR (95% CI) P

Tabel 4.5. menunjukkan dengan frekuensi makan sehari > 12,83 kali/hari diperoleh hasil 90,8% pada kelompok obesitas dan 14,3% pada kelompok tidak obesitas. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara frekuensi makan sehari > 12,83 kali/hari dengan kejadian obesitas. Nilai OR 59,333 (95% CI : 24,393-144,323) artinya siswa yang obesitas risikonya 59 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila frekeunsi makan sehari > 12,83 kali/hari. 3. Jenis makanan Jenis makanan yang dikonsumsi siswa dihitung berdasarkan banyaknya jenis makanan yang dikonsumsi dalam satu hari. Berdasarkan data yang

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

terkumpul, terlihat bahwa banyaknya jenis makanan yang dikonsumsi paling tinggi 24 jenis, sedangkan jumlah dari jenis makanan paling sedikit 6 jenis. Untuk mendapatkan dua kategori jenis makanan didasarkan nilai cut-off jenis makanan, dan diperoleh nilai 13 jenis makanan yang dikonsumsi per hari seperti pada Tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6. Jenis Makanan Dalam Sehari Banyak Jenis Makan Sehari > 13 jenis /hari 13 jenis /hari Jumlah Obes n 81 17 % 82,7 17,3 Tdk Obes n 12 86 98 % 12,2 34,147 87,8 100,0 98 100,0 15,361-75,909 0,0001 OR (95% CI) P

Dari Tabel 4.6. terlihat bahwa siswa yang obesitas 82,7% memakan > 13 jenis makanan setiap hari dan hanya 17,3% yang makan 13 jenis /hari.

Sementara siswa yang tidak obesitas 12,2% makan > 13 jenis makanan setiap hari, sedangkan yang makan 13 jenis /hari sebanyak 87,8%. Analisa bivariat

menunjukkan nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara banyaknya mengkonsumsi jenis makanan dalam sehari yaitu > 13 jenis makanan setiap hari dengan kejadian obesitas. Nilai OR 34,147 (95% CI : 15,361-75,909) artinya siswa yang obesitas risikonya 34 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila jenis makanan yang dikonsumsi > 13 jenis sehari.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

4.4.

Aktivitas fisik Aktivitas fisik siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru ditetapkan

berdasarkan nilai rata-rata jam yang digunakan dalam melakukan aktivitas per hari. Berdasarkan perhitungan data yang terkumpul diperoleh nilai rata-rata pemanfaatan waktu untuk aktivitas fisik ringan sebesar 10,9 jam/hari; rata-rata untuk aktivitas fisik sedang sebesar 2,9 jam/hari dan aktivitas berat sebesar 1,5 jam/hari. Pengaruh pemanfaatan waktu untuk aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini : Tabel 4.7. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Penggunaan Waktu untuk Aktivitas Fisik Siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan Penggunaan Waktu Aktivitas ringan : < 10,9 jam 10,9 jam Jumlah Aktivitas Sedang : < 2,9 jam 2,9 jam Jumlah Aktivitas Berat : < 1,5 jam 1,5 jam Jumlah Obes n % Tdk Obes % n OR (95% CI) p

36

36,7

39

39,8

0,878

(0,494 1,563)

0,384

62 63,3 98 100,0 80 81,6

59 60,2 98 100,0 20 20,4 17,333 (8,530 35,222) 0,0001

18 18,4 98 100,0 92 93,9

78 79,6 98 100,0 36 36,7

26,407 (10,500-66,417)

0,0001

6 6,1 98 100,0

62 63,3 98 100,0

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa yang obesitas 63,3% menggunakan waktu untuk aktivitas ringan 10,9 jam, sementara yang

menggunakan waktu untuk aktivitas ringan < 10,9 jam ada 36,7%. Selanjutnya, siswa yang tidak obesitas, 60,2% menggunakan waktu untuk aktivitas ringan 10,9 jam, sedangkan < 10,9 jam, ada 39,8%. Hasil analisa bivariat menunjukkan tidak ada pengaruh aktivitas ringan terhadap kejadian obesitas (p > 0,05). Siswa yang obesitas 81,6%, menggunakan waktu untuk aktivitas sedang < 2,9 jam, sementara yang menggunakan waktu untuk aktivitas sedang 2,9 jam,

18,4%. Sebaliknya, siswa yang tidak obesitas 79,6%, menggunakan waktu untuk aktivitas sedang 2,9 jam, sedangkan yang menggunakan waktu untuk aktivitas

sedang < 2,9 jam, ada 20,4%. Hasil analisa bivariat diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara siswa yang menggunakan waktu untuk melakukan aktivitas sedang 2,9 jam dengan kejadian obesitas. Nilai OR

17,333 (95% CI : 8,530-35,222) artinya siswa yang obesitas risikonya 17 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila menggunakan waktu untuk melakukan aktivitas sedang 2,9 jam.

Siswa yang obesitas 93,9%, menggunakan waktu untuk aktivitas berat < 1,5 jam, sementara yang menggunakan waktu untuk aktivitas berat 1,5 jam,

6,1%. Sebaliknya, siswa yang tidak obesitas 63,3%, menggunakan waktu untuk aktivitas berat 1,5 jam, sedangkan yang menggunakan waktu untuk aktivitas

berat < 1,5 jam, ada 36,7%. Hasil analisa bivariat diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara siswa yang menggunakan waktu untuk

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

aktivitas berat

1,5 jam dengan kejadian obesitas. Nilai OR 26,407 (95% CI :

10,500-66,417) artinya siswa yang obesitas risikonya 26 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila menggunakan waktu untuk aktivitas berat 4.5. 1. Keturunan Pengaruh keturunan (bapak) terhadap kejadian obesitas Pengaruh faktor keturunan terhadap Kejadian Obesitas pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini : Tabel 4.8. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Status Gizi Bapak Siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan Status Gizi Bapak
Obesitas Tidak Obesitas

1,5 jam.

Obes n % 53 45 54,1 45,9

Tdk Obes n % 24 74 98 24,5

OR 3,631

(95% CI) (1,977 6,671)

p 0,0001

75,5 100,0

Jumlah

98 100,0

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 77 siswa yang memiliki bapak obesitas, terdapat 53 (54,1%) siswa yang mengalami obesitas dan 24 (24,5%) siswa yang tidak obesitas. Sedangkan dari 119 siswa yang memiliki bapak tidak obesitas, terdapat 45 (45,9%) siswa mengalami yang obesitas dan 74 ( 75,5%) siswa yang tidak obesitas. Dari hasil uji statistik yang diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara siswa yang memiliki bapak obesitas dengan kejadian

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

obesitas. Nilai OR 3,631 (95% CI : 1,977-6,671) artinya siswa yang obesitas risikonya 3,6 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan kelompok tidak obesitas apabila mempunyai bapak obesitas. 2. Pengaruh keturunan (ibu) terhadap kejadian obesitas Pengaruh faktor keturunan (Ibu) terhadap Kejadian Obesitas pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini : Tabel 4.9. Distribusi Kejadian Obesitas menurut Status Gizi Ibu Siswa SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan Status Gizi Ibu Obesitas Tidak Obesitas Jumlah Obes n % 32 32,7 66 67,3 98 100,0 Tdk Obes n % 15 15,3 83 98 84,7 100,0 OR 2,683 (95% CI) (1,341 5,366) P 0,004

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 47 siswa yang memiliki ibu obesitas, terdapat 32 (32,7%) siswa yang mengalami obesitas dan 15 (15,3%) siswa yang tidak obesitas. Sedangkan dari 149 siswa yang memiliki ibu tidak obesitas, terdapat 66 (67,3%) siswa mengalami obesitas dan 83 (84,7) siswa yang tidak obesitas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p < 0,005 artinya ada pengaruh yang bermakna antara siswa yang memiliki ibu obesitas dengan kejadian obesitas. Nilai OR 2,683 (95% CI : 1,341-5,366) artinya siswa yang obesitas risikonya 2,7 kali lebih besar akan mengalami obesitas dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas apabila siswa memiliki ibu obesitas.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

4.6.

Faktor Risiko yang Paling Dominan terhadap Kejadian Obesitas Untuk menganalisa pengaruh faktor risiko terhadap kejadian obesitas

dilakukan uji regresi logistik. Faktor risiko yang dianalisa meliputi pola konsumsi, faktor keturunan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar swasta. Dalam pemodelan, faktor yang dimasukkan dalam analisa adalah faktor yang signifikan terhadap kejadian obesitas. Dalam menentukan signifikansi faktor risiko, maka seluruh variabel independen dimasukkan dalam analisa menggunakan metode enter. Kemudian variabel yang tidak signifikan akan dikeluarkan dari analisa satu persatu hingga diperoleh pemodelan yang paling cocok. Penentuan variabel independen sebagai faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap obesitas dengan melihat nilai Odds Ratio yang digambarkan oleh nilai Exp (B), sedangkan tinggi-rendahnya pengaruh pada obesitas didasarkan nilai slope (nilai B) dalam pemodelan. Tabel 4.10. Analisa Pengaruh Pola Konsumsi, Faktor Keturunan dan Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Siswa Sekolah Dasar Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Variabel Status Gizi Bapak Status Gizi Ibu Asupan Protein Asupan Lemak Asupan Energi Frekuensi Makan Jenis Makanan Aktivitas Sedang Aktivitas Berat Constant B 0,561 1,010 0,787 4,116 2,577 3,838 2,907 2,544 3,697 -32,081 p-value 0,633 0,490 0,506 0,004 0,044 0,012 0,013 0,042 0,014 0,000 OR 1,752 2,746 2,197 61,316 13,152 46,418 18,298 12,737 40,339 0,000 95% CI 0,175 17,573 0,156 48,505 0,216 22,404 3,860 974,016 1,067 162,111 2,304 935,239 1,859 180,086 1,098 147,763 2,106 772,554

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Dari hasil analisa di atas, diperoleh nilai p-value < 0,05 adalah variabel asupan lemak, asupan energi, frekuensi makan, jenis makanan, aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat. Sedangkan untuk variabel yang tidak signifikan akan dikeluarkan dari analisa berikutnya yang dimulai dari variabel yang paling besar nilai p-valuenya. Berdasarkan dari tahapan analisa yang dilakukan untuk mendapatkan pemodelan yang paling cocok, maka beberapa variabel yang tidak signifikan dikeluarkan dari analisa meliputi variabel status gizi bapak, asupan protein dan status gizi ibu sehingga akan didapatkan pemodelan yang paling sesuai. Analisa tahap berikutnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.11. Analisa Pengaruh Pola Konsumsi, Faktor Keturunan dan Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Siswa Sekolah Dasar Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan No 1 2 3 4 5 6 7 Variabel Asupan Lemak Asupan Energi Frekuensi Makan Jenis Makanan Aktivitas Sedang Aktivitas Berat Constant B 4,569 2,696 3,464 3,301 2,529 3,891 -29,357 p-value 0,001 0,023 0,007 0,003 0,030 0,007 0,000 OR 96,480 14,825 31,958 27,127 12,536 48,967 0,000 95% CI 7,071 1316,418 1,450 151,5322 2,602 392,506 3,137 234,589 1,270 123,716 2,868 836,018

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel asupan lemak, asupan energi, frekuensi makan, jenis makanan, aktivitas sedang dan aktivitas berat merupakan variabel yang signifikan (p < 0,05) terhadap kejadian obesitas. Dengan demikian gambaran di atas merupakan pemodelan yang paling sesuai dalam penelitian ini. Apabila dilihat nilai ORnya, maka asupan lemak (OR = 96) memiliki pengaruh yang paling besar terhadap kejadian obesitas yang diikuti oleh aktivitas

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

berat (OR = 49), frekuensi makan (OR = 32), jenis makanan (OR = 27), asupan energi (OR = 15) dan aktivitas sedang (OR = 12,5), berarti asupan lemak memiliki pengaruh sebesar 96 kali untuk terjadinya obesitas setelah dikontrol variabel lain. Berdasarkan nilai OR nya, maka pemodelan secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut : = 29,357 + 4,569 X1 + 3,891 X2 + 3,464 X3 + 3,301 X4 + 2,696 X5 + 2,529 X6 Dimana : = X1 = X2 = X3 = X4 = X5 = X6 = Kejadian Obesitas. Asupan Lemak Aktivitas Berat Frekuensi Makan Jenis Makanan Asupan Energi Aktivitas Sedang

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh pola konsumsi terhadap kejadian obesitas Pola konsumsi dalam peneitian ini digambarkan dengan besarnya asupan energi, asupan lemak dan asupan protein. Hasil uji Chi-square menunjukkan ketiga jenis asupan tersebut signifikan terhadap kejadian obesitas (p < 0,05), dimana untuk asupan energi > 2056,1 kkal/.hari berpeluang sebesar 28 kali terjadi pada siswa yang obesitas (OR = 28,4 pada 95% CI : 13,161 61,105). Sedangkan untuk asupan lemak menunjukkan bahwa siswa yang obesitas berpeluang terkena obesitas sebesar 25 kali dibandingkan dengan siswa yang tidak obesitas apabila asupan lemak > 69,6 gr/hari. Demikian juga untuk asupan protein menunjukkan siswa obesitas memiliki peluang akan terjadi sebesar 2,7 kali dibandingkan siswa yang tidak obesitas bila asupan proteinnya > 75,8 gr/hari (OR = 2,7 pada 95% CI : 1,526 4,843). Hal ini sesuai dengan peneltian Ana Medawati dkk. (2005) Di Yogyakarta yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi asupan energi semakin tinggi kemungkinan untuk terjadinya obesitas pada remaja dan semakin tinggi asupan lemak semakin tinggi untuk terjadinya obesitas. Penelitian yang dilakukan di Brazil tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dan kebiasaan makan dengan kejadian obesitas pada anak sekolah dasar kelas 3 dan 4 oleh Rozane dan Elsa (2003), juga menemukan bahwa pola konsumsi

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

merupakan variabel satu-satunya yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada anak sekolah dasar kelas III dan IV, dan besarnya pengaruh pola konsumsi dengan nilai OR sebesar 5,3 (CI 95 % : 1,1 24,9). Kedua hasil penelitian tersebut di atas, didukung pendapat Suhardjo (1989) yang menyatakan bahwa kebiasaan makan yang salah pada anak akan mempertinggi risiko terjadinya obesitas. Kebiasaan tersebut meliputi frekuensi makan, kebiasaan makan makanan camilan, atau jajanan. Pendapat ini, lebih dipertajam oleh Musaiger (2004) yang menyatakan bahwa pola konsumsi dan

kebiasaan makan di Wilayah Mediternia Timur mengalami perubahan pada empat dekade belakangan ini. Perubahan ini menunjukkan terjadinya peningkatan pada asupan energi dan lemak per kapita hampir di seluruh negara dan ini memiliki peran dalam peningkatan risiko terjadinya obesitas di wilayah ini. Perubahan ditandai dengan terjadinya pergeseran dari kebiasaan mengkonsumsi makanan tradisional ke makanan ala barat dengan karakteristik kandungan lemak, kolesterol, garam yang tinggi dan rendah serat. Tingginya asupan energi, lemak dan protein pada kelompok siswa

obesitas, berpotensi pada terjadinya ketidakseimbangan antara asupan kalori dengan kalori yang dipergunakan, sehingga menimbulkan terjadinya peningkatan berat badan. Hal ini sesuai dengan pendapat CDC (2001) yang menyatakan bahwa keseimbangan energi dapat diibaratkan seperti timbangan, dimana pertambahan berat badan dapat terjadi ketika kalori yang dikonsumsi lebih besar daripada kalori yang digunakan. Laporan National Dietary Survey of Schoochildren tahun 1985

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

dan National Nutrition Survey yang dilaksanakan oleh Australian Food and Nutrition Monitoring Unit tahun 1995, menyatakan bahwa terjadi peningkatan asupan energi bagi anak berumur 10 15 tahun lebih dari 10 %, antara tahun 1985 dan 1995 (Cook dkk, 2001). 5.2. Pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan penggunaan waktu untuk aktivitas fisik antara kelompok siswa yang obesitas dengan yang tidak ( p < 0,05), terutama menyangkut penggunaan waktu untuk aktivitas sedang dan aktivitas berat. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang buruk berpengaruh terhadap kejadian obesitas. Analisa besar pengaruh penggunaan waktu untuk aktivitas fisik terhadap obesitas khususnya aktivitas sedang ditunjukkan nilai OR = 17,3 (95% CI: 8,530 35,222). Demikian juga penggunaan waktu untuk aktivitas berat, menunjukkan adanya pengaruh terhadap kejadian obesitas sebesar 26 kali. Artinya, siswa yang obesitas akan berpeluang terkena obesitas 17 kali lebih besar dibandingkan dengan siswa yang tidak

obesitas apabila menggunakan waktu untuk aktivitas sedang < 2,9 jam. Siswa yang obesitas, berpeluang terjadi sebesar 26 kali apabila menggunakan waktu untuk aktivitas berat < 1,5 jam dibandingkan dengan siswa yang tidak obesitas. Semakin sedikit penggunaan waktu siswa untuk melakukan aktivitas sedang dan aktivitas berat, maka peluang terkena obesitas semakin besar. Menurut Meenu dan Madhu (2001), menyatakan bahwa kehilangan aktivitas fisik, akibat menonton televisi atau bermain video game lebih dari 1

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

(satu) jam setiap hari memiliki kontribusi yang signifikan terhadap obesitas pada anak. Pendapat ini memperkuat ditemukannya data aktivitas fisik pada penelitian sebagaimana Tabel 4.8 dimana kegiatan menonton TV selama 1 jam 60,2% dan > 1 jam 30,8 % pada kelompok siswa obesitas. Lebih jauh dikatakan oleh Musaiger (2004) bahwa perubahan gaya hidup dan status sosial ekonomi di negara-negara Mediternia Timur, berdampak pada aktivitas fisik. Ketersediaan kenderaan, peningkatan peralatan elektrikal rumah tangga menyebabkan hidup lebih santai. 5.3. Pengaruh keturunan terhadap kejadian obesitas Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 77 siswa yang memiliki bapak obesitas, terdapat 53 (27,0%) siswa yang mengalami obesitas. Sedangkan dari 119 siswa yang memiliki bapak tidak obesitas, terdapat 45 (23,0%) yang obesitas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,0001, berarti pada alpha 5% dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan persentase obesitas antara siswa yang memiliki bapak obesitas dengan bapaknya yang tidak obesitas. Analisa besar pengaruh keturunan terhadap obesitas ditunjukkan nilai OR = 3,6 (95% CI: 1,977 6,671). Artinya siswa yang obesitas memiliki peluang terjadi sebesar 3,6 kali, apabila bapaknya obesitas dibandingkan dengan siswa yang bapaknya tidak obesitas. Demikian juga untuk faktor obesitas ibu, hasil penelitian didapatkan bahwa dari 47 siswa yang memiliki ibu obesitas, terdapat 32 (16,3%) siswa yang mengalami obesitas. Sedangkan dari 149 siswa yang memiliki ibu tidak obesitas, terdapat 66 (33,7%) siswa mengalami yang obesitas.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004, berarti pada alpha 5% dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan persentase obesitas antara siswa yang memiliki ibu obesitas dengan ibunya yang tidak obesitas. Analisa besar pengaruh keturunan terhadap obesitas ditunjukkan nilai OR = 2,7 (95% CI: 1,341 5,366). Artinya siswa yang obesitas memiliki peluang terjadi sebesar 2,7 kali, apabila ibunya obesitas dibandingkan dengan siswa yang ibunya tidak obesitas. Menurut hasil penelitian Padmiari (2002), bahwa ada keterkaitan yang erat kejadian obesitas dengan orang tua yang kedua-duanya gemuk atau salah satunya untuk menurun ke anaknya lebih besar, dimana ibu dapat meningkatkan risiko kejadian obesitas sebesar 2,69 kali (95 % IC : 1,38 5,22), sedangkan ayah hanya sebesar 1,99 kali (95 % IC : 1,02 3,92). Hal senada di ungkapkan oleh WHO (2000) yang menyatakan bahwa risiko relatif seorang anak untuk menjadi obesitas bila di dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga lainnya yang obesitas adalah sebesar 4,7 sampai 8,6 kali lebih sering. Seturut dengan hal tersebut, hasil studi Anjali (2004) menyatakan faktor keturunan sebesar 70 % mempengaruhi kejadian obesitas. Hal senada dinyatakan oleh Loos (2003) prevalensi obesitas dimana anggota keluarga lainnya mengalami obesitas bahwa 30 70 % merupakan pengaruh biologis atau kontribusi keturunan. Anak yang obesitas cenderung akan mengalami obesitas hingga dewasa dimana 40 70 % anak-anak yang obesitas akan tetap obesitas hingga dewasa. Hasil studi ini diperkuat lagi oleh Dhriti, dkk (2005) yang menyatakan bahwa dalam satu keluarga dimana kedua orangtuanya diklasifikasikan mengalami obesitas ternyata 19,8 % anak-

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

anaknya akan mengalami obesitas. Hal ini dapat dibandingkan dengan hanya 6,7 % bila kedua orang tuanya tidak obesitas. 5.4. Faktor risiko yang paling dominan terhadap kejadian obesitas Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang diduga sebagai pencetus terjadinya obesitas pada siswa sekolah dasar dilakukan uji regresi logistic dan ternyata menunjukkan hasil yang signifikan (p < 0,05) untuk faktor asupan lemak, asupan energi, frekuensi makan, jenis makanan yang dimakan dan aktivitas fisik. Hasil analisa regresi menunjukkan semakin tinggi faktor-faktor tersebut, semakin tinggi peluang untuk terjadinya obesitas. Berdasarkan keseluruhan proses analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari sembilan faktor yang diduga berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar, ternyata ada enam faktor yang secara signifikan berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar. Siswa yang obesitas berpeluang terjadi obesitas sebesar 96 kali apabila asupan lemaknya > 69,6 gr/hari setelah dikontrol oleh asupan energi, aktivitas fisik siswa, frekuensi makan dan jenis makanan. Atau siswa yang obesitas berpeluang terjadi obesitas sebesar 49 kali apabila aktivitas berat < 1,5 jam setelah dikontrol oleh asupan lemak, asupan energi, aktivitas fisik sedang siswa, frekuensi makan dan jenis makanan. Demikian juga siswa yang obesitas berpeluang terjadi obesitas sebesar 32 kali (95% CI : 2,602 392,506) apabila frekuensi makannya > 13 kali/hari setelah dikontrol oleh asupan lemak, asupan energi, jenis makanan, aktivitas sedang dan aktivitas berat. Selanjutnya siswa yang obesitas juga

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

berpeluang dapat terjadi obesitas sebesar 27 kali (95% CI: 3,137 234,589) apabila banyaknya jenis makanan > 13 jenis/hari setelah dikontrol oleh asupan lemak, asupan energi, frekuensi makan, aktivitas sedang dan aktivitas berat. Untuk asupan energi menunjukkan bahwa siswa yang obesitas berpeluang terjadi obesitas sebesar 15 kali bila asupan energi > 2056,1 kkal/hari setelah dikontrol asupan lemak, frekuensi makan, jenis makanan, dan aktivitas fisik. Siswa yang obesitas memiliki peluang terjadi obesitas sebesar 12 kali bila aktivitas sedang < 2,9 jam/hari setelah dikontrol asupan lemak, asupan energi, frekuensi makan, jenis makanan dan aktivitas fisik berat. Berdasarkan kondisi di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar adalah asupan lemak (OR = 92,4). Menurut Subardja dkk (2000) menyatakan bahwa bila dibandingkan besarnya hubungan antara pola makan, aktivitas fisik, ternyata pola aktivitas fisik lebih berhubungan dengan terjadinya obesitas pada anak. Hal ini mencerminkan pola hidup sedentary berkontribusi dalam terjadinya obesitas pada anak. Senada dengan hal tersebut, Keith SW dkk (2006) berpendapat bahwa aktivitas fisik yang tidak baik dan pola makan yang buruk merupakan faktor paling dominan menimbulkan risiko terjadinya obesitas, dan berbagai faktor lainnya yang saling berkaitan. Pendapat ini diperkuat lagi dengan pendapat Egger dan Swinburn (1997) yang mengemukakan penyebab penting terjadinya obesitas adalah faktor biologis (genetis), pola hidup dan faktor lingkungan. Faktor sosial seperti pola

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

hidup dan faktor lingkungan dalam bentuk pola konsumsi dan aktivitas fisik mempengaruhi asupan energi dan energi yang dikeluarkan. Tingkat kerentanan individual terhadap faktor tersebut di atas berkaitan dengan faktor genetis dan faktor biologis lainnya, seperti gender, umur dan aktivitas hormonalnya.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan kesimpulan, sebagai berikut : 1. Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas siswa sekolah dasar pada SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan adalah asupan lemak, asupan energi, frekuensi makan, jenis makanan dan aktivitas fisik terutama aktivitas fisik berat dan sedang. Sedangkan faktor keturunan yang berkaitan dengan obesitas orang tua tidak mempengaruhi kejadian obesitas. 2. Berdasarkan analisa yang dilakukan ternyata asupan lemak memiliki pengaruh paling besar terhadap kejadian obesitas pada siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan 6.2. Saran Permasalahan gizi di lokasi penelitian terlihat telah mengarah ke masalah gizi ganda, oleh sebab itu disarankan kepada : 1. Menggiatkan kembali monitoring status gizi anak sekolah terutama siswa sekolah dasar untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan status gizinya. Hal ini dapat dilakukan melalui Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang telah ada.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

2.

Mengadakan penyuluhan-penyuluhan mengenai gizi dan kesehatan termasuk pola hidup sehat kepada siswa sekolah dasar.

3.

Melakukan kegiatan penyuluhan tentang gizi secara berkala baik kepada siswa, maupun orang tua siswa, dengan materi penyuluhan, antara lain : masalah gizi lebih, termasuk cara pencegahan dan penanggulangannya, dampak yang diakibatkan, pemilihan makanan jajanan yang sehat, pola konsumsi yang sehat, memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan, dan pentingnya kebiasaan berolah raga.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

DAFTAR PUSTAKA Abunain, Djumadias., 1990Aplikasi Antropometri Sebagai Alat Ukur Status Gizi di Indonesia. Gizi Indonesia Volume XIV No. 2 Jakarta ; Akademi Gizi Depkes RI. Ana Medawati, Hanan Hadi, I.D.P. Pramantara, , 2005. Hubungan antara Asupan Emergi, Asupan Lemak dan Obesitas pada Remaja SLTP di Kota Yogyakarta dan di Kabupaten Bantul, Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Anjali Jain, M.D., 2004. What Works for Obesity, A Summary of the Research behind Obesity Interventions, BMJ Publishing Group, London, UK. Aritonang, E. Siagian Albiner., 2003. Hubungan Konsumsi Pangan dengan Gizi Lebih pada Anak TK di Kotamadya Medan Tahun 2003. Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara. _________, 2000. Pola Konsumsi Pangan, Hubungannya dengan Status Gizi dan Prestasi Belajar Pada Sekolah Dasar di Daerah Endemik GAKY Desa Kutadame Kecamatan Kerajaan Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Digital Library USU, Medan. BAPPENAS, 2004. Relevansi Paket Pelayanan Kesehatan Dasar dalam Mencapai Target Nasional dan Komitmen Global. Jakarta. Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2000. 1600 Cliffon Rd, Atlanta, GA 30333, USA. Cook T, Rutis Houser I & Seelig. M, 2001. Comparable Data on Food and Nutrient Intake. Depkes RI, 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta. _________, 1992. Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, Tentang Kesehatan. Jakarta. __________, 2001. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2003. Jakarta. Dietz, W.D., Gortmaker, S.L., 2001. Preventing Obesity in Children and Adolescents. Annu Rev Pub Health, 22. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2003. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. Medan.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Egger. G, Swinburn B. , 1997. An Ecological Approach to the Obesity Pandemic. BMJ Publishing Group, London, UK. Gibson, R.S., 1990. Principle of Nutritional Assessment New York, Oxford University Press. Hamam Hadi, 2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Herini, E.S. 1999. Karakteristik Keluarga dengan Anak Obesitas, dalam Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. XV. Imam, Sukiman, 2005. Obesitas Konsekuensi Pencegahan dan Pengobatan. Makalah Penetapan Guru Besar Fakultas Kedokteran Bidang Bidang Ilmu Patologi Klinik Universitas Sumatera Utara, Medan. Ismail D, 1999. Pola Makan dan Jajanan Anak Sekolah Dasar di Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat. Yogyakarta. Jalal, Fasli dan Soekirman,1990. Pemanfaatan Antropometri Sebagai Indikator Sosial Ekonomi, Gizi Indonesia Volume XIV No. 2 Jakarta ; Akademi Gizi Depkes RI. Keith, S.W. et al., 2006. Putative Contributors to the Secular Increase in Obesity; Exploring the Roads Less Traveled. Int J. Obes. Khomsan, Ali. dkk.,2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Cetakan -1, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. Khumaidi, 1994. Gizi Masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Tinggi. PAU Pangan dan Gizi IPB Bogor. Krisno A, Moch., 2002. Gizi dan Kesehatan, Edisi Pertama, Desember 2002, Jakarta. Lemeshow, S., David, W.H., Janelle, K., Stephen K.L., 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan, Pramono, D. (Alih Bahasa), Yogyakarta, Gajah Mada University Press. Mahdiah, 2004. Prevalensi Obesitas dan Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja SLTP Kota dan Desa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis Magister Gizi dan Kesehatan Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Meenu Singh, Madhu Sharma, 2005. Risk Factors for Obesity in Children, Department of Pediatrics, Advanced Pediatric Center, Postgraduate Institute of Medical Education and Research, Chandigarh, India. Musaiger, A.O., 2004 Overweight and Obesity in the Eastern Mediterranian Region : Can We Control It?., Eastern Mediterranian Health Journal. Nasar, S.S., 1995. Obesitas pada Anak : Aspek Klinis dan Pencegahan, Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak, XXXV, Jakarta. Padmiari. Ida. A, 2002. Prevalensi Obesitas dan Konsumsi Fast Food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada Anak SD di Kota Denpasar, Bali. Tesis Magister Gizi dan Kesehatan Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Rozane Marcia Triches, Elsa Regina Justo Giugliani, 2003. Obesity, Eating Habits and Nutritional Knowledge among School Children. Salam, M.A., 1989, Epidemiologi dan Patologi Obesitas dalam Obesitas Permasalahan dan Penanggulangannya, Laboratorium Farmakologi Klinik, Fakultas Kedokteran, UGM, Yogyakarta. Samsudin, 1993, Obesitas pada Anak, Penanggulangan dan Pencegahan. Disampaikan pada Kongres Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) IX, Semarang. Satoto, Karjati, S., Darmojo, B., Tjokrorawiri, A., Kodyat 1996, Kegemukan, Obesitas dan Degeneratif : Epidemiologi dan Strategi Penanggulangan. Dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI. Jakarta, LIPI. Sjarif, D.R., 2003. Child Hood Obesity : Evaluation and Management. Naskah Lengkap National Obesity Symposium II. Perkeni, DNC, Surabaya. Soetjiningsih, Suandi, K.G., Sunarka, N., Prayoga, A.A., Rubiana, S., 1996. Gambaran Kilinis dan Profil Lipid Serum pada Anak Obesitas di Sekolah Dasar, Cipta Dharma, Bukit Tinggi. Subardja, D., Suzy, I.S., dkk, 2000. Hubungan Pola Makan dan Pola Aktifitas Fisik dengan Obesitas Primer pada Anak. Media Gizi & Keluarga. Suhardjo, 1989. Sosio Budaya Gizi, Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Suhendro, 2003. Fast Food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada Remaja Siswa-Siswi SMU di Kota Tangerang Propinsi Banten. Tesis Magister Ilmu-ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Gizi dan Kesehatan, Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi Ke-2 Jakarta. Sarwono, Waspaji, 2003. Pengkajian Status Gizi : Studi Epidemiologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Tarigan, Novriani., 2005. Hubungan Citra Tubuh dengan Status Obesitas, Aktivitas Fisik dan Asupan Energi Remaja SLTP di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Tesis Magister Ilmu-ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Gizi dan Kesehatan, Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Tarwotjo dan Ratna Djuwita, 1990. Penerapan Prinsip Epidemiologi Dalam Penilaian Status Gizi, Gizi Indonesia Volume XIV No. 2 Jakarta ; Akademi Gizi Depkes RI,. WHO, 1998, Obesity : Preventing and Managing the Global Epidemic, WHO Technical Report Series 894, Geneva.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Lampiran : 1 KUESIONER PENELITIAN PETUNJUK WAWANCARA : 1. 2. Gunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan mudah dimengerti. Jawaban diisi di tempat yang telah disediakan sesuai dengan nomor jawaban yang dipilih. 3. Perhatikan suasana lingkungan dan buat suasana menyenangkan (rileks). HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI OLEH RESPONDEN : 1. 2. 3. I. Tidak ada jawaban yang benar maupun yang salah dalam kuesioner ini. Data yang dikumpulkan semata mata untuk kepentingan ilmiah. Kami menjamin kerahasiaan identitas saudara. IDENTITAS RESPONDEN. 1. 2. 3. Nama Responden Tgl. Lahir Jenis Kelamin : .................................................................... : ................................................................... : 1. 2. 4. Kelas : 1. 2. 3. 5. II. Sekolah IDENTITAS ORANG TUA. 1. 2. Nama Bapak : ........................................................... Pendidikan Terakhir Bapak? 1. 2. 3. 4. 5. 6. SD SLTP SLTA D1-3 Akademik Strata 1-3 Tidak Sekolah 1. Tamat 1. Tamat 1. Tamat 1. Tamat 1. Tamat 2. Tidak Tamat 2. Tidak Tamat 2. Tidak Tamat 2. Tidak Tamat 2. Tidak Tamat Laki laki Perempuan IV V VI

: ......................................................

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

1. 2.

Nama Ibu

: .........................................................

Pendidikan Terakhir Ibu? 1. 2. 3. 4. 5. 6. SD SLTP SLTA D1-3 Akademik Strata 1-3 Tidak Sekolah 1. Tamat 1. Tamat 1. Tamat 1. Tamat 1. Tamat 2. Tidak Tamat 2. Tidak Tamat 2. Tidak Tamat 2. Tidak Tamat 2. Tidak Tamat

III.

STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA, PEKERJAAN DAN PENGHASILAN KELUARGA. 1. Apa pekerjaan bapak? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 2. Buruh Petani PNS/TNI/Polisi Dagang atau wiraswasta Pegawai swasta Lainnya, sebutkan.........

Apa pekerjaan Ibu? 1. 2. 3. 4. 5. 6. Buruh Petani PNS/TNI/Polisi Dagang atau wiraswasta Pegawai swasta Lainnya, sebutkan.........

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

IV.

RECALL 24 JAM MAKANAN ANAK Hari/Tanggal :

Waktu Makan 1 Pagi (sarapan) Jam ..

Jenis Makanan/Pangan 2

Jumlah yang Dimakan URT Gram 3 4

Selingan/jajanan Jam

Siang Jam 1 Jajanan/selingan sore Jam .. 2 3 4

Malam sore/malam Jam . URT = Ukuran Rumah Tangga, misalnya : piring, sendok, gelas.

V.
No. 1 1.

FOOD FREQUENCY QUESTIONAIRE


Bahan Makanan/ Jenis Makanan 2 Perkiraan Jumlah yang dimakan URT Gram 3 .. .. .. .. 4 .. .. .. .. Frekuensi Makan (tulis berapa kali dalam) Tiap hari 5 .. . . .. 2-3x /mgg 6 .... 1x /mgg 7 .... 1x /bln 8 .... 1x > 2 bl 9 .... Ket 10

Sumber Karbohidrat - Nasi - Mie - Roti - Singkong

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Ubi Jalar Kentang Jagung Sereal .

.. .. .. .. ..

.. .. .. .. ..

.. .. .. .. ..

2.

Sumber Protein - Daging Sapi - Daging Ayam - Daging. - Ikan - Telur - Udang, Cumi-cumi, Kerang, dll - Tahu - Tempe - 2 Sayuran - Bayam, Kangkung, Sawi, Daun Singkong, . - Wortel, Tomat, Labu Siam, .. - Lalapan : Timun, Buah-buahan : - Pisang - Pepaya - Semangka - Melon - Nenas - Mangga - .. - . Minuman - Susu - The Manis - Soft Drink - (sebutkan) - - Makanan Trendy (Fried Chicken, Hamburger, Pizza,

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 3 ..

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 4

.. . . .. .. .. .. .. .. .. 5

.... 6

.... 7 ..

.... 8 ..

.... 9 .. 10

1 3.

.. .. ..

.. ..

.. .. .. .. .. ..

.. ..

.. ..

.. ..

4.

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

.. . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

5.

6.

.. .. ..

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

7.

8.

donat, ) Makanan Berlemak (Gulai Kambing, Sate, Gulai Babat, Gulai Ikan, .) Jajanan - Makanan Gorengan (Ubi Goreng, Pisang Goreng, .. dll) - Bakso, Siomai, dll sebutkan - Chiki, dll sebutkan .. - Permen - Ice Cream - . - .

..

.. .. ..

..

..

..

..

.. .. ..

..

..

..

.. .. .. .. .. ..

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

.. .. .. .. .. ..

.. .. .. .. .. ..

.. .. .. .. .. ..

VI.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

AKTIVITAS FISIK. Kegiatan olah raga yang dilakukan dalam satu minggu
JENIS OLAH RAGA Senin (jam) Selasa (jam) Rabu (jam) Kamis (jam) Jumat (jam) Sabtu (jam) Minggu (jam) Jumlah Jam

Berenang Atletik Bersepeda Sepakbola Bulutangkis Senam Lain lain

VII. No. 1. 2. 3. 4.

KEGIATAN HARIAN SELAMA SEMINGGU Jenis Kegiatan Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg

Waktu
Pagi (06.00-10.00) Siang (10.00-14.00) Sore (14.00-18.00) Malam (18.00-22.00)

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

VIII. IMT (INDEKS MASSA TUBUH) ORANG TUA RESPONDEN : 1. 2. 3. 4. Berapa berat badan ayah? Berapa tinggi badan ayah? Berapa berat badan ibu? Berapa tinggi badan ibu? .. . kg. cm. .... kg. cm.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Lampiran : 2

Crosstabs

Status Gizi Bapak * Sampel Crosstabulation Sampel Obesitas Tidak Obesitas 24 31.2% 24.5% 12.2% 74 62.2% 75.5% 37.8% 98 50.0% 100.0% 50.0% Total Obesitas 77 100.0% 39.3% 39.3% 119 100.0% 60.7% 60.7% 196 100.0% 100.0% 100.0%

Status Gizi Bapak

Obesitas

Count % within Status Gizi Bapak % within Sampel % of Total

53 68.8% 54.1% 27.0% 45 37.8% 45.9% 23.0% 98 50.0% 100.0% 50.0%

Tidak Obesitas

Count % within Status Gizi Bapak % within Sampel % of Total Count % within Status Gizi Bapak % within Sampel % of Total

Total

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2-sided) 1 1 1 .000 .000 .000 .000 17.898 1 .000 .000 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Value Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 17.989(b) 16.770 18.335

df

196 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 38.50.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Risk Estimate Value Lower Odds Ratio for Status Gizi Bapak (Obesitas / Tidak Obesitas) For cohort Sampel = Obesitas For cohort Sampel = Tidak Obesitas N of Valid Cases 3.631 1.820 .501 196 95% Confidence Interval Upper 1.977 1.382 .350 Lower 6.671 2.397 .719

Crosstabs
Status Gizi Ibu * Sampel Crosstabulation Sampel Obesitas 32 68.1% 32.7% 16.3% 66 44.3% 67.3% 33.7% 98 50.0% 100.0% 50.0% Tidak Obesitas 15 31.9% 15.3% 7.7% 83 55.7% 84.7% 42.3% 98 50.0% 100.0% 50.0% Total Obesitas 47 100.0% 24.0% 24.0% 149 100.0% 76.0% 76.0% 196 100.0% 100.0% 100.0%

Status Gizi Ibu

Obesitas

Count % within Status Gizi Ibu % within Sampel % of Total

Tidak Obesitas

Count % within Status Gizi Ibu % within Sampel % of Total Count % within Status Gizi Ibu % within Sampel % of Total

Total

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2-sided) .004 .007 .004 .007 8.047 1 .005 .004 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value 8.089(b) 7.165 8.234

df 1 1 1

196 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.50.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Risk Estimate Value Lower Odds Ratio for Status Gizi Ibu (Obesitas / Tidak Obesitas) For cohort Sampel = Obesitas For cohort Sampel = Tidak Obesitas N of Valid Cases 2.683 1.537 .573 196 95% Confidence Interval Upper 1.341 1.178 .368 Lower 5.366 2.005 .891

Crosstabs

Asupan Protein * Sampel Crosstabulation Sampel Obesitas 61 62.2% 62.2% 31.1% 37 37.8% 37.8% 18.9% 98 50.0% 100.0% Tidak Obesitas 37 37.8% 37.8% 18.9% 61 62.2% 62.2% 31.1% 98 50.0% 100.0% 50.0% Total Obesitas 98 100.0% 50.0% 50.0% 98 100.0% 50.0% 50.0% 196 100.0% 100.0% 100.0%

Asupan Protein

> 75,8 g

Count % within Asupan Protein % within Sampel % of Total

<= 75,8 g

Count % within Asupan Protein % within Sampel % of Total Count % within Asupan Protein % within Sampel % of Total

Total

50.0% Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2-sided) .001 .001 .001

Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association

Value 11.755(b) 10.796 11.876

df 1 1 1

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

.001 11.695 1 .001

.000

N of Valid Cases 196 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 49.00.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Risk Estimate Value Lower Odds Ratio for Asupan Protein (> 75,8 g / <= 75,8 g) For cohort Sampel = Obesitas For cohort Sampel = Tidak Obesitas N of Valid Cases 2.718 1.649 .607 196 95% Confidence Interval Upper 1.526 1.225 .451 Lower 4.843 2.219 .817

Crosstabs

Asupan Lemak * Sampel Crosstabulation Sampel Obesitas 80 84.2% 81.6% 40.8% 18 17.8% 18.4% 9.2% 98 50.0% 100.0% 50.0% Tidak Obesitas 15 15.8% 15.3% 7.7% 83 82.2% 84.7% 42.3% 98 50.0% 100.0% 50.0% Total Obesitas 95 100.0% 48.5% 48.5% 101 100.0% 51.5% 51.5% 196 100.0% 100.0% 100.0%

Asupan Lemak

> 69,6 g

Count % within Asupan Lemak % within Sampel % of Total

<= 69,6 g

Count % within Asupan Lemak % within Sampel

Total

% of Total Count % within Asupan Lemak % within Sampel % of Total

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000 .000 85.865 1 .000 .000 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value 86.305(b) 83.670 94.169

df 1 1 1

196 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 47.50.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Risk Estimate Value Lower Odds Ratio for Asupan Lemak (> 69,6 g / <= 69,6 g) For cohort Sampel = Obesitas For cohort Sampel = Tidak Obesitas N of Valid Cases 24.593 4.725 .192 196 95% Confidence Interval Upper 11.607 3.081 .120 Lower 52.108 7.247 .308

Crosstabs
ENERGI2 * Sampel Crosstabulation Sampel Obesitas 82 84.5% 83.7% 41.8% 16 16.2% 16.3% 8.2% 98 50.0% 100.0% 50.0% Tidak Obesitas 15 15.5% 15.3% 7.7% 83 83.8% 84.7% 42.3% 98 50.0% 100.0% 50.0% Total Obesitas 97 100.0% 49.5% 49.5% 99 100.0% 50.5% 50.5% 196 100.0% 100.0% 100.0%

ENERGI2

>2056,1 kcal

Count % within ENERGI2 % within Sampel % of Total

<= 2056,1 kcal

Count % within ENERGI2 % within Sampel % of Total Count % within ENERGI2 % within Sampel % of Total Chi-Square Tests

Total

Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value 91.622(b) 88.907 100.580

df 1 1 1

Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

.000 91.154 1 .000

.000

196 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 48.50.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Risk Estimate Value Lower Odds Ratio for ENERGI2 (>2056,1 kcal / <= 2056,1 kcal) For cohort Sampel = Obesitas For cohort Sampel = Tidak Obesitas N of Valid Cases 28.358 5.231 .184 196 95% Confidence Interval Upper 13.161 3.313 .115 Lower 61.105 8.258 .296

Crosstabs

FREKMAK1 * Sampel Crosstabulation Sampel Obesitas 89 86.4% 90.8% 45.4% 9 9.7% 9.2% 4.6% 98 50.0% 100.0% 50.0% Tidak Obesitas 14 13.6% 14.3% 7.1% 84 90.3% 85.7% 42.9% 98 50.0% 100.0% 50.0% Total Obesitas 103 100.0% 52.6% 52.6% 93 100.0% 47.4% 47.4% 196 100.0% 100.0% 100.0%

FREKMAK1

> 12,83 kali

Count % within FREKMAK1 % within Sampel

<= 12,83 kali

% of Total Count % within FREKMAK1 % within Sampel % of Total Count % within FREKMAK1 % within Sampel % of Total

Total

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000 .000 114.508 1 .000 .000 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value 115.096(b) 112.047 130.694

df 1 1 1

196 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 46.50.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Risk Estimate Value Lower Odds Ratio for FREKMAK1 (> 12,83 kali / <= 12,83 kali) For cohort Sampel = Obesitas For cohort Sampel = Tidak Obesitas N of Valid Cases 59.333 8.929 .150 196 95% Confidence Interval Upper 24.393 4.776 .092 Lower 144.323 16.691 .246

Crosstabs

Jenis Makanan yang Dikonsumsi Dalam Sehari * Sampel Crosstabulation Sampel Tidak Obesitas Obesitas Total Obesitas 93

Jenis Makanan yang Dikonsumsi Dalam Sehari

> 13 jenis mak/hari

Count 81 % within Jenis Makanan yang Dikonsumsi Dalam Sehari % within Sampel % of Total 12

87.1% 82.7% 41.3% 17 16.5% 17.3% 8.7% 98 50.0% 100.0% 50.0%

12.9% 12.2% 6.1% 86 83.5% 87.8% 43.9% 98 50.0% 100.0% 50.0%

100.0% 47.4% 47.4% 103 100.0% 52.6% 52.6% 196 100.0% 100.0% 100.0%

<= 13 jenis mak/hari

Count % within Jenis Makanan yang Dikonsumsi Dalam Sehari % within Sampel % of Total Count % within Jenis Makanan yang Dikonsumsi Dalam Sehari % within Sampel % of Total

Total

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000 .000 96.920 196 1 .000 .000 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value 97.417(b) 94.614 107.912

df 1 1 1

a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 46.50. Risk Estimate Value Lower Odds Ratio for Jenis Makanan yang Dikonsumsi Dalam Sehari (> 13 jenis mak/hari / <= 13 jenis mak/hari) For cohort Sampel = Obesitas For cohort Sampel = Tidak Obesitas N of Valid Cases 95% Confidence Interval Upper Lower

34.147

15.361

75.909

5.277 .155 196

3.394 .091

8.205 .264

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Crosstabs
Kategori aktifitas ringan * Sampel Crosstabulation Sampel Obesitas 36 48.0% 36.7% 18.4% 62 51.2% 63.3% 31.6% 98 50.0% 100.0% 50.0% Tidak Obesitas 39 52.0% 39.8% 19.9% 59 48.8% 60.2% 30.1% 98 50.0% 100.0% 50.0% Total Obesitas 75 100.0% 38.3% 38.3% 121 100.0% 61.7% 61.7% 196 100.0% 100.0% 100.0%

kategori aktifitas ringan

< 10.9 jam

Count % within kategori aktifitas ringan % within Sampel % of Total Count % within kategori aktifitas ringan % within Sampel % of Total

>= 10.9 jam

Total

Count % within kategori aktifitas ringan % within Sampel % of Total

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2-sided) .659 .769 .659 .769 .193 1 .660 .384 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value .194(b) .086 .194

df 1 1 1

196 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 37.50.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Risk Estimate Value Lower Odds Ratio for kategori aktifitas ringan (< 10.9 jam / >= 10.9 jam) For cohort Sampel = Obesitas For cohort Sampel = Tidak Obesitas N of Valid Cases .878 .937 1.066 196 95% Confidence Interval Upper .494 .699 .803 Lower 1.563 1.255 1.417

Crosstabs

Kategori aktifitas sedang * Sampel Crosstabulation Sampel Obesitas 80 80.0% 81.6% 40.8% 18 18.8% 18.4% 9.2% 98 50.0% 100.0% 50.0% Tidak Obesitas 20 20.0% 20.4% 10.2% 78 81.3% 79.6% 39.8% 98 50.0% 100.0% 50.0% Total Obesitas 100 100.0% 51.0% 51.0% 96 100.0% 49.0% 49.0% 196 100.0% 100.0% 100.0%

kategori aktifitas sedang

< 2.9 jam

Count % within kategori aktifitas sedang % within Sampel % of Total

>= 2.9 jam

Count % within kategori aktifitas sedang % within Sampel % of Total

Total

Count % within kategori aktifitas sedang % within Sampel % of Total

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000 .000 73.125 196 1 .000 .000 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value 73.500(b) 71.070 78.978

df 1 1 1

a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 48.00. Risk Estimate Value Lower Odds Ratio for kategori aktifitas sedang (< 2.9 jam / >= 2.9 jam) For cohort Sampel = Obesitas For cohort Sampel = Tidak Obesitas N of Valid Cases 17.333 4.267 .246 196 95% Confidence Interval Upper 8.530 2.782 .164 Lower 35.222 6.544 .369

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Crosstabs

Kategori aktifitas berat * Sampel Crosstabulation Sampel Obesitas Tidak Obesitas 36 28.1% 36.7% 18.4% 62 91.2% 63.3% 31.6% 98 50.0% 100.0% 50.0% Total Obesitas 128 100.0% 65.3% 65.3% 68 100.0% 34.7% 34.7% 196 100.0% 100.0% 100.0%

kategori aktifitas berat

< 1.5 jam

Count % within kategori aktifitas berat % within Sampel % of Total

92 71.9% 93.9% 46.9% 6 8.8% 6.1% 3.1% 98 50.0% 100.0% 50.0%

>= 1.5 jam

Count % within kategori aktifitas berat % within Sampel % of Total Count % within kategori aktifitas berat % within Sampel % of Total

Total

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000 .000 70.257 196 1 .000 .000 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value 70.618(b) 68.118 79.029

df 1 1 1

a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 34.00.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Risk Estimate Value Lower Odds Ratio for kategori aktifitas berat (< 1.5 jam / >= 1.5 jam) For cohort Sampel = Obesitas For cohort Sampel = Tidak Obesitas N of Valid Cases 26.407 8.146 .308 196 95% Confidence Interval Upper 10.500 3.765 .232 Lower 66.417 17.623 .411

Logistic Regression
Case Processing Summary Unweighted Cases(a) Selected Cases Included in Analysis Missing Cases Total Unselected Cases Total N 196 0 196 0 Percent 100.0 .0 100.0 .0

196 100.0 a If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value Obesitas Tidak Obesitas Internal Value 0 1

Block 0: Beginning Block


Classification Table (a,b)

Observed

Predicted Sampel Obesitas 0 0 Tidak Obesitas 98 98 Percentage Correct Obesitas .0 100.0 50.0

Step 0

Sampel Overall Percentage

Obesitas Tidak Obesitas

a Constant is included in the model. b The cut value is .500

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Variables in the Equation B Step 0 Constant Lower .000 S.E. Upper .143 Wald Lower .000 df Upper 1 Sig. Lower 1.000 Exp(B) Upper 1.000

Variables not in the Equation Score 17.989 8.089 11.755 86.305 91.622 115.096 97.417 73.500 70.618 163.524 df 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Sig. .000 .004 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Step 0

Variables

Stgz_Bpk Stgz_Ibu PROTEIN1 LEMAK1 ENERGI2 FREKMAK1 JNSMAK1 aktfsdg1 aktfbrt1

Overall Statistics

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square 244.514 244.514 244.514 df 9 9 9 Sig. .000 .000 .000

Step 1

Step Block Model

Model Summary -2 Log Cox & Snell Nagelkerke R likelihood R Square Square 27.200(a) .713 .950 a Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001. Step 1

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Classification Table (a)

Observed

Predicted Sampel Obesitas 96 3 Tidak Obesitas 2 95 Percentage Correct Obesitas 98.0 96.9 97.4

Step 1

Sampel Overall Percentage

Obesitas Tidak Obesitas

a The cut value is .500 Variables in the Equation 95.0% C.I.for EXP(B) Lower .175 .156 .216 3.860 1.067 2.304 1.859 1.098 2.106 Upper 17.573 48.505 22.404 974.016 162.111 935.239 180.086 147.763 772.554

B Lower Step 1(a) Stgz_Bpk Stgz_Ibu PROTEIN1 LEMAK1 ENERGI2 FREKMAK1 JNSMAK1 aktfsdg1 aktfbrt1 Constant .561 1.010 .787 4.116 2.577 3.838 2.907 2.544 3.697

S.E. Upper 1.176 1.465 1.185 1.411 1.282 1.532 1.167 1.251 1.506

Wald Lower .227 .476 .442 8.510 4.042 6.273 6.207 4.140 6.024

df Upper 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Sig. Lower .633 .490 .506 .004 .044 .012 .013 .042 .014

Exp(B) Upper 1.752 2.746 2.197 61.316 13.152 46.418 18.298 12.737 40.339

-32.081 7.803 16.903 1 .000 .000 a Variable(s) entered on step 1: Stgz_Bpk, Stgz_Ibu, PROTEIN1, LEMAK1, ENERGI2, FREKMAK1, JNSMAK1, aktfsdg1, aktfbrt1.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Logistic Regression Block 0: Beginning Block


Variables in the Equation B Step 0 Constant Lower .000 S.E. Upper .143 Wald Lower .000 df Upper 1 Sig. Lower 1.000 Exp(B) Upper 1.000

Variables not in the Equation Score 8.089 11.755 86.305 91.622 115.096 97.417 73.500 70.618 163.175 df 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Sig. .004 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Step 0

Variables

Stgz_Ibu PROTEIN1 LEMAK1 ENERGI2 FREKMAK1 JNSMAK1 aktfsdg1 aktfbrt1

Overall Statistics

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1 Step Block Model 244.287 244.287 244.287 df 8 8 8 Sig. .000 .000 .000

Model Summary -2 Log likelihood 27.427(a) Cox & Snell R Square .712 Nagelkerke R Square .950

Step 1

a Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Classification Table(a)

Observed

Predicted Sampel Obesitas 96 3 Tidak Obesitas 2 95 Percentage Correct Obesitas 98.0 96.9 97.4

Step 1

Sampel Overall Percentage

Obesitas Tidak Obesitas

a The cut value is .500 Variables in the Equation 95.0% C.I.for EXP(B) Lower .156 .214 5.046 1.193 2.554 2.291 1.159 Upper 33.943 18.166 1169.202 156.515 920.826 197.700 134.897 789.696

B Lower Step 1(a) Stgz_Ibu PROTEIN1 LEMAK1 ENERGI2 FREKMAK1 JNSMAK1 aktfsdg1 aktfbrt1 .834 .678 4.341 2.615 3.882 3.058 2.526

S.E. Upper 1.373 1.134 1.389 1.244 1.502 1.137 1.213

Wald Lower .369 .358 9.766 4.417 6.679 7.231 4.334

df Upper 1 1 1 1 1 1 1

Sig. Lower .543 .550 .002 .036 .010 .007 .037

Exp(B) Upper 2.303 1.970 76.806 13.663 48.498 21.283 12.505

3.708 1.512 6.013 1 .014 40.770 2.105 -31.381 7.399 17.986 1 .000 .000 a Variable(s) entered on step 1: Stgz_Ibu, PROTEIN1, LEMAK1, ENERGI2, FREKMAK1, JNSMAK1, aktfsdg1, aktfbrt1. Constant

Logistic Regression Block 0: Beginning Block


Classification Table(a,b)

Observed Sampel Obesitas 0 0

Predicted Percentage Correct Obesitas .0 100.0 50.0

Step 0

Sampel Overall Percentage

Obesitas Tidak Obesitas

Tidak Obesitas 98 98

a Constant is included in the model. b The cut value is .500

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Variables in the Equation B Step 0 Constant Lower .000 S.E. Upper .143 Wald Lower .000 df Upper 1 Sig. Lower 1.000 Exp(B) Upper 1.000

Variables not in the Equation Score 8.089 86.305 91.622 115.096 97.417 73.500 70.618 163.082 df 1 1 1 1 1 1 1 7 Sig. .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Step 0

Variables

Stgz_Ibu LEMAK1 ENERGI2 FREKMAK1 JNSMAK1 aktfsdg1 aktfbrt1

Overall Statistics

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square 243.923 243.923 243.923 df 7 7 7 Sig. .000 .000 .000

Step 1

Step Block Model

Model Summary -2 Log likelihood 27.791(a) Cox & Snell R Square .712 Nagelkerke R Square .949

Step 1

a Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Classification Table(a)

Observed Sampel Obesitas 96 3

Predicted Percentage Correct Obesitas 98.0 96.9 97.4

Tidak Obesitas 2 95

Step 1

Sampel Overall Percentage

Obesitas Tidak Obesitas

a The cut value is .500 Variables in the Equation 95.0% C.I.for EXP(B) Lower .149 6.137 1.391 2.403 2.432 1.175 2.605 Upper 28.159 1285.894 159.959 689.004 209.946 117.293 887.714

B Lower Step 1(a) Stgz_Ibu LEMAK1 ENERGI2 FREKMAK1 JNSMAK1 aktfsdg1 aktfbrt1 Constant .718 4.487 2.702 3.706 3.118 2.463 3.873

S.E. Upper 1.337 1.364 1.211 1.444 1.137 1.174 1.488

Wald Lower .289 10.828 4.983 6.590 7.515 4.399 6.779

df Upper 1 1 1 1 1 1 1

Sig. Lower .591 .001 .026 .010 .006 .036 .009

Exp(B) Upper 2.051 88.836 14.914 40.687 22.595 11.740 48.088

-30.395 6.943 19.164 1 .000 .000 a Variable(s) entered on step 1: Stgz_Ibu, LEMAK1, ENERGI2, FREKMAK1, JNSMAK1, aktfsdg1, aktfbrt1.

Logistic Regression Block 0: Beginning Block


Classification Table(a,b)

Predicted Sampel Observed Sampel Overall Percentage a Constant is included in the model. b The cut value is .500 Obesitas 0 0 Tidak Obesitas 98 98 Percentage Correct Obesitas .0 100.0 50.0

Step 0

Obesitas Tidak Obesitas

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Variables in the Equation B Step 0 Constant Lower .000 S.E. Upper .143 Wald Lower .000 df Upper 1 Sig. Lower 1.000 Exp(B) Upper 1.000

Variables not in the Equation Score 86.305 91.622 115.096 97.417 73.500 70.618 162.426 df 1 1 1 1 1 1 6 Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Step 0

Variables

LEMAK1 ENERGI2 FREKMAK1 JNSMAK1 aktfsdg1 aktfbrt1

Overall Statistics

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square 243.627 243.627 243.627 df 6 6 6 Sig. .000 .000 .000

Step 1

Step Block Model

Model Summary -2 Log likelihood 28.087(a) Cox & Snell R Square .711 Nagelkerke R Square .949

Step 1

a Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001. Classification Table(a)

Observed

Predicted Sampel Obesitas 96 3 Tidak Obesitas 2 95 Percentage Correct Obesitas 98.0 96.9 97.4

Step 1

Sampel Overall Percentage

Obesitas Tidak Obesitas

a The cut value is .500

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Variables in the Equation 95.0% C.I.for EXP(B) Lower 7.071 1.450 2.602 3.137 1.270 Upper 1316.418 151.532 392.506 234.589 123.716

B Lower Step 1(a) LEMAK1 ENERGI2 FREKMAK1 JNSMAK1 aktfsdg1 aktfbrt1 4.569 2.696 3.464 3.301 2.529

S.E. Upper 1.333 1.186 1.280 1.101 1.168

Wald Lower 11.744 5.169 7.329 8.992 4.686

df Upper 1 1 1 1 1

Sig. Lower .001 .023 .007 .003 .030

Exp(B) Upper 96.480 14.825 31.958 27.127 12.536

3.891 1.448 7.224 1 .007 48.967 2.868 836.018 Constant -29.357 6.314 21.616 1 .000 .000 a Variable(s) entered on step 1: LEMAK1, ENERGI2, FREKMAK1, JNSMAK1, aktfsdg1, aktfbrt1.

M. Romauli Simatupang : Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

Anda mungkin juga menyukai