Anda di halaman 1dari 7

ANAMNESIS RIWAYAT KONTRASEPSI

Riwayat kontrasepsi dapat ditelusuri dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan tentang kontrasepsi dan metode yang dipakai, berapa dosisnya, berapa lama dan efek samping. Beberapa metode kontrasepsi termasuk : 1. Kontrasepsi steroid oral Kontrasepsi oral yang paling sering digunakan terdiri dari suatu kombinasi estrogen dan progestational agen yang diberikan tiap hari selama 3 minggu dan kosong 1 minggu, selama terjadi perdarahan haid secara normal. Progestin oral saja tanpa esterogen disebut sebagai mini-pil, dosis kecil hanya mengandung 0,5 mg atau kurang. Pil mini diminum tiap hari, juga waktu haid. Preparat progestin oral saja diperkirakan bekerja dengan mengganggu fertilitas tanpa harus menghambat ovulasi. Indikasi pemakaian minipil : Sedang menyusui Terdapat keluhan dengan pemakaian pil kombinasi Tekanan darah tinggi Usia > 35 tahun + perokok, tidak dapat menggunakan metoda akdr 2. Kontrasepsi steroid injeksi Kontrasepsi suntikan di Indonesia merupakan satu kontrasepsi yang populer. Keuntungan pada preparat suntikan medroksiprogesteron asetat (Depo-Provera) adalah keefektifan kontrasepsinya yang membanding dengan preparat kontrasepsi oral kombinasi, kerjanya yang berlangsung lama (long acting progestin ) dengan penyuntikan yang diperlukan hanya sebanyak dua hingga empat kali setahun, dan laktasi yang cenderung tidak terganggu.

3. Intra Uterine Devices (IUDs) IUD menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba falopii. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu. walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi, memungkinkan untuk mencegah implantasi tetap dalam uterus. Idealnya, sebuah alat kontrasepsi IUD begitu dimasukan kedalam rahim akan memberikan perlindungan yang lengkap terhadap kehamilan, tidak akan terlepas keluar secara spontan serta tidak perlu dikeluarkan karena menimbulkan efek yang merugikan, dan setelah alat tersebut dikeluarkan untuk memungkinkan kehamilan yang dirancanakan, tidak akan mengakibatkan perubahan dengan cara apa pun yang membahayakan kehamilan. Waktu penggunaan Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan pasien tidak hamil. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid. Segera setelah melahirkan. selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pascapersalinan. Setelah menderita abortus(segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.. Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi. 4. Tekhnik barier, fisika, dan kimia Mekanisme kerja Norplant terutama adalah sebagai berikut. 1. Menekan Ovulasi : Lebih dari 80 pemakai Norplant pada tahun-tahun pertama tidak mengalami ovulasi.

2. Membuat getah servik menjadi kental. 3. Membuat endometrium tidak siap menrima kehamilan Mekanisme kerja Norplant terutama adalah sebagai berikut, Norplant merupakan kontrasepsi yang paling tinggi daya gunanya. Alat kontrasepsi intravaginal banyak digunakan khususnya oleh para wanita yang tidak cocok untuk menggunakan preparat kontrasepsi oral atau kontrasepsi dalam rahim (IUD) atau oleh wanita yang memerlukan proteksi sementara. Alat ini bekerja dengan memberikan rintangan atau menghalangi penetrasi sperma disamping mempunyai kerja spermisida secara kimiawi. 5. Koitus interruptus 6. Sistem kalender 7. Menyusui 8. Sterilisasi permanent Sterilisasi mempunyai yang dilakukan segera setelah persalinan ini, pervaginam multipara beberapa kerugian. Dalam keadaan ibu

kecenderungan terjadinya perdarahan postpartum. Yang paling penting, status bayi baru lahir dapat ditentukan dengan jauh lebih tepat beberapa jam setelah kelahirannya. Untuk menghindari komplikasi beberapa klinik menunggu waktu 12-24 jam (Bucklin dan Smith 1999) . Di Rumah Sakit Parkland, operasi dilakukan dalam ruang bedah obstetri dan paling sering pada pagi hari sesudah melahirkan agak lama tinggal di rumah sakit bisa diperpendek. Untuk menghindari perdarahan pada multipara operasi dilakukan 12 jam setelah melahirkan. Sebelumnya pernah dianjurkan agar sterilisasi dalam masa nifas melalui reseksi parsial tuba falopii dilaksanakan sebelum 72 jam postpartum, untuk memperkecil kemungkinan infeksi akibat invasi bakteri asenden pada tuba falopii. Namun demikian, pada beberapa penelitian tidak ditemukan korelasi antara interval waktu dan morbiditas paskabedah.

Manfaat Tubektomi : Sangat efektif (0,2-4 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan. Permanen Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding) Tidak bergantung pada faktor senggama. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius. Pembedahan sederhana dapat dilakukan dengan anestesi lokal. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang. Tidak ada perubahan fungsi seksual ovarium). Sebaiknya di evaluasi ulang rencana untuk memakai kontrasepsi selama masa kehamilan dan beberapa saat post partum. Setelah itu dinilai kembali apakah metode yang dipilih sesuai dengan tujuannya. Sebagai contoh, jika tujuannya adalah untuk menjarangkan kehamilan setelah melahirkan maka sebaiknya dipilih metode yang aman selama proses menyusui, walaupun metode tersebut tidak seefektif yang lain. Namun jika tujuannya adalah menunda kehamilan dengan metode waktu yang lama dapat dipertimbangkan pemakaian implant atau KB suntik. Sedangkan bila belum berkeinginan mempunyai anak lagi untuk sementara dapat dipakai Intra Uterine Devices / IUD. Jika ingin kontrasepsi permanen pasien dapat disterilisasi. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan : 1. Riwayat merokok Merokok meningkatkan resiko infark miokard pada penggunaan kontrasepsi oral khususnya pada pasien yang berumur > 35 tahun sebaiknya stop merokok (tidak efek pada produk hormon

2. Riwayat penyakit keluarga Riwayat penyakit genetik dapat mempengaruhi keputusan untuk memiliki anak. Beberapa penyakit tersebut itu adalah diabetes mellitus, anemia sickle cell, penyakit Tay Sachs. Dapat dilakukan pemeriksaan gen sebelum kehamilan 3. Riwayat penyakit dahulu dan pengobatan Pada pemakaian kontrasepsi oral perlu diketahui riwayat penyakit dahulu karena beberapa penyakit dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi seperti pada hipertensi dapat meningkatkan terjadinya stroke. Pemakaian obat-obatan dapat lain seperti rifampin, anti efektivitas fungal, golongan atau benzodiazepine, 4. Durasi kontrasepsi Jangka pendek koitus interruptus, kondom, kontrasepsi oral, suntik Jangka panjang implant, IUD 5. Rencana memiliki anak Jika tidak ada rencana memiliki anak lagi sterilisasi Kapan kontrasepsi dapat digunakan setelah melahirkan Berapa lama waktu yang diinginkan untuk memiliki anak lagi setelah berhenti menggunakan kontrasepsi 6. Menyusui +/ Menyusui hanya menekan tetapi tidak menghentikan terjadinya prosesnya ovulasi sehingga kehamilan mungkin saja terjadi. Metode amenorhoe dengan laktasi (LAM) adalah cara yang efektif untuk mengontrol kehamilan sampai anak berusia 6 bulan khususnya jika tidak ada menstruasi sejak melahirkan, dan anak mendapatkan ASI eksklusif. Menyusui menurunkan resiko kanker payudara. Di korea menurunkan resiko sampai 30%. mempengaruhi kontrasepsi

sebaliknya, termasuk pemakaian obat-obatan tradisional

Kontrasepsi yang dianjurkan : mini pil, implant, dan suntik yang tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI Kontrasepsi oral kombinasi tidak dianjurkan karena dapat mengurangi jumlah dan kualitas ASI

DAFTAR PUSTAKA 1. Cunningham.GF, dkk Professional, 2005 , Williams Obstetrics 22nd Ed, McGraw-Hill

2. James R, dkk, Danforth's Obstetrics and Gynecology, 9th Ed: Lippincott Williams & Wilkins Publishers; 9th Ed, August 2003 3. DeCherney, AH and Nathan L , Current, Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment, Ninth ED, 2004 4. Wiknjosastro H, Prof, dr, DSOG, dkk, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Yayasan Bina Pustaka Sarwono P, Jakarta, 1997 5. Obstetri Fisiologi, bagian Obstetri dan Ginekologi-Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung 6. Brandon J. dkk, The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics 2nd edition, The Johns Hopkins University Department (Producer) By Lippincott Williams & Wilkins Publishers, May 2002 7. Http://www.gp-training.net/protocol/gynaecology/contraception/iud.htm Intrauterine contraception, July 2007 ,

8. Http://www.mymidwife.org/momstobe/contraceptionAfter.cfm , Contraception after pregnancy, 2007 9. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid pertama-Edisi Ketiga, Arif Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika W, Wiwiek S (editor), Penerbit Media Aesculapius-FKUI, Bab. Kontrasepsi, Hal. 350-369, 2001 10. Berek and Novaks Gynecology, Ed.14 th, Jonathan S. Berek, MD, MMS, Rebecca D. Rinehart (Editor assistant) by Lippincott Williams & Wilkins, Chapter. 10. Family Planning, P. 247-295, 2007

Anda mungkin juga menyukai