Anda di halaman 1dari 10

IPD Koja REVIEW TUBERKULOSIS PARU

Nur Hafizah Ainaa binti Abu Hassan, 2 Dr. Benyamin S. Tambunan, Sp.PD Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta Barat, Indonesia
2

Departemen Ilmu Penyakit Dalam, RSUD Koja, Jakarta Utara, Indonesia

ABSTRACT Tuberculosis (TB) is a bacterial infection caused by a germ called Mycobacterium tuberculosis. The bacteria usually attack the lungs, but they can also damage other parts of the body. TB spreads through the air when a person with TB of the lungs or throat coughs, sneezes or talks. If not treated properly, TB can be deadly. You can usually cure active TB by taking several medicines for a long period of time. People with latent TB can take medicine so that they do not develop active TB. 1 Key word: Tuberculosis, Mycobacterium tuberculosis, lung ABSTRAK Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh kuman yang disebut Mycobacterium tuberculosis. Bakteri biasanya menyerang paru-paru, tetapi mereka juga dapat merusak bagian lain dari tubuh. TBC menyebar melalui udara ketika orang dengan TB paru atau tenggorokan batuk, bersin atau berbicara. Jika Jika tidak ditangani dengan benar, TB dapat mematikan. Anda biasanya dapat menyembuhkan TB aktif dengan mengambil beberapa obat untuk jangka waktu yang panjang. Orang dengan TB laten dapat minum obat sehingga mereka tidak mengembangkan TB aktif. 1 Kata kunci: tuberculosis, Mycobacterium tuberculosis, paru DEFINISI Tuberkulosis adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru dan ekstraparu.
1

ETIOLOGI Tuberkulosis paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang merupakan batang aerobik tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar UV. EPIDEMIOLOGI Kadar infeksi pada negara Amerika Latin, Asia dan Afrika adalah yang tertinggi. Beban global pada penyakit tuberkulosis terus meningkat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kesan dari HIV endemic, pattern dari populasi migrasi, peningkatan kemiskinan, kesesakan kehidupan dan penduduk yang terlalu ramai pada negara membangun, kesehatan dan kebersihan yang tidak mencukupi dan memuaskan serta layanan kesehatan yang tidak bagus dan program pengawalan tuberkulosis yang tidak effisien. 2 Pada populasi orang berkulit putih, tuberkulosis lebih sering pada orang tua yang terinfeksi beberapa dekad sebelumnya. Sebaliknya, pada populasi bukan berkulit putih, tuberkulosis selalu dihidapi oleh dewasa muda dan anak-anak berumur kurang dari lima tahun. Jarak umur 5-14 tahun dipanggil favored age karena semua populasi manusia pada kelompok ini mempunyai kadar yang paling rendah bagi penyakit tuberculosis. PATOFISIOLOGI Penyebaran TB Paru dari penderita terjadi melalui nuklei droplet infeksius yang keluar bersama batuk, bersin dan bicara dengan memproduksi percikan yang sangat kecil berisi kuman TB. Kuman ini berada di udara yang dihirup oleh penderita lain. Faktor utama dalam perjalanan infeksi adalah kedekatan dan durasi kontak serta derajat infeksius penderita dimana semakin dekat seseorang berada dengan penderita makin banyak kuman TB yang mungkin akan dihirupi. Tuberculosis primer Penyebaran tuberkulosis ini terjadi pada penderita yang belum pernah terinfeksi sebelumnya. Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran nafas akan bersarang di jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pnuemoni disebut sarang primer (afek primer). Peradangan akan kelihatan dari sarang primer saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal) yang diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus (limfangitis regional). Limfangitis regional bisa
2

sembuh tanpa mengalami cacat, sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas dan mengalami penyebaran. Penyebarannya dengan beberapa cara yaitu: 2 i. Perkontinuitatum adalah penyebaran kuman tuberkulosis di sekitar paru yang terserang kuman tuberkulosis tersebut. ii. Bronkogen adalah penyebaran baik di paru bersangkutan maupun ke paru sebelahnya atau tertelan. iii. Hematogen dan limfogen adalah penyebaran yang berkaitan dengan daya tahantubuh, jumlah dan virulensi kuman. Penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup gawat apabila tidak terdapat imunitas yang adekuat Tuberculosis post primer Tuberkulosis post primer akan muncul bertahun-tahun setelah tuberculosis primer. Penyebaran tuberkulosis ini dimulai dengan sarang dini yang umumnya terletak di segmen apikal lobus superior maupun lobus inferior. Sarang ini awalnya berbentuk suatu sarang pneumonia kecil yang bisa sembuh tanpa meninggalkan cacat, meluas dan segera terjadi proses penyembuhan dengan penyebukan jaringan fibrosis tetapi bisa juga meluas dan membentuk jaringan keju ( jaringan kaseosa). 2

KLASIFIKASI TB PARU Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura. 1. Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA) TB paru dibagi atas: 2, 3 a) Tuberkulosis paru BTA (+) Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan kelainan radiologik menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif

b) Tuberkulosis paru BTA (-)


3

Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinik dan kelainan radiologik menunjukkan tuberkulosis aktif. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan M. tuberculosis positif.

2. Berdasarkan tipe pasien Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe pasien yaitu: 3 a) Kasus baru Adalah pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan. b) Kasus kambuh (relaps) Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif.Bila BTA negatif atau biakan negatif tetapi gambaran radiologik dicurigai lesi aktif / perburukan dan terdapat gejala klinis maka harus dipikirkan beberapa kemungkinan: Infeksi non-tuberkulosis (pneumonia, bronkiektasis dll) Dalam hal ini berikan dahulu antibiotik selama 2 minggu, kemudian dievaluasi. Infeksi jamur TB paru kambuh

c) Kasus defaulted atau drop out Adalah pasien yang tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai. d) Kasus gagal Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan). Adalah pasien dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik positif menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2 pengobatan e) Kasus kronik/persisten.
4

Adalah pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2 dengan pengawasan yang baik.

GEJALA KLINIS Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu lokal dan gejala sistemik, bila organ terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratorik. 4 1. Gejala respiratorik Batuk lebih dari 2 minggu Batuk darah Sesak nafas Nyeri dada

Gejala respiratorik ini sangat bervariasi dari mulai tidak sampai gejala yang cukup berat tergantung luas lesi. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membungan dahak ke luar. 2. Gejala sistemik Demam Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun

PEMERIKSAAN Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik kelainan yang akan dijumpai tergantung dari organ yang terlibat. Pada perkusi ditemukan pekak, pada auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak terdengar
5

pada sisi yang terdapat cairan. Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior (S1& S2), serta daerah apeks lobus inferior (S6). Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma & mediastinum. 2

Pemeriksaan Laboratorium Pada saat tuberculosis baru mulai (aktif) akan didapatkan jumlah leukosit sedikit tinggi dengan hitung jenis pergeseran ke kiri. Jumlah limfosit masih di bawah normal. Laju endap darah mulai meningkat. Hasil pemeriksaan darah lain didapatkan juga: 1) Anemia ringan dengan gambaran normositik normokrom, 2) Gamaglobulin meningtkat, 3) Kadar natrium darah menurun. 5 Pemeriksaan sputum adalah penting karena ditemukan kuman BTA, diagnosis tuberkulosis sudah dipastikan. Pemeriksaan sputum juga memberikan hasil evaluasi terapi yang diberikan. Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS): Sewaktu/ spot (dahak sewaktu saat kunjung) Pagi (keesokan harinya) Sewaktu/ spot (pada saat mengantarkan dahak pagi) atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.

Pemeriksaan bakteriologik dari spesimen dahak dapatdilakukan dengan cara: Mikroskopik Biakan

Pemeriksaan mikroskopik: Mikroskopik biasa : pewarnaan Ziehl-Nielsen Mikroskopik fluoresens: pewarnaan auramin-rhodamin (khususnya untuk screening) Interpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali pemeriksaan ialah bila: o 3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negative BTA positif

o 1 kali positif, 2 kali negatif, ulang BTA 3 kali kecuali bila ada fasilitas fotothoraks kemudian bila 1 kali positif, 2 kali negarif BTA positif o Bila 3 kali negative BTA negative Pemeriksaan Radiologi 5 Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi: foto lateral, toplordotik, oblik, CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks tuberculosis dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk (multiform). Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB aktif: Bayangan berawan/ noduler di segmen apical dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah. Kaviti, terutama lebih dari datu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular. Bayangan barcak milier Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)

Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif: Fibrotik Kalsifikasi Schwarte atau penebalan pleura

Luluh paru (destroyed Lung): 6


7

Gambaran radiologic yang menunjukan kerusakan paru berat, biasanya secara klinis disebut luluh paru. Gambaran radiologik luluh paru terdiri dari atelektasis, ektasis/ multikaviti dan fibrosis parenkim paru. Sulit untuk menilai aktiviti lesi atau penyakit hanya berdasarkan gambaran radiologik tersebut.

Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologik untuk memastikan aktiviti proses penyakit. Luas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan pengobatan dapat dinyatakan sbb (terutama pada kasus BTA negatif).

Lesi minimal, bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru dengan luas tidak lebih dari sela iga 2 depan (volume paru yang terletak di atas chondrostemal junction dari iga kedua dan processus spinosus dari vertebratorakalis 4 atau korpus vertebra torakalis 5), serta tidak dijumpai kaviti.

Lesi luas, bila proses lebih luas dari lesi minimal.

PENATALAKSANAAN Non-medika Mentosa Istirahat Berhenti merokok Hindari polusi Nutrisi cukup Pastikan kondisi rumah dengan ventilasi yang baik Medika Mentosa 2, 5 Kategori I Kriteria Penderita baru (BTA +) Penderita baru (BTA -) dengan II lesi luas Penderita kambuh Penderita gagal terapi 2RHZES 1RHZE
8

Terapi Intesif 2 RHZE

Terapi Lanjutan 4RHE/ 4RH

6RHE

III IV

Penderita after default Penderita baru (BTA -) dengan lesi minimal Penderita TB kronis

2RHZ H seumur hidup Bila mampu: OAT lini kedua

4RH

KOMPLIKASI Penyakit tuberculosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi dini: pleuritis, efusi pleura, empyema, laryngitis, Poncets arthropathy Komplikasi lanjut: SOPT, fibrosis paru, kor pulmonal, amoloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal nafas dewasa, sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB. 2

PROGNOSIS Dubia tergantung derajat berat, kepatuhan pasien, sentitivitas bakteri, gizi, status imun dank omorbiditas.

KESIMPULAN Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang disebarkan dengan cara airborne. Untuk diagnosis pasti pemeriksaan sputum harus dilakukan. Terapi tuberkulosis mengambil masa yang lama dan memerlukan pasien untuk patuh makan obat untuk sembuh dan mengelakkan terjadinya komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA 1. Tuberculosis. Murray L., Ian B., Edward H., Alexander F., Ahmad R. Oxford Handbook of Clinical Medicine. 8th Ed. 2012; 398 -9

2. Pengobatan Tuberkulosis Muktahir. Zulkifli Amin, Asril Basir. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing. Jilid III. Edisi V. 2009; 2240 7 3. Tuberkulosis Paru. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Panduan Pelayanan Medik. Interna Publishing. 2009; 109-11 4. Tuberkulosis Paru. Zulkifli Amin, Asril Basir. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing. Jilid III. Edisi V. 2009; 2230 9 5. Tuberkulosis Paru. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/78815659/ TUBERKULOSIS PARU. Diakses pada tanggal 31 Mei 2012. 6. Tuberculosis. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/230802-overview. Diaksed pada tanggal 2 Juni 2012.

10

Anda mungkin juga menyukai