Anda di halaman 1dari 10

1. Cara Kontrasepsi Sederhana Dengan Alat Atau Obat.

Maksud penggunaan alat adalah untuk menahan/menghalangi masuknya sperma ke dalam rongga rahim, sedangkan penggunaan obat dimaksudkan untuk melumpuhkan sperma. a. Kondom. 1) Kondom adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau tak berwarna, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri sebelum dimasukkan ke dalam vagina, dengan demikian mencegah terjadinya pembuahan. Kondom yang menutupi zakar juga berguna untuk mencegah penularan penyakit kelamin. b. Diafragma/Cap. 1) Diafragma terbuat dari karet yang berbentuk mangkok, dipakai untuk menutupi serviks, gunanya untuk mencegah masuknya mani ke dalam serviks. Terdapat bermacam-macam ukuran. Banyak ukuran menurut besar kecilnya. Sebaiknya dipakai ddengan mengoleskan cream atau jelly pada permukaannya. Alat ini tidak disediakan oleh program K.B. Nasional. Diafragma dimasukkan ke dalam vagina setinggi mungkin sampai menutupi mulut rahim. Dikeluarkan lagi 8 jam setelah persetubuhan. c. Cream, Jelly dan tablet atau cairan berbusa. 1) Cream, Jelly dan tablet atau cairan berbusa, yang disebut juga spermicide, adalah suatu bahan kimia yang menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi telur. Bahan kimia yang aktif ini berbentuk tablet, foam (busa) atau cream yang harus ditempatkan di dalam vagina setinggi mungkin dekat cervix. Foam dan cream juga bertindak sebagai penghalang spermatozoa yang masuk ke dalam cervix (cara mekanis). Obat-obat tersebut dapat dipakai sebagai usaha tunggal untuk kontrasepsi, tetapi akan lebih berhasil apabila disamping itu sang suami memakai kondom.

Semprotan (douche), yang dapat menghilangkan daya kerja spermicide, janganlah dilakukan segera setelah selesai melakukan persetubuhan, tetapi tunggulah hingga sedikit-dikitnya 8 jam sesudah persetubuhan.

2. Cara Kontrasepsi Dengan Metode Efektif Maksud cara kontrasepsi ini adalah penggunaan obat, suntikan, alat yang mengakibatkan pencegahan yang efektif terhadap kemungkinan timbulnya kehamilan. Untuk menggunakan caracara tersebut perlu pemeriksaan dokter atau bidan lebih dahulu. a. Metode Efektif. 1) Pil Keluarga Berencana a) Cara Kerja : Pil berisi hormon estrogen dan progesteron buatan yang mempunyai pengaruh antara lain: mencegah pengeluaran hormon dari kelenjar hipofise yang perlu untuk ovulasi, sehingga tidak terjadi ovulasi. Menyebabkan perubahan pada endometrium, sehingga endometrium tidak siap untuk nidasi. Menambah kepekatan lendir serviks, sehingga tidak mudah ditembus oleh spermatozoa. Kadar kedua hormon tersebut di dalam pil adalah rendah tetapi dapat menimbulkan efek kontrasepsi, tanpa menimbulkan gejala sampingan yang berarti. b) Keuntungan : Kontrasepsi yang angat efektif. Tidak mengganggu senggama. Reversibilitas (pemulihan kesuburan) tinggi.

c) Indikasi pemakaian pil.

Pil dapat diberikan pada semua wanita bersuami yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Tidak sedang hamil. Tidak ada kontra indikasi.

d) Kontra indikasi pemakaian pil. Pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita : Kanker buah dada dan organ reproduksi. Penyakit kuning atau pernah mnderita penyakit hati dalam tiga tahun terakhir. Penyakit pembuluh darah. Tekanan darah tinggi. Gangguan jantung atau lemah jantung (Dekompensasio kordis). Perdarahan abnormal. Varises. Sakit kepala yang hebat. Penyakit kencing manis (Diabetes mellitus). Struma (pembsaran kelenjar gondok). Asma. Eksema.

e) Gejala-gejala sampingan. Gejala-gejala sampingan pengguanaan pil kontrasepsi disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan hormon estrogen dalam tubuh. Gejala-gejala tersebut baik yang bersifat subyektif maupun obyektif biasanya hanya sementara, ringan, tidak terdapat pada semua pemakai pil, dan hilang sendirinya setelah dua sampai tiga bulan.

Gejala subyektif, misalnya : perasaan mual, muntah-muntah, perasaan pusing, rasa sakit dan pembesaran buah dada, nafsu makan bertambah, perasaan lelah, gelisah, dan mudah tersinggung. Gejala obyektif, misalnya : tekanan darah tinggi, berat badan bertambah atau berkurang, pigmentasi pada kulit muka (chloasa), jerawat (acne), keputihan (kandidiasis vaginal), and gangguan pola perdarahan yaitu : berkurangnya perdarahan waktu haid (spotting), dan perdarahan antar haid (break trhough bleeding). 2) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) a) Pengertian AKDR : AKDR : Adalah kontrasepsi yang terbuat dari plastic halus berbentuk spiral (lippes loop) atau berbentuk lain (Cu T 380-A atau Ml Cu 250) yang dipasang di dalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan/paramdis lain yang sudah dilatih. b) Macam AKDR : Ada bermacam-macam AKDR, antara lain yang terbuat dari bahan plastic halus berbentuk spiral disebut lippes-loop, atau AKDR berlapis tembaga dengan bermacam-macam bentuk seperti multi-load Cu 250 (ML-Cu 250), Cu T 380 A dan Copperseven 200 (Cu-7 200), dan lain-lain. c) Beberapa Kelebihan AKDR. Efektifitas tinggi, walaupun masih mungkin terjadi kehamilan yaitu sekitar 2 %. Dengan satu kali pemasangan, dapat dibiarkan dalam rahim selama bertahuntahun (kecuali kalau dokter atau bidan beranggapan lain), sehingga dapat mencegah kehamilan dalam jangka waktu yang lama. Tetapi untuk jenis AKDR yang berlapis tembaga sebaiknya diganti setelah kurang lebih 4 tahun dipakai, karena makin lama efektifitasnya makin menurun. Murah dan ekonomis terutama dalam penggunaan missal.

Tidak ada kemungkinan kegagalan karena kesalahan peserta KB. Tidak tergantung senggama. Reversibel (bagi ibu yang ingin hamil lagi, AKDR dapat dikeluarkan dengan mudah).

d) Kontraindikasi Pemasangan AKDR. sebelum pemasangan AKDR terlebih dahulu harus dibuat riwayat kesehatan dan pemeriksaan dalam harus dilakukan, untuk mengetahui kemungkinan adanya kontraindikasi pada pemakaian AKDR. 3) Kontrasepsi Suntikan Kontrasepsi Suntikan yang beredar di Indonesia ada 2 (dua) macam yaitu DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetate) yang lazim disebut DEPO PROVERA dan Net Oen (Noretisteron Oenathate) yang lazim disebut NORISTERAT. Depo Provera sudah diteliti dngan hasil memuaskan, dan telah mendapat pengesahan dari Departemen Kesehatan untuk dapat digunakan dalam Program KB Nasional, namun demikian persediaan masih terbatas. Depo Provera sebagai kontrasepsi suntikan diberikan dengan dosis 150 mg/3 cc, sedangkan Notisterat hanya berisi progesteron, tidak mengandung estrogen seperti pada pil KB. a) Cara Kerja Kontrasepsi suntikan mencegah kehamilan dengan cara : Menghalangi terjadinya ovulasi. Menipiskan endometrium, sehingga nidasi tidak mungkin terjadi. Memekatkan lendir serviks, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa melalui kanalis servikalis. b) Beberapa Keuntungan Kontrasepsi Suntikan :

Sangat efektif sebagai kontrasepsi karena angka kegagalannya kurang dari 1 % (hampir sama dengan pil KB).

Sebagian masyarakat kita masih menganggap sebagai obat mujarab yang diberikan lewat suntikan.

Kemungkinan salah atau lupa memakainya tidak ada. Dapat diberikan pada ibu yang menyusukan, karena tidak mengurangi produksi ASI (Air Susu Ibu).

Diberikan setiap 12 minggu sekali.

c) Efek Samping. Efek samping yang mungkin terjadi karena penggunaan depo provera adalah gangguan haid berupa amenorea, menoragia, metroragia, dan spotting. Sedangkan gangguan bukan haid berupa pusing, sakit kepala, mual, muntah, rambut rontok, jerawat, kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, penurunan libido, allergi, dan hiperpigmentasi. 4) Kontrasepsi Susuk (Norplant). Kontrasepsi yang populer dengan nama Susuk KB ini berisi levonorgestrel,terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Levonogestrel adalah suatu progestin yang telah banyak dipakai dalam pil KB seperti ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung 38 mg levonorgestrel. Dan akan efektif sebagai kontrasepsi untuk 5 tahun. Keterangan gambar : Keenam buah kapsul Norplant dengan peralatan pemasangan yang terdiri danscalpel (kiri) trocar

(tengah) dan pleister (kanan).

a) Keuntungan.

Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa Norplant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain : Norplant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secra sempurna. Norplant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil. Sekali pasang, akseptor akan mendapat perlindungan selama 5 tahun. Norplant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual. Norplant sanga tmudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginginkan anak lagi, kesuburannya langsung dapat kembali setelah Norplant diangkat. Norplant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak mau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi. b) Daya Perlindungan Norplant Dalam Mencegah Kehamilan. Telah dibuktikan bahwa Norplant mempunyai daya perlindungan yang lebih besar ari pada pil KB. Dalam pemakaian sehari-hari hal ini memungkinkan karena tidak adanya faktor lupa seperti dalam penggunaan pil. Demikian pula telah dibuktikan bahwa Norplant lebih efektif daripada IUD, kondom dan cara sederhana lainnya. c) Efek Samping Norplant. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui. Kadang-kadang aa akseptor yang mengalami kenaikan dalam berat badan.

3. Kontrasepsi Mantap Cara kontrasepsi ini belum termasuk dalam Progam Keluarga Berencana Nasional. Pada saat ini masih merupakan kebijaksanaan pelayanan kesehatan. Kontrasepsi mantap terutama dilakukan dalam keadaan dimana kesehatan ibu tidak mengizinkan lagi untuk hamil dan melahirkan, sedangkan

kontrasepsi lainnya tidak cocok. Jadi semata-mata dilakukan atas indikasi medis. Kendatipun demikian hal tersebut hanya dilakukan atas permintaan dan izin pasangan yang bersangkutan secara sukarela tanpa paksaan dari pihak lain. Sebelum dilaksanakan hendaknya diberikan pengertian bahwa pengembalian kesuburan (reversibilitas) adalah kecil. Penggunaan cara kontrasepsi ini melalui suatu tindakan operasi kecil dengan cara mengikat dan memotong saluran telur pada isteri, atau mengikat dan memotong saluran sperma pada suami, sehingga mengkibatkan pasangan yang bersagkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. Kontrasepsi mantap pada isteri (tubektomi) maupun pada suami (vasektomi) bukanlah pengebirian (kasterasi). Pengebirian adalah pengangkatan kedua buah pelir (testir) suami atau pengangkatan kedua buah indung telur (ovarium) isteri. (Perhatikan SE. Menteri Kesehatan No. 185/Men.Kes/E/III/1991). a. Kontrasepsi Mantap Pada Isteri (Tubektomi). Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan operasi kecil dengan cara mengikat dan memotong saluran telur (tuba) pada isteri. Dengan demikian telur dari ovarium tidak dapat mencapai rongga rahim, sehingga tidak terjadi pembuahan. b. Kontrasepsi Mantap Pada Suami (Vasektomi). Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan memotong saluran sperma (vas deferens), sehingga sperma tidk dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi pembuahan. c. Kontraindikasi 1) Kontraindikasi mutlak tidak ada. 2) Kontraindikasi relative adalah berupa kelainan setempat, yaitu peradangan kulit/jamur di daerah scrotum, hemia, hydrocele testis, tanda-tanda orchitis/epididimitis; kelainan umum yaitu gangguan sistem pembekuan darah, diabetes tak terkontrol; dan kelainanpsikologis yaitu gangguan kesehatan jiwa, gangguan kehidupan sosial (impotensi, homosex), kehidupan perkawinan yang tidak harmonis karena isteri tidak setuju dan angapan yang keliru tentang vasektomi.

d. Kegagalan Pada vasektomi dapat juga terjadi kegagalan, yaitu terjadinya konsepsi sesudah dilakukan vasektomi, antara lain disebabkan oleh : 1) Kesalahan memotong 2) Cara mengikat tidak sempurna, lepas atau terlalu keras sehingga mengiris dinding vasdeferens. 3) Duplikasi vas-deferens : (kelainan bawaan), yaitu ada dua buah vas-deferens pada satu sisi. 4) Bersenggama sebelum sperma betul-betul negatif. 5) Adanya penyambungan kembali (rekanalisasi) dari ujung-ujung vas-deferens yang dipotong.

POLA PERENCANAAN KELUARGA Untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua perlu dibuat suatu perencanaan keluarga menuju Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera. Perencanaan Keluarga menuju Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera dibagi atas 3 masa dari usia reproduksi isteri sebagai berikut : 1. Masa menunda kehamilan bagi pasangan usia subur dengan isteri usia dibawah 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. 2. Masa mengatur kesuburan (menjarangkan kehamilan) periode usia isteri antara 20-30 tahun merupakan periode usia yang paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak dua orang dan jarak antara kelahiran anak ka I dank e II adalah 3 sampai 4 tahun. 3. Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi) periode usia isteri di atas 30 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai dua orang anak. Skema perencanaan keluarga sebagai berikut : Umur ibu Masa menunda 20 th Masa mengatur keuburan 30 th Masa mengakhiri

kehamilan

(menjarangkan kehamilan)

kesuburan (tidak hamil lagi)

Anda mungkin juga menyukai