Anda di halaman 1dari 15

Tektonisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia.
Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus.

Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan dan patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang di maksud lipatan adalah bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal yang menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi berkerut dan melipat. Patahan adalah permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal yang menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah. Ada dua jenis tektonisme, yaitu Epirogenesa dan Orogenesa. Epirogenesa adalah proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah luas. Ada dua Epirogenesa :
Epirogenesa kulit bumi, Epirogenesa kulit bumi, positif, sehingga negatif, sehingga yaitu gerakan permukaan air yaitu gerakan permukaan air yang laut yang laut mengakibatkan turunnya lapisan terlihat naik. mengakibatkan naiknya lapisan terlihat turun.

Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan (Warping, lipatan (Folding, patahan (Faulting) dan retakan (Jointing). Serta salah satu contoh hasil Orogenesa adalah deretan Pegunungan Mediterania.

Tektonisme
Friday, February 26, 2010 Dituliskan oleh Syiham Al Ahmadi

Tektonisme atau tenaga tektonik adalah tenaga geologi yang berasal dari dalam bumi dengan arah vertikal atau horizontal yang mengakibatkan perubahan letak lapisan batuan yang membentuk permukaan bumi. Proses ini menghasilkan lipatan dan patahan, baik dalam ukuran besar maupun ukuran kecil. Gerakan tektonisme juga disebut dengan istilah dislokasi. Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerahnya, tektonisme dibedakan menjadi dua yaitu gerak epirogenetik dan orogenetik. 1) Gerak Epirogenetik Gerak epirogenetik (gerak pembentuk kontinen atau benua) adalah gerakan yang mengakibatkan turun naiknya lapisan kulit bumi yang relatif lambat dan berlangsung

lama di suatu daerah yang luas. Gerak epirogenetik dibedakan menjadi dua yaitu epirogenetik positif dan epirogenetik negatif. a) Epirogenetik positif yaitu gerak penurunan suatu daratan, sehingga kelihatannya permukaan air laut naik. b) Epirogenetik negatif yaitu gerak naiknya suatu daratan, sehingga kelihatannya permukaan air laut turun. 2) Gerak Orogenetik Gerak orogenetik adalah gerakan kulit bumi yang lebih cepat dan mencakup wilayah yang lebih sempit. Proses ini dapat menghasilkan pegunungan lipatan dan pegunungan patahan. a) Lipatan (Fold) Lipatan adalah suatu ketampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal pada kulit bumi yang sifatnya elastis. Pada lipatan terdapat bagian yang turun dinamakan sinklinal dan yang terangkat dinamakan antiklinal. b) Patahan/Sesar (Faoult) Patahan adalah kulit bumi yang patah atau retak karena adanya pengaruh tenaga horizontal atau tenaga vertikal pada kulit bumi yang tidak elastis. Bidang yang mengalami keretakan atau patahnya kulit bumi disebut bidang patahan. Bidang patahan yang telah mengalami pergeseran disebut faoult atau sesar. Pergeseran tersebut terjadi secara vertikal atau horizontal. Macam-macam sesar berdasarkan arah geraknya adalah sebagai berikut. (1) Sesar Naik dan Sesar Turun Bidang patahan yang atap sesarnya bergeser turun terhadap alas sesar disebut sesar turun, sedangkan yang atap sesarnya seakan-akan bergerak ke atas disebut sesar naik. Sesar naik disebut sesar sungkup apabila jarak pergeserannya sampai beberapa km dan bagian yang satu menutup bagian yang lain. Contoh sesar di Indonesia adalah sistem patahan di Bukit Barisan (dari Sumatra Utara sampai ke Teluk Semangko di Sumatra Selatan). Daerah patahan ini dikenal dengan nama zone patahan Semangko. (2) Graben dan Horst Graben/slenk adalah sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang sesar yang hampir sejajar, sempit, dan panjang. Bagian yang meninggi atau muncul terhadap daerah sekitarnya disebut horst. Step faulting ialah sesar bentuk tangga. Sebuah pegunungan yang mengandung banyak patahan disebut kompleks pegunungan patahan. (3) Sesar Mendatar Sesar mendatar adalah sesar yang tegak lurus dan bergeser secara horizontal walaupun ada sedikit gerak vertikal. Sesar jenis ini umumnya ditemui di daerah-daerah yang mengalami perlipatan dan pensesaran naik. Sesar mendatar yang ukurannya besar terdapat di San Andreas (California), Filipina, dan Taiwan. Di Indonesia, sesar mendatar terdapat dalam lapisan neogen muda di daerah

Kefamenanu, Timor.

sumber artikel blog ini : 1. Wikipedia.org 2. BSE Depdiknas.go.id 3. id.shvoong.com 4. Google.com

Tektonisme

Tektonisme adalah peristiwa pergeseran dan perubahan kerak bumi dalam skala besar, pada umumnya meliputi patahan, lipatan dan tektonik lempeng. Menurut teori tektonik lempeng bahwa litosfer dipandang terdiri dari dari beberapa lempeng pejal yang bergerak relatip lambat. Lempeng adalah suatu bentuk ukuran yang panjang dan lebarnya jauh lebih besar dari tebalnya (contoh daun pintu, ubin, dll). Menurut konsep isostasi bahwa material kerak bumi mengapung karena kesetimbangan antara berat material dengan gaya ke atas yang dikerjakan oleh lapisan fluida. Dalam teori tektonik lempeng, lapisan luar bumi (litosfer) terdiri dari kerak bumi dan bagian padat mantel atas, sampai kedalaman kira-kira 80 km. Material di bawah litosfer yang dianggap cukup panas, sehingga mudah dibentuk ulang dan mampu mengalir, dinamakan asthenosfer. Gerak relatip lempeng ada tiga yaitu divergen (saling menjauhi), konvergen (saling mendeka) dan geseran. Pada batas antara kedua lempeng yang bergerak divergen, terjadi pelebaran dasar samudra. Begitu kedua lempeng saling menjauhi, material lebur panasdan mantel naik untuk mengisi celah yang terbentuk. Material lebur yang naik mndingin menjadi tanggul dasar samudra. Jika luas permukaan bumi dianggap tetap, maka ketika material litofer baru tercipta sepanjang batas antara kedua lempeng, terjadilah gerak saling mendekati (konvergen). Ada 3 jenis gerak konvergen yang dialami oleh lempeng. 1. Tumbukan antara lempeng samudra dengan lempeng benua. Ketika lempeng samudra bertumbukan dengan lempeng benua, lempeng samudra yang lebih rapat menggeser ke bawah lempeng benua dengan sudut miring tertentu sehingga terbentuklah palung laut 2. Tumbukan antara lempeng samudra dengan lempang samudra. Ketika dua lempeng samudra bertumbukan, lempeng yang satu akan menggeser ke bawah lempeng yang lain pada daerah patahan. Akibat dari ini akan muncul gunung berapi di lautan. 3. Tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng benua Kedua lempeng relatip ringan dibanding astenosfir yang terletak di bawahnya dan terlalu tebal sehingga salah satu tidak dapat didorong ke bawah. Ujung-ujung lempeng yang berdekatan saling mendorong sehingga terjadi lekuka, membentuk jalur pegunungan. Himalaya diperkirakan terjadi karena tumbukan seperti ini, yaitu tumbukan antara lempeng india dan eurasia pada 45 juta tahun lalu. Pada pergeseran terbentuk transform fault, yang terjadi ketika ujung-ujung kedua lempeng bergeseran satu sama lain. Gempa bumi umumnya terjadi di sepanjang transform fault ini.

Pada tahun 1968 ditetapkan bahwa litosfer terdiri dari 6 lempeng utama yaitu lempeng afrika, amerika, eurasia, india (australia) pacific dan antartika.

Vulkanisme
Friday, February 26, 2010 Dituliskan oleh Syiham Al Ahmadi

Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema. Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava. Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya. Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama aktivitas vulkanik.

1) Material Hasil Aktivitas Vulkanisme Sesuai wujudnya, ada tiga jenis bahan atau material yang dikeluarkan oleh adanya tenaga vulkanisme. Material tersebut adalah material padat , cir dan gas. a) Benda padat (efflata) adalah debu, pasir,lapili (batu kerikil) batu-batu besar (bom),dan batu apung. b) Benda cair (effusive) adalah bahan cair yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme, yaitu lava, lahar panas, dan lahar dingin. Lava adalah magma yang keluar ke permukaan bumi. Lahar panas adalah lahar yang berasal dari letusan gunung berapi yang memiliki danau kawah (kaldera), contoh kaldera yang terkenal di Indonesia adalah kawah Bromo. Lahar dingin adalah lahar yang berasal dari bahan letusan yang sudah mengendap, kemudian mengalir deras menuruni lereng gunung. c) Benda gas (ekshalasi), adalah bahan gas yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme antara lain solfatar, fumarol, dan mofet. Solfatar adalah gas hidrogen sulfida (H2S) yang keluar dari suatu lubang yang terdapat di gunung berapi. Fumarol adalah uap air panas. Mofet adalah gas asam arang (CO2), seperti yang terdapat di Gunung Tangkuban Perahu

dan Dataran Tinggi Dieng. Proses keluarnya magma dinamakan letusan atau erupsi, ada yang berupa erupsi leleran (efusif), dan ada pula erupsi yang berupa ledakan (eksplosif). Berdasarkan banyaknya celah pada permukaan bumi dan waktu keluarnya magma, erupsi dibedakan menjadi empat, yaitu erupsi linear, erupsi sentral, erupsi campuran, dan erupsi areal. a) Erupsi Linear Gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau retakan-retakan disebut erupsi linear atau erupsi belahan. Erupsi linear menghasilkan lava yang cair dan membentuk plato, misalnya Plato Sukadana (Lampung), Columbia (Afrika Selatan), serta daerah yang mengelilingi Kutub Utara, seperti Tanah Hijau, Iceland, Asia Utara, dan Spitsbergen. b) Erupsi Sentral Erupsi sentral adalah lava yang keluar melalui terusan kepundan. c) Erupsi Campuran Erupsi campuran menghasilkan gunung berapi strato atau gunung berapi berlapis. Erupsi ini terdiri atas bahan-bahan lepas dan lava. Hampir seluruh gunung api di Indonesia adalah gunung api strato. d) Erupsi Areal Erupsi areal, yaitu letusan yang terjadi melalui lubang yang sangat luas. Sampai saat ini erupsi areal masih diragukan kejadiannya di bumi. 2) Intrusi Magma Penerobosan magma ke permukaan bumi tetapi belum sampai ke permukaan disebut intrusi magma. Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan sebagai berikut. a) Keping intrusi atau sills, yaitu sisipan magma yang membeku di antara dua lapisan litosfer, relatif tipis, dan melebar. b) Batolit, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, karena penurunan suhu yang sangat lambat. c) Lakolit, yaitu batuan beku yang berasal dari resapan magma di antara dua lapisan litosfer dan membentuk bentukan seperti lensa cembung. d) Gang atau dikes, yaitu batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng. e) Diatrema, yaitu batuan pengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi. 3) Tipe Letusan Gunung api a) Tipe Hawaii Tipe gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Kilauea dan Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah pembentukan plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah. b) Tipe Stromboli Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom,

lapilli dan setengah padatan bongkah lava. Contoh letusan tipe Stromboli di Indonesia adalah Gunung Raung di Jawa. Sifat semburan Gunung Raung menyemburkan lava tipe baraltik, namun terdapat erupsi-erupsi pendek yang bersifat eksplosif menyemburkan batuan-batuan piroklastik tipe bom dan lapili. c) Tipe Vulkano Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair. Di samping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung). Peralihan antara kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia misalnya Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo. d) Tipe Merapi Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran lahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat. e)Tipe Perret (Tipe Plinian) Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa. Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km. f) Tipe Pelle Gunung api tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di leher, menahan lalu lintas gas dan uap. Hal itulah yang menyebabkan mengapa letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan-guncangan bawah tanah dengan dahsyat untuk menyemburkan uap-uap gas, abu vulkanik, lapili, dan bom. Contoh letusan gunung api tipe pelle di Indonesia adalah Gunung Kelud di Jawa Timur. 4) Gejala Pravulkanik Gejala pravulkanik atau ciri-ciri gunung api akan meletus antara lain sebagai berikut. a) Temperatur di area sekitar kawah mengalami peningkatan. b) Banyak sumber-sumber air atau mata air yang mulai mengering. c) Sering terjadi (terasa) adanya gempa. d) Banyak binatang-binatang dari puncak gunung yang turun ke daerah kaki gunung. e) Adanya suara gemuruh dari dalam gunung. 5) Gejala Pascavulkanik Setelah gunung api beristirahat atau bahkan mati, kadang-kadang masih terdapat gejala yang menunjukkan sisa aktivitas vulkanisme. Gejala itu dinamakan gejala pascavulkanik. Gejala tersebut antara lain: a) munculnya sumber air panas, seperti yang terdapat di Cipanas dan Ciater di Jawa

Barat, dan Baturaden di Jawa Tengah, b) munculnya sumber air mineral, yaitu sumber air yang mengandung larutan mineral. Air dari tempat ini seringkali dijadikan obat karena mengandung belerang. Contohnya Maribaya dan Sangkanurip di Jawa Barat, c) munculnya geiser, yaitu sumber air panas yang memancar berkala, seperti yang ditemukan di Cisolok dan Kamojang Jawa Barat dan The Old Faithful geiser yang terkenal di Yellowstone National Park Amerika Serikat, dan d) munculnya sumber gas (ekhalasi), antara lain sumber gas belerang yang disebut solfatara yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas uap air atau zat lemas (N2) disebut fumarol antara lain terdapat di Kamojang Jawa Barat, dan Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas asam arang (CO2 atau CO) yang disebut mofet. 6) Bencana dan Manfaat Keberadaan Gunung Api Bencana yang ditimbulkan gunung api antara lain sebagai berikut. a) Bahaya langsung, berupa letusan yang disertai hamburan abu, bom, batu apung, prioklastika, aliran lumpur, dan lava. b) Bahaya tidak langsung, merupakan bencana yang terjadi karena adanya aktivitas gunung api, misalnya gelombang pasang (tsunami), gempa vulkanik, perubahan muka tanah, hilangnya sumber air tanah dan sebagainya. c) Munculnya gas-gas yang berbahaya seperti asam sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2), dan monoksida (CO). d) Bahaya lanjutan seperti perubahan mutu lingkungan fisik (gerakan tanah, longsoran, guguran batuan dan sebagainya). e) Letusan besar sebuah gunung berapi dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa, dan hilangnya harta benda bagi penduduk daerah di sekitarnya. f) Letusan gunung berapi dapat menimbulkan banjir lahar, baik lahar panas maupun lahar dingin. Lahar ini dapat merusak semua benda di sekitar daerah yang dilaluinya. Manfaat dari gunung api antara lain sebagai berikut. a) Sumber mineral, daerah mineralisasi dan potensi air tanah merupakan aspek-aspek positif yang dapat dimanfaatkan dari adanya aktivitas gunung api. b) Daerah tangkapan hujan. c) Daerah pertanian yang subur, kesuburan tanah di daerah tersebut diperoleh dari produk gunung api yang telah mengalami pelapukan. Bermacam-macam perkebunan dibuka di lereng gunung api yang subur dengan iklim yang sejuk. Antara lain teh, kina, kol, wortel, dan berbagai hortikultura diusahakan di lereng gunung api. d) Daerah objek wisata, keindahan panorama gunung api dengan kepundan yang aktif dengan lembah-lembah yang curam, fumarol serta danau kepundan menarik bagi para wisatawan nusantara maupun manca negara. e) Sumber energi, tenaga panas bumi yang dihasilkan dari aktivitas gunung api dapat diubah menjadi pembangkit tenaga listrik.

sumber artikel blog ini : 1. Wikipedia.org

2. BSE Depdiknas.go.id 3. id.shvoong.com 4. Google.com

Gempa Bumi (Seisme)


Gempa merupakan getaran keras dan terjadi secara tiba-tiba. Gempa ini merupakan peristiwa alam yang sangat menghancurkan. Pergeseran daratan di Bumi selalu diikuti dengan gempa. Secara umum, penyebab gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu tektonik, vulkanik, dan runtuhan. a) Gempa Tektonik Gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia disebabkan oleh gejala tektonik, yaitu gerakan lempeng tektonik pada lapisan kulit Bumi. Lempeng tektonik merupakan bagian dari litosfer yang padat dan terapung di atas lapisan selubung bergerak satu sama lain. Gempa ini terjadi karena pelepasan tenaga yang dihasilkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Jika dua lempeng bertemu pada satu sesar (patahan), kadang dapat bergerak saling menjauhi, mendekati, atau saling bergeser. Selanjutnya, terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut. Akibatnya, terjadi pelepasan secara tiba-tiba hingga dapat menggetarkan kulit Bumi dengan kekuatan besar yang kita kenal sebagai gempa bumi tektonik. b) Gempa Vulkanik Gempa yang mengguncang Bumi juga dapat ditimbulkan oleh gejala vulkanik atau gunung api. Letusan gunung api yang terjadi disebabkan oleh aliran magma dari dalam Bumi menerobos ke atas lapisan kerak Bumi. Letusan gunung berapi yang keras menyebabkan getaran kulit Bumi, terutama di daerah sekeliling gunung berapi. Pengaruh gempa vulkanik tidak sampai radius jarak yang jauh. Intensitas gempa biasanya lemah sampai sedang. Akibat yang ditimbulkan oleh gempa vulkanik juga tidak sebesar gempa tektonik. c) Gempa Runtuhan Selain gempa tektonik dan vulkanik, gempa bumi dapat terjadi karena runtuhan lapisan. Kegiatan penambangan bawah tanah menyisakan rongga-rongga di bawah tanah berupa gua-gua. Apabila runtuh, permukaan Bumi akan bergetar. Gempa jenis ini bersifat lokal dan kekuatannya paling lemah. Gempa yang mengguncang permukaan Bumi getarannya dapat dirasakan dalam radius jarak yang jauh. Ini semua karena gempa menciptakan sebuah gelombang yang disebut gelombang seismik (gelombang gempa). Gelombang seismik ini merambat ke segala arah dari sumber atau titik asal gempa di bawah tanah. Gelombang seismik ada yang merambat melalui bagian dalam Bumi dan ada yang merambat sepanjang permukaannya.

Ada tiga jenis gelombang seismik. Gelombang pertama yang mencapai seismograf adalah gelombang primer (P). Gelombang ini mempunyai sifat sama seperti gelombang bunyi yang merambat melalui udara. Gelombang primer (P) merupakan bentuk gelombang tekanan yang merambat melalui batuan dengan memampatkan dan memuaikan batuannya sendiri. Gelombang kedua adalah gelombang sekunder (S) yang merambat menembus batuan dengan gerakan naik turun. Jika gelombang P dan S mencapai permukaan, sebagian berubah menjadi gelombang seismik jenis ketiga yang disebut gelombang permukaan. Gelombang P merambat paling cepat serta mudah merambat pada zat padat dan cair. Gelombang S hanya merambat pada zat padat dengan kecepatan di bawah gelombang P. Perambatan gelombang makin cepat apabila batuan makin rapat dan keras. Gelombang permukaan mempunyai kecepatan paling lambat, tetapi mempunyai tenaga paling merusak. Gelombang ini dapat mengelilingi Bumi beberapa kali sebelum mereda. Gelombang seismik memancar dalam tiga dimensi dari sumber gempa. Gelombang yang mencapai episentrum, yaitu pusat gempa di permukaan Bumi yang berada tepat di atas sumber gempa di dalam Bumi kemudian menyebar dalam lingkaran konsentris. Lapisan kerak Bumi terdiri atas beberapa lempeng. Lempenglempeng yang membentuk lapisan luar Bumi tidak bersifat diam, tetapi bergerak perlahan dengan kecepatan 10 cm per tahun. Gerakan lempeng-lempeng tektonik ini ada yang saling bertabrakan, menjauh, dan bergesekan. Di sepanjang perbatasan dua lempeng merupakan lokasi atau sumber gempa bumi. Selain gempa bumi, di sepanjang perbatasan itu juga merupakan jalur gunung api. Jadi, sumber gempa bumi identik dengan jalur gunung api. Selain getaran yang kita rasakan, gempa bumi juga menimbulkan bencana alam seperti retakan di permukaan bumi hingga menimbulkan longsor, banjir besar, penurunan, dan pengangkatan lapisan tanah. Akibat gempa bumi yang paling hebat adalah tsunami. Tsunami terjadi apabila pusat gempa berada di laut, gempa berkekuatan besar, dan terjadi dislokasi lempeng bumi di bawah laut. _______dari buku sekolah

vulkanisme
Posted on Minggu, November 25, 2007 by Eirlangga Vulkanisme Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut vulkanisme. Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya. Lalu apa yang disebut magma? Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi pengurangan

tekanan, misalnya adanya retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut magma.

Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan. Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk (perhatikan gambar penampang gunung api), yaitu: 1. Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat. 2. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata. 3. Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan. 4. Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisanlapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng. 5. Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil. 6. Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.

Tentunya Anda masih ingat bahwa jika aktivitas magma mencapai ke permukaan bumi, maka gerakan ini dinamakan ekstrusi magma. Jadi ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan

terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan. Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan. Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu: 1. Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 2. Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km persegi. 3. Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain. Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada 3 macam gunung berapi sentral, yaitu: 1. Gunung api perisai. Gunung api ini terjadi karena magma yang keluar sangat encer. Magma yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lereng sangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya: Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii. 2. Gunung api maar. Gunung api ini terjadi akibat adanya letusan eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari timbunan bahan padat (efflata). Di bekas kawahnya seperti sebuah cekungan yang kadang-kadang terisi air dan tidak mustahil menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis. 3. Gunung api strato. Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini menyebabkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain. http://id.wikipedia.org/wiki/Tektonisme http://ayobelajarfisika.blogdetik.com/2009/10/03/tektonisme/ http://elank37.wordpress.com/2007/11/25/elank37wordpresscom-3/ http://www.syiham.co.cc/2010/02/tektonisme.html http://www.syiham.co.cc/2010/02/vulkanisme.html http://sekolahdi.blogspot.com/2009/10/gempa-bumi-seisme.html

Anda mungkin juga menyukai