Anda di halaman 1dari 13

1.

Identitas Matakuliah Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Jumlah SKS Pelaksanaan MK Prasyarat Dosen Pengasuh : Politik Ideologi : PST 603 :3 : Semester Gasal : : Mayjen. (Purn) Abdulkadir Besar, S.H.

2. Deskripsi Matakuliah Setelah menempuh matakuliah ini, para peserta memperoleh pemahaman dan mampu menjelaskan konsep ontologi, aksiologi, dan epistemologi Pancasila secara akademik. Ruang lingkup matakuliah ini terdiri atas: (1) pengertian, kedudukan, dan fungsi ideologi dalam seluruhan kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta proyeksinya pada ideologi Pancasila; (2) proses refleksi filsafati sila-sila dari Pancasila dalam rangka identifikasi serba konsep dan interrelasi antarkonsep yang terkandung di dalamnya. 3. Tujuan Pembelajaran Terkuasainya secara akademik: (1) pengertian, kedudukan, dan fungsi ideologi dalam seluruhan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, dan proyeksinya pada ideologi Pancasila; (2) proses refleksi filsafati sila-sila dari Pancasila dalam rangka identifikasi serba konsep dan interrelasi antarkonsep yang terkandung di dalamnya. 4. Materi Perkuliahan

1. Pengertian Ideologi a. Konsep original pengetian ideologi. (Destutt de Tracy). b. Pengertian yang didiskreditkan di dunia Barat
Perkembangan persepsi mengenai ideologi berserta sejumlah definisi mengenai ideologi c. Ideologi politik, filsafat politik, dan teori politik Terpahaminya perbedaan pengertian antara ketiga konsep tersebut, dalam rangka mendapatkan pengertian ideologi yang jernih d. Karakteristik ideologi e. Fungsi ideologi f. Ideologi terbuka dan idelogi tertutup

2. Ideologi Pancasila a. Pengertian dan definisi sendiri (dideduksi dari pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 dan abstraksi dari berbagai dialog antarpara pendiri negara dalam forum BPUPKI tahun 1945) b. Hubungan hirarkis antara filsafat dan ideologi, in casu antara filsafat Pancasila dan Ideologi Pancasila

3. Dasar -Dasar Filsafat a. b. c. d. e.


Pengertian Filsafat Filsafat dan Ilmu Filsafat dan Agama Apakah filsafat itu Berguna ? Tema Filsafat (1). Persolan kosmologik ( Fokus I ) (2). Persoalan ontologik (3). Filsafat kejiwaan ( The philosophy of mind ) (4). Teori tentang pengetahuan (Epistemologi, Fokus II) (5). Nilai-nilai luhur kehidupan (The higher values of life)

4. Filsafat Pancasila. a. Metode Fenomenologik (Edmund Husserl).


Kebenaran itu apa ? (diskusi kelompok-forum) b. Refleksi filsafati: menggunakan metode fenomenologik dalam rangka mengidentifikasi konsep-konsep yang terkandung didalam tiap sila dari Pancasila dan interrelasi antarkonsep.

(1). Refleksi Sila I


Teridentifikasi konsep: (a). Mantikan Eksistensi Alam Semesta (the logic of the existence of the universe): disingkat MEAS. (b). Tiga tesis-ontologik yang terkandung didalam MEAS: Tesis I : Teori tentang eksistensi. Tesis II : Teori tentang ada. Tesis III : Teori tentang kebenaran.

(2). Refleksi Sila II.


Teridentifikasi konsep Siapa manusia itu: Manusia adalah manusia individu sekaligus makhluk sosial. Dari konsep manusia ini secara dedukatif teralir beberapa konsep :

(a). Interrelasi antarmanusia, dan antaramanusia dan lingkungannya:


saling-ter-gantung. (b). interaksi antarmanusia dan antara manusia dan lingkungannya: saling-memberi (dalam tataran budaya, dikenal, dengan faham: kekeluargaan).
2

(c). tugas hidup manusia: a-priori memberi kepada lingkungan.


(3). Refleksi Sila III.
Teridentifikasi konsep:

(a). Interrelasi antara manusia dan fenomena lain berwujud loyalitas


manusia kepada lingkungan. (b). Loyalitas manusia kepada lingkungan: dimulai dari loyal kepada Tuhan, berjenjang ke atas dan berpuncak pada loyal kepada Tuhan. (c). Kebangsaan Indonesia yang tersusun oleh loyalitas manusia secara berjengjang: dari loyal kepada Tuhan, berjenjang ke atas ke loyal kepada keluarga , loyal kepada sukubangsa, loyal kepada bangsa, loyal kepada umat manusia, dan berpuncak pada loyal kepada Tuhan. (d). Tiap jenjang loyalitas berkualifikasi sebagai persatuan.

(4). Refleksi Sila IV


Teridentifikasi konsep:

(a). Masyarakat: relasi saling-tergantung antara masyarakat dan


warganya melahirkan relasi saling memelihara eksistensi pihak yang lain. (b). Musyawarah untuk mufakat adalah bentuk saling-memberi informasi antara warga dan masyarakat, melalui proses integrasi dua tingkat, yang oleh para pujangga leluhur dirumuskan menjadi: kemasyarakatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan antarwarga. Dalam kehidupan negara, konsep tersebut ditransformasi oleh para pendiri-negara Republik Indonesia menjadi: kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

(c). Bentuk

saling-memberi informasi antara negara dan rakyat tersebut, sekaligus mengungkapkan bahwa ia merupakan faham demokrasi.

(5). Refleksi Sila V


Teridentifikasi konsep:

(a). Kewajiban dan hak manusia (KHM). i. Secara alami yang original adalah kewajiban, sedang hak
adalah derivat dari kewajiban. ii. Hakikat dari hak adalah relasi, bukan barang-jadi.
3

iii. Baik kewajiban maupun hak tidak bersifat asasi. (b). Keadilan yang berciri empat: i. subjeknya jamak, berinteraksi serentak. ii. bahan baku dari keadilan adalah: hasil tunaian kewajiban dari
para subyek. iii. sifat keadilan adalah fungsional. iv. melalui relasi satu-banyak, keadilan sosial tiap saat terwujud.

(c). Interrelasi antarkonsep yang terkandung di dalam kelima Sila


terkerangkai oleh tiga tesis ontologik yang terkandung di dalam MEAS , membentuk sistim filsafat Pancasila.

5. Debat tentang isu matinya ideologi. a. b. c. d. e. f. g.


prediksi tentang akan matinya idologi. : jaman politik-ideologik telah lewat. ideologi telah mati. ideologi tidak mati. : emergence, decline , and resurgence of ideology. : ideologi sebagai strategis. : asalmula dari ideologi adalah diri manusia; selama manusia harus hidup bermasyarakat, ideologi tetap dibutuhkan. h. Pancasila dan dunia yang terjagad (terglobal). Karl Marx : Edward Shilss Daniel Bell : Henry Aiken : Mustafa Rejai Kenneth Boulding Pendapat sendiri

6. Ideologi dan Metoda Berpikir. a. Postulat: tiap ideologi yang original, niscaya memiliki meetoda-berpikir khas
dia (tersendiri). b. Relasi heuristik antara: ontologi -- epistemologi -- metodologi. ~ Ideologi Libeeralisme dan metoda-berpikir analisis kausal. ~ Ideologi Komunisme dan metoda-berpikir dialetik materialis. ~ Ideologi Pancasila dan metoda-berpikir reflektif final yang juga disebut metoda-berpikir integral.

7. Metoda Berpikir Integral a. Berlangsung melalui dua tahap:


(1). tahap persepsi (cerapan), dan (2). tahap proses

b. Definisi: persepsi adalah gambaran kejiwaan mentenai suatu obyek yang di


tangkap melalui peninderaan.

(1). Definisi: persepsi adalah gambaran kejiwaan mentenai suatu obyek yang
ditangkap melalui peninderaan.

(2). Persepsi seseorang dipengaruhi oleh:

(a). persepeksif yang terungkap oleh jarak atau posisi. (b). referensi yang dimiliki oleh pencerap, sebelum mempersepsi obyek. (c). skala amatan yang digunakan oleh pencerap.
(3). Yang dipersepsi adalah idea-benar.

c. Pengertian proses
(1). Definisi:
ide benar adalah ide yang terbentuk oleh segenap informasi, yang dipancarkan oleh segenap relasi antar segenap komponen yang membentuk obyek.

(2). Rambu-pikir waktu memperepsi obyek. (3). Rambu-pikir untuk mendapatkan kepastian idea-benar.

d. Pengertian proses
Yang dimaksud dengan proses adalah: gerak reflekstif pikiran secara alami dari ide-benar ke finish.

e. Pengertian reflektif
Yang dimaksud dengan reflektif adalah proses deduktif yang berlangsung pada saat idea-benar pertama melahirkan idea-benar kedua; idea-benar kedua melahirkan idea-benar ketiga dan seterusnya, sampai terwujudnya finish.

f. Pengertian finish
Yang dimaksud dengan finish adalah: keluaran (output) dari interaksi antara idea-benar dan referensi yang ada pada pemikir , yang paling langsung memecahkan masalah yang dihadapi atau yang langsung menunjang konsep yang hendak dicipta.

8. Postulat Temuan Baru


Cita-cita intrinsik yang terkandung di dalam suatu edeologi bisa diwujudkan menjadi kenyataan, hanya apabila menggunakan metoda-berpikir dari ideologi yang bersangkutan.
5

9. Apabila metoda-berpikir integral dilakukan oleh kelompok, diikuti dengan diskusi


klas. 5. Outcome Pembelajaran Sesuai dengan tujuan pembelajaran, outcome pembelajaran ini adalah Terkuasainya secara akademik: (1) pengertian, kedudukan, dan fungsi ideologi dalam seluruhan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, dan proyeksinya pada ideologi Pancasila; (2) proses refleksi filsafati sila-sila dari Pancasila dalam rangka identifikasi serba konsep dan interrelasi antarkonsep yang terkandung di dalamnya.

6. Rencana Kegiatan dan Pembelajaran Perkuliahan Mingguan


TATAP MUKA I POKOK BAHASAN Pengantar: Penjelasan Silabus dan SAP KOMPETENSI DASAR gambaran umum perkuliahan tentang hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam me-nempuh kuliah ini. pemahaman kepada maha-siswa tentang pengertian filsafat, ruang lingkup, relasi filsafat dengan ilmu dan agama, serta tema-tema filsafat. SASARAN PEMBELAJARAN memberikan beberapa konsep atau pengertian, ruang lingkup perkuliahan, pokok bahasan, metoda pem-belajaran dan diskusi. memberikan pemahaman ke-pada mahasiswa tentang pengertian filsafat, ruang lingkup, relasi filsafat dengan ilmu dan agama, serta tema-tema filsafat (persoalan ontologi, aksiologi) memberikan pemahaman ke-pada mahasiswa tentang pengertian ideologi, fungsi ideologi, hubungan antara filsafat dan ideologi, serta jenis-jenis ideologi memberikan pemahaman ten-tang pendapat para pendiri negara dan beberapa sarjana tentang perkembangan ideologi. METODA PEMBELAJARAN Ceramah/Diskusi EVALUASI REFERENSI

II

Dasar Dasar Filsafat

Ceramah/Diskusi

III

Ideologi

pemahaman kepada maha-siswa tentang pengertian ideologi, fungsi ideologi, dan jenis-jenis ideologi

Ceramah/Diskusi

Abdulkadir Besar (2005)

IV

Perkembangan Ideologi

pemahaman tentang per-kembangan ideologi.

Ceramah/Diskusi

Abdulkadir Besar (2005)

Transformasi Ideologik

pembahasan kepada para mahasiswa bahwa setiap negara mem-punyai filsafat negara.

VI

Pancasila sebagai Ideologi

pemahaman kepada maha-siswa bahwa dengan mempartikularitaskan pengertian ideologi (Patrick Corbett) Pancasila memenuhi kualifikasi sebagai ideologi negara

VII VIII IX

Refleksi Sila I

memberikan pemahaman ke-pada mahasiswa agar dapat memahami serba konsep yang teralir dari Sila I. pemahaman kepada maha-siswa agar dapat memahami serba konsep yang teralir dari Sila II.

Refleksi Sila II

memberikan Ceramah/Diskusi pembahasan kepada para mahasiswa bahwa setiap negara mempunyai filsafat negara yang tertransformasi ke dalam ideologi dan dituangkan dalam politik pertama (konstitusi) memberikan Ceramah/Diskusi pemahaman kepada mahasiswa bahwa dengan mempartikularitaskan pengertian ideologi (Patrick Corbett) Pancasila memenuhi kualifikasi sebagai ideologi negara sebagai-mana terdapat dalam Alinea IV Permbukaan UUD 1945 REKAPITULASI UJIAN TENGAH SEMESTER UJIAN TENGAH SEMESTER memberikan Ceramah/Diskusi pemahaman ke-pada mahasiswa agar dapat memahami serba konsep yang teralir dari Sila I: MEAS dan Tiga Tesis Ontologi. memberikan Ceramah/Diskusi pemahaman ke-pada mahasiswa agar dapat memahami serba konsep yang teralir dari

Abdulkadir Besar (2005)

Abdulkadir Besar (2005)

Abdulkadir Besar (2005)

Abdulkadir Besar (2005)

XI

Refleksi Sila III

pemahaman tentang serba konsep yang teralir dari Sila III.

XII

Refleksi IV

pemahaman tentang serba konsep yang teralir dari Sila IV

XIV

Refleksi V

pemahaman tentang serba konsep yang teralir dari Sila V.

XV

Metoda Berpikir

pemahaman tentang ideologi original yang mempunyai metoda berpikir sendiri.

Sila II tentang Siapa Manusia menurut Pancasila dan ideologi lain (seperti individualisme dan komunisme) serta KHM memberikan pemahaman ke-pada mahasiswa agar dapat memahami serba konsep yang teralir dari Sila III, loyalitas manusia kepada lingkungan, bangsa, dan berpuncak pada Tuhan. memberikan pemahaman ke-pada mahasiswa agar dapat memahami serba konsep yang teralir dari Sila IV: masyarakat dan musyawarah untuk mufakat. memberikan pemahaman ke-pada mahasiswa agar dapat memahami serba konsep keadilan sebagai interaksi antara tertunaikan kewajiban dan derivasinya menjadi hak. memberikan pemahaman ke-pada mahasiswa bahwa setiap ideologi original

Ceramah/Diskusi

Abdulkadir Besar (2005)

Ceramah/Diskusi

Abdulkadir Besar (2005)

Ceramah/Diskusi

Abdulkadir Besar (2005)

Ceramah/Diskusi

Makalah tentang Transformas i Pancasila

Abdulkadir Besar (2005)

10

XVI

mempunyai metoda berpikir sendiri dengan menyandingkan metoda berpikir yang diterapkan dalam ideologi individualisme (analisis-kausal), komunisme (dialektikahistoris-materialisme), dan Pancasila REKAPITULASI UJIAN AKHIR SEMESTER

ke PP, FN, dan berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara

11

7. Evaluasi Penilaian dilakukan dengan memperhatikan komponen sebagai berikut: (1) Kehadiran 10% (2) Tugas Terstruktur 20% (3) UTS 30% (4) UAS 40% 8. Daftar Pustaka Abdulkadir Besar. Untuk Mewujudkan Cita-cita Yang Terkandung Dalam Ideologi Pancasila. Berpikir Integralistik Merupakan Keharusan Apriori Sekaligus Kebutuhan Tak Terelakkan, Lemhannas: Jakarta, 1980. -------. Berpikir Integralistik, Edisi ke-4 (perbaikan ) Jakarta: Lemhanas, 1987. -------. Citanegara Persatuan dan Konsep Kekuasaan Serta Konsep Kebebasan, Orasi Ilmiah Dies Natalis XXVI Universitas Pancasila, Jakarta, 1992. -------. Ideologi dan Metoda Berpikir, Makalah untuk Kuliah Umum di Universitas Dharma Agung, Medan, Mei 1987. --------. Kewajiban dan Hak Manusia Yang Teralir Dari Filsafat Pancasila, Makalah untuk Diskusi Panel Senggaraan Fakultas Filsafat UGM, di Yogyakarta, 11 Agustus 1992. ---------. PANCASILA refleksi filsafati, transformasi ideologik, niscayaan metoda berpikir , Pustaka Azhary, Jakarta, 2005. --------. Politik Ideologi. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, 2009. D.D. Rafhael. Problems of Political Philosophy. NJ: Humanities Press Int., Inc., Atlantic Highiands, 1990. Daniel Bell. The End of Ideology. New York: Collies Books, 1961. Kenneth E. Boulding. The Meaning of The 20th Century.,New York: Harper & Row, 1964. Mustafa Rejai. Political Ideologies: A Comparative Approach M.E Sharpe Inc, New York, 1991. Patrick Corbett. Ideologies: Philosophy at Work. London: Hutchinson & Co. Ltd, 1965. Reo M. Christenson, et. Al. Ideologies and Modern Polities. London: Thomas Nelson & Sons, Ltd., 1972. Richard H. Cox, ed.. Ideology, Polities & Political Theory. California: Wodsworth Publishing Coy, Inc., Belmont, 1969. Thomas George White Patrick. Introduction to Philosophy. London: George Allen Unwin, 1925.

12

13

Anda mungkin juga menyukai