Anda di halaman 1dari 14

BAB II ISI 2.1 Definisi Hormon dan Klasifikasi Hormon 2.1.

1 Definisi Hormon Hormon adalah substansi kimia yang di sekresikan ke dalam tubuh, oleh satu sel atau sekumpulan sel dan menghasilkan efek kontrol fisiologi sel lainnya di dalam tubuh. 2.1.2 Klasifikasi Hormon Berdasarkan struktur kimianya : 1. Hormon stereoid. Hormon ini memiliki struktur kimia berdasarkan pada inti steroid , yang mirip dengan kolesterol dan sebagian besar tipe ini berasal dari kolesterol itu sendiri. Berbagai hormon steroid yang berbeda disekresikan oleh : a. Korteks adrenal (kortisol dan adrenal) b. Ovarium (esterogen dan progesteron) c. Testis (testosteron) d. Plasenta (esterogen dan progesteron) 2. Derivat asam amino tiroksin. Ada dua kelompok hormon yang merupakan derivat asam amino tiroksin kedua hormon metabolik tiroid, tiroksin dan triiodotironin, merupakan bentuk ionisasi dari derivat tiroksin dan kedua hormon utama yang berasal dari medulla adrenal, epinephirn dan norephrineprin, kedua-duanya merupakan katekolamin yang juga merupakan turunan dari tirosin. 3. Protein atau peptida. Pada dasarnya semua hormon endokrin yang penting dapat merupakan derivat protein peptida atau derivat keduanya. Hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis anterior dapat merupakan molekul protein atau polipeptida besar; hormon hipofisis posterior, hormon antidiuretik dan oksitoksin, merupakan peptida yang hanya mengandung 8

asam amino. Insulin dan glukagon dan paratohormon merupakan polipeptida besar. Berdasarkan Kelarutannnya : 1. Larut dalam air (Hidrofilik) Sebagian besar amina, protein, dan hormon peptida menggunakan reseptor membran plasma karena mereka larut dalam air, tidak berdifusi dan, tidak bisa menembus lapisan ganda / bilayer phospolipid dari membran plasma. Ketika hormon larut air yang dilepaskan dari kelenjar endokrin, mereka beredar dalam darah, mencapai sel target, dan membawa pesan khusus untuk sel tersebut. Kebanyakan hormon jenis ini merupakan hormon peptide / protein karena terdiri dari struktur peptise. Selain itu ada amina yang merupakan turunan dari asam amino, contohnya adalah katekolamin. 2. Larut dalam lemak (Lipofilik) Hormon-hormon tersebut larut dalam lemak dan berdifusi dalam pembuluh darah. Mereka juga dapat menembus membran sel karena memiliki protein pembawa, contoh yang paling banyak adalah albumin. Contoh yang utama dari hormon yang lipofilik adalah tiroid dan steroid. Steroid merupakan lipid netral karena merupakan turunan dari kolestrol. 2.2 Aksi Kelarutan Hormon 1. Interaksi dengan Reseptor Intraseluler 2. Interaksi dengan Membran Plasma

(Gambar hormon yang larut air dan larut lemak.) 2.3 Anatomi Hipofisis dan Fisiologi Kelenjar Pertumbuhan 2.3.1 Anatomi Hipofisis

Hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang terletak di rongga tubuh di dasar otak tepat di bawah hyphothalamus. Hipofisis ini terhubung hipotalamus oleh tangkai penghubung tipis atau connecting stalk. Kelenjar hipofisis ini terdiri dari lobus anterior dan posterior. Hipofisis memiliki dua lobus yang berbeda secara anatomis anatomis dan fisiologis, yaitu hipofisis posterior dan hipofisis anterior. Hipofisis posterior terdiri dari jaringan saraf dan karena itu disebut neurohyphophysis. Hipofisis anterior terdiri dari kelenjar jaringan epitel dan disebut adenohyphophysis (juga berarti "kelenjar"). Hipofisis anterior dan posterior juga memiliki lokasi mereka yang sama.

10

Terdapat tujuh hormon di lobus anterior : Thyroid-Stimulating Hormone (TSH), Adrenokortikotropik Hormone(ACTH), dua Gonadotropin disebut Follicle-Stimulating Hormone(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH), Prolactin, Growth Hormone.

11

Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone) Hormon pertumbuhan (GH), atau somatotropin, berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel dan replikasi dengan mempercepat laju sintesis protein. Otot rangka dan sel kondrosit (sel tulang rawan) sangat sensitif terhadap GH, meskipun sebenarnya hampir setiap jaringan lain merespon GH juga tetapi sampai tingkat tertentu. Stimulasi pertumbuhan dengan GH melibatkan dua mekanisme: 1. Mekanisme utama, yang tidak langsung. Sel hati merespon GH dengan mensintesis dan melepaskan somatomedins (senyawa yang merangsang pertumbuhan jaringan), atau Insulin-Growth Factors (IGFs). Hormon peptida ini akan mengikat reseptor pada berbagai membran plasma. Dalam serabut otot rangka, sel tulang rawan, dan sel target lainnya, somatomedins meningkatkan menyerapan asam amino dan penggabungan mereka akan membentuk protein yang baru. Efek ini segera berkembang setelah GH dilepaskan. Peran mereka sangatlah penting terutama setelah makan, karena setelah makan darah akan mengandung konsentrasi glukosa dan asam amino yang tinggi. Dalam istilah fungsional, sel kini dapat memperoleh ATP atau energi dengan mudah melalui metabolisme aerobik

12

glukosa, dan asam amino akan lebih mudah tersedia untuk mensintesis protein. sel. 2. Pada mekanisme langsung, GH menjadi lebih selektif. Mereka cenderung muncul setelah konsentrasi glukosa dan asam amino dalam darah kembali normal. Growth hormone akan merangsang pertumbuhan pada beberapa jaringan, seperti jaringan epitel dan jaringan ikat, jaringan lemak/jaringan adiphosa melalui somatomedins. Pada jaringan adiphosa, GH merangsang pemecahan lemak yang di simpan trigliserida oleh adipocytes (sel lemak), yang kemudian melepaskan asam lemak ke dalam darah. Karena terlalu banyak asam lemak di dalam sirkulasi, akan menyebabkan beberapa jaringan berhenti menghasilkan ATP dari glukosa. Sebagian besar jaringan lain sekarang memetabolisme asam lemak daripada glukosa, sehingga konsentrasi glukosa darah mulai naik ke tingkat lebih tinggi dari biasanya. Ketinggian kadar glukosa darah oleh GH disebut efek diabetogenik, karena diabetes mellitus. 2.3.2 Fisiologi Kelenjar Pertumbuhan Pemberian estrogen dan androgen meningkatkan respons hormone pertumbuhan terhadap rangsangan misalnya insulin dan arginin. Steroid seks juga meningkatkan juga meningkatkan IGF-1 plasma tetapi pada penderita defisiensi hormon pertumbuhan tidak terjadi peningkatan tersebut. Dengan demikian, hormon seks tampaknya meningkatkan amplitudo lonjakan sekresi hormon pertumbuhan yang meningkatkan sekresi IGF-1, dan hal ini kemudian menyebabkan pertumbuhan. Walaupun androgen dan estrogen pada awalnya merangsang pertumbuhan, keduanya akhirnya menghentikan pertumbuhan dengan menyebabkan epifisis menyatu dengan tulang panjang (penutupan epifisis). Sekali epifisis menutup maka pertumbuhan linear terhenti. Dengan kondisi tersebut, GH akan bertindak melalui somatomedins, dan merangsang sintesis protein lalu terjadi pertumbuhan

13

Pola pertumbuhan agak bervariasi dari satu spesies ke spesies lain Pada manusia terdapat 2 periode pertumbuhan cepat(Gbr : kurva kecepatan pertumbuhan)pertama pada masa bayi dan kedua pada masa pubertas lanjut cepat sebelum pertumbuhan terhenti.periode 1 percepatan pertumbuhan sebagian merupakan kelanjutan dari periode pertumbuhan masa janin.Lonjakan pertumbuhan ke 2 pada masa akil balik,disebabkan oleh hormone pertumbuhan ,androgen,estrogen dan terhentinya pertumbuhan disebabkan oleh efek androgen dan estrogen .karena anak perempun lebih cepat matang dari pada anak laki laki maka lonjakan pertumbuhan muncul lebih awal pada anak perempuan

( Gambar : Kurva Kecepatan Pertumbuhan)

2.4 Fungsi Hormon Pertumbuhan dan Metabolisme Hormon Pertumbuhan 2.4.1 Fungsi Hormon Pertumbuhan

14

2.4.2 Aksi Metabolisme Growth Hormon I. Peran GH dalam penyimpanan protein Bertambahnya pengangkutan AA melewati membrane sel. Peningkatan translasi RNA menyebabkan sintesis protein oleh ribosom. II. Peningkatan transkripsi inti DNA untuk membentuk RNA. Penurunan katabolisme protein dan AA Peran GH dalam meningkatkan pemakaian lemak sebagai energy Pelepasan asam lemak dari jaringan adipose. Meningkatkan konsentrasi asam lemak dalam cairan tubuh. Meningkatkan perubahan asam lemak menjadi asetilkoenzim A dan kemudian digunakan untuk energy III. Peran GH dalam metabolism karbohidrat 1. Penurunan pemakaian glukosa untuk energy.

15

2. Peningkatan endapan glikogen di dalam sel. 3. Berkurangnya ambilan glukosa oleh del dan meningkatnya konsentrasi glukosa darah. 4. Peningkatan sekresi insulin. IV. Peran GH dalam perangsangan pertumbuhan tulang rawan dan tulang 1. Peningkatan timbunan protein oleh sel kondrosit dan sel osteogenik yang menyebabkan pertumbuhan tulang. 2. Meningkatkan kecepatan reproduksi dari sel- sel 3. Efek khusus dalam mengubah kondrosit menjadi sel osteogenik, menyebabkan timbunan khusus tulang baru.

16

2.5 Etiologi dari Gigantisme Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang mengarahpada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihanhormone pertumbuhan terjadi sebelum

17

lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalammasa pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama adalahtumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone pertumbuhan. 2.6 Terapi pada Akromegali dan Gigantisme Dalam hal ini dikenal ada 3 macam terapi, yaitu: 1. Terapi pembedahan. Terapi Pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal ada dua macam pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu: Bedah makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau Trans Cranial) Bedah mikro (TESH/ Trans Ethmoid Sphenoid Hypophysectomy). Cara terakhir TESH ini dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut antara celah intra orbita dan jembatan hidung antara kedua mata untuk mencapai tumor hipofisis. 2. Indikasi radiasi. Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan dilakukan. Tindakan radiasi dapat dilaksanakan dalam 2 cara, yaitu: Radiasi secara konversional (Conventinal High Voltage Radiation, 45 69 4500 RAD) Radiasi dengan energy tinggi partikel berat (High Energy Particles Radiation, 150 69 15000 RAD) 3. Terapi medikamentosa Agosis dopamine operasi tidak memungkinkan dan menyertai tindakan pembedahan atau masih terdapat gejala aktif setelah terapi pembedahan

Pada orang normal dopamine atau agosis dopamine dapat meningkatkan kadar HP tetapi tidak demikian halnya pada pasien akromegali. Pada

18

pasien akromegali, dopamine ataupun agosis dopamine menurunkan kadar HP dalam darah. Contoh agosis dopamine: a.) Brokriptin Dianjurkan memberikan dosis 2,5 mg sesudah makan malam, dan dinaikkan secara berkala 2,5 mg setiap 2-4 hari. Perbaikan klinis yang dicapai antara lain adalah: Ukuran tangan dan jari mengecil, serta Terjadi perbaikan gangguan toleransi glukosa Efek samping yang terjadi adalah vaso spasme digital, hipotensi ortostatik, sesak nafas ringan, nausea, konstipasi, dan lain-lain. b.) Ocreotide (Long Acting Somatostatin Analogue) Cara pemberian ocreotide melalui subkutan. Dosis: dosis rata-rata adalah 100-200 mikrogram diberikan setiap 8 jam. Perbaikan klinis yang dicapai : Menurunkan kadar HP menjadi dibawah 5 mikrogram/ 1 pada 50 kasus Menormalkan kadar IGF1/ SM-C pada 50% kasus Penyusunan tumor Efek samping : ringan dan mempunyai sifat sementara yaitu nyeri local/ di daerah suntikan dan kram perut. 2.7 Manifestasi Oral pada Gigantisme Kelebihan hormon pada masa kanak- kanak dalam kondisi yang relatif langka dari gigantisme, ditandai dengan pertumbuhan berlebih. Kondisi ini dicirikan oleh pertumbuhan yang berlebihan di bagian acral (yaitu, ekstremitas) dan dimanisfestasikan oleh prognathism, frontal bossing, coarse features, prominent molar eminences, dan large hands and feet. Pada penderita gigantisme manifestasi oralnya adalah prognathism mandibula yaitu rahang bawah (mandibula) yang lebih menonjol daripada rahang atas (maksila). Dental malocclusion class III yang disebabkan oleh prognathism mandibula.

19

( Gambar 1. Dental Malocclusion Class III) Makrodontia yaitu gigi yang ukurannya lebih besar dari normal, pada gigantisme makrodontia terjadi pada semua giginya. Jarak lebar antar gigi (interdental spacing). Penebalan lidah (macroglossia). Hipersementosis yaitu penimbunan bahan semen yang berlebihan sekitar akar gigi setelah gigi erupsi, dapat dilihat pada intraoral radiograph. Struktur oral gigantisme lebih besar dari normal.

( Gambar 2. Hipersementosis)

Anda mungkin juga menyukai