Anda di halaman 1dari 34

Tutorial Modul 4 Blok 7

Tutor guide : drg. Linda Sari Sembiring., Sp.KGA Ketua : Ellen Limawan

Sekretaris : Chintya Noor Anggota : Anggun Tri Sari Chintya Florencia Jesica Noviana I Gede Erlangga Astuti Nadapdap Fendy Cahyadi Jois Yosefa Marline Wiraatmaja

Terminologi
Bias: Kesalahan sistematis dalam mengamati, memilih instrumen, mengukur, membuat klasifikasi,mencatat informasi, dan membuat interpretasi; penggambaran yang salah atas hal sesungguhnya.

Health behaviour: aktivitas apapun yang dilakukan oleh individu tanpa memandang status kesehatan aktualnya maupun status kesehatan menurut persepsi individu tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan, melindungi, atau mempertahankan kesehatannya tanpa mempertimbangkan apakah perilaku tersebut efektif untuk mencapai tujuan tersebut. (WHO 1986)

Heteroanamnesa: anamnesis yang didapat dari keluarga pasien atau sumber lain yang dekat dan tahu betul tentang riwayat pasien. Barusuh: sariawan Oral Rinse: obat kumur: larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas rongga mulut dengan tujuan untuk menyingkirkan bakteri untuk menghilangkan bau tak sedap, mempunyai efek terapi dan menghilangkan infeksi atau mencegah karies gigi.

PTT: Pegawai Tidak Tetap; dokter yang ditempatkan bertugas selama 1-2 tahun disuatu daerah baru dalam rangka menjalankan program pemerintah dalam pelayanan kesehatan. Analgetik: obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.

Abses periapikal : kumpulan pus yang terlokalisir disekitar akar gigi dan ujungnya dan dibatasi oleh jaringan tulang yang disebabkan oleh infeksi dari pulpa dan/ jaringan periodontal.

HAMBATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Ketersediaan Pelayanan akses terbatas ketika pelayanan tidak ada dalam masyarakat Letak Geografis akses terbatas jika letak pelayanan berada terlalu jauh dari pasien atau di tempat yang tidak mudah diakses Waktu dan logistik dari pelayanan akses terbatas ketika pelayanan diberikan selama hari kerja normal & waktu pada saat pasien bekerja

Kompetensi Budaya akses terbatas pada pelayanan diberikan dalam pengaturan yang tidak ramah dan tidak dapat diterima dalam hal keragaman budaya Kompetensi Linguistik akses terbatas jika pasien tidak dapat berkomunikasi dalam bahasa yang mereka kuasai Asuransi individu tidak memiliki asuransi kesehatan yang memadai dan atau asuransi kesehatan gigi

SUMBER BIAS YANG TERJADI PADA SAAT PERAWATAN

Tidak berbicara dengan bahasa yang sama atau tidak berbicara dengan baik

Disertai oleh anggota keluarga yang membantu & diandalkan dalam membuat keputusan

Tidak menceritakan tentang perawatan lain yang sedang dijalani

Tidak mengikuti perawatan gigi yang diresepkan atau disarankan

Menunggu terlalu lama untuk datang untuk perawatan gigi

Memerlukan waktu tambahan untuk kunjungan

STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARA DOKTER-PASIEN

RESPECT MODEL respect model berfokus pada pendekatan yang berpusat pada pasien untuk masalah komunikasi. RESPECT

Rapport
terhubung pada tingkat sosial. lihat titik pandang pasien. dengan sadar menunda sebuah keputusan. mengenali dan menghindari dalam membuat asumsi.

Empathy
ingat bahwa pasien telah datang kepada Anda untuk meminta bantuan. mencari dan memahami perilaku pasien yang masuk akal dan penyakit mereka. secara lisan menyatakan dan melegitimasi perasaan pasien.

Support
bertanya dan memahami hambatan pasien dalam perawatan dan kepatuhan. membantu pasien dalam mengatasi hambatan. melibatkan anggota keluarga. meyakinkan pasien Anda dan anda akan selalu siap membantu.

Partnership
fleksibel terhadap masalah pengendalian. Peran negosisasi bila diperlukan. tekanan saat Anda bekerja sama untuk mengatasi masalah kesehatan.

Explanations
sering memeriksa untuk memberi pengertian / penjelasan. menggunakan teknik klarifikasi verbal.

Cultural competence
menghormati keyakinan budaya pasien. memahami bahwa pandangan pasien Anda dapat didefinisikan oleh stereotip etnis dan budaya

menyadari bias budaya Anda sendiri dan prasangka. tahu keterbatasan Anda dalam menangani masalah medis lintas budaya. memahami gaya (style) pribadi Anda dan mengenali kapan gaya(style) itu mungkin tidak akan bekerja pada pasien.

Trust
mengakui bahwa keterbukaan diri mungkin sulit bagi beberapa pasien. bekerja sama untuk membangun kepercayaan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI, PENENTU & DETERMINAN PERILAKU MANUSIA

Determinan/ faktor penentu perilaku manusia


perilaku manusia merupakan resultan (hasil) dari berbagai macam faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal (lingkungan).
Perilaku dapat dilihat dari 3 aspek : -fisik -psikis -sosial

Secara terperinci , perilaku manusi

Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan contohnya pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap, dll.
Gejala kejiwaan ditentukan oleh banyak faktor, yaitu : faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosiobudaya masyarakat, dll.

Determinan perilaku manusia


Gejala kejiwaan
direfleksikan

Perilaku manusia

DEFINISI PERILAKU & TEORI PEMBENTUKAN PERILAKU

Segi biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organism (mahluk hidup) yang bersangkutan. Skiner (1938) seorang ahli psikolog merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Teori Skiner disebut juga dengan S-O-R atau Stimulus

Organisme Respons.
Skiner membedakan adanya dua respons, yaitu :

1. Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang


ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulusnya disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan.

2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons

yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus


atau perangsang tertentu. Perangsangnya disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respons. Ex : apabila seseorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respons

terhadap uraian tugasnya) kemudian memperoleh penghargaan


dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Perilaku tertutup (covert behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). 2. Perilaku terbuka (overt behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

sebagian besar perilaku manusia adalah operant respons. Oleh sebab itu, untuk membentuk jenis respons atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditiong. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditiong ini menurut Skiner adalah sebagai berikut : - Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforce berupa hadiahhadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.

- Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki - Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi reinforce atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut. - Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun

TAHAPAN PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM PENCARIAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KESEHATAN

1. Pengalaman sakit 2. Menerima peranan orang sakit 3. Menghubungi pemberi pelayanan kesehatan 4. Peranan pasien yang tergantung (dependent)

5. Pemulihan dan rehabilitasi

Thank you

Anda mungkin juga menyukai