Anda di halaman 1dari 12

SKENARIO 1 DOKTER AISYAH Aisyah, seorang dokter lulusan FK YARSI, saat ini ia bekerja di Bagian Bedah Rumah Sakit

Umum Daerah. Tugas Dokter Aisyah antara lain melakukan anamnesis pada pasien yang sedang dirawat, menunjukkan sikap empati pada saat mendengarkan keluhan pasien, melskuksn pemeriksaan fisik, merencanakan pemeriksaan laboratorium dan radiologi, menegakkan diagnosis serta merencanakan pengobatan yang akan diberikan kepada pasien pada hari itu dan memberikan konsultasi bila diperlukan. Dokter Aisyah juga mengamati kondisi perkembangan penyakit pasien setiap hari dan mencatatnya di dlama status medik. Selama bekerja dibangsal, Dokter Aisyah didampingi oleh perawat, ataupun paramedik lainnya. Kemampuan Dokter Aisyah bekerjasama dengan orang lain menunjukkan perannya sebagai tim pelayanan kesehatan yang professional. Dokter Aisyah sangat memahami kemampuan dan keterbatasan dirinya berkaitan dengan praktik kedokteran, oleh karenanya Dokter Aisyah harus meningkatkan profesionalitasnya dengan belajar dari buku text maupun jurnal, dan rajin mencari informasi terbaru tentang temuan diagnosis ataupun pengobatan dari website kedokteran. Dalam perspektif Islam, hal tersebut termasuk dalam kewajiban menuntut ilmu

SASARAN BELAJAR LI. 1. Mampu Memahami dan Menjelaskan Tugas Dokter LO. 1.1. Memahami Pelaksanaan Rekam Medik LO. 1.2. Memahami Pelaksanaan Anamnesis LO. 1.3. Memahami Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik LO. 1.4. Memahami Pelaksanaan Pemeriksaan Penunjang LO. 1.5. Memahami Pelaksanaan Diagnosis LO. 1.6. Memahami Pelaksanaan Terapi LI. 2. Mampu Memahami Profesionalitas Dokter Sebagai Tim Pelayanan Kesehatan LO. 2.1. Memahami Definisi dan Kriteria Profesionalitas Doketr LO. 2.2. Memahami Tujuan Profesionalitas Dokter LO. 2.3. Memahami Manfaat Profesionalitas Dokter LO. 2.4. Memahami Cara-Cara Profesionalitas Dokter LI. 3. Mampu Memahami Keterbatasan dan Keterbukaan yang Berkaitan dengan Praktik Kedokteran LO. 3.1 Mampu Menerima Kritik LO. 3.2 Mampu Memahami Pelaksanaan Rujukan LO. 3.3 Mampu Memahami Long Life Learner LI. 4. Menuntut Ilmu menurut Pandangan Islam LO. 4.1 Mampu Memahami Dalil tentang Menuntut Ilmu LO. 4.2 Mampu Memahami Hadist tentang Menuntut Ilmu

LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Tugas Dokter LO.1.1 Memahami Pelaksanaan Rekam Medik Rekam medik adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis, dan catatan segala kegiatan para pelayanan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu. Catatan ini berupa tulisan ataupun gambaran. Isi Rekam Medik: i. Identitas dan formulir perizinan ii. Riwayat Penyakit tentang: 1. Keluhan utama 2. Riwayat sekarang 3. Riwayat penyakit yang pernah diderita 4. Riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin diturunkan iii. Laporan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan laboratorium, foto rontgen, scanning, MRI, dan lain-lain. iv. Instruksi diagnostik dan terapeutik dengan tanda tangan pejabat kesehatan yang berwenang.

LO. 1.2. Memahami Pelaksanaan Anamnesis Anamnesis adalah tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya. Tujuan anamnesis yaitu: 1. Untuk memperoleh data atau informasi tentang permasalahn yang sedang dialami atau dirasakan pasien. Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan diagnosis 2. Untuk membangun hubungan yang baik antara seorang dokter dan pasiennya. Pemeriksaan anamnesis adalah pintu pembuka atau jembatan untuk membangun hubungan dokter dan pasiennya sehingga dapat mengembangakan keterbukaan dan kerjasama dari pasien untuk tahap=tahap pemeriksaan selanjutnya. Anamnesis dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Autoanamnesis Autoanamnesis adalah anamnesis yang dilakukan terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahnnya. 2. Alloanamnesis Alloanamnesis biasanya dilakukan oleh keluarga pasien yang pasien sendiri pun tidak sadar atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan.

Persiapan anamnesis yang baik hanya dilakukan apabila dokter yang melakukan anamnesis tersebut menguasai dengan teori atau pengetahuan kedokteran. Ada beberapa hal yang harus diperhatikaan saat melakukan anamnesis, yaitu: 1. Tempat dan suasana Tempat dan suasana dimana anamnesis ini dilakukan harus diusahakan cukup nyaman bagi pasien. Anamnesis akan berjalan lancer kalau tempat dan suasan mendukung. Suasana diciptakan agar paisen merasa santai, tidak tegang dan tidak merasa diinterogasi. 2. Penampilan dokter Penampilan seorang dokter juga perlu dilakukan kartena ini akan meningkatkan kepercayaan pasiennya. 3. Periksa kartu dan data pasien Sebelum anamnesis dilakukan sebaiknya periksa terlebih dahulu kartu atau data pasien 4. Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannya Pada saat anamnesis dilakukan berikan perhatian dan dorongan agar pasien dapat dengan leluasa menveritaka apa saja keluhannya. Jaga agar jangan sampai terbawa cerita pasien sehingga melantur kemana mana. 5. Gunakan bahsa/istilah yang dapat di mengerti Selama Tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umum yang dapat dimengerti pasien. 6. Buat catatan Kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil saat seorang dojter melakukan anamnesis. 7. Perhatikan pasiennya Selama anamnesis berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicara dan gerak gerik pasien. 8. Gunakan metode yang sistematis Anamnesis yang baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurut kerangka anamnesis yang baku. Dalam melakukan anamnesis pasti ada tantangan dalam pengerjaannya yaitu: 1. Pasien yang tertutup 2. Pasien yang terlalu banyak keluhan 3. Hambatan bahsa 4. Pasien dengan gangguan jiwa 5. Pasien yang cenderung marah dan menyalahkan LO. 1.3. Memahami Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik, yaitu : 1. Inspeksi Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lainlain.
4

2. Palpasi Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi : Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai. Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering Kuku jari perawat harus dipotong pendek. Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir. Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain. 3. Perkusi Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah : Sonor : suara perkusi jaringan yang normal. 1. Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia. 2. Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar. 3. Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik. 4. Auskultasi Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus. LO. 1.4. Memahami Pelaksanaan Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjanang adalah pemeriksaan untuk menunjang diagnosis penyakit guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya. Tujuan pemeriksaan penunjang menurut Henry & Howanitz yaitu: 1. Menunjang diagnosis klinis 2. Menyingkirkan kemungkinan suatu diagnosis 3. Pedoman terapi 4. Panduan prognosis 5. Mendeteksi suatu penyakit Contoh-contoh pemeriksaan penunjang: 1. Laboratorium: pemeriksaan hematologi, imunoserologi, urin, feses, analisa cairan obat.
5

2. Radiologi: rontgen, Ultrasonography (USG), Computed Tomography Scan (CT-Scan), Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan Intravenous Pyelography (IVP). LO. 1.5. Memahami Pelaksanaan Diagnosis Diagnosis adalah penentuan sifat penyakit/menentukan satu penyakit dengan penyakit lainnya. Diagnosis tidak hanya mengidentifikasi jenis penyakit tertentu, tetapi upaya untuk mencegah atau menanggulangi penyakit tersebut. Diagnosis memiliki beberapa manfaat, antara lain: 1. Untuk menemukan atau mengidentifikasi kelemahan atau penyakit 2. Untuk menemukan karakteristik atau kesalahn-kesalahn atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal 3. Sebagai pertimbangan dalam upaya pengendalian penyakit di lapangan 4. Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran suatu penyakit atau wabah LO. 1.6. Memahami Pelaksanaan Terapi Terapi adalah manajemen dan perawatan pasien untuk memerangi penyakit atau gangguan pada tubuh. Macam-macam terapi: 1. Terapi Aktif: terapi yang segera dilakukan langsung untuk menyembuhkan penyakit atau luka. 2. Terapi Kausal: terapi berdasarkan penyebab penyakit 3. Terapi Suportif: terapi yang membantu fungsi-fungsi tubuh agar bekerja dengan baik. 4. Terapi Konservatif: terapi untuk menghindari tindakan medis radikal atau prosedur operatif. 5. Terapi Empiris: terapi berdasarkan pengalaman yang sudah terbukti. 6. Terapi Ibu Hamil: Terapi untuk menghilangkan gejala yang tidak diinginkan 7. Terapi Peringanan: terapi untuk mengurangi rasa sakit tanpa usaha untuk menyembuhkan. 8. Terapi Preventif: Terapi pencegahan penyakit 9. Terapi Rasional: Terapi berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan tindakan penyembuhan yang diberikan. 10. Terapi Syok: Istilah kuno untuk terapi elektrokonvulsif. 11. Terapi Spesifik: Terapi yang diadaptasi pada penyakit yang diobati.

LI. 2. Mampu Memahami Profesionalitas Dokter Sebagai Tim Pelayanan Kesehatan LO. 2.1. Memahami Definisi dan Kriteria Profesionalitas Dokter Profesionalitas dokter adalah mutu, kualitas, ddan tindak tanduk uang merupakan ciri dari seorang dokter yang professional Dokter sebagai profesional harus bertanggung jawab secara: 1. Moral: terhadap sang pencipta (melalui sumpah dokter) 2. Etik: terhadap organisasi profesi dan masyarakat kedokteran 3. Disiplin: terhadap konsil kedokteran Indonesia dan MKDKI
6

4. Hukum: Kedokteran Pidana Pidata Administrasi LO. 2.2. Memahami Tujuan Profesionalitas Dokter 1. Mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang dokter. 2. Mampu menyesuaikan peran dan fungsinya, LO. 2.3. Memahami Manfaat Profesionalitas Dokter 1. Tidak akan terjadi kesalahan dalam tata pelaksanaan terapi 2. Mencegah dan mengurangi kessalahan medis atau kecelakaan medis 3. Mempertebal kepercayaan dan keyakinan dari pasien ke seorang dokter LO. 2.4. Memahami Cara-Cara Profesionalitas Dokter 1. Mengamalkan sumpah dokter 2. Melaksanakan profesi sesuai dengan standar profesi tinggi 3. Kebebasan dan kemandiriaan profesi 4. Memberi surat keterangan dan pendapat sesudah memeriksa sendiri kebenarannya 5. Rasa kasih saying (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia 6. Jujur dalam berhubungan dengan pasien daan sejawatnya 7. Menghormati hak-hak pasien, teman sejawat, dan ytenaga kesehatan lainnya 8. Melindungi hidup makhluk insani 9. Memperhatikan kepentingan masyarakat dan semua aspek pelayanan kesehatan 10. Tulus iklas menerapkan ilmunya, bila tidak mampu merujuknya 11. Merahasiakan segala sesuatu tentang pasiennya 12. Memberi pertolongan darurat 13. Memperlakukan sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan 14. Memelihara kesehatannya 15. Mengikuti perkembangan iptek kedokteran LI. 3. Mampu Memahami Keterbatasan dan Keterbukaan yang Berkaitan dengan Praktik Kedokteran LO. 3.1. Mampu Menerima Kritik Pada interaksi dokter dengan pasien, dapat dijumpai bermacam tipe pasien. Para dokter dituntut untuk lebih informatif tanpa diminta sesuai dengan kewajiban dan kompetensinya. Seorang dokter perlu menerima feedback atau kritik dari pasien.

LO. 3.2. Mampu Memahami Pelaksanaan Rujukan

Dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia, terdapat salah satunya adalah berkomunikasi dengan sejawat yang terdiri dari: Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi pasien baik secara lisan, tertulis, atau elektronik pada saat yang diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran. Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran. Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran. Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional penanganan suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lainnya yang lebih ahli Rujukan adalah upaya melimpahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang sesuai. Rujukan terbagi dua jenis, yaitu: 1. Rujukan Medis: Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk masalah kedokteran yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit dan atau memulihkan status kesehatan pasien. Jenis-jenis Rujukan Medis: a. Rujukan pasien (transfer of patient): penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih sempurna atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut b. Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge): pengiriman dokter atau tenaga kesehatan yang lebih ahli dari strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk bimbingan dan diskusi atau sebaliknya, untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. c. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (transfer of specimens): pengiriman bahan-bahan pemeriksaan bahan laboratorium dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata yang lebih mampu atau sebaliknya, untuk tindak lanjut. 2. Rujukan Kesehatan: Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab untuk masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan ataupun mencegah penyakit yang ada di masyarakat. Jenis-jenis Rujukan Kesehatan: a. Rujukan tenaga: pengiriman dokter atau tenaga kesehatan dari strata b. pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat atau sebaliknya, untuk pendidikan dan latihan.

c. Rujukan sarana: pengiriman berbagai peralatan medis atau non medis d. dari strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan di masyarakat, atau sebaliknya untuk tindak lanjut. e. Rujukan operasional: pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanggulangan masalah kesehatan masyarakat dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut. Karakteristik konsultasi dan rujukan: a. Ruang lingkup kegiatan: konsultasi memintakan bantuan profesional dari pihak ketiga. b. Kemampuan dokter: konsultasi ditujukan kepada dokter yang lebih ahli dan atau yang lebih pengalaman. Pada rujukan hal ini tidak mutlak. c. Wewenang dan tanggung jawab: konsultasi wewenang dan tanggung jawab tetap pada dokter yang meminta konsultasi. Pada rujukan sebaliknya. Manfaat konsultasi dan rujukan: a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (bila sistemnya berjalan sesuai dengan yang seharusnya). b. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan terpenuhi (terbentuk team work). Masalah konsultasi dan rujukan: Rasa kurang percaya pasien terhadap dokter (bila rujukan atau konsultasi inisiatif dokter) Rasa kurang senang pada diri dokter (bila rujukan atau konsultasi atas permintaan pasien) Bila tidak ada jawaban dari konsultasi Bila tidak sependapat dengan saran atau tindakan dokter konsultan Bila ada pembatas (sikap atau perilaku, biaya, transportasi) Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk. Tata cara konsultasi dan rujukan Dasar: kepatuhan terhadap kode etik profesi yg telah disepakati bersama dan sistem kesehatan terutama subsistem pembiayaan kesehatan yang berlaku. 1) Konsultasi (McWhinney, 1981): 2) Penjelasan lengkap kepada pasien alasan untuk konsultasi 3) Berkomunikasi secara langsung dengan dokter konsultan (surat, form khusus, catatan di rekam medis, formal atau informal lewat telepon). 4) Keterangan lengkap tentang pasien 5) Konsultan bersedia memberikan konsultasi Tata cara rujukan:

Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak Pembagian wewenang dan tanggungjawab: 1. Interval referral: pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tersebut tidak ikut menanganinya. 2. Collateral referral: menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja 3. Cross referral: menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya. 4. Split referral: menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur. LO. 3.3 Mampu Memahami Long Life Learner Dokter harus belajar karena dokter sebagai pembelajar adalah sebuah tuntutan profesi ini. Kita harus belajar sepanjang hayat karena saat ini terjadi ledakan informasi dan selalu ada inovasi baru dalam bidang kedokteran dan kesehatan dan untuk menghindari kesalahan dokter dalam mengobati pasiennya. LI. 4. Menuntut Ilmu menurut Pandangan Islam LO. 4.1 Mampu Memahami Dalil tentang Menuntut Ilmu QS. Al Mujadalah: 11

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: Berlapanglapanglah dalam majlis, Maka lapangkanlah niscaya Alloh akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, Maka berdirilah, niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Qs. Fathir: 28
10

Dan di antara orang-orang dan makhluk bergerak dan penggembalaan ternak adalah berbagai warna sama. Hanya mereka bertakwalah kepada Allah, dari antara hamba-hamba-Nya, yang memiliki pengetahuan. Sesungguhnya Allah adalah Maha Perkasa dan Maha Pengampun.

LO. 4.2. Mampu Memahami Hadist tentang Menuntut Ilmu Seutama-utama manusia adalah orang mumin yangalim (pandai) yang jika ia dibutuhkan maka ia berguna, dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia mencukupkan dirinya. [Al Baihaqi dalam Syu'bul Iman mauquf pada Abu Darda' dengan sanad yang lemah] Dari Abdullah bin Masud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda :Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah alhikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain (HR Bukhari)

11

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Nurhay, dkk. 2007. Penuntun Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Amin Sp.og , Prof. DR. Dr. Amir, Prof. DR. Dr. M. Jusuf Hanafiah Sp.F, SH. 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 4. Jakarta: EGC. Carl E. Speicher, M. D. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif. Jakarta: EGC. Hayes, Peter C., Thomas W. Mackay. 1988. Churchills Pocketbook of Medicine. London: Churchill Livingstone. Spacher, Ronald A. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: EGC. http://astaqauliyah.com/2007/10/rekam-medis-defenisi-dan-kegunaannya/ http://www.merriam-webster.com/medical/anamnesis http://www.merriam-webster.com/medical/diagnosis http://www.forumilmu.com/read/55/29/06/2011/fungsi-dan-manfaat-pemeriksaanlaboratorium.html http://inamc.or.id/download/Standar%20Kompetensi%20Dokter.pdf http://www.akperppni.ac.id/pengkajian-pemeriksaan-fisik.html http://rifai.staf.narotama.ac.id/2012/02/04/anjuran-menuntut-ilmu-dalam-islam/ http://www.anneahira.com/menuntut-ilmu-dalam-pandangan-islam.htm http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/Rekam%20Medis%20dan%20SIK.PDF http://quran.com/35/28#0 http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/treatment http://ocw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000142-familymedicine%2Ffmd175_slide_konsultasi_dan_rujukan_dalam_praktek_dokter_keluarga.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai