Ada benda asing ( bakteri, virus, dll) memecah protein toksin liposakarida merangsang hipotalamus dan degenerasi jar.tubuh zat pirogen demam ( imun tubuh tidak bisa melawan inflamasi ) -rubor -kalor 39,5 -40,5 derajat celciu spesifik pada pneumonia -tumor -dolor -fungsiolesa Demam local dan difuse.
Cairan eksudat : kndungan protein lebih dr 30% --> didasari atas proses inflamasi cairan transudat : dibawah 30 %, belum terlalu ada campur tangan bakteri
akibat dari akibat adanya eksudat (missal : eosinofil, dll) pada paru halus dan kasar adanya cairan2 di alveoli turbulensi
4. Mengapa obat yang diberikan tidak memberikan efek yang berarti ?
seharusnya obat apa yang diberikan ? Obat salah atau dosis gak tepat ? tergantung jenis bakteri cari antibiotic yang tidak resisten terhadap bakteri tertentu .
Dd: 1.pneumonia karena curiga ada demamnya .infeksi. ada ronki basah di bag respiratorius 2.emboli paru perkusi redup, ronki 3.atelektasis rusak sel tipe 2 alveloar sejak lahir, surfaktan yang njaga dy gak collapse gak terproduksi difusi dr alveolus ke kapiler karena alv tersumbat, alv collapse 4.SARS infeksi virus
PNEUMONIA -definisi :
penyakit peradangan parenkim paru ( dr bronkiolus respiratorius-alveolus) karena paparan dari mikroorganisme, jika non mikroorganisme pneumonitis, ex karena radiasi kimia, idiopatik, dll
Peradangan atau inflamasi akut pada parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi Patofisiologi Jilid 2, Silvya A Price, EGC -etiologi : Bakteri , jamur, radiasi ,obat, protozoa, virus, alergi Lengkapin yaa sekalian mekanismenya
Bakteri (bervariasi Fungi ( blaskomitosis, blastomisis, aspergilus phycomycetes) Virus ( Chiken pox, rhino virus, adeno virus, influenza) Recckettsia (coxiella, burnetii) Protozoa Alergi Radiasi Obat (drug, busulfan,nutrofurantoin) Bahan kimia (alcohol ,dll) Penyebab tidak jelas, dll
Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Prof. Dr. Pasiyan FK Undip AGEN INFEKSIUS PENYEBAB PNEUMONIA
golongan bakteri Agen penyebab Streptococcus pneumonia Streptococcus pyogenes Staphylococcus aureus Klebsiella pneumnia Pseudomonas aeruginosa e.choli Actimyces asraelli Nicordia asteroides Coccidioides immitis Coxiella burneti Chamydia psittaci Micoplasma pneumonia Influenza virus,adenovirus Pneumocytis carinii Tipe pnuemonia Pneumonia bakterial
Aktinomikosis pulmonar Nokardiosis pulmonar koksidimikosis Demam q psitakosis Pnumonia mycoplasma Pneumonia viral Pnumonia pneumosistis
Sumber:respirology -klasifikasi : (menurut mc farlan) -pneumonia dr komunitas -pneumonia nosokomial -pneumonia aspirasi -pneumoni oprtunistikpenekanan system missal imunitas yang rendah bikin kuman yang gak pathogen jadi merusak -pneumoni rekuren
Lengkapi !
Secara anatomis dah gak terlalu spesifik di harrison -lobar pneumoni -segmental pneumoni -lobular pneumoni
1. Berdasarkan klinis dan epideologis : a.Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia) penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Diagnosis Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis, gejala klinis pemeriksaan fisis, foto toraks dan labolatorium. Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto toraks trdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini : Batuk-batuk bertambah Perubahan karakteristik dahak / purulen Suhu tubuh > 380C (aksila) / riwayat demam Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki Leukosit > 10.000 atau < 4500
b.Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia / nosocomial pneumonia) pneumonia yang kejadianya bermula di rumah sakit.penyakit ini merupakan penyebab kematian yang terbanyak pada pasien rumah sakit.mikroorganisme penyebabnya biasanya bakteri gram (-) dan stafilococcus. c.Pneumonia aspirasi aspirasi dikaitkan dengan menyebabkan: obstruksi (tersumbat) sal.pernapasan,pneumonitis oleh infeksi.predisposisi aspirasi adalh pada pemabuk, pecandu obat2an. Predileksi yang terkena adalah segmen paru/ lobus paru.terutama pada bagian segmen superior lobus bawah kanan. d.Pneumonia pada penderita Immunocompromised pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan. 2. Berdasarkan bakteri penyebab a.Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka, misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik,
Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza. b.Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, Legionella spp. Penyebab lain Chlamydiapsittasi, Coxiella burnetti, virus Influenza tipe A & B, Adenovirus dan Respiratori syncitial virus. Diagnosis pneumonia atipik a.Gejalanya adalah tanda infeksi saluran napas yaitu demam, batuk nonproduktif dan gejala sistemik berupa nyeri kepala dan mialgia. Gejala klinis pada tabel di bawah ini dapat membantu menegakkan diagnosis pneumonia atipik. b.Pada pemeriksaan fisis terdapat ronki basah tersebar, konsolidasi jarang terjadi. c. Gambaran radiologis infiltrat interstitial. d.Labolatorium menunjukkan leukositosis ringan, pewarnaan Gram, biarkan dahak atau darah tidak ditemukan bakteri. e.Laboratorium untuk menemukan bakteri atipik. Isolasi biarkan sensitivitinya sangat rendah Deteksi antigen enzyme immunoassays (EIA) Polymerase Chain Reaction (PCR) Uji serologi Cold agglutinin Uji fiksasi komplemen merupakan standar untuk diagnosis M.pneumoniae Micro immunofluorescence (MIF). Standard serologi untuk C.pneumoniae Antigen dari urin untuk Legionella
untuk membantu secara klinis gambaran perbedaan gejala klinis atipik dan tipik dapat dilihat pada tabel 2, walaupun tidak selalu dijumpai gejala-gejala tersebut.
Penatalaksanaan Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya. Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah. Juga diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme patogen yang spesifik misalnya S. pneumoniae . yang resisten penisilin. Yang termasuk dalam faktor modifikasis adalah: (ATS 2001) a.Pneumokokus resisten terhadap penisilin Umur lebih dari 65 tahun Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir Pecandu alkohol Penyakit gangguan kekebalan Penyakit penyerta yang multipel b.Bakteri enterik Gram negatif Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru Mempunyai kelainan penyakit yang multipel Riwayat pengobatan antibiotik c.Pseudomonas aeruginosa Bronkiektasis Pengobatan kortikosteroid > 10 mg/hari Pengobatan antibiotik spektrum luas > 7 hari pada bulan terakhir Gizi kurang c.Pneumonia virus d.Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 3. Berdasarkan predileksi infeksi a.Pneumonia lobaris. Sering pada pneumania bakterial, jarang pada bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya : pada aspirasi benda asing atau proses keganasan b.Bronkopneumonia. Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada
lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus. Sering pada bayi dan orang tua. Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus c.Pneumonia interstisial
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai ' salah satu atau lebih' kriteria di bawah ini. Kriteria minor: Frekuensi napas > 30/menit Pa02/FiO2kurang dari 250 mmHg Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus Tekanan sistolik < 90 mmHg Tekanan diastolik < 60 mmHg Kriteria mayor adalah sebagai berikut : Membutuhkan ventilasi mekanik
Infiltrat bertambah > 50% Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok) Kreatinin serum > 2 mg/dl atau peningkatan > 2 mg/dI, pada penderita riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialisis
-faktor resiko 1.merokok 2.usia ekstrim : dibawah 5tahun / diatas 59 tahun 3.kanker 4.peny kronis ex dm 5.alkohol 6.imunodefisiensi 7.disfungsi cilia
Usia di atas 65 th Aspirasi sekret orofaringeal Infeksi pernafasan oleh virus Sakit parah menyebakan kelemahan(mis alDM) Peny. Prnafasan kronis : asma, COPD Kanker paru Trakeostomi atau pemakaian slang endotrakeal Bedah abdominal atau toraks Fraktur tulang iga Pengobatan dengan imunosupresif AIDS
-patogenesis gmna bakteri bisa masuk ? gimana sampe bisa sakit ? -patofisiologi sekalian manifestasi klinis secara per klasifikasi PATOFIOLOGY
Inhalasi mikroba dgn jln: Melalui udara,aspirasi organisme dari naso faring,hematogen
Reksi inflamasi
nyeri dada,demam,anoreksia
Nyeri pleura
Hepatis merah
Sekresi,edem,bronkospasme
dispnea,batuk
Partial oclusi
Hipoksi
Hepatisasi merah :
-
perembesan tersebut membuat aliran drah turun alveolus dipenuhi leukosit dan eritrosit ( jmlh eritrosit sedikit,leukosit lalu akan memfagositosis pneimocccus dan saat resolusi berulang makrofag kasuk ke dalam alveolus dan menelan leukosit beserta pneumococcus. Hepatisais kelabu (tempatnya berwarna abu2) Secara perlahan2 erirosit yang mati dan eksudat fobrin di buang ke alveolus sehingga terjadi pemulihan sempuarna.shg paru2 norman tanpa kehilangan kendali dalam peertukaran gas. Patogenesis Stadium2 dari pneumoia bakteri yang diakibatkan oleh pneumonia pneiumococcus:
Stadium awal(4- 12 jam): eksudat serosa masuk kedalam alveoli dr pembuluh
Hepatisasi kelabu (3-8 hari) paru2 tampak berwarna abu2 karena leukosit
dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam alveolus yang terserang shg jaringan kembali ke struktur semula
Pemulihan (7-11 hari )eksudat mengalami lisis dan diabsorbsi oleh makrofag
Commen cold Deman mendadak(38,5-39,5) Nyeri dada Sesak nafas Batuk bertambah hebat.yang mulanya non-produktif mjdi produktif dgn sputum berwarna merah 2. Oleh Strafilokokus Panas Menggigil Batuk produktif(sputum mukopurulent)
3. Oleh Kuman anaerob
Demam Batuk produktif sputum berbau tidak sedap(khas) Pneumoni oleh virus Demam Myalgia Sakit kepala Sesak nafas Sianosis
Pneumoni lobularis atau broncopneumoni 1. pneumoni lobularis Panas hebat Batuk dengan /tanpa sputum Terdapat ronchi basah halus 2. Bronkopneumonia Sesak nafas memberat Sianosis Suhu tubuh meningkat Takikardi, Bila keadaan berat.terjadi hipoksia,koma,oleh karena retensi co2 Sputum spota rufa,dapat jg purulent Ronchi basah halus atau sdg (Dr.pasiyan,bagian IPD FK Undip)
manfestasi klinis:
o o o o o o o
Demam / nyeri kepala Batuk + sputum Nyeri dada dan sesak Pernapasan bronkial Takipnea Confusion hipotensi
Dahaknya : kental Warna dahak kayak karat besi ( karena sel darah merah yang mati ) , mukopurulen , Sejak kapan sifatnya akut atau kronis : akut Keluhan lain demam 39,5-40,5 derajat celcius px fisik Perkusi : redup Auskultasi : ronki basah Inspeksi : dada tertinggal yg terkena inspirasi banyak cairan shg udara susah masuk di tipikal Palpasi : peningkatan fermittus vocal
resolusi. Pemeriksaan penunjang a.Gambaran radiologis Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh
-penatalaksanaan :
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya, akan tetapi karena beberapa alasan yaitu : 1. penyakit yang berat dapat mengancam jiwa 2. bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia. 3. hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu. maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris. Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat sebagai berikut :
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP) Golongan Penisilin TMP-SMZ Makrolid Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP) Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan) Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi Marolid baru dosis tinggi Fluorokuinolon respirasi Pseudomonas aeruginosa Aminoglikosid Seftazidim, Sefoperason, Sefepim Tikarsilin, Piperasilin Karbapenem : Meropenem, Imipenem Siprofloksasin, Levofloksasin Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA) Vankomisin Teikoplanin Linezolid Hemophilus influenzae TMP-SMZ Azitromisin Sefalosporin gen. 2 atau 3 Fluorokuinolon respirasi Legionella Makrolid
Fluorokuinolon Rifampisin Mycoplasma pneumoniae Doksisiklin Makrolid Fluorokuinolon Chlamydia pneumoniae Doksisikin Makrolid Fluorokuinolon
-komplikasi :
Komplikasi yang dapat terjadi : Efusi pleura. Empiema. Abses Paru. Pneumotoraks. Gagal napas. Sepsis
-prognosis :
Hasil pengobatan biasanya bagus. Tingkat mortalitas lebih tinggi pada pdenderita manula. Mortalitas keseluruhan sebesar 5% namun meningkat sampai 20% pada penderita yang membutuhkan perawatan di RS dan 50% pada yang membutuhkan perawatan intensif. Setelah perbaikan, khususnya pada perokok, harus dilakukan pemeriksaan foto toraks ulang untuk memastikan dan menyingkirkan penyakit yang mendasari pada paru, termasuk kanker paru At a Glance Medicine, Patrick Davey, EMS