Anda di halaman 1dari 10

A. Euforia Perasaan nyaman atau perasaan gembira yg berlebihan B.

Agitasi Pengertian agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakitpenyakit psikiatrik yang luas. Agitasi sangatlah sering dijumpai di dalam pelayanan gawat darurat psikiatri sebagai keluhan pasien-pasien dengan gangguan psikotik. Agitasi memiliki manifestasi yang bermacam-macam. Umumnya komponen perilaku dari agitasi dapat dikenali sebagai agresif secara fisik atau verbal (seperti berkelahi, melempar, merebut, menghancurkan barang-barang, memaki dan berteriak) dan juga yang nonagresif (tidak dapat tenang, mondar-mandir, bertanya berulang-ulang, bercakap-cakap dan inappropriate disrobing). Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika di dalam DSM-IV-TR, agitasi didefinisikan sebagai aktivitas motorik yang berlebih-lebihan terkait dengan perasaan ketegangan dari dalam diri. Gangguan perilaku yang kompleks yang dikarakteristikkan dengan agitasi terdapat pada sejumlah gangguan psikiatri seperti skizofrenia, gangguan bipolar, demensia (termasuk penyakit Alzheimer) dan penyalahgunaan zat (obat dan/atau alkohol).
C. Agresif Perilaku Agresifsecara psikologis berarti cenderung (ingin) menyerang kepada sesuatu yang dipandang sebagai hal yang mengecewakan, menghalangi atau menghambat (KBBI: 1995: 12). Perilaku ini dapat membahayakan anak atau orang lain. misalnya, menusukan pensil yang runcing ke tangan temannya, atau mengayunngayunkan tasnya sehingga mengenai orang yang berada di sekitarnya. D. Mania Mania merupakan suatu episode meningkatnya afek seseorang yang jelas, abnormal, menetap, ekspansif, atau iritabel. Afek yang abnormal ini membuat fungsi harian pasien menjadi terganggu karena gangguan pada daya pertimbangan lingkungan. Tugas utama bagi dokter adalah menemukan gangguan episode mania ini. Pasien mania yang tidak dirawat sering kali minum alcohol secara berlebihan, pasien sukar dicegah untuk menggunakan telepon secara berlebihan (interiokal di pagi hari). Mereka juga suka berjudi secara patologik, buka baju di tempat umum, mengenakan baju atau perhiasan yang warnanya sangart mencolok, juga suka mengabaikan hal-hal kecil seperti tidak meletakkan ganggang telepon secarab benat di tempatnya. Pasien suka terlibat secara berlebihan dengan masalah keagamaan, politik, keuangan, seksual dan ide pengejaran yang berkembang dalam system waham yang kompleks. Terkadang mereka juga bisa regresi seperti bermain dengan urine dan feses sendiri. E. Depresi Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.

Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:


Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya

F. Introfert Introvert adalah orang yang berorientasi ke dalam diri mereka sendiri (inward thinking). Mereka tertarik pada dunia ide, pemikiran, dan konsep sehingga orangorang introvert sangat menyukai suasana tenang untuk menyendiri untuk berpikir ataupun beraktivitas. Sumber energi mental mereka berasal dari proses menyendiri ini sehingga bagi orang yang tidak mengerti, orang introvert terkadang disalah artikan sebagai pribadi yang anti sosial dan tertutup. Ketika orang introvert bersosialisasi dengan banyak orang, maka stock energi mental mereka perlahan-lahan akan berkurang dan ketika itu terjadi, maka mereka akan mengisi ulang dirinya dengan menyendiri. Banyak pemikir, seniman atau orangorang hebat yang merupakan orang introvert. Nama-nama seperti Albert Einstein, Abraham Lincoln, Steven Spielberg, sampai businessman sekelas Bill Gates adalah contoh notable orang-orang introvert yang sukses dalam pekerjaan mereka. G. Perfeksionis Perfeksionis adalah keyakinan bahwa seseorang harus menjadi sempurna untuk mencapai kondisi terbaik pada aspek fisik ataupun non-materi. Perfeksionis adalah orang yang memiliki pandangan perfeksionisme. Pada bentuknya sebagai penyakit, perfeksionisme dapat menyebabkan seseorang memiliki perhatian berlebih terhadap detail suatu hal dan bersifat obsesifkompulsif, sensitif terhadap kritik, cemas berkepanjangan, keras kepala, berpikir sempit, dan suka menunda. Hal-hal yang dapat menghambat keberhasilan dalam hal apapun. Orang yang potensial, namun perfeksionis akan terhambat kemampuannya. Hasrat menciptakan produk atau sesuatu yang terbaik adalah hal yang perlu, namun seorang perfeksionis akan menemukan banyak rintangan yang sama sekali tidak perlu. Masalah perfeksionis adalah tindakannya yang cenderung suka menunda-nunda dan akhirnya capek sendiri. Obsesinya akan kesempurnaan menjadi beban pikiran dan meletihkan perasaannya. Orang perfeksionis akan cepat kehabisan energi karena terus cemas tentang bagaimana menyempurnakan sesuatu yang akan dikerjakannya atau berpikir seandainya dulu saya begini atau begitu.

H. Gangguan Alam Perasaan/Emosi


A. Definisi Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh kepribadiandan fungsi kehidupan seseorang. (Wahyu P. 2010). Gangguan Alam perasan adalah Kelompok gangguan dimana terjadi gangguan emosi di sertai gejala mania atau depresi ( Rachmawati N. 2002). Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh kepribadiaan dan fungsi kehidupan seseorang ( Stuart 2006). Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang di tandai dengan adanya alam perasaan yang meluas,meningkat,bersemangat atau mudah tersinggung.respon ini dapat di tunjukkan dengan prilaku hiperaktif, banyak bicara, tertawa berlebihan dan penyimpangan herpes.( Rachmawati N. 2002). Depresi dapat disebut melankolia adalah suatu keadaan dan berduka yang berkepanjangan atau abnormal.( Rachmawati N. 2002). Jadi alam perasaan adalah perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadiaan dan fungsi kehidupan seseorang dan ditandai oleh syndroma depresif sebagian atau total dan ditandai dengan kehilangan minat terhadap aktifitas sehari-hari. B. Rentang Respon Emosional Rentang Emosi indifidu dapat berfluktuasi dari respon emosiyang dari adaptif sampai maladaptif seperti gambar di bawah ini:

Respon Adaptif Responsif Reaksi kehilangan Yang Wajar

Respon Maladaptif Supresi Reaksi Kehilangan yang memanjang Mania/ depresi

Keterangan Dari bagan di Atas: a. Respon emosi adatif meliputi: 1. Respon Emosional ( Emosional responsieveness) adalah respon emosi di pengaruhi dengan melibatkan secara aktif dunia eksternal dan internal.ini berarti individu terbuka dan sadar akan perasaan tertentu. 2. Reaksi kehilangan yang wajar ( Uncomplicated grief reaction) adalah reaksi yang wajar,yang dialami oleh setiap individu menghadapi realita dari kehilangan dan tenggelam di dalam proses kehilangan.Reaksi yang sering tampak adalah:bersedih,berhenti kegiatan sehari-hari.berfokus pada diri sendiri,dan berlangsung tidak lama.

b. Respon emosi maladatif meliputi: 1. Supresi emosi (Suppresion of emotions) adalah keadaan dimana individu menyangkal perasaannya.menjauhkan diri dari perasaannya atau menekan semua aspek perasaan terhadap lingkungan,pasien tampak menyangkal perasaan tertentu atau tidak mempengaruhi pasien oleh perasaan tersebut. 2. Reaksi berduka yang memanjang ( Delayed grief reaction )adalah penyangkalan yang menetap dan memanjang.tetapi tidak tampak reaksi emosi terhadap kehilangan.penundaan dan penolakan proses berduka dapat terjadi beberapa tahun. 3. Depresi (Melancholia) adalah respon emosi yang maladatif yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihandan berkepanjangan dan dapat digunakan untuk menujukkan berbagai fenomena : tanda,penyebab,gejala,keadaan emosional,reaksi,penyakit atau kondisi klinik secara menyeluruh. 4. Mania adalah keadaan yang ditandai oleh peningkatan,perluasan alam perasaan atau keadaan alam perasaan yang mudah tersinggung dan terangsang.mania dapat digambarkan sama dengan gejala diatas tetapi tidak seberat dengan keadaan mania atau episode mania.
C. Perbedaan Mania dan Depresi Mania dan depresi merupakan fokus bahasan pada makalah ini. Kedua hal ini merupakan respon emosi yang mal adaptif berat dan dapat dikenal melalui intensitas, rembetan, terus-menerus dan pengaruhnya pada fungsi sosial dan fisik individu. Istilah depresi dipakai untuk tanda dan gejala keadaan klinik sesungguhnya. Gangguan alam perasaan menurut DSM III R. Dibagi dalam dua kategori (dikutip dari Wilson dan Kneisl,1987,hlm 428) yaitu : 1. Gangguan bipolar : a). Gangguan bipolar (campuran manik,depresi). b). Siklotimia. 2. Gangguan depresi a). Major depresi ( satu episode,berulang). b). Distimia. Pengertian tentang pembagian diagnosis ini akan membantu perawat untuk mengantisipasi keadaan kedaruratan pada diagnosis tertentu. D. Gejala Gangguan Mood Depresi Gangguan depresi ditandai perasaan sedih yang berlebihan,murung,tidak bersemangat,merasa tidak di hargai,merasa kosong dan tidak ada harapan.berpusat pada krgagalan dan menuduh diri,dan di sertai ide dan pikiran bunuh diri.klien tidak berminat pada pemeliharaan diri dan pada aktivitas sehari-hari. Gangguan mania ditandai oleh perasaan hati yang meningkat,meluas dan mudah tersinggumg.klien tdk mengenal lelah,hyperaktif dan pada keadaan yang berat disertai panik yaitu perilaku yang tidak terkontrol.

Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan ( afektif,mood) yang di tandai kemurungan,kesedihan,kelesuan,kehilangan gairah hidup,tidak ada semangat dan merasa tidak berdaya,perasaan bersalah atau berdosa dan tidak berguna dan putus asa.gejala lain yang sering menyertai gangguan mood adalah: 1. Sulit konsentrasi dan daya ingat menurun 2. Nafsu makan dan berat badan menurun 3. Gangguan tidur (sulit tidur atau tidur berlebihan)di sertai mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan,misal: mimpi orang yang sudah meninggal. 4. Agitasi atau retardasi motorik (gelisah atau perlambatan gerakan motorik). 5. Hilang perasaan senang,semangat,minat dan meninggalkan hobby. 6. Kreatifetas dan produktifitas menurun. 7. Ganggua seksual (libido menurun) 8. Pikiran-pikiran tentang kematian dan bunuh diri. Bila seseorang lebih rentan untuk menderita depresi di bandingkan orang lain,biasanya yang bersangkutan mempunyai corak kepribadian sendiri. (diri kepribadian depresif,)dengan ciri-ciri: a. Mereka sukar untuk merasa bahagia, mudah cemas, gelisah dan kawatir, irritable, tegang dan agitatif. b. Mereka yang kurang percaya diri, rendah diri mudah mengalah dan lebih senang untuk berdamai, menghindari konflik atau konfrontasi merasa gagal dalam usaha atau sekolah lamban, lemah, lesu, atau sering mengeluh sakit ini dan itu. c. Pengendalian dorongan dan impuls terlalu kuat menarik diri lebih suka menyisih sulit ambil keputusan, enggan bicara, pendiam dan pemalu. d. Suka mencela, mengeritik, menyalahkan orang lain atau menggunakan mekanisme pertahanan penyangkalan. E. Tipe Gangguan Perasaan Secara garis besar tipe gangguan dapat diklarifikasikan sbg berikut : mood episode, depressive disorder dan bipolar disorders. 1. Mood episode a. Mayor depressive episode Untuk diagnosis kelompok ini terdapat lima atau lebih gejala-gejala yang di tampilkan selama periode dua minggu dan menampilkan perubahan fungsi dari fungsi sebelumnya paling sedikit dari gejala tersebut adalah salah satu dari dua hal berikut 1) Perasaan depresif 2) Kehilangan ketertarikan terhadap kesenangan b. Manic episode Manic episode ditandai dengan periode gangguan yang nyata dan peningkatan secara menetap, meluap-luap atau mood yang mudah terangsang selama satu minggu (atau beberapa periode saat dirumah sakit juga penting). Selama periode gangguan, tiga atau

lebih gejala-gejala berikut telah menetap dan telah nampak dalam tingkat yang berarti : 1. Melambungnya harga diri. 2. Menurunnya kebutuhan untuk tidur. 3. Lebih banyak bicara dibanding biasanya. 4. Ide yang meloncat perhatian yang mudah teralih. 5. Peningkatan dalam perilaku yang bertujuan. 6. Keterlibatan yang berlibihan yang mengakibatkan cidera.
c. Tipe lainnya Tipe lainnya dari episode mood meliputi mixed episode dan hypomanic episode pada mixed episode, kriterianya merupakan perpaduan antara manic episode dan mayor depressive episode. Sedangkan pada hypomanic episode secara jelas menunjukkan meningkatkan mood yang berbeda dari mood non depressive yang biasa tetapi tidak dikelompokkan sebagai episode manic. 2. Depressive disorders a. Mayor Depressive Disorder mayor dapat berupa episode berulang atau episode tunggal. b. Dysthymic Disorder dalam diagnostic and staticial manual of mental disorder kondisi kelompok ini dikenal dengan depressi neurosis. 3. Bipolar Disorders a. Bipolar disordes Klien dengan type biplar mendemonstrasukan kekuatan (strong), meluap luap (exaggregated) dan menggambarkan siklus irama mood (cyclid mood swings). b. Cyclothynic disordes Indifidu dengan kelainan cyclothnic cenderung untuk mengalami irama mood di antara exhilaration and depresion ( kerianggan dan depresif). I. Isolasi Diri

Definisi Isolasi Sosial


Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Isolasi sosial merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain maupun komunikasi dengan orang lain (Keliat, 1998). Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI, 2000).

Isolasi sosial merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran, dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup berbagi pengalaman.

2.2 Proses Terjadinya Masalah


Pattern of parenting Ineffective coping Lack of Development Stessor Internal and (Pola Asuh) (Koping Individu task (Gangguan External Tidak Efektif) Tugas Perkembangan) (Stres Internal dan Eksternal) Misal : Pada anak yang kelahirannya tidak dikehendaki(unwanted child)akibat kegagalan KB, hamil diluar nikah, jenis kelamin yang tidak di inginkan, bentuk fisik kurang menawan menyebabkan keluarga mengeluarkan komentar-komentar negative, merendahkan, menyalahkan anak. Misal : Saat individu menghadapi kegagalan menyalahkan orang lain, ketidakberdayaan, menyangkal tidak mampu menghadapi kenyataan dan menarik diri dari lingkungan, terlalu tingginya self ideal dan tidak mampu menerima realitas dengan rasa syukur. Misal : Kegagalan menjalani hubungan intim dengan sesama jenis atau lawan jenis, tidak mampu mandiri dan menyelesaikan tugas, bekerja, bergaul, bersekolah, menyebabkan ketergantungan pada orang tua, rendahnya ketahanan terhadap berbagai kegagalan. Misal : Stres terjadi akibat ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas terjadi akibat akibat berpisah dengan orang terdekat, hilangnya pekerjaan atau orang yang dicintai.

Harga Diri Rendah Kronis

Isolasi sosial

Menurut Stuart Sundeen rentang respons klien ditinjau dari interaksinya dengan lingkungan sosial merupakan suatu kontinum yang terbentang antara respons adaptif dengan maladaptif sebagai berikut:

Menyendiri Otonomi Bekerjasama interdependen

Menarik diri Ketergantungan Manipulasi curiga

Merasa sendiri Depedensi curiga

Respons Adaptif
Respons adaptif yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan secara umum serta masih dalam batas normal dalam meyelesaikan masalah. a) Menyendiri : respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah di lingkungan sosialnya. b) Otonomi : kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial. c) Bekerjasama : kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama lain. d) Interdependen : saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.

Respon maladaptif
Respons yang diberikan individu yang menyimpang dari norma sosial. Yang termasuk respon maladaptive adalah : a) Menarik diri : seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain b) Ketergantungan : seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung dengan orang lain c) Manipulasi : seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam d) Curiga : seseorang gagagl mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.

2.3 Tanda dan Gejala


a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Gejala subjektif : Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain Respons verbal kurang dan sangat singkat Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan Klien merasa tidak berguna Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup Klien merasa ditolak

Gejala Objektif : a. Klien banyak diam dan tidak mau bicara b. Tidak mengikuti kegiatan c. Banyak berdiam diri di kamar d. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat e. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal f. Kontak mata kurang g. Kurang spontan h. Apatis ( acuh terhadap lingkungan ) i. Ekspresi wajah kurang berseri j. Tidak merawat diri dan tidak memperhatiakn kebersihan diri k. Mengisolasi diri l. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya

m. n. o. p. q. r.

Masukan makanan dan minuman terganggu Retensi urin dan feses Aktivitas menurun Kurang energy (tenaga) Rendah diri Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khususnya pada posisi tidur)

Anda mungkin juga menyukai