Anda di halaman 1dari 8

Nama NIM Jurusan Mata Kuliah / Rombel

: Andreas Johan T W S : 1102412045 : Teknologi Pendidikan : Pendidikan Kewarganegaraan / 87

RESUME Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi A. Pengantar 1. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kurikulum Perguruan Tinggi Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu UU. No 20 Tahun 2003, kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan bahasa. Atas dasar ketentuan tersebut di atas jelaslah bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu materi pembelajaran yang harus ada dalam setiap perguruan tinggi. Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus, secara berguna dan bermakna. Pendidikan sendiri mengarah pada dua aspek. Pertama, pendidikan untuk memberi bekal pengetahuan dan pengalaman akademis, ketrampilan profesional ketajaman dan kedalaman intelektual, kepatuhan pada nilai-nilai atau kaidah-kaidah. Kedua, pendidikan untuk membentuk kepribadian dan jati diri individu. Mengacu pada The International Commision on Education for 21 st century pendidikan hendaknya memasukkan 4 pilar yaitu: a. Learning to know, b. Learning to do, c. Learning to be, d. Learning to live together. Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Tujuan pendidikan tinggi adalah: 1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional.

2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pendidikan tinggi dikembangkan dan peranan perguruan tinggi diarahkan untuk: 1) Menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 2) Mendidik mahasiswa agar mampu menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 3) Mengembangkan tata kehidupan kampus sebagai masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral Pancasila dan berkepribadian Indonesia. Peranan perguruan tinggi makin ditingkatkan, antara lain dengan cara: 1) Menjamin penggunaan kebebasan mimbar akademik dalam bentuk yang kreatif, konstruktif dan bertanggung jawab. 2) Melanjutkan usaha-usaha kea rah integrasi dan konsolidasi kegiatan mahasiswa dan cendekiawan sesuai dengan disiplin ilmu dan profesinya. Dalam keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 232/U/2000, ditetapkan pengelompokan matakuliah pada program sarjana dan diploma terdiri atas: (a) Kelompok matakuliah pengembangan kepribadiam (MPK); (b) Kelompok matakuliah keilmuan dan keterampilan (MKK); (c) Kelompok matakuliah keahlian berkarya (MKB); (d) Kelompok matakuliah perilaku berkarya (MPB); (e) Kelompok matakuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB). Kurikulum pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelengaraan program studi terdiri atas kurikulum inti dan kurikulum institusional. Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus disakup dalam suatu program studi. Sedangkan kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang merupakan bagian dari kurikulum perguruan tinggi. 2. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan Bangsa Indonesia bertekad mempertahankan kemerdekaan serta kedaulatan Negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dari pandangan tersebut, jelaslah bahwa Indonesia dalam pembelaan negaranya menganut prinsip bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib membela serta mempertahankan kemerdekaan negara yang telah diperjuangkan. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah membuktikan kepahlawanan bangsa ini dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan secara fisik diantaranya dengan perang kemerdekaan. Namun, dewasa ini, perjuangan mengisi kemerdekaan lebih diarahkan bagaimana menjadi

warga negara yang baik dengan upaya mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupan berbangsa. Dalam rangkaian perjuangan nonfisik dengan profesi masing-masing, maka Pendidikan Kewarganegaraan menjadi penting bagi para mahasiswa. Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil, akan menumbuhkan sikap mental yang bersifat cerdas, penuh tanggung jawab, beriman pada Tuhan YME, berbudi luhur, bersikap rasional, professional, dan aktif memanfaatkan IPTEK serta seni untuk kemajuan negara, bangsa dan kemanusiaan. B. Hak Asasi Manusia 1. Pengertian HAM Dalam Tap MPR No. XVII/1998, hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia: secara kodrati, universal dan abadi, sebagai anugerah Tuhan YME. Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar sebagai pemberian Tuhan, dan bukan pemberian pemerintah, maupun pemberian masyarakat. Kewajiban pemerintah adalah untuk memberikan perlindungan terhadap hak asasi tersebut sedangkan kewajiban sesame masyarakat adalah adalah saling menghormati satu sama lain. Hak asasi manusia memiliki cakupan yang sangat luas yaitu meliputi hak asasi politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan sebagainya. Hak asasi manusia ada yang digolongkan sebagai derogable rights dan ada yang digolongkan sebagai non-derogable rights. Derogable rights adalah hak asasi manusia yang dalam kondisi yang sangat memaksa dapat dikesampingkan sedang non-derogable rights adalah hak asasi manusia yang dalam kondisi apapun tidak boleh dikesampingkan. 2. Pengakuan atas Martabat dan Hak-hak yang sama sebagai Manusia Hidup di Dunia Sejarah tentang hak asasi manusia dimulai ketika Perang Dunia II selesai, dimana selama perang hak asasi manusia diinjak-injak, kemudian timbul keinginan untuk merumuskan hak asasi manusia itu dalam suatu naskah yang berlaku secara internasional dan usaha ini berhasil pada tahun 1948 dengan diterimanya Universal Declaration of Human Rights oleh PBB. HAM berkembang melalui tahap-tahapan sebagaimana tertuang dalam beberapa naskah antara lain: a. Magna Charta (Piagam Agung, 1215) b. Bill of Rights ( Undang-Undang Hak, 1689) c. Declaration des droits de Ihomme et du citoyan (Pernyataan hak-hak manusia dan warga negara, (1789)

d. Bill of Rights (Undang-Undang Hak) Hak-hak yang dirumuskan dalam abad ke-17 dan ke-18dipengaruhi oleh gagasan mengenai hokum alam dan hanya terbatas pada hak-hak yang bersifat politik. Rumusan hak asasi manusia yang sangat terkenal adalah empathak yang dirumuskan oleh Presiden Amerika Serikat Franklin D. Rosevelt yang dikenal dengan istilah The Four Freedoms yaitu: a. Kebebasan untuk berbicara dan menyataka pendapat b. Kebebasan beragama c. Kebebasan dari ketakutan d. Kebebasan dari kemelaratan Hak-hak asasi yang didirikan pada tahun 1946 oleh PBB telah menetapkan Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusi pada tahun 1948. 3. Penghargaan dan Penghormatan atas Hak-hak Manusia dengan Perlindungan Hukum di Indonesia Seperti halnya negara-negara baru, Indonesia telah mencantumkan beberapa hak asasi di dalam UUD 1945 yang tersebar dalam beberapa pasal, terutama pada pasal 27 sampai dengan pasal 34. Akan tetapi hak-hak asasi yang dimuat terbatas jumlahnya dan dirumuskan secara singkat. Selain itu diantara tokoh-tokoh masyarakat terdapat perbedaan pendapat mengenai peranan hak-hak asasi di dalam negara demokrasi. Di era globalisasi masalah hak asasi manusai telah menjadi isu global, perlindunga hak asasi manusia di suatu negara tidak lagi hanya menjadi perhatian dari masyarakat negara yang bersangkuan, akan tetapi juga menjadi sorotan bangsa-bangsa lain. Dari waktu ke waktu masalah HAM di Indonesia telah diatur dalam: a. UUD 1945 b. Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM c. UU No. 39/1999 tentang HAM d. UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM Tentang pelaksanaan hak asasi manusia, walaupun hak asasi manusia itu membawakan nilai yang bersifat universal namun dalam pelaksanaannya perlu disesuaikan dengan nilainilai falsafah dan pandangan hidup bangsa serta kondisi sosio-budaya masyarakat. C. Hak dan Kewajiban Warganegara 1. Pengertian Bangsa dan Negara

a. Bangsa Sejarah timbulnya bangsa-banga di dunia berawal dari benua Eropa, terutama pada akhir abad XIX timbul berbagai gerakan kebangsaan di Benua Eropa. Menurut Ernest Renan, bangsa adalah suatu kesatuan solidaritas, kesatuan yang terdiri dari orang-orang yang saling merasa setia kawan dengan satu sama lain. Sedangkan menurut Ben Anderson, bangsa merupakan komunitas politik yang dibayangkan dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat. Selain itu menurut ahli lain Otto Bauer, menggambarkan bahwa bangsa adalah satu persatuan perangai yang timbul karena persatuan nasib. Dengan demikian pengertian bangsa kiranya mengandung intisari adanya elemen pokok berupa jiwa, kehendak, perasaan, pikiran, semangat, yang bersama-sama membentuk kesatuan, kebulatan dan ketunggalan serta semuanya itu yang dimaksud adalah aspek kerohaniannya. b. Negara Negara adalah alat dari sesuatu masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat, disamping itu juga menertibkan gejalagejala kekuasaan yang timbul oleh karenanya adanya hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat. Negara merupakan suatu organisasi yang dalam wilayah tertentu dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari dari kehidupan bersama itu. Jadi negara dapat membimbing kegiatan-kegiatan sosial dari penduduk negara kea rah tujuan bersama mereka. Selain itu negara mempunyai tugas penting yaitu mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang timbul dalam masyarakat yang bertentangan satu sama lain. Negara juga memiliki beberapa sifat, yaitu memaksa, monopoli, dan mencakup semua. Terbentuknya suatu negara harus memenuhi beberapa unsur-unsur esensial yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. 1) Rakyat Rakyat yaitu suatu kelompok manusai yang merupakan suatu kehidupan bersama yang menetap disuatu tempat yang tertentu dan merupak unsur utama dari sebuah negara. Sebagai anggota negara, rakyat atau warga negara memiliki hak-hak tertentu yang dinamakan privilege yang muncul sabagai akibat dari keanggotaannya menjadi warga dari sebuah negara. 2) Wilayah

Wilayah adalah landasan material atau landasan fisik suatu negara. 3) Pemerintah yang berdaulat Pemerintah yang berdaulat adalah pemerintah yang memiliki kekuasaan tertinggi, yang berarti tidak berada di bawah kekuasaan lainnya. 2. Proses Berbangsa dan Bernegara Kesadaran terhadap sejarah menjadi penting ketika suatu masyarakat itu mulai menyadari bagaimana posisinya sekarang dan seperti apa jati diri atau identitasnya serta apa yang akan dilakukan ke depan sehingga pada waktunya akan muncul suatu pemikiran untuk menciptakan suatu identitas kolektif dalam rangka menggalang kehidupan bersama sebagai bangsa. Dengan terwujudnya identitas bersama senagai bangsa dan negara Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup sehingga akan dihargai dan sejajar dengan bangsa dan negara lain. 3. Kerangka Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Kerangka dasar kehidupan nasional meliputi: a. Pancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Dasar Negara RI b. UUD 1945 sebagai Landasan Konstitusional c. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional d. Ketahanan Nasional sebagai Pendekatan Konsepsional 4. Warga Negara, Hak dan Kewajiban Warga Negara a. Warga Negara Warga negara adalah salah satu tiang negara, disamping kedua tiangyang lain, yaitu wilayah dan pemerintah. Karena warga negara merupakantiang atau sokoguru negara, maka kedudukan warga negara sangatlah pentingdalam suatu negara. b. Hak dan Kewajiban Warga Negara Penduduk Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu Warga Negara Indonesia (WNI) dan bukan warga negara (WNA). Hak dan kewajiban warga negara, telah diatur menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia yang terdapat pada pasal 27 sampai dengan pasal 34. D. Bela Negara

1. Makna Bela Negara Dalam menyelenggarakan Hankamnas, setiap warga megaramempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dan dijamin oleh UUD 1945yang merupakan kehormatan dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran,tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara. Bela negara adalah sikap dan perilaku warganegara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara (UU No. 3 tahun 2002). Usaha pembelaan negara tertumpu pada kesadaran setiap warga negara akan hak dan kewajibannya. 2. Implementasi Bela Negara Dalam upaya bela negara yang merupakan hak dan kewajiban setiap warganegara, implementasinya dapat ditempuh melalui: a. Lingkungan Pendidikan jalur pendidikan formal Melalui pendidikan penduluan bela negara (PPBN) yang bertujuan untuk menumbuhkan: 1) Kecintaan kepada tanah air 2) Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia 3) Keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideology negara 4) Kerelaan berkorban untuk negara 5) Memberikan kemampuan awal bela negara b. Lingkungan Pekerjaan Sasaran yang dicapai adalah membentuk karyawan yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, memiliki motivasi kerja yang tinggi serta memiliki disiplin dan produktivitas yang tinggi. c. Lingkungan Pemukiman Sasaran yang dicapai adalah membentuk masyarakat yang dapatmemahami nilainilai perjuangan bangsa. E. Demokrasi 1. Konsep Demokrasi

Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos berarti pemerintahan. Jadi demokrasi berarti pemerintahan rakyat, atau suatu pemerintahan di mana rakyat memegang kedaulatan yang tertinggi atau rakyat diikutsertakan dalam pemerintahan negara. 2. Pendidikan Demokrasi Guna mewujudkan masyarakat demokratis, pendidikan demokrasi mutlak diperlukan, karena pada hakikatnya pendidikan demokrasi adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya dapat diterima dan dijalankan oleh warga negara. 3. Demokrasi dalam system Negara Kesatuan Repuplik Indonesia a. Masa 1945-1959 Periode pemerintahan ini demokrasinya adalah demokrasi parlementer, karena pada masa ini merupakan kejayaan parlemen dalam sejarah politik Indonesia. b. Masa 1959-1965 Periode ini adalah periode demokrasi terpimpin. Masa demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari senagat anti kekerasan pers, dan sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara proses hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. c. Masa 1965-1998 Dalam periode ini terjadi pemberontakan G30S/PKI yang merupakan titik kulminasi dari pertarungan atau tarik ulur politik antara Soekarno, Angkatan Darat, dan PKI. Era baru telah dimulai dengan apa yang disebut Orde Baru yang diharapkan dapat memberikan pengharapan baru. d. Masa 1998-Sekarang Sejak tahun 1998 Indonesia memasuki era baru yang biasa disebut dengan era reformasi yang membawa serta babak baru dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia. 4. Prospek Demokrasi di Indonesia Satu hal yang sangat jelas yang menunjukkan prospek demokrasi di Indonesia adalah peningkatan proporsi orang yang mengalami peningkatan kemampuan politik. Hal ini dapat kita lihat dari besarnya jumlah pemilih muda yang semakin bertambah pada setiap pemilu.

Anda mungkin juga menyukai