3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika Universitas Andalas, mulai Januari 2012 sampai April 2012.
3.2 Alat- alat yang digunakan dalam penelitian 1. Timah dan penyedot timah: digunakan sebagai bahan konduktor untuk perekat antar-komponen untuk rangkaian permanen. sedangkan pencabut timah untuk mengeluarkan timah jika terjadi kesalahan.
Gambar 3.1 Timah dan Pencabut timah 2. Solder: digunakan untuk memanaskan timah menjadi cair.
Gambar 3.3 Crocodile clip 4. Papan PCB dan FeCl3 (pelarut PCB): digunakan untuk media rangkaian dan bubuk FeCl3 yang digunakan untuk melarutkan papan PCB (printed circuit board)
5. PC (personal computer): digunakan untuk mengetik dan menjalankan program yang akan dipindahkan ke mikrokontroler AT89S51, melalui downloader ASM-51.
6. Multimeter digital dan analog: digunakan untuk mengukur besaran berupa tegangan, arus dan resistor.
7. Papan breadboard : digunakan untuk uji coba rangkaian sebelum dirangkai pada PCB.
8. Sensor Fototransistor dan LED inframerah: sebagai sistem sensor pendeteksi cahaya pada sistem alat-ukur kekeruhan air.
3.3 Tata Laksana Penelitian Tahapan kerja yang akan dilakukan dalam rencana penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Studi literatur. 2. Pengenalan dan pemahaman fungsi dari masing-masing komponen yang digunakan untuk membuat rancang bangun alat tersebut. 3. Tahap uji coba untuk merangkai komponen pada papan breadboard. 4. Pembuatan rangkaian secara permanen baik penyolderan, pemasangan alat dan komponen dan pengaturan lainnya. 5. Pembuatan program sistem pendeteksi kekeruhan zat cair. 6. Pengujian akhir meliputi perangkat keras dan perangkat lunak.
3.4 Perancangan Perangkat Keras (hardware) Secara keseluruhan, diagram blok perancangan perangkat keras yang akan dibangun/dibuat dalam rencana penelitian ini adalah seperti pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10 Diagram blok sistem alat ukur tingkat kekeruhan air.
Intensitas cahaya setelah melalui sampel air diterima oleh sistem sensor cahaya. Keluaran sistem sensor ini berupa tegangan analog yang kemudian dikondisikan oleh pengondisi sinyal. Sinyal tegangan analog yang telah terkondisi ini kemudian diubah ke bentuk digital oleh ADC 0804. Selanjutnya data digital yang dikeluarkan oleh ADC diolah oleh mikrokontroler untuk ditampilkan di LCD dalam bentuk nilai tingkat kekeruhan air. Perancangan ini meliputi: 1. Perancangan rangkaian catu daya +5 V 2. Perancangan rangkaian sensor fototransistor dan LED inframerah 3. Perancangan rangkaian ADC 0804 4. Perancangan rangkaian minimum untuk mikrokontroler AT89S51 5. Perancangan rangkaian minimum untuk LCD.
3.4.1 Perancangan Catu daya Dalam penelitian ini dilakukan perancangan 1 buah catu daya +5V dc untuk mencatu sistem sensor, sistem minimum mikrokontroler, dan sistem penampil (LCD). Skematik rangkaiannya ditunjukkan pada Gambar 3.11.
Komponen yang digunakan: sebuah trafo 2 x 6 V / 500 mA, empat buah dioda D1, D2 (masing-masing 1 A), sebuah regulator IC 7805, dua buah kapasitor, dan 1 buah resistor. Keterangan rangkaian: 1. Keempat dioda D1, D2, D3 dan D4 dihubungkan seperti pada Gambar 3.11 2. Center Tap (CT) dihubungkan ke Ground. 3. Elco 220 F digunakan sebagai tapis untuk mendapatkan arus dc yang rata. 4. Keluaran dioda dihububungkan ke kaki masukan regulator 7805 untuk mendapatkan catu tegangan + 5 V.
3.4.2 Perancangan Sistem Sensor Rangkaian sistem sensor untuk mengukur tingkat kekeruhan air ini dirancang menggunakan LED (sebagai pemancar cahaya inframerah) dan fototransistor (sebagai penerima), dengan skematik rangkaian dan tata-letak komponen seperti pada Gambar 3.12.
3.4.3
Perancangan Sistem Pengonversi Sinyal Rangkaian ADC (analog-to-digital converter) adalah rangkaian
pengonversi atau pengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. yang diberikan sensor yang berupa tujuan dari pengkondisian sinyal ini adalah agar data-data yang dihasilkan dari input berupa sensor dapat diolah oleh data yang dihasilkan dari input berupa sensor yang dapat diolah oleh mikrokontroller, dimana rangkaian ADC ini terdiri resistor 10 ohm dah kapasitor 150 pF yang berfungsi sebagai generator.
Perancangan Sistem Minimum Mikrokontroler Rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51 digunakan untuk membaca
data masukan dari ADC, mengolah data tersebut, dan mengontrol LCD dalam menampilkan hasil pengukuran. Rangkaian ini terdiri dari beberapa komponen, antara lain: Mikrokontroler AT89S51 X-TAL 12 MHz Kapasitor ( 33 pF 2 buah, 10 F/16V 1 buah) Resistor 10 k LED
3.4.5
Perangkat LCD M1632 memiliki jalur data sebanyak 8 bit (D0-D7) dan sinyal kontrol 3 bit yaitu E,RS dan R/W. Hubungan LCD dengan mikrokontroler AT89S51 dilakukan melalui Port 0 (P0.0 - P0.7), sedangkan untuk mengatur kecerahan dan sudut pandang dari LCD tegangan catu daya LCD diatur dengan potensiometer.
LCD ini berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran yang telah diolah oleh mikrokontroler. Hasil yang ditampilkan pada LCD adalah hasil perhitungan dari intensitas kekeruhan air yang diukur.
3.5 Rancang Bangun Perangkat Lunak (Software) Untuk menjalankan suatu sistem instrumentasi berbasis mikrokontroler diperlukan urutan instruksi yang disebut program. Program sistem alat ukur
tingkat kekeruhan air ini ditulis dalam bahasa pemrograman C menggunakan perangkat lunak Reads51, dengan diagram alir seperti pada Gambar 3.15.
3.6 Pengujian Alat Pengujian alat dilakukan dengan terlebih dahulu mengkarakterisasi sistem sensor. Caranya adalah dengan menempatkan cuvette (atau medium transparan lainnya) berisi air yang tersuspensi di antara rangkaian sistem sensor, lalu mencatat tegangan keluaran fototransistor. Pada saat yang sama dicatat pembacaan pada turbidimeter acuan yang ditempatkan bersebelahan dengan fototrnasistor. Hasil pembacaan kedua alat ini kemudian dibandingkan untuk mendapatkan fungsi transfer hubungan antara tegangan keluaran fototransistor dan nilai tingkat kekeruhan yang ditunjukkan oleh turbidimeter. Prosedur yang
sama dilakukan untuk beberapa tingkat kekeruhan air yang berbeda. Data tegangan keluaran fototransistor dan nilai tingkat kekeruhan air yang terbaca pada turbidimeter ini kemudian diolah dengan program Excel untuk perbandingan dengan alat ukur turbidimeter sebagai fungsi transfer. Fungsi transfer inilah yang kemudian dimasukkan ke dalam program bahasa C untuk digunakan sebagai kontrol penampilan nilai desimal pada LCD.