Anda di halaman 1dari 11

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) PERSIAPAN PRE OPERASI

Disusun Oleh : Mahasiswa Profesi NERS

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT BHAKTI WIYATA KEDIRI 2013

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) PERSIAPAN PRE OPERASI

Telah diperiksa, dievaluasi dan disahkan pada : Hari Tanggal : :

Pembimbing Institusi

Pembimbing Lahan

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) PERSIAPAN PRE OPERASI

Pokok bahasan : Persiapan Pre Operasi Sasaran Hari /tanggal Waktu Tempat : Keluarga pasien : 26 September 2013 : 30 menit : RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

1. Tujuan Instruksional Umum Setelah di berikan penyuluhan keluarga pasien mengerti tentang persiapan pre operasi 2. Tujuan intruksional khusus (TIK ) Setelah di lakukan penyuluhan di harapkan keluarga pasien mengerti tentang : a. Keluarga dapat memahami tentang tindakan pre operasi b. Keluarga dapat memahami tentang tindakan post operasi c. Keluarga mengetahui resiko dan komlpikasi yang terjadi pada operasi

3. Materi penyuluhan (Terlampir) 4. Metode Penyuluhan a. Ceramah b. Demonstrasi c. Tanya Jawab 5. Media dan Alat a. Laptop dan LCD Proyektor b. Leaflet tentang Persiapan Pre Operasi 6. Kegiatan Penyuluhan No. Tahap 1. Pembukaan Waktu 10 menit Kegiatan a. Memperkenalkan diri b. Mengemukakan maksud Media Ceramah

dan tujuan c. Memotivasi dan menarik perhatian peserta 2. Pelaksanaan 10 menit Pembahasan materi : a. Tindakan operasi b. Syarat dilaksanakannya tindakan pre operatif c. Hal-hal yang harus dilakukan pada pasien sebelum menjalani operasi Ceramah

3.

Penutup

10 menit

a. Memberikan kesimpulan b. Melaksanakan evaluasi c. Menyampaikan dan ajakan harapan

Ceramah

dan

tanya jawab

Pengorganisasian : 1. Moderator : 2. Penyaji 3. Notulen : :

4. Fasilitator :

7. Evaluasi a. Evaluasi struktur Peserta hadir di tempat penyuluhan. Penyelenggaraan penyuluhan di Joglo RS. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

b. Evaluasi proses Peserta antusias terhadap penyuluhan. Peserta mengikuti penyuluhan sampai selesai.

Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar c. Evaluasi hasil Keluarga dapat memahami tentang tindakan pre operasi Keluarga dapat memahami tentang tindakan post operasi Keluarga mengetahui resiko dan komlpikasi yang terjadi pada operasi

MATERI

1. Tindakan Operasi Tindakan Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan. Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah operasi. Tahapan tindakan operasi: a. Pre Operasi Fase awal dari perioperatif yang dimulai sejak mengambil keputusan untuk tindakan pembedahan dibuat sampai pasen dipindahkan ketempat kamar bedah. Fase pra operatif dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi bedah dan diakhiri ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien di tatanan klinik ataupun rumah, wawancara pra operatif dan menyiapkan pasien untuk anstesi yang diberikan dan pembedahan. b. Intra Operasi Fase sejak pasien dipindahkan ke dan dari kompleks ruang operasi. Keperawatan intra operatif merupakan bagian dari tahapan keperawatan perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivitas yang dilakukan oleh perawat di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh perawat difokuskan pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau menghilangkan masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien. Tentunya pada saat dilakukan pembedahan akan muncul permasalahan baik fisiologis maupun psikologis pada diri pasien. Untuk itu keperawatan intra operatif tidak hanya berfokus pada masalah

fisiologis yang dihadapi oleh pasien selama operasi, namun juga harus berfokus pada masalah psikologis yang dihadapi oleh pasien. Sehingga pada akhirnya akan menghasilkan outcome berupa asuhan keperawatan yang terintegrasi. Perawat intra operatif bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan (well being) pasien. Untuk itu perawat intra operatif perlu mengadakan koordinasi petugas ruang operasi dan pelaksanaan perawat scrub dan pengaturan aktivitas selama pembedahan. Peran lain perawat di ruang operasi adalah sebagai RNFA (Registered Nurse First Assitant). c. Post Operasi Suatu fase akhir dari perioperatif yang dimulai sejak pasien masuk perawatan PACU (Postoperative Anesthesi Care Unit) sampai pasien sembuh total dari pembedahan. Keperawatan post operatif adalah periode akhir dari keperawatan perioperatif. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan equlibrium fisiologis pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat dan intervensi segera membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan cepat, aman dan nyaman. Upaya yang dapat dilakukan diarahkan untuk mengantisipasi dan mencegah masalah yang kemungkinan mucul pada tahap ini. Pengkajian dan penanganan yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi yang memperlama perawatan di rumah sakit atau membayakan diri pasien. Memperhatikan hal ini, asuhan keperawatan post operatif sama pentingnya dengan prosedur pembedahan itu sendiri.

2. Pre Operatif Pasien preoperasi akan mengalami reaksi emosional berupa kecemasan. Berbagai alasan yang dapat menyebabkan ketakutan/kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan antara lain : a. Takut nyeri setelah pembedahan. b. Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal (body image). c. Takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti).

d. Takut/cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang mempunyai penyakit yang sama. e. Takut/ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan petugas. f. Takut mati saat dibius/tidak sadar lagi. g. Takut operasi gagal. Syarat dilaksanakannya tindakan pre operatif yaitu : a. b. Ijin dilaksanakan operasi oleh ahli bedah. Akibat penyakit yang diderita. Penderita atau keluarga pasien mengetahui dan mengerti dengan jelas akibat nantinya setelah dilaksankan pembedahan. c. Penderita atau keluarga pasien tidak akan menuntut dimuka pengadilan bila terjadi sesuatu setelah operasi/pembedahan dilaksanakan. Harus ditandatangi oleh penderita dengan membubuhkan nama terang dan tanda tangan penderita. d. Informed concent atau surat ijin operasi dilakukannya tindakan bedah mempunyai fungsi yang sangat penting terutama bagi tim bedah agar dalam pelaksanaan tindakan bedah dapat merasa tenang dalam melaksanakan operasi untuk mengatasi gangguan, penyakit yang diderita oleh penderita/pasien.

Hal-hal yang harus dilakukan pada pasien sebelum menjalani operasi yaitu : a. Pemberian Pendidikan Kesehatan Pre Operatif Pemberian pendidikan kesehatan yang perlu dijelaskan adalah berbagai informasi mengenai tindakan pembedahan, di antaranya jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum bedah, alat-alat khusus yang diperlukan, pengiriman ke kamar bedah, ruang pemulihan, dan kemungkinan pengobatan setelah bedah. b. Persiapan Diet Pasien yang akan dibedah memerlukan persiapan khusus dalam hal pengaturan diet. Pasien boleh menerima makanan biasa sehari sebelum bedah, tetapi 8 jam sebelum bedah tidak diperbolehkan makan, sedangkan cairan tidak diperbolehkan 4 jam sebelum bedah, sebab makanan atau cairan dalam lambung dapat menyebabkan terjadinya aspirasi.

c. Persiapan Kulit Persiapan ini dilakukan dengan cara membebaskan daerah yang akan dibedah dari mikroorganisme dengan cara menyiram kulit menggunakan sabun heksaklorofin (hexachlorophene) atau sejenisnya sesuai dengan jenis pembedahan. Bila pada kulit terdapat rambut, maka harus dicukur. d. Latihan Bernapas dan Latihan Batuk Cara latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pengembangan paru sedangkan batuk dapat menjadi kotraindikasi pada bedah intrakranial, mata, telinga, hidung, dan tenggorokan karena dapat meningkatkan tekanan, merusak jaringan, dan melepaskan jahitan. Pernapasan yang dianjurkan adalah pernapasan diafragma, dengan cara seperti di bawah ini: (1) Atur posisi tidur semi fowler, lutut dilipat untuk mengembangkan thorak. (2) Tempatkan tangan di atas perut. (3) Tarik napas perlahan-lahan melalui hidung, biarkan dada mengembang. (4) Tahan napas selama 3 detik. (5) Keluarkan napas dengan mulut yang dimoncongkan. (6) Tarik napas dan keluarkan kembali, lakukan hal yang sama hingga 3 kali, setelah napas terakhir, batukkan untuk mengeluarkan lendir. (7) Istirahat. e. Latihan Kaki Latihan ini dapat dilakukan untuk mencegah dampak tromboplebitis. Latihan kaki yang dianjurkan antara lain latihan memompa otot, latihan quadrisep, dan latihan mengencangkan glutea. Latihan otot dapat dilakukan dengan mengontraksikan otot betis

dan paha, kemudian istirahatkan otot kaki, dan ulangi hingga 10 kali. Latihan quadrisep dapat dilakukan dengan cara membengkokkan lutut kaki rata pada tempat tidur, kemudian meluruskan kaki pada tempat tidur, mcngangkat tumit, melipat lutut rata pada tempat tidur, dan ulangi hingga 5 kali. Latihan mengencangkan glutea dapat dilakukan dengan cara menekan otot pantat, kemudian coba gerakkan kaki ke tepi tempat tidur, lalu istirahat dan ulangi scbanyak 5 kali. f. Latihan Mobilitas Latihan mobilitas dilakukan untuk mencegah komplikasi sirkulasi, mcncegah dekubitus, merangsang peristaltik scrta mengurangi adanya nyeri. Untuk melakukan latihan mobilitas, pasien harus mampu menggunakan alat di tcmpat tidur, seperti menggunakan penghalang agar bisa memutar badan, mclatih duduk di sisi tempat tidur atau dengan cara menggeser pasien ke sisi tcmpat tidur, melatih duduk diawali tidur fowler, kemudian duduk tegak dengan kaki menggantung di sisi tempat tidur.

DAFTAR PUSTAKA

1. Effendy, Christantie, 2002, Handout Kuliah Keperawatan Medikal Bedah : Preoperatif Nursing. Yogyakarta. 2. Shodiq, Abror, 2004, Operating Room, Instalasi Bedah Sentral RS dr. Sardjito Yogyakarta, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta. 3. Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong, 1998, Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi, EGC, Jakarta 4. Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah:? Brunner Suddarth, Vol. 1, EGC, Jakarta 5. Wibowo, Soetamto, dkk, 2001, Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Airlangga University Press, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai

  • Absensi Profesi Ners
    Absensi Profesi Ners
    Dokumen3 halaman
    Absensi Profesi Ners
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • Kiat
    Kiat
    Dokumen12 halaman
    Kiat
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Trauma Kepala
    ASKEP Trauma Kepala
    Dokumen14 halaman
    ASKEP Trauma Kepala
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • Intoksitasi Hah
    Intoksitasi Hah
    Dokumen6 halaman
    Intoksitasi Hah
    Hendi Prayuda Widodo
    Belum ada peringkat
  • Betapa Indahnya Berumah Tangga
    Betapa Indahnya Berumah Tangga
    Dokumen4 halaman
    Betapa Indahnya Berumah Tangga
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • ASUHAN KEPERAWATAN MIYOM UTERI
    ASUHAN KEPERAWATAN MIYOM UTERI
    Dokumen14 halaman
    ASUHAN KEPERAWATAN MIYOM UTERI
    ekho
    Belum ada peringkat
  • Betapa Indahnya Berumah Tangga
    Betapa Indahnya Berumah Tangga
    Dokumen4 halaman
    Betapa Indahnya Berumah Tangga
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • Betapa Indahnya Berumah Tangga
    Betapa Indahnya Berumah Tangga
    Dokumen4 halaman
    Betapa Indahnya Berumah Tangga
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • SAP Stroke Iskak
    SAP Stroke Iskak
    Dokumen5 halaman
    SAP Stroke Iskak
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • LP NStemi
    LP NStemi
    Dokumen8 halaman
    LP NStemi
    Desy Arifah Setyaningtyas
    50% (2)
  • Asuhan CP
    Asuhan CP
    Dokumen27 halaman
    Asuhan CP
    Akhbar Widyanang Permadi
    100% (2)
  • Psikofarmaka Anti Galau
    Psikofarmaka Anti Galau
    Dokumen8 halaman
    Psikofarmaka Anti Galau
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • FrakturKepala
    FrakturKepala
    Dokumen6 halaman
    FrakturKepala
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • Depane Mioma
    Depane Mioma
    Dokumen4 halaman
    Depane Mioma
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bindo
    Tugas Bindo
    Dokumen1 halaman
    Tugas Bindo
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan Mahnum2
    Keperawatan Mahnum2
    Dokumen17 halaman
    Keperawatan Mahnum2
    Titin_Fersilia_3133
    Belum ada peringkat
  • KOPERASI
    KOPERASI
    Dokumen15 halaman
    KOPERASI
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • KOPERASI
    KOPERASI
    Dokumen15 halaman
    KOPERASI
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • Mbah
    Mbah
    Dokumen1 halaman
    Mbah
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat
  • Sampul Psikologi
    Sampul Psikologi
    Dokumen14 halaman
    Sampul Psikologi
    Akhbar Widyanang Permadi
    Belum ada peringkat