Anda di halaman 1dari 12

ABSTRAK Sebagai Negara maritim, Indonesia tentumempunyaipotensiperikanan yang sangatbesar, namun potensi tersebut belum digunakan dengan maksimal,

karena sebagian besarhanya menggunakan daging ikan sebagai komoditinya, olehkarenaitu padapercobaan kali ini, praktika nakan mencoba diversikasi produk olahan ikan dengantu juan mengisolasi minyakikan dari limbah ikan patin, menghitung rendemen dan menghitung kadar ALB. Pada percobaan ini, metode yang kami gunakan adalah dry rendering, alat utama dalam metode ini adalah oven, yang berfungsi untuk menguapkan air pada limbah ikan patin, lalu kain lap, erlenmeyer, buret, corong pisah, pipet tetes, gelas ukur, gelas piala, water batch, alkohol, dan NaOH. Bahan utama yang kami gunakan adalah limbah ikan patin sebagai sumber minyak. Untuk mendapatkan minyak ikan ini, makasampel harus diekstraksi terlebih dahulu. Besar rendemen yang didapat adalah 71,43% sedangkan % ALB adalah 0.718% Kata kunci: ALB,dry rendering, ekstraksi, Hidrolisa, ABSTRACK As a maritime country, Indonesia has a really big fishery potential, but that potential has not been used yet maximally, because most of it only use fish flesh as its commodity, because of that in this experiment, experimentalist will try to do diversification of processed fish product on purpose to isolating fish oil from catfish waste, calculate the yield and calculate percentages of fatty acid. In this experimentthe method that we use is dry rendering, the main tool in this method is the oven, which use to evaporate the water in the catfish waste and recycle rags squeezing fat catfish that has been oven, separating funnel, aqua bottlesl, Erlenmeyer to calculate the levels of fatty acid,NaOH, alcohol, buret, scalest, and a measuring cup. Our main materials are catfish waste as a source of oil. to get these fish oils, the samples must be extracted first. the yield that we got was 71.43% while the fatty acid is 0718%% Key word:dry rendering, extraction, Fatty Acid, hydrolisys

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Potensi perikanan di republik ini sungguh sangat berlimpah di perairan darat maupun di lautan, namun .sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat. Ikan merupakan salah satu jenis organisme perairan yang sudah dapat dibudidayakan oleh manusia. Dengan melakukan kegiatan budidaya maka, kebutuhan manusia akan ikan akan selalu tersedia

sesuai dengan permintaan.Salah satu jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan patin yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut dalam air. Minyak ikan dapat mencegah beberapa penyakit antara lain jantung koroner, kelebihan kolesterol darah, penyakit kanker, mengobati kerontokan rambut dan untuk kekebalan tubuh. Minyak ikan ini dibagi dalam dua golongan , yaitu minyak hati ikan( fish liver oil ) yang terutama dimanfaatkan sebagai sumber vitamin A dan D , dan golongan lainnya adalah minyak tubuh ikan ( body oil ). Banyak kandungan yang ada dalam minyak ikaan ini seperti sumber zat gizi, sumber lemak yang rendah kolesterol dan banyak lagi yang lainnya. Makannya sehingga para ahli gizi dan kesehatan sepakat untuk memberikan label aman untuk dikonsumsi oleh bayi, balita, maupun orang dewasa. Kandungan asam lemak omega-3 pada minyak ikan, kaya akan gizi yang membantu proses tumbuh kembang otak (kecerdasan), dan pekermbangan indera penglihatan, dan sistem imun tubuh bayi dan balita. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengisolasi minyak ikan dari limbah ikan patin b. Menghitung rendemen
c. Menghitung % ALB

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Ikan Patin Ikan patin merupakan jenis ikan air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini 2.2 Klasifikasi Ilmiah

Gambar 2.2 Ikan Patin Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Chordata : Actinopterygii : Siluriformes : Pangasidae : Pangasius (partim)

2.3 Minyak dan Lemak Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya, tetapi hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Perbedaan ini didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair. Titik leleh minyak dan lemak tergantung pada

strukturnya,biasanya meningkat dengan bertambahnya jumlah karbon. Banyaknya ikatan ganda dua karbon juga berpengaruh. Trigliserida yang kaya akan basa lemak tak jenuh, seperti asam oleat dan linoleat, biasanya berwujud minyak sedangkan trigliserida yang kaya akan lemak jenuh seperti asam stearat dan palmitat, biasanya adalah lemak. Semua jenis lemak tersusun dari asam-asam lemak yang terikat oleh gliserol. Sifat dari lemak tergantung dari jenis asam lemak yang terikat dengan senyawa gliserol. Asam-asam lemak yang berbeda disusun oleh jumlah atom karbon maupun hidrogen yang berbeda pula. Atom karbon, yang juga terikat oleh dua atom karbon lainnya, membentuk rantai yang zigzag. Trigliserida termasuk lipid sederhana dan juga merupakan bentuk cadangan lemak dalam tubuh manusia. Berikut ini adalah persamaan umum pembentukan trigliserida :

Gambar 2.3 Persamaan umum pembentukan trigliserida. Asam-asam lemak yang menyusun lemak juga dapat dibedakan berdasarkan jumlah atom hidrogen yang terikat kepada atom karbon. Berdasarkan jumlah atom hidrogen yang terikat kepada atom karbon, maka asam lemak dapat dibedakan atas :

1. Asam lemak jenuh Asam lemak jenuh merupakan asam lemak dimana dua atom hidrogen terikat padasatu atom karbon. Dikatakan jenuh karena atom karbon telah mengikat hidrogen secara maksimal. 2. Asam lemak tak jenuh Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap.Dalam hal ini, atom karbon belum mengikat atom hidrogen secara maksimal karena adanya ikatan rangkap.Lemak yang mengandung satu saja asam lemak tak jenuh disebut lemak jenuh. Asam lemak jenuh maupun asam lemak tak jenuh berbeda dalam energi yang dikandungnya dan titik leburnya. Karena asam lemak tak jenuh mengandung ikatan karbon hidrogen yang lebih sedikit dibandingkan dengan asam lemak jenuh pada jumlah atom karbon yang sama, asam lemak tak jenuh memiliki energi yang lebih sedikit selama proses metabolisme daripada asam lemak jenuh pada keadaan dimana jumlah atom karbon sama. Asam lemak jenuh dapat tersusun dalam susunan yang rapat, sehingga asam lemak jenuh dapat dibekukan dengan mudah dan berwujud padatan pada temperatur ruangan. 2.4 Penentuan Angka Penyabunan Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara kasar .minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul ytang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minya mempunyai berat molekul yang besar ,mka angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak.

(titrasiblanko titrasi contoh) x N HCl x BM NaOH Angka Penyabunan = (2.4) W Sampel (gram) Rumus untuk mencari angka penyabunan

2.5 Penentuan Angka Iod Penentuan iodine menunjukkan ketidakjenuhan asam lemak penyusunan lemak dan minyak.Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium dan membentuk senyawaan yang jenuh.Banyaknya iodine yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap yang terdapat dalam asam lemaknya.Angka iodine dinyatakan sebagai banyaknya iodine dalam gram yang diikat oleh 100 gram lemak atau minyak. (titrasiblanko titrasi contoh) X N Na2S2O3X 12,691 Angka Iod = (2.5) W sampel (gram) Rumus untuk mencari angka iod 2.6 Kegunaan Minyak dan Lemak 1. Memberikan rasa gurih dan aroma yang spesifik. 2. Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul. 3. Sumber energi yang efektif dibandingkan protein dan karbohidrat, karena lemak dan minyak jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9 kalori/liter gram minyak atau lemak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori/gram. 4. Karena titik didih minyak yang tinggi, maka minyak biasanya digunakan untuk menggoreng makanan di mana bahan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya atau menjadi kering. 5. Memberikan konsistensi empuk, halus dan berlapis-lapis dalam pembuatan roti. 6. Memberikan tekstur yang lembut dan lunak dalam pembuatan es krim. 2.7 Ekstraksi

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal semacam.itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester (essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan komponen-komponen kopi dengan

menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling. Ekstraksi minyak atau lemak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak.Adapun ekstraksi minyak atau lemak itu bermacam-macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering),mechanical expression dan solvent extraction. 2.8 Klasifikasi Ekstraksi Ekstraksi minyak atau lemak itu bermacam-macam,yaitu: A) Rendering (dry rendering dan wet rendering) B) Mechanical expression C) Solvent extraction.

A. Rendering Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi.Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah sesuatu yang spesifik,yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk

memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung didalamnya.

Menurut pengerjaannya rendering dibagi dengan dua cara,yaitu : 1) Wet rendering 2) Dry rendering 1). Wet Rendering Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (40-60psi). Penggunaan temperature rendah pada wet rendering dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak. Bahan yang akan diekstraksi ditempatkan pada ketel yang diperlengkapi dengan alat pangaduk, kemudian air ditambahkan dan campuran dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu 50C sambil diaduk. Minyak yang terekstraksi akan naik keatas akan naik keatas dan kemudian dipisahkan. Proses wet rendering dengan menggunakan temperatur rendah kurang begitu popular, sedangkan proses wet rendering dengan mempergunakan temperatur yang tinggi disertai dengan tekanan uap air, dipergunkan untuk menghasilkan minyak atau lemak dalam jumlah yang besar. Peralatan yang digunakan adalah autoclave atau digester. Air dan bahan yang akan diekstraksi dimasukan kedalam digester dengan tekanan uap air sekitar 40 sampai 60 pound selama 4-6 jam. 2). Dry Rendering Dry rendering adalah proses rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung.Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan dilengkapi dengan steam jacket serta alat pengaduk (agitator).Bahan yang diperkirakan mengandung minyak atau lemak dimasukkan kedalam ketel tanpa penambahan air.Bahan tadi dipanaskan sambil diaduk.Pemanasan dilakukan pada suhu 220F sampai 230F (105C-110C). Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang dihasilkan

dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.

B. Pengepresan Mekanik (mechanical expression) Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi(30-70%). Pada pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih,perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan. Dua cara umum dalam pengepresan mekanis,yaitu: 1. Pengepresan hidraulik (hydraulic pressing) 2. Pengepresan berulir (expeller pressing) 1) Pengepresan Hidraulik (Hydraulic Pressing) Pada cara hydraulic pressing, bahan di pres dengan tekanan sekitar 2000pound/inch2 (140,6 kg/cm = 136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang dapat diekstraksi tergantung pada lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan, serta kandungan minyak dalam bahan asal. Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi antara 4 sampai 6 persen,tergantung dari lamanya bungkil ditekan dibawah tekanan hidra. 2) Pengepresan Berulir (Expeller Pressing) Cara expeller pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 240F (115,5C) dengan tekanan sekitar 15-20 ton/inch2. Kadar air minyak atau lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5 persen,sedangkan bungkil yang dihasilkan masih mengandung minyak antara 4-5 persen. Cara lain dalam mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak adalah gabungan dari proses wet rendering dengan pengepresan secara mekanik atau dengan sentrifusi.

C.Ekstraksi Dengan Pelarut (Solvent extraction) Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak yang rendah yaitu sekitar 1 persen atau lebih rendah,dan mutu minyak kasar yang dihasilkan cenderung menyerupai hasil dari expeller pressing, karena sebagian fraksi bukan minyak akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah petroleum eter,gasoline carbon disulfide, karbon tetra klorida,benzene dan n-heksan. Perlu perhatikan bahwa jumlah pelarut menguap atau hilang tidak boleh lebih dari 5 persen. Bila lebih,seluruh system solvent extraction perlu diteliti lagi. Salah satu contoh solvent extraction ini adalah metode sokletasi.Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh.Minyak nabati umumnya larut dalam pelarut organik, seperti heksan dan benzen.Untuk mendapatkan minyak nabati dari bahagian tumbuhannya, dapat dilakukan dengan metoda sokletasi menggunakan pelarut yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA Ketaren, 1986,Minyak dan Lemak Pangan.UI-Press. Jakarta. Arthur I, Vogel, 1956, Practical Organic Chemistry,including Qualitative Organic Analysis,third edition, Long Man Group Limited, London. Ahira, A, 2009, Minyak Lemak: Miyak Ikan yang Kaya Manfaat, http://www.anneahira.com/minyak-lemak.htm. Diakses 7 Maret 2013. Anonim, 2011, Minyak.http://id.wikipedia.org/wiki/minyak. Diakses 7 Maret 2013. Anonim, 2008 ,Pusat Budidaya.http://www.pusatbudidaya.com/page/1-3.

Diakses 7 Maret 2013. Hart, Harold, 1987, Kimia Organik suatu kuliah singkat, edisi keenam, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai