Anda di halaman 1dari 26

Fase

bagian dari sistem yang komposisi


kimia dan sifat fisiknya homogen
Klasifikasi materi/sistem dari wujudnya:
padat, cair & gas
Berapa maksimum fase yang mungkin
ditemukan pada suatu sistem ?
Padatan
mempunyai banyak bentuk kristal dengan
sifat fisik yang berbeda untuk setiap bentuk
Pada padatan , jumlah fase adalah jum-
lah btk kristal yang ada pada sistem
Contoh :

Belerang memp. 2 btk kristal - monoklin
- rombik


Belerang mempunyai 2 fase padat
1-1
Cairan
mempunyai > 1 fase bergantung kelarutannya

Contoh :
Air Etanol merupakan miscible liquid. Kedua
cairan akan bercampur pada ber-
bagai komposisi, sehingga selalu
diperoleh 1 fase.

Air CCl
4
merupakan immiscible liquid. Ke-
dua cairan tidak bisa bercampur,
sehingga selalu diperoleh 2 fase.

Air Fenol merupakan partially miscible li-
quid. Kedua cairan dpt bercam-
pur pada komposisi tertentu, se-
hingga dpt diperoleh 1 fase atau
2 fase.
Secara visual pada cairan , jumlah
fase adalah jumlah lapisan cairan
yang ada pada sistem
Gas
Sistem gas selalu mengandung 1 fase.
1-2
Kesetimbangan & Kestabilan Fase
Sistem 2 Fase
(fase A & B)
kedua fase
setimbang
kedua fase tidak
setimbang
Kapan kondisi ini
terjadi ?
Potensial Kimia,
=
G
n
Fungsi energi bebas Gibbs
Jumlah mol
Fase A
Fase B
zat mempunyai pot. kimia :
A

fungsi Gibbs : G
A

zat mempunyai pot. kimia :
B

fungsi Gibbs : G
B

1-3
Apa yg terjadi jika sejumlah zat A (dn)
berubah menjadi zat B ?
Fase A Fase B
dn
dG
A
= -
A
dn . . . (1) dG
B
= +
B
dn . . . (2)
? ?
Perubahan total energi bebas Gibbs untuk proses ini :

dG = dG
A
+ dG
B
. . . (3)

dG =
A
dn +
B
dn
B


dG = (
A

B
) dn . . . (4)

Syarat reaksi berlangsung spontan
jika dG < 0 dan mencapai kesetim
bangan jika dG = 0
KF I
Perhatikan pers. (4)
A B (spontan)
dG < 0 dan
A
>
B

1-4
Selama proses spontan ini berlangsung,
A
akan terus
berkurang sampai tercapai kesetimbangan (dG=0 atau

A
=
B
).
Kesimpulan :
- Sistem berada dlm kesetimbangan
jika
A
=
B

- Sistem tidak berada dalam kese
timbangan , jika
A
=
B
Bagaimana kondisi termodinamika
agar suatu fase stabil ?
Pers. Fundamental Termodinamika ( KF I) :
dG = - S dT + V dP . . . (5)
Berdasarkan def. Pot. Kimia, maka diperoleh :
dG dS dV
dn dn dn
= dT + dP
-
. . . (6)
d = - S
m
dT + V
m
dP
entropi molar volume molar
menggambarkan perubahan pot. kimia
sebagai fungsi suhu dan tekanan
1-5
- Pada P tetap , pers. (6) menjadi :

d = - S
m
dT

T
o
tg o =
d
dT
p
= S
m

-
selalu +
?
T | +
Untuk setiap zat murni, berlaku :
d
pada
t

dT
p
d
cair

dT
p
d
gas

dT
p
= - S
m
(padat)

= - S
m (cair)

= - S
m (gas)

- Fase padat
- Fase cair
- Fase gas
1-6
Padat
cair
gas

T
kemiringan kurva padat < cair << gas
S
m (padat)
< S
m (cair)
<< S
m
(gas)

Kesimpulan
Kemiringan kurva vs T pada P tetap
menggambarkan besarnya entropi
Dari kurva vs T (P tetap), dapat ditunjukkan posisi
kesetimbangan dan kestabilan fase
1-7
Padat
Cair
Gas
T

Padat Cair

(padat)
=
(cair)

T
l
T
d

padatan
dengan
terendah
cairan
dengan
terendah
gas
dengan
terendah
Fase dengan nilai terendah
adalah fase yg paling stabil
1-8
Tahapan Perubahan Fase pada P tetap
- Sistem dengan suhu di bawah T
l

(misal pada suhu T
x
)
spontan

p

padat
cair
T
x

T
l

T

Pada suhu T
x
:
c
>
p
Zat cair akan membeku secara spontan, karena
proses pembekuan akan menurunkan energi be-
bas dari sistem tersebut.
Jadi pada suhu T
x
, zat padat adalah fase yg stabil
- Sistem pada suhu T
l

c
=
p

Kedua fase ditemukan dan berada dalam keseim-
bangan.
1-9
- Sistem pada suhu T
y
T
l
> T
y
> T
d

spontan

p

T
l

T

T
d
T
y

gas

p
>
c


Pada T
y
zat padat akan mencair secara
spontan,
karena proses pencairan menurunkan energi be-
bas dari sistem tersebut.
Pada T
y
zat cair adalah fase yang stabil
- Sistem pada suhu T
d

c
=
g

Fase cair ada dlm kesetimbangan dgn fase gas
1-10
- Sistem pada suhu T
z
T
z
> T
d

gas
T
z
T
d

spontan

g
<
c

Cairan akan menguap secara spontan, karena pro-
ses penguapan akan menurunkan energi bebas sis-
tem tersebut.
Pada T
z
adalah fase yang stabil
Kesimpulan :
Tahapan perubahan fase dari padat cair gas
adalah akibat dari tahapan perubahan entropi.
Ini merupakan akibat langsung dari kenyataan
bahwa panas akan diserap pada transformasi
padat cair dan kemudian dari cair gas
1-11
Pengaruh Tekanan terhadap
Kestabilan Fase
Gas
Padat
Stabil
Cair
Stabil
Gas
Stabil
T
l (1)
T
d (1)


T
Pada P
1

Apa yang terjadi jika P diubah , misal
tekanan dinaikkan dari P
1
P
2
(T tetap)

T

1(c)

2(c)

2(p)

1(p)

Ada kenaikan
1-12
d = - S
m
dT + V
m
dP . . . . . (1)
Pada T tetap :


d = V
m
dP
Besarnya perubahan nilai po-
tensial kimia suatu fase akibat
perubahan tekanan bergantung
pada nilai V
m
fase ybs.
P| |
dmk sebaliknya
V
m
: vol. molar, nilainya sangat bergantung pada si-
fat fisik zat ybs.



Umumnya : V
m(padat)
< V
m(cair)
<< V
m(gas)





Untuk H
2
O: V
m(padat)
> V
m(cair)
<< V
m(gas)
?
1-13
1. Kasus V
m(padat)
< V
m(cair)

Perubahan pot. kimia jika P ditingkatkan (P
1
P
2
)
pada T tetap dari setiap fase :

d
(padat)
= V
m (padat)
dP
d
(cair)
= V
m (cair)
dP

karena V
m(padat)
< V
m(cair)


maka d
(padat)
< d
(cair)


A
(cair)
A
(padat)
T
l (P1)
T
l (P2)

T

zat padat akan meleleh pd suhu yg lebih |
jika P |,demikian pula sebaliknya.
Akibatnya, daerah ke-
stabilan fase padat
makin diperbesar dgn
peningkatan tekanan.
1-14
2. Kasus V
m(padat)
> V
m(cair)

berlaku pada air
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
es
air
?

(es)
<
(air)

atau

V
m(es)
> V
m(air)

Catatan : = bobot 1 mol / volum molar
+
nilainya tetap, tdk dipengaruhi ukuran
sistem (= variabel intensif)
P di | (misal P
1
P
2
) pada T tetap, berlaku :

d
(es)
= V
m (es)
dP

d
(air)
= V
m (air)
dP

karena V
m(es)
> V
m(air)


maka d
(es)
> d
(air)


1-15
Es P
2

Es P
1

Air P
2

Air P
1

T

T
l (P2)
T
l (P1)

Jika P ditingkatkan, maka :
- T
l
menjadi lebih rendah (air akan membeku
pada suhu lebih rendah)
- daerah kestabilan fase padat dipersempit
A es
A air
1-16
daerah kestabilan fase
padat pada P
1

daerah kestabilan fase
padat pada P
2

Contoh :
Hitung perubahan pot. kimia pada es dan air jika
tekanan diperbesar dari 1 bar menjadi 2 bar pada
0
o
C. es = 0,917 g/cm
3
& air = 0,999 g/cm
3
.
Apakah perubahan tekanan berpengaruh
terhadap kestabilan fase cair ?
Pada umumnya : V
m

(gas)
>>> V
m (cair)

~ 1000 x lebih besar
Jika P | , besarnya kenaikan
(gas)

melebihi
(cair)
dan
(padat)

Kurva vs T ?
Contoh :
Hitung perubahan pot. kimia pada es dan air jika
tekanan diperbesar dari 1 bar menjadi 2 bar pada
0
o
C. es = 0,917 g/cm
3
& air = 0,999 g/cm
3
.
Padat P
2

Padat P
1

Cair P
2

Cair P
1

Gas P
2
Gas P
1

T

T
l (1)

T
l (2)
T
d (1)
T
d (2)

Kenaikan P menyebabkan terjadinya
pergeseran temperatur kesetimbangan
Pergeseran pada T
d
relatif lebih besar
dibanding pergeseran pada T
l

Perhatikan kurva cairan !
Daerah kestabilan fase
cair pd P
2
( T
l (1)
T
l (2)
)
Daerah kestabilan fase
cair pd P
2
( T
l (1)
T
l (2)
)
Kenaikan P akan memperluas
daerah kestabilan fase cair
Zat murni memp. 2 fase
Fase o
Fase |
Kesetimbangan pada P & T :


o
(P,T) =
|
(P,T)
Jika P diubah menjadi P + dP
T diubah menjadi T + dT
Kesetimbangan

o
(P,T) + d
o
=
|
(P,T) + d
|

d
o
= d
|

-S
m (o)
dT + V
m (o)
dP = -S
m (|)
dT + V
m (|)
dP

(S
m (|)
- S
m (o)
) dT = (V
m (|)
- V
m (o)
) dP

AS
m
dT = AV
m
dP
dP/dT = AS
m
/AV
m

Persamaan Clapeyron
Persamaan Clapeyron
1-17
Penentuan batas fase dengan tepat
Catatan : batas fase nilai P & T pada saat
kesetimbangan 2 fase
1. Kesetimbangan Padat Cair

Transformasi padat cair = proses peleburan

AS
fus
= AH
fus
/T
l


Pers. Clapeyron dapat dinyatakan sebagai

dP/dT = AH
fus
/T
l
. AV
fus


Jika keadaan berubah dari 1 2, berlaku :


P
2
- P
1
=


AH
fus

AV
fus
T
l (2)
T
l (1)

ln
Umumnya nilai : AS
fus
= 2 s/d 6 eu/mol
AV
fus
= 1 s/d 10 cm
3
/mol
Aplikasi Persamaan Clapeyron
1-18
Contoh : Jika suatu zat murni mempunyai nilai
AS
fus
= 4 eu/mol & AV
fus
= 4 cm
3
/mol
Buat garis batas fase padat - cair
Catatan : 1 eu = 1 kal/K
Padat Cair
pada garis ini semua nilai P & T
ditemukan : padat cair
P
T
dP/dT = 1 eu/cm
3
= 41,3 atm/K
2. Kesetimbangan Cair Gas
Padat Cair
pada garis ini semua nilai P & T
ditemukan : Cair Gas
P
T
Gas
1-19
3. Kesetimbangan Padat Gas
Jadi dgn membuat kurva P vs T utk berbagai
kesetimbangan 2 fase, akan diperoleh kurva
yg disbt diagram fase utk setiap zat murni
terlihat : - daerah kestabilan suatu fase
- garis batas antar daerah ke-
stabilan fase
- titik perpotongan garis batas
fase titik triple
Padat Cair
pada garis ini semua nilai P & T
ditemukan : Padat Gas
P
T
Gas
: kurva titik leleh zat padat/titik beku zat cair
: kurva tekanan uap zat cair
: kurva sublimasi zat padat
ditetapkan melalui data percobaan
1-20
Padat Cair
P
T
Gas
P
1

P
2

T
l 1

T
l 2

T
d 1
T
d 2

Beri komentar
dari gambar ini
Kesimpulan
Diagram fase menunjukkan:
- sifat fisik suatu zat spt T
l
, T
d
, T
s

- daerah kestabilan fase
- garis batas fase
- titik perpotongan garis batas fase
- perubahan daerah stabilitas fase
sebagai fungsi T dan P
P
0

T
s

1-21
Btk diagram fase adalah khas utk setiap zat murni
A
C
B
O
P (atm)
T (
o
C)
220
1
374 100
0.0098
0
padat
cair
gas
V
m (padat)
> V
m (cair)

Diagram fase H
2
O
P (atm)
T (
o
C)
73
67
31,3 25 - 56,6
padat
cair
gas
5,11
1
V
m (padat)
< V
m (cair)

Diagram fase CO
2

1-22
Diagram fase belerang
K
L
M
O
N
Q
R
Rombik
Cair
Gas
P
T
95,4 115 119 151
1-23
Aturan Fase
F = C P + 2
F : Jumlah derajat kebebasan
+
Jumlah minimum variabel intensif yang harus
diberi nilai tertentu untuk menggambarkan ke-
adaan sistem.
F = 0 sistem invarian
F = 1 sistem monovarian
F = 2 sistem bivarian
F = 3 sistem trivarian

C : Jumlah komponen
+
Jumlah minimum spesi bebas secara kimia yg
diperlukan utk menentukan komposisi setiap
fase yang ada dalam sistem.

P : Jumlah fase
+
Bagian dari sistem yg komposisi kimia & sifat
fisiknya homogen yg terpisah dari bgn sistem
lain dengan batas yg jelas.
1-24

Anda mungkin juga menyukai