Anda di halaman 1dari 18

Menyusui sangat penting untuk tumbuh kembang bayi dan anak, baik untuk kesehatan ibu dan ekonomis

bagi keluarga. Meskipun ASI sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi tetapi banyak sebagian ibu ibu yang tidak memberikan ASI pada bayi mereka. Hal ini dapat dilihat dari data di Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan tahun 2008 sebanyak 6,5 %, tahun 2009 sebanyak 10,5 %, tahun 2010 sebanyak 19,2 % serta pada bulan Januari hingga Agustus 2011 hanya 8,3 % bayi yang mendapat ASI Eksklusif. Angka tersebut masih rendah mengingat berdasarkan target dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2015 minimal ibu menyusui bayi secara eksklusif sebesar 80 %.

Keuntungan lain yang tidak kalah pentingnya bagi bayi yang disusui ASI lebih sehat dan dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi terutama diare dan pneumonia. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data kematian bayi di Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan akibat aspirasi susu formula di tahun 2009 sebanyak 5 bayi, tahun 2010 sebanyak 4 bayi, serta tahun 2011 sebanyak 5 bayi.

ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi ( pengobatan penyakit ). ASI merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi , hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susu memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system saraf.

Manfaat ASI antara lain : a.Mudah dicerna b.ASI mengandung zat zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. c.Protein ASI lebih mudah diserap dibanding pada susu sapi. d.Bermanfaat untuk kecerdasan, karena mengandung asam lemak dan asam amino yang penting untuk perkembangan otak. e.Meningkatkan kekebalan, sehingga bayi tidak mudah sakit. f.Bersih dan bebas pencemaran.

g.Kontak langsung antara ibu dengan bayi akan membentuk ikatan kasih sayang yang bisa membantu pertumbuhan dan perkembangan psikologis bayi. h.Bersih dan murah, sehingga aman untuk bayi dan hemat. Adapun bagi ibu menyusui dapat menunda haid dan kehamilan ( berfungsi sebagai kontrasepsi ) serta mengurangi resiko kanker payudara. Bayi yang tidak mendapatkan ASI memiliki risiko tumbuh kembang yang tidak optimal diakibatkan asupan nutrisi yang kurang serta lebih mudah terkena penyakit infeksi. Disamping itu pemberian susu formula secara dini akan menyebabkan kerugian secara materi.

Dari hal itu keuntungan menyusui bagi bayi diantaranya yaitu : a.Sebagai sumber gizi yang lengkap. b.Imunisasi awal yang berguna meningkatkan daya tahan tubuh bayi. c.Meningkatkan kecerdasan otak serta emosional dan spiritual bayi. d.Menyusui merupakan hak bayi. Adapun keuntungan menyusui bagi ibu dan keluarga diantaranya yaitu : a.Mencegah perdarahan. b.Mempercepat pengecilan rahim setelah melahirkan. c.Mengurangi pengeroposan tulang. d.Mengurangi resiko kanker payudara. e.Mudah dan praktis serta hemat. f.Bagi ibu bekerja akan jarang bolos karena bayi sakit. Dengan memberikan ASI pada bayi juga berarti memenuhi 10 hak-hak anak antara lain : 1.Hak untuk hidup dan mendapat makanan. 2.Hak untuk kesehatan. 3.Hak untuk tumbuh kembang. 4.Hak untuk perlindungan. 5.Hak untuk pendidikan. 6.Hak untuk berpartisipasi. 7.Hak untuk bermain.

8.Hak persamaan. 9.Hak untuk mendapat nama dan kebangsaan. 10.Hak untuk rekreasi. Tetapi adanya produk produk susu formula yang begitu banyak menyebabkan banyak masyarakat beralih dari ASI ke susu formula. Hal ini menyebabkan banyak terjadi pemberian makanan pendamping ASI secara dini. Beberapa penyebab ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu dan masyarakat pada umumnya tentang pentingnya pemberian ASI kepada bayi. Selain itu adanya produk susu formula yang beredar dimasyarakat menyebabkan masyarakat memilih memberikan susu formula pada bayi. Serta merasa tidak percaya diri untuk menyusui, ASI yang tidak keluar, ASI yang tidak mencukupi , kesibukan ibu menyusui, serta faktor sosial budaya yang terjadi di masyarakat sehingga bayi tidak mendapatkan ASI.

Semestinya dengan mengetahui manfaat ASI penggunaan susu formula bisa dihindari pada saat bayi dalam masa eksklusif. Serta dengan adanya Undang Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan , hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif dapat terpenuhi. Semoga segera dapat ditindaklanjuti dengan adanya Peraturan Daerah di Kabupaten/Kota tentang ASI Eksklusif. (Ning)

Sumber : Gema Bersemi Edisi 5 Tahun 2011

5 Alasan Pemberian ASI.. ASI?? Air Susu Ibu.. memiliki banyak manfaat, baik untuk ibu ataupun untuk bayi.. berikut adalah 5 alasan pemberian ASI ..

1. Perisai Bayi Kolostrum, air susu ibu berwarna kekuningan yang keluar dihari pertama, mengandung antibodi imunoglobulin (IgA) dalam kadar tinggi. ASIpun membuat bayi memiliki sistem imun yang cukup baik sehingga tidak udah terserang asma, alergi, infeksi telinga, infeksi saluran pernafasan, serta diare. Dengan pemberian ASI eksklusif, setelah besar terbukti banyak yang memiliki IQ poin lebih tinggi diatas rata-rata.

2. Ibu bebas kanker Pemberian ASI akan memperkecil resiko ibu terkena kanker payudara karena kadar hormon estrogen yang menurun selama masa menyusui akan mengurangi rangsangan pada dinding rahim serta payudara.

3. Murah Tak ada biaya sepeserpun yang dikeluarkan agar si kecil memperoleh minuman sekaligus makanan yang mampu memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.

4. Komposisi tepat ASI mengandung semua zat gizi untuk proses tumbuh kembang bayi. Semuanya tersedia dalam bentuk senyawa yang sangat mudah dicerna oleh sistem perncernaan bayi. Komposisi kandungan senyawa di dalam ASI pun setiap saat akan berubah menjadi kebutuhan bayi, sejalan dengan pertambahan usianya..

5. Ikatan batin Kedekatan emosi ibu dan bayi tumbuh karena hormon prolaktin yang diproduksi tubuh selam proses menyusui berlangsung, memberikan sensasi relaks (santai), tenang, damai, dan bahagia. Sumber : Majalah Ayahbunda no.03 04-17 februari 2013

Mengapa Menunda Pemberian Makanan Padat? Tuesday, 5 February 2013 at 1:37 pm Menunda Pemberian Makanan Padat Kebanyakan bayi siap untuk makanan padat pertamanya di rentang usia 6 sampai 9 bulan

Pakar kesehatan dan laktasi setuju bahwa yang terbaik adalah pemberian MPASI setelah bayi berumur 6 bulan. Ada banyak penelitian dan sebagian besar organisasi kesehatan telah memperbaharui rekomendasi mereka sejalan dengan itu. Sayangnya, masih banyak juga dokter atau buku-buku yang belum merevisi rekomendasinya tentang MPASI setelah 6 bulan.

WHO dan UNICEF merekomendasikan bayi disusui secara eksklusif (tanpa pemberian sereal, jus buah atau makanan lainnya) selama 6 bulan awal hidupnya (bukan 4 sampai 6 bulan).

Kebanyakan bayi siap untuk makanan padat pertamanya di rentang usia 6 sampai 9 bulan. Untuk kasus tertentu, menunda pemberian makanan padat lebih lama dari 6 bulan mungkin adalah hal yang baik, misalnya karena ada sejarah alergi dalam keluarga.

Meskipun alasan-alasan di bawah ini adalah dengan asumsi bayi mendapat ASI eksklusif, para ahli juga merekomendasikan kondisi ini juga berlaku bagi bayi yang mendapat susu formula.

Menunda makanan padat memberikan perlindungan lebih terhadap penyakit.

Sekalipun bayi tetap mendapat zat-zat imun yang terdapat dalam ASI selama dia disusui, perlindungan terbaik terjadi sewaktu bayi mendapat ASI secara eksklusif. ASI mengandung lebih dari 50 faktor imun dan mungkin masih banyak yang belum diketahui. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI lebih dari 4 bulan 40% lebih rendah terkena resiko infeksi telinga dibandingkan dengan bayi yang sudah mendapat makanan padat. Kemungkinan penyakit pernapasan yang terjadi pada anak-anak menurun secara signifikan jika si kecil mendapat ASI paling tidak selama 15 minggu dan tidak diberikan makanan padat selama itu.

Menunda makanan padat memberikan kesempatan bagi sistem pencernaan bayi untuk matang.

Jika pemberian makanan padat dilakukan sebelum pencernaan bayi siap, makanan tersebut akan dicerna dengan buruk dan beresiko menimbulkan reaksi kurang baik seperti timbulnya gas, konstipasi, dan lainnya. Bayi belum bisa mencerna protein dengan sempurna. Asam lambung dan pepsin diperoleh pada waktu bayi dilahirkan dan berkembang pada 3 atau 4 bulan kemudian. Enzim emilasi di pankreas belum akan mencapai tingkat yang diperlukan untuk mencerna zat tepung hingga bayi berusia 6 bulan. Enzim pengurai karbohidrat seperti maltase, isomaltase dan sukrase juga belum sempurna hingga 7 bulan. Selain itu, bayi memiliki enzim lipase yang rendah, sehingga pencernaan lemak baru sempurna di usia 6 sampai 9 bulan.

Menunda makanan padat menurunkan resiko alergi makanan. Sejak lahir hingga setelah 4 atau 6 bulan, bayi memiliki Open gut, artinya jarak antara sel usus halus telah siap menerima molekul yang lebih besar (macromolecules) secara utuh, termasuk protein dan patogen, sehingga dapat melalui aliran darah. Hal ini sangat bagus bagi bayi ASI Eksklusif di mana zat antibodi yang terkandung di ASI dapat langsung dibawa ke aliran darah. Namun hal ini juga berarti protein yang berasal dari makanan lain selain ASI (yang bisa menimbulkan alergi) dan patogen penyebab penyakit juga bisa melaluinya dengan mudah.

Pada usia 4 6 bulan, ketika jarak tersebut masih terbuka, antibodi (slgA) dari ASI melindungi saluran pencernaan bayi dan memberikan kekebalan tubuh secara pasif, sehingga dapat menurunkan kemungkinan terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum akhirnya jarak tersebut menutup. Bayi mulai memproduksi antibodi ini pada usia sekitar 6 bulan, dan jarak antar sel tersebut mulai menutup.

Menunda makanan padat melindungi bayi dari anemia akibat kekurangan zat besi.

Pengenalan suplemen zat besi dan makanan yang mengandung zat besi, khususnya pada usia 6 bulan pertama, dapat menurunkan efisiensi dari penyerapan zat besi itu sendiri. Bayi sehat yang memperoleh ASI Eksklusif pada usia 6 9 bulan memiliki jumlah Hb (hemoglobin) dan zat besi yang normal. Dalam satu penelitian (Pisacane, 1995), disimpulkan bahwa bayi yang memperoleh ASI Eksklusif selama 7 bulan (tanpa diberikan suplemen zat besi atau sereal yang mengandung zat besi) memiliki tingkat Hb yang jauh lebih tinggi pada usia 1 tahun dibandingkan bayi yang sudah mulai MPASI sebelum berusia 7 bulan. Para pakar juga tidak menemukan adanya kasus anemia pada bayi yang memperoleh ASI Eksklusif, dan menyimpulkan bahwa ASI Ekslusif sampai usia 7 bulan dapat menurunkan risiko anemia.

Menunda makanan padat melindungi bayi dari resiko obesitas di masa datang.

Pengenalan makanan padat sebelum waktunya berkaitan dengan bertambahnya lemak tubuh dan berat badan pada anak.

Menunda makanan padat membantu kelancaran produksi ASI.

Penelitian menunjukkan bahwa makanan padat menggantikan porsi ASI bagi bayi, bukan menambah total asupan. Semakin banyak makanan padat yang dikonsumsi, semakin sedikit ASI yang diminumnya, yang pada akhirnya akan menurunkan produksi ASI. Bayi yang mendapat makanan padat lebih awal cenderung menyapih dirinya lebih cepat.

Menunda makanan padat membantu mencegah kehamilan. Menyusui secara eksklusif merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah kehamilan di mana semua kebutuhan gizi dan kebutuhan mengisap bayi dapat terpenuhi.

Menunda makanan padat lebih memudahkan pemberian MPASI pada waktunya nanti. Bayi yang mulai MPASI sesudah usia 6 bulan sudah lebih bisa untuk makan sendiri dan tidak mudah terkena alergi makanan.

Dear Bunda, Pemberian ASI kepada bayi juga merupakan KB alami pada seorang ibu setelah ia melahirkan dan sangat efektif dalam jangka 6 bulan setelah melahirkan. Ketika bayi menyusu, akan menimbulkan rangsangan pada puting susu dan mengirimkan sinyal kepada otak untuk memproduksi hormone prolaktin yang akan mencegah FSH dan GnRH untuk memproduksi sel telur sehingga tidak terjadi menstruasi. Metode KB alami ini hanya dapat dilakukan apabila: Para ibu yang hanya memberikan ASI kepada bayinya tanpa adanya susu formula atau pengganti ASI lainnya. Belum sama sekali mengalami menstruasi setelah ia melahirkan. Bayi berumur kurang dari enam bulan setelah melahirkan. Cara melakukan KB alami dengan cara menyusui ASI tersebut adalah sebagai berikut: Segera memberikan ASI setelah bayi dilahirkan. Menyusui ASI sebanyak 6-10 kali sehari . Hindari jangka waktu yang terlalu lama antara waktu menyusui bayi (setidaknya setiap 4 jam sekali pada waktu siang dan 6 jam sekali pada malam hari). Hindari penggunaan menyusui dengan botol dan penggunaan empeng bayi (pacifier). Jangan berikan makanan atau minuman pendamping ASI apapun jenisnya, hanya berikan ASI saja. Infobunda : http://www.infobunda.com/dokter/1072-ASI-Eksklusif-Bisa-MenundaKehamilan.html#ixzz2fWDWnXjo

ASI EKSLUSIF TERYATA MENCEGAH KEHAMILAN


Diposkan Label: PERSALINAN oleh Planet Bayi at Senin, Februari 07, 2011

Menurut program Keluarga Berencana (KB) jarak ideal antara kehamilan pertama dan kedua adalah 5 tahun. Sebelum menemukan metode KB yang cocok, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan bagi bayi dapat digunakan sebagai KB alami asal mengikuti persyaratannya.

KB alami dengan menyusui terbukti ampuh menunda kehamilan. KB alami yang disebut metode amenore laktasi (MAL) efektivitasnya mencapai 98%. Namun efektivitasnya bisa dipenuhi dengan syarat: Ibu belum mendapat haid lagi. Menyusui bayi secara eksklusifASI sja, tanpa makanan minuman tambahan apapun.

Menyusui sesering mungkin-minimal 12 kali sehari- dan selama mungkin. Interval atau jeda menyusui di siang hari tidak lebih dari 4 jam dan interval di malam hari tidak lebih dari 6 jam.

Tetap menyusui meski ibu atau bayi sedang sakit, karena jika berhenti menyusui, produksi ASI bisa berkurang dan menurunkan kadar hormone prolaktin.

Tidak memakai botol, empeng atau nipple shield, karena bisa menganggu proses bayi mengisap ASI. Jika bayi tidak emngisap dengan benar dan menurunkan kadar hormon prolaktin.

Karena hormon. Pada MAL Anda memanfaatkan masa ketika siklus haid belum kembali normal sejak hamil dan melahirkan. Umumnya siklus haid akan kembali normal setelah 2-3 bulan paska melahirkan. Namun jika menyusui, sering Anda menjadi tidak haid akibat adanya hormone laktasi atau prolaktin-kadar prolaktin tetap tinggi, hormone prolaktin akan menekan kadar hormone estrogen yang fungsinya mematangkan sel telur. Jikas el telur tidak matang, maka tidak akan terjadi pembuahn. Dengan demikian, tidak terjadi kehamilan.

Pada bulan pertama menerapkan MAL, kemungkinan hamil hanya 2%. Namun bila Anda telah mendapat haid kembali, risiko hamil menjadi lebih besar dan sejak saat itu MAL tidak lagi efektiv sebagai metode KB. Anda perlu segera beralih ke metode KB lainnya seperti suntik, pil, atau implant. Untuk memastikan bahwa kesuburan Anda telah kembali, gunakan alat pengetes ovulasi atau ovulation test. Bila hasilnya positif, berarti kesuburan telah kembali. Berhubungan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi pada saat itu bisa mengakibatkan kehamilan.

Sumber:http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Kelahiran/Gizi+dan+Kesehatan/menyusui.ek

MANAJEMEN LAKTASI

Manajemen laktasi adalah suatu upaya agar proses laktasi atau menyusui dapat berjalan dengan lancar dan baik. Manajemen laktasi meliputi perawatan payudara, praktek menyusui yang benar, serta dikenalinya masalah laktasi dan cara mengatasinya. Perawatan Payudara Pada masa kehamilan, payudara akan mengalami perubahan seperti pembesaran payudara, terasa lebih kencang dan padat, sering kali bunda merasa sakit atau nyeri. Daerah aerola tampak menojol dan berwarna lebih gelap. Pemilihan bra juga penting agar dapat menopang perkembangan payudara , lebih baik hindari bra berkawat dan pilih bra menyusui. Hal penting lain dalam perawatan payudara adalah breast care. Menjaga kebersihan sehari hari terutama membersihkan daerah puting dan aerola dengan baby oil sehingga bebas dari kotoran yang menyumbat. Hindari membersihkan daerah puting menggunakan sabun, karena akan membuat payudara kering dan kaku akibat hilangnya 'pelumas' yang dihasilkan kelenjar Montgomery. Proses Menyusui Masa laktasi adalah periode sesudah bayi lahir saat ASI terbentuk dan dikeluarkan. Lama masa laktasi tergantung motivasi dan kemampuan penerapan manajemen laktasi. Disadari atau tidak, motivasi bunda untuk menyusui menentukan keberhasilan proses menyusui seperti positive thinking bahwa bunda dapat memberikan ASI kepada bayi. Apabila bayi sehat dan ASI belum keluar selama 2-3 hari, bunda tidak perlu kuatir karena bayi cukup menghisap kolostrum yang dihasilkan payudara. Dianjurkan hanya memberikan ASI saja pada bayi hingga umur 6 bulan (ASI Ekslusif). Setelah 6 bulan, secara bertahap bunda dapat memberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman, 31:14) Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.1 Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan tekhnologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini. Daftar manfaat ASI bagi bayi selalu bertambah setiap hari. Penelitian menunjukkan, bayi yang diberi ASI secara khusus terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal itu disebabkan zat-zat kekebalan tubuh di dalam ASI memberikan perlindungan langsung melawan serangan penyakit. Sifat lain dari ASI yang juga memberikan perlindungan terhadap penyakit adalah penyediaan lingkungan yang ramah bagi bakteri menguntungkan yang disebut flora normal. Keberadaan bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus dan parasit berbahaya. Tambahan lagi, telah dibuktikan pula bahwa terdapat unsur-unsur di dalam ASI yang dapat membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit menular dan membantunya agar bekerja dengan benar. 2 Karena telah diramu secara istimewa, ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi. Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi yang masih rentan. Karena itulah bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembahan organ. Air susu ibu yang memiliki bayi prematur mengandung lebih banyak zat lemak, protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi. Bahkan telah dibuktikan bahwa fungsi mata bayi berkembang lebih baik pada bayi-bayi prematur yang diberi ASI dan mereka memperlihatkan kecakapan yang lebih baik dalam tes kecerdasan. Selain itu, mereka juga mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya. Salah satu hal yang menyebabkan ASI sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang baru lahir adalah kandungan minyak omega-3 asam linoleat alfa. Selain sebagai zat penting bagi otak dan retina manusia, minyak tersebut juga sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Omega-3 secara khusus sangat penting selama masa kehamilan dan pada tahap-tahap awal usia bayi yang dengannya otak dan sarafnya berkembang secara nomal. Para ilmuwan secara khusus menekankan pentingnya ASI sebagai penyedia alami dan sempurna dari omega-3. 3

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan para ilmuwan Universitas Bristol mengungkap bahwa di antara manfaat ASI jangka panjang adalah dampak baiknya terhadap tekanan darah, yang dengannya tingkat bahaya serangan jantung dapat dikurangi. Kelompok peneliti tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan yang diberikan ASI disebabkan oleh kandungan zat gizinya. Menurut hasil penelitian itu, yang diterbitkan dalam jurnal kedokteranCirculation, bayi yang diberi ASI berkemungkinan lebih kecil mengidap penyakit jantung. Telah diungkap bahwa keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang mencegah pengerasan pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan sedikit natrium (yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak mengalami penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara manfaat ASI bagi jantung.4 Selain itu, kelompok penelitian yang dipimpin Dr. Lisa Martin, dari Pusat Kedokteran Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat, menemukan kandungan tinggi hormon protein yang dikenal sebagai adiponectin di dalam ASI. 5 Kadar Adiponectin yang tinggi di dalam darah berhubungan dengan rendahnya resiko serangan jantung. Kadar adiponectin yang rendah dijumpai pada orang yang kegemukan dan yang memiliki resiko besar terkena serangan jantung. Oleh karena itu telah diketahui bahwa resiko terjadinya kelebihan berat badan pada bayi yang diberi ASI berkurang dengan adanya hormon ini. Lebih dari itu, mereka juga menemukan keberadaan hormon lain yang disebut leptin di dalam ASI yang memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. Leptindipercayai sebagai molekul penyampai pesan kepada otak bahwa terdapat lemak pada tubuh. Jadi, menurut pernyataan Dr. Martin, hormon-hormon yang didapatkan semasa bayi melalui ASI mengurangi resiko penyakit-penyakit seperti kelebihan berat badan, diabetes jenis 2 dan kekebalan terhadap insulin, dan penyakit pada pembuluh nadi utama jantung. 6 Fakta tentang "Makanan Paling Segar" [ASI] Full hygiene may not be established in water or foodstuffs other than mothers milk. Fakta tentang ASI tidak berhenti hanya sampai di sini. Peran penting yang dimainkannya terhadap kesehatan bayi berubah seiring dengan tahapan-tahapan yang dilalui bayi dan jenis zat-zat makanan yang dibutuhkan pada tahapan tertentu. Kandungan ASI berubah guna memenuhi kebutuhan yang sangat khusus ini. ASI, yang selalu siap setiap saat dan selalu berada pada suhu yang paling sesuai, memainkan peran utama dalam perkembangan otak karena gula dan lemak yang dikandungnya. Di samping itu, unsur-unsur seperti kalsium yang dimilikinya berperan besar dalam perkembangan tulang-tulang bayi. Meskipun disebut sebagai susu, cairan ajaib ini sebenarnya sebagian besarnya tersusun atas air. Ini adalah ciri terpenting, sebab selain makanan, bayi juga membutuhkan cairan dalam bentuk air. Keadaan yang benar-benar bersih dan sehat mungkin tidak bisa dimunculkan pada air atau bahan makanan, selain pada ASI. Namun ASI sedikitnya 90% adalah air , memenuhi kebutuhan bayi akan air dalam cara

yang paling bersih dan sehat. ASI dan Kecerdasan Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan otak pada bayi yang diberi ASI lebih baik daripada bayi lain. Penelitian pembandingan terhadap bayi yang diberi ASI dengan bayi yang diberi susu buatan pabrik oleh James W. Anderson seorang ahli dari Universitas Kentucky membuktikan bahwa IQ [tingkat kecerdasan] bayi yang diberi ASI lebih tinggi 5 angka daripada bayi lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini ditetapkan bahwa ASI yang diberikan hingga 6 bulan bermanfaat bagi kecerdasan bayi, dan anak yang disusui kurang dari 8 minggu tidak memberikan manfaat pada IQ. 7 Apakah ASI Dapat Memerangi Kanker? Berdasarkan hasil seluruh penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa ASI, yang dibahas dalam ratusan tulisan yang telah terbit, melindungi bayi terhadap kanker. Hal ini telah diketahui, walaupun secara fakta mekanismenya belum sepenuhnya dipahami. Ketika sebuah protein ASI membunuh selsel tumor yang telah ditumbuhkan di dalam laboratorium tanpa merusak sel yang sehat mana pun, para peneliti menyatakan bahwa sebuah potensi besar telah muncul. Catharina Svanborg, Profesor imunologi klinis di Universitas Lund, Swedia, memimpin kelompok penelitian yang menemukan rahasia mengagumkan ASI ini.8 Kelompok yang berpusat di Universitas Lund ini menjelaskan kemampuan ASI dalam memberikan perlindungan melawan beragam jenis kanker sebagai penemuan yang ajaib. Awalnya, para peneliti memberi perlakuan pada sel-sel selaput lendir usus yang diambil dari bayi yang baru lahir dengan ASI. Mereka mengamati bahwa gangguan yang disebabkan oleh bakteri Pneumococcus dan dikenal sebagai pneumonia berhasil dengan mudah dihentikan oleh ASI. Terlebih lagi, bayi yang diberi ASI mengalami jauh lebih sedikit gangguan pendengaran dibandingkan bayi yang diberi susu formula, dan menderita jauh lebih sedikit infeksi saluran pernapasan. Pasca serangkaian penelitian, diperlihatkan bahwa ASI juga memberikan perlindungan melawan kanker. Setelah menunjukkan bahwa penyakit kanker getah bening yang teramati pada masa kanak-kanak ternyata sembilan kali lebih sering menjangkiti anak-anak yang diberi susu formula, mereka menyadari bahwa hasil yang sama berlaku pula untuk jenis-jenis kanker lainnya. Menurut hasil penelitian tersebut, ASI secara tepat menemukan keberadaan sel-sel kanker dan kemudian membunuhnya. Adalah zat yang disebut alpha-lac (alphalactalbumin), yang terdapat dalam jumlah besar di dalam ASI, yang mengenali keberadaan se-sel kanker dan membunuhnya. Alphalac dihasilkan oleh sebuah protein yang membantu pembuatan gula laktosa di dalam susu. 9 Berkah Tanpa Tara Ini Adalah Karunia Allah

Ciri menakjubkan lain dari ASI adalah fakta bahwa ASI sangat bermanfaat bagi bayi apabila disusui selama dua tahun. 10 Pengetahuan penting ini, hanya baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan, telah diwahyukan Allah empat belas abad silam di dalam ayat-Nya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan..." (QS, Al Baqarah, 2:233) Sang ibu bukanlah yang memutuskan untuk membuat ASI, sumber zat makanan terbaik bagi bayi yang lemah yang memerlukan makanan di dalam tubuhnya. Sang ibu bukan pula yang menentukan beragam kadar gizi yang dikandung ASI. Allah Yang Mahakuasa-lah, Yang mengetahui kebutuhan setiap makhluk hidup dan memperlihatkan kasih sayang kepadanya, Yang menciptakan ASI untuk bayi di dalam tubuh sang ibu.

Pengasuhan Anak Keluhan Anak Imunisasi ASI Hiburan Review Seputar Kesehatan Anak
ASI 23 AUGUST 2013

Air Susu Ibu dan Kekebalan Tubuh


Air susu ibu selain sebagai sumber nutrisi dapat memberi perlindungan kepada bayi melalui berbagai komponen zat kekebalan yang dikandungnya. Berbagai telaah ilmiah telah dilakukan oleh para ahli terhadap komposisi ASI dan pengaruhnya terhadap kesehatan bayi. Pesan yang dapat disampaikan adalah ASI mengandung nutrisi esensial yang cukup untuk bayi walaupun ibu dalam kondisi kurang gizi sekalipun dan mampu mengatasi infeksi melalui komponen sel fagosit (pemusnah) dan imunoglobulin (antibodi). Komponen ASI lain yang juga mempunyai efek perlindungan, antara lain sitokin, laktoferin, lisozim dan musin. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang komponen-komponen tersebut. Sistem kekebalan tubuh manusia Setiap makhluk yang lahir dibekali sistem kekebalan tubuh oleh Sang Pencipta baik makhluk yang sangat sederhana yaitu binatang bersel satu seperti amuba maupun makhluk yang paling sempurna seperti manusia. Tingkat kekebalan tubuh yang dimiliki juga bervariasi. Secara garis besar sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2 jenis yaitu : Kekebalan tubuh tidak spesifik Kekebalan tubuh tidak spesifik adalah sistem kekebalan tubuh yang ditujukan untuk menangkal masuknya berbagai zat asing dari luar tubuh yang dapat menimbulkan kerusakan/penyakit, seperti bakteri, virus, parasit atau zat berbahaya lainnya. Yang termasuk sistem kekebalan atau pertahanan tubuh tidak spesifik ialah 1. 2. 3. 4. 5. Pertahanan fisik : kulit, selaput lendir Kimiawi : enzim, keasaman lambung Mekanik : gerakan usus, rambut getar selaput lendir Fagositosis : pemusnahan kuman/zat asing oleh sel darah putih Zat komplemen yang berfungsi pada berbagai proses pemusnahan kuman/zat asing.

Kerusakan pada sistem pertahanan ini akan memudahkan masuknya kuman/zat asing ke dalam tubuh, misalnya kulit yang luka, gangguan keasaman lambung, gangguan gerakan usus atau gangguan proses pemusnahan kuman/zat asing oleh leukosi (sel darah putih). Kekebalan tubuh spesifik Apabila kuman/zat asing yang masuk tidak dapat ditangkal oleh sistem kekebalan tubuh tidak spesifik, maka diperlukan sistem kekebalan dengan tingkat yang lebih tinggi atau sistem kekebalan spesifik . Ada 2 jenis kekebalan spesifik, yaitu (1) kekebalan selular (sel limfosit T) dan (2) kekebalan humoral (sel limfosit B yang memproduksi antibodi). Kekebalan ini hanya berperan pada kuman/zat asing yang sudah dikenal, artinya jenis kuman/zat asing tersebut sudah pernah atau lebih dari satu kali masuk ke dalam tubuh manusia. Sistim kekebalan tubuh pada ASI Air susu ibu sering disebut sebagai darah putih karena mengandung sel -sel yang penting dalam pemusnahan (fagosit) kuman dan merupakan perlindungan pertama pada saluran cerna bayi. Para ahli menemukan makrofag dan limfosit di dalam ASI. Sama seperti sistim imun pada umumnya, ASI juga memiliki sistim pertahanan (sistem imun) tidak spesifik dan spesifik.

Pertahanan tidak spesifik ASI Di dalam ASI terdapat banyak sel, terutama pada minggu-minggu pertama menyusui. Kolostrum dan ASI dini mengandung 1-3 juta sel darah putih (leukosit) per ml. Pada ASI matur, yaitu ASI setelah 2-3 bulan menyusui, jumlah sel ini menurun menjadi 1000 sel per ml yang terdiri dari monosit/makrofag (59-63%), sel neutrofil (1823%), dan sel limfosit (7-13%) ASI juga mengandung faktor pelindung (protektif) yang larut dalam ASI seperti enzim lisozim, laktoferin (sebagai pengikat zat besi), sitokin (zat yang dihasilkan oleh sel kekebalan untuk mempengaruhi fungsi sel lain), dan protein yang dapat mengikat vitamin B12, faktor bifidus, enzim-enzim, dan antioksidan. Sel makrofag Sel makrofag ASI merupakan sel fagosit (pemusnah bakteri) aktif sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada saluran cerna. Selain sifat pemusnah, sel makrofag juga memproduksi enzim lisozim, zat komplemen (komponen cairan tubuh yang berperan dalam perusakan bakteri), laktoferin, sitokin, serta enzim lainnya. Makrofag pada ASI dapat mencegah infeksi saluran cerna melalui enzim yang diproduksinya. Sel neutrofil Neutrofil yang terdapat di dalam ASI mengandung sIgA yang dianggap sebagai alat transpor IgA dari ibu ke bayi. Peran neutrofil ASI lebih ditujukan pada pertahanan jaringan payudara ibu agar tidak terjadi infeksi pada permulaan laktasi. Lisozim Lisozim dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang terdapat pada selaput lendir saluran cerna. Kadar lisozim dalam ASI adalah 0,1 mg/ml yang bertahan sampai tahun kedua menyusui, bahkan sampai penyapihan. Dibanding dengan susu sapi, ASI mengandung 300 kali lebih banyak lisozim per satuan volume yang sama. Komplemen Komplemen adalah protein yang berfungsi sebagai penanda sehingga bakteri yang ditempel oleh komplemen dapat dengan mudah dikenal oleh sel pemusnah. Disamping itu, komplomen sendiri secara langsung dapat menghancurkan bakteri. Sitokin Sitokin meningkatkan jumlah antibodi IgA kelenjar ASI. Sitokin yang berperan dalam sistim imun di dalam ASI adalah IL-l (interleukin-1) yang berfungsi mengaktifkan sel limfosit T. Sel makrofag juga menghasilkan TNF- dan interleukin 6 (IL-6) yang mengaktifkan sel limfosit B sehingga antibodi IgA meningkat. Laktoferin Laktoferin bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Efek ini dicapai dengan mengikat besi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri patogen (misalnya Staphylococcus dan E. Coli). Kadar laktoferin dalam ASI adalah 1-6 mg/ml dan tertinggi pada kolostrum. Peroksidase Peroksidase adalah enzim yang dapat menghancurkan kuman patogen. Berbeda dengan susu sapi, ASI tidak mengandung laktoperoksidase yang dapat menyebabkan reaksi peradangan di dinding usus bayi, kalaupun ada kadarnya kecil. Faktor protektif lain ASI juga mengandung protein yang dapat mengikat vitamin B12 sehingga dapat mengontrol pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran cerna. Makin banyak vitamin B12 yang diikat oleh protein mengakibatkan makin sedikit vitamin B12 yang digunakan oleh bakteri patogen.. Air susu ibu juga mengandung glikoprotein (gabungan karbohidrat dan protein), glikolipid (karbohidrat dan lemak), dan oligosakarida yang berfungsi menyerupai bakteri pada permukaan mukosa saluran cerna bayi, sehingga dapat menghambat perlekatan bakteri patogen. pada mukosa saluran cerna. Gabungan makronutrien ini juga berfungsi mengikat racun kuman (toksin). Antioksidan dalam ASI, seperti tokoferol- dan karotin- merupakan faktor anti peradangan. Di dalam ASI juga terdapat faktor ketahanan terhadap infeksi stafilokokus (faktor antistafilokok) dan komponen yang menyerupai gangliosida yang dapat menghambat bakteri E. Coli. Pertahanan spesifik ASI Mekanisme pertahanan spesifik oleh ASI diperantarai oleh limfosit T dan antibodi. Limfosit T Sel limfosit T merupakan 80% dari sel limfosit yang terdapat dalam ASI. Sel limfosit T dapat menghancurkan kapsul bakteri E. Coli dan mentransfer kekebalan selular dari ibu ke bayi yang disusuinya. Imunoglobulin (antibodi)

Imunoglobulin dihasilkan oleh Sel limfosit B. Sel limfosit B terutama memproduksi sekretori IgA (sIgA) yang berfungsi melindungi IgA dari enzim penghancur protein (tripsin, pepsin) di saluran cerna bayi dan keasaman lambung. Imunoglobulin M (IgM) akan ditransfer pada awal kehidupan bayi sebagai perlindungan terhadap E.coli dan polio, bila ibu sudah pernah terpajan sebelumnya. Imunoglobulin G IgG) dimiliki oleh bayi dari transfer melalui plasenta. Imunoglobulin D hanya sedikit sekali ditemukan dalam ASI, sedangkan IgE tidak ada. Kadar sIgA, IgG, dan IgM, tidak dipengarui oleh usia ibu, jumlah anak yang pernah dilahirkan, dan usia kehamilan. Imunoglobulin di dalam ASI tidak diserap oleh bayi tetapi berperan memperkuat sistim imun lokal saluran cerna. Limfosit B pada saluran cerna ibu diaktifkan oleh bakteri pada saluran cernanya, selanjutnya limfosit aktif ini bermigrasi ke kelenjar payudara menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi. Selain itu, beberapa kajian juga memperlihatkan kandungan antibodi terhadap jamur dan parasit pada ASI. Air susu ibu juga dilaporkan dapat meningkatkan jumlah sIgA pada saluran napas dan kelenjar ludah bayi usia 4 hari. Hal ini dibuktikan dengan lebih rendahnya kejadian penyakit radang telinga tengah, pneumonia, penyebaran bakteri ke bagian tubuh lainnya, meningitis (radang selaput otak), dan infeksi saluran kemih pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat susu formula. Fakta ini lebih nyata pada 6 bulan pertama dan dapat terlihat sampai tahun kedua. Demikian pula angka kematian bayi yang mendapat ASI lebih rendah dibanding bayi yang mendapat susu formula. IgA Sekretori (sIgA) Imunoglobulin A banyak ditemukan pada permukaan saluran cerna dan saluran napas. Dua molekul imunoglobulin A bergabung komponen sekretori membentuk IgA sekretori (sIgA). Fungsi utama sIgA adalah mencegah melekatnya kuman patogen pada dinding saluran cerna dan menghambat perkembangbiakan kuman di dalam saluran cerna. IgA sekretori di dalam ASI dilaporkan memiliki aktivitas antibodi terhadap virus (polio, Rotavirus, echo, coxsackie, influenza, Haemophilus influenzae, virus respiratori sinsisial/RSV), bakteri (Streptococcus pneumoniae; E. coli, klebsiela, shigela, salmonela, campylobacter), dan enterotoksin yang dikeluarkan oleh Vibrio cholerae, E. coli serta Giardia lamblia. Begitu pula terhadap protein makanan seperti susu sapi dan kedelai (bergantung pada pajanan ibunya). Oleh karena itu, ASI dapat mengurangi angka kesakitan infeksi saluran cerna dan saluran pernapasan bagian atas. Kolostrum Kolostrum mengandung sIgA dengan kadar sampai 5000 mg/dL yang cukup untuk melapisi permukaan saluran cerna bayi terhadap berbagai bakteri patogen dan virus. Begitu pula dengan antibodi lainnya, paling banyak terdapat dalam kolostrum. Selain itu, terdapat lebih dari 50 proses pendukung perkembangan imunitas termasuk faktor pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Perbedaan usia ibu mempunyai pengaruh terhadap kadar antibodi yang terkandung dalam kolostrum. Ibu yang masih remaja, kolostrumnya memiliki kadar IgA dan IgM sekretorik lebih banyak dibanding ibu yang usianya lebih tua. Adanya kadar antibodi yang masih tinggi terhadap virus polio dalam kolostrum perlu dipertimbangkan pada pemberian imunisasi polio per oral. Pada keadaan ini sebaiknya ASI tidak diberikan 2 jam sebelum dan sesudah pemberian vaksin polio per oral pertama, agar tidak terjadi netralisasi vaksin polio oleh sIgA kolostrum. Hubungan ASI dengan kejadian alergi Mukosa saluran cerna bayi menunjukkan kemampuan serap yang tinggi terhadap molekul besar seperti protein utuh (misalnya protein susu sapi). Pada bayi yang memiliki risiko tinggi alergi, maka masuknya molekul besar ini menjadi proses pengenalan pertama dari alergen (molekul penyebab reaksi alergi). Paparan molekul yang sama selanjutnya akan menyebabkan timbulnya gejala penyakit alergi seperti gejala saluran cerna, eksema dan asma. Pada beberapa penelitian memperlihatkan pemberian ASI eksklusif selama 4-6 bulan berhubungan dengan rendahnya kejadian penyakit alergi. Penelitian yang dilakukan di Australia pada 2187 anak selama 6 tahun menyimpulkan bahwa risiko terjadinya asma berkurang pada bayi yang mendapat ASI eksklusif. Penelitian lain menunjukkan adanya antibodi terhadap protein susu sapi pada bayi yang mengalami diare akut. Air susu ibu dan penularan infeksi Beberapa penyakit virus ibu dapat ditularkan kepada bayi melalui ASI. Walaupun virus dapat ditemukan dalam ASI, tetapi tidak selalu virus ini ditularkan ke bayi. Risiko tinggi penularan melalui ASI adalah infeksi akut saat lahir, yaitu saat antibodi untuk menetralisir virus masih sedikit terbentuk. Beberapa macam virus yang dapat ditemukan dalam ASI, yaitu : Cytomegalovirus (CMV) Virus sitomegalo (CMV) dapat ditemukan dalam ASI dan ditularkan ke bayi. Dari data yang ada, CMV yang ada di dalam ASI tidak menimbulkan efek yang membahayakan bayi. Antibodi terhadap CMV dapat dipindahkan ke janin melalui plasenta. Virus rubella

Virus rubella baik pada infeksi alamiah maupun pasca imunisasi pada ibu, dapat ditularkan ke bayi melalui ASI tetapi tidak menimbulkan efek yang membahayakan. Virus herpes simpleks Virus herpes simpleks dapat ditularkankan kepada bayi melalui ASI dan dapat menimbulkan penyakit, bahkan dapat mengenai seluruh tubuh. Hal ini terjadi terutama bila luka herpes pada permukaan payudara. Virus hepatitis B Antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) dapat ditemukan pada ASI ibu pengidap hepatitis B. Tetapi belum ada bukti kongkrit yang membuktikan bahwa virus hepatitis B tersebut dapat ditularkan ke bayi melalui ASI. Dilaporkan, lebih kurang 40% ASI dari ibu HBsAg positif juga menunjukkan HBsAg positif. Walaupun demikian, penelitian tersebut tidak memperlihatkan perbedaan bermakna dari frekuensi penularan infeksi virus hepatitis B pada bayi yang mendapat ASI dengan bayi yang tidak mendapat ASI. Penelitian menggunakan mikroskop elektron memperlihatkan hanya partikel HbsAg yang terkandung di dalam ASI ibu dengan HBsAg positif (tidak ada partikel Dane); hal ini menandakan bahwa ASI tidak menularkan penyakit hepatitis B. Human immunodeficiency virus (HIV) Virus HIV dapat ditemukan dalam cairan ASI. Penularan makin tinggi bila stadium infeksi ibu makin berat. Kemungkinan penularan sekitar 10-15% bergantung lamanya pemberian ASI. Oleh karena itu pada pencegahan penularan HIV, salah satunya adalah dengan tidak memberikan ASI. Penyimpanan ASI dan kualitas kandungan sifat kekebalan Penyimpanan ASI yang diperah memiliki risiko menurunnya kadar kandungan kekebalan. Penyimpanan dmemakai bahan dari gelas merupakan pilihan ideal karena sifat gelas yang inert akan membuat komponen imunoglobulin dan komponen lain tidak akan menempel pada dinding wadah penyimpan. ASI dapat disimpan tanpa perubahan di dalam lemari pendingin selama 72 jam. Pembekuan dapat mengurangi kemampuan aktivitas sel imun, sedangkan perebusan / pemanasan dapat menurunkan efek IgA dan IgA sekretorik. Penulis: Zakiudin Munasir dan Nia Kurniati Sumber : Buku Bedah ASI IDAI

Anda mungkin juga menyukai