21030110060027 KELAS : 2010 A PROGRAM STUDIDIPLOMA 3 TEKNIK KIMIA PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK UNIIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012
Baku mutu air adalah batas kadar yang diperoleh bagi zat atau industri bahan pencemar yang terdapat di dalam air, akan tetapi air trsebut tetap dapat digunakan sesuai dengan kriterianya. (Srikandi Fardiaz, 1992).
Lampiran 2. Parameter Kualitas Air yang Diukur, Metode Analisis, dan Alat Alat Pengukuran
( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 ) Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu, Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri non-patogen, seperti Actinomycetes dan Cladocera (Soewarno. 2002). Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.
AIR BAKU
Bersih dan tidak keruh
Tidak berwarna
Syarat fisik
Tidak berbau
Tidak berasa
AIR BAKU
Syarat Kimia
Cukup yodium
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus ,kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.
AIR TANAH
Mata Air Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, tidak terpengaruhi oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam. (Sutrisno, 2004)
Mata air depresi : muncul karena permukaan tanah terpotong oleh muka air tanah. Banyak dijumpai di daerah berbukit/kaki gunung api, debit aliran : 1 > 10 ltr/dtk. Mata air kontak : muncul pada bidang kontak antara batuan yang berkelulusan lebih besar di bagisan atas dengan batuan yang lebih kecil di bawahnya. Air tidak bisa meresap ke bawah tapi keluar ke atas berupa mata air, debit aliran : 1 2,2 ltr/dtk, pH = 6,38-8,69 Mata air patahan : muncul dari celah yang diapit oleh lapisan kedap air pada bagian atas dan bawah. Debit aliran : 1 30 ltr/dtk, pH normal Mata air rekahan : muncul melalui rongga atau lubang biasanya pada batu gamping/daerah karst. Debit aliran : 1 30 ltr/dtk, pH tinggi
Air Sumur Dalam Air sumur dalam merupakan sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter. Air sumur dalam adalah air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah sekitar pantai.
Kesimpulan : Dari hasil analisis kualitas air bawah tanah pada 6 stasiun penelitian (Tanjung Benoa, Nusa Dua, Kuta, Legian, Canggu dan Peti Tenget) pada musim hujan dan kemarau dapat disimpulkan : 1. Mutu perairan air tanah di kawasan Tanjung Benoa, Nusa Dua dan Legian, tergolong tercemar berat sehingga tidak layak untuk bahan baku air minum, sedangkan mutu air tanah Kuta, Canggu dan Peti Tenget tergolong tercemar sedang sehingga masih layak sebagai bahan baku air minum yang perlu pengolahan (memasak) terlebih dahulu. 2. Jumlah parameter kualitas air yang melampaui baku mutu air kelas 1 (bahan baku air minum) menurut PPRI No. 82 tahun 2001 untuk air tanah Tanjung Benoa, Nusa Dua, Kuta, Legian, Canggu dan Peti Tenget pada musim hujan dan kemarau adalah padatan total terlarut (TDS), nitrit, kesadahan, BOD, COD dan bakteri coliform. 3. Parameter kualitas air tanah yang melampaui baku mutu air kelas 1 baik untuk ke 6 stasiun serta terjadi pada musim hujan maupun musim kemarau adalah BOD dan COD.
Air Tanah Dangkal terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal ini pada kedalaman 15,0 m sebagai sumur air minum, air dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik, segi kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim.
Dari Tabel 1. menunjukkan bahwa kualitas air sumur secara fisik hasilnya baik, tetapi kualitas kimia unsur Mangan (Mn) dan Besi (Fe) melebihi ambang batas.
AIR PERMUKAAN
1. Air Payau Air payau adalah campuran antara air tawar dan air laut (air asin). Jika kadar garam yang dikandung dalam satu liter air adalah antara 0,5 sampai 30 gram, maka air ini disebut air payau. Namun jika lebih, disebut air asin (air laut). Air payau memiliki tingkat salinitas tinggi, yang berarti mengandung kadar chlorida yang tinggi pula. Air payau mengandung kadar chlorida sebesar 500-5000 mg/lt dan memberikan rasa asin pada air. Baku mutu untuk air bersih, kadar klorida maksimum yang di perbolehkan adalah 600 mg/lt (Kusumahati, 1998).
Karakteristik : Air payau mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
1. Karakteristik fisik a. Merupakan cairan tak bewarna b. Mempunyai densitas = 1,02 dengan pH 7,8-8,2 c. Mempunyai titik beku = - 2,78oC dan titik didih = 101,1oC d. Suhu rata-rata = 25oC e. Rasanya pahit dan aromanya tergantung pada kemurniannya.
Karakteristik kimia Karakteristik kimia yang ada dalam air dapat merugikan lingkungan. Berikut ini beberapa karakteristik kimia dari air bersih : a. Derajat keasaman (pH) antara 6 - 8,5 b. Jumlah kesadahan (Total Hardness) c. Zat organik d.CO2 agresif tinggi e.Kandungan unsur kimiawi seperti yang banyak terkandung dalam air sumur payau adalah Fe2+, Na+, SO42-, Cl- ,Mn2+, Zn2+ (Wulandari A, 2009)
Karakteristik biologi
Termasuk karakteristik biologi adalah ganggang, lumut, dan mikroorganisme lainnya yang dapat mengganggu kesehatan, walaupun terdapat dalam jumlah kecil . (Yusuf E, 2009)
Keterangan : Lokasi A : Merupakan sumur di lokasi pelelangan ikan Teluk Betung, Bandar Lampung. Jarak sumur ke pantai 75 m Lokasi B : Dusun Rerungai Kecamatan Katibung Lampung Selatan 300 m dari garis pantai Lokasi C : Berasal dari Tanjungharapan-Panjang, berjarak 200 m dari garis pantai Lokasi D : Berasal dari Tanjungharapan-Panjang, berjarak 500 m dari garis pantai
2. AIR LAUT Air laut merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Air laut mempunyai rasa asin, karena mengandung garan NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum.(Sutrisno,2004).
pH (keasaman)Untuk mendukung mahluk hidup di biota air tawar dibutuhkan pH antara 6,7 8,6 DO (Dissolved Oxygen) Oksigen Terlarut = Kehidupan di air (hewan/ tumbuhan) dapat bertahan hidup jika DO minimum 5 ppm BOD (Biological Oxygen Demand) = Kebutuhan oksigen oleh bakteri dan mikroba untuk enetralisir bahan organik, BOD tinggi pencemaran bahan organik tinggi. BOD 1 ppm air sangat bersih, 2 ppm bersih, 3 ppm agak bersih, 4 ppm diragukan kebersihannya COD (Chemical Oxygen Demand) = Kebutuhan oksigen oleh bakteri dan mikroba untuk Penetralisir bahan kimia, COD tinggi pencemaran bahan kimia tinggi. COD Danau Laut Tawar sangat kecil (tidak terditeksi. Bahan Anorganik, untuk menditeksi pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas ekonomi masyarakat seperti pemupukan, limbah rumah tangga dll. Nitrogen, idealnya 0,3 ppm. Nitrogen Danau Laut Tawar (dalam bentuk Nitrat 0,032 ppm, dalam bentuk nitrit 0,002 ppm) sangat kecil (tidak terditeksi) Fosfat, Jika lebih dari 0,015 ppm, ganggang akan tumbuh subur Fosfor Danau Laut Tawar rata-rata 0,51 ppm, (diperkirakan dari Diterjen,Pupuk, hewan mati, kotoran hewan & limbah Rumah tangga lainnya) Kalium, Danau Laut Tawar rata-rata 1,98 ppm (diperkirakan dari pupuk dan hewan mati) Bahan Organik, terutama lemak/minyak. Bahan organik Danau Laut Tawar sangat kecil (tidak ternyata)
AIR LAUT
klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida.
Kandungan Fisik Air Laut Konduktifitas Konduktifitas merupakan kapasitas dari air laut untuk memindahan arah aliran elektris dan bergantung pada konsentrasi ion-ion dan kecepatannya. Dengan arus listrik kita dapat mengetahui temperature dan besarnya salinitas. Salinitas Salinitas adalah kandungan garam yang ada dilaut dan biasanya diperhitungkan sebagai jumlah gram garam terlarut pada 1000 gram air laut. Perairan dengan tingkat curah hujan tinggi dan dipengaruhi oleh aliran sungai memiliki salinitas yang rendah sedangkan perairan yang memiliki penguapan yang tinggi, salinitas perairannya tinggi. Suhu Suhu permukaan laut tergantung pada beberapa faktor, seperti presipitasi, evaporasi, kecepatan angin, intensitas cahaya matahari, dan faktor-faktor fisika yang terjadi di dalam kolom perairan. Pada umumnya temperature air laut bervariasi mulai dibawah 5 C sampai 33% titik pembekuan dari air asin adalah 1,9C.
Densitas Air Laut Distribusi densitas dalam perairan dapat dilihat melalui stratifikasi densitas secara vertikal di dalam kolom perairan, dan perbedaan secara horisontal yang disebabkan oleh arus. Warna Air Laut Warna air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai. warna air laut karena beberapa sebab: a. Pada umumnya lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak dari pada sinar lain. b. Warna kuning, karena di dasarnya terdapat lumpur kuning, c. Warna hijau, karena adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang memantulkan warna hijau dan juga karena adanya planton-planton dalam jumlah besar. d. Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es seperti di laut kutub utara dan selatan. e. Warna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar-sinar fosfor seperti di laut ambon. f. Warna hitam, karena di dasarnya terdapat lumpur hitam seperti di laut hitam g. Warna merah, karena binatang-binatang kecil berwarna merah yang terapung.
AIR DANAU Air danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Air danau juga merupakan unit penampungan air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.
tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi danau dibagi menjadi 4 daerah 1. Daerah litoral sebagai berikut.
-Daerah ini merupakan daerah dangkal. -Cahaya matahari menembus dengan optimal. - Air yang hangat berdekatan dengan tepi. -Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. -Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
2. Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
3. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
4. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Berdasarkan produksi materi organik-nya Danau juga dapat dikelompokkan, yaitu sebagai berikut :
Danau Oligotropik Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun. Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Danau Eutropik Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacammacam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.
AIR SUMUR RESAPAN Air sumur resapan merupakan air hujan yang masuk dalam sumur resapan, fungsinya untuk menampung air hujan, sehingga menambah kuantitas air tanah. Air sumur resapan ini juga dapat mencegah terjadinya penurunan tanah. Selain itu juga bermanfaat untuk mengurangi lapisan permukaan sehingga dapat mencegah banjir. Karena jumlah air yang masuk ke dalam tanah bertambah, sehingga dapat menjaga kesetimbangan hidrologi air dalam tanah.
Kriteria Desain
Ukuran atau dimensi sumur yang diperlukan untuk suatu lahan/kapling bergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: Luas permukaan penutupan, yaitu lahan yang airnya akan ditampung dalam sumur resapan, meliputi luas atap, lapangan parkir dan perkerasan lainnya Karakteristik hujan, meliputi intensitas hujan, lama hujan, selang waktu hujan. Semakin tinggi intensitas hujan, semakin lama berlangsungnya hujan memerlukan volume sumur resapan yang makin besar Koefisien permeabilitas tanah, yaitu kemampuan tanah dalam melewatkan air per satuan waktu. Tanah berpasir memiliki koefisien permeabilitas lebih tinggi dibandingkan tanah berlempung Tinggi muka air tanah. Pada tanah dengan muka air yang dalam perlu dibuat sumur resapan sebanyak-banyaknya untuk menaikkan muka air tanah.
Persyaratan
Sumur resapan dibuat pada lahan yang lolos air dan tahan longsor Sumur resapan harus bebas kontaminasi/pencemaran limbah. Air yang masuk sumur resapan adalah air hujan Untuk daerah sanitasi buruk, sumur resapan air hujan hanya menampung dari atap dan disalurkan melalui talang Mempertimbangkan aspek hidrogeologi, geologi dan hidrologi Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil. Sumur resapan berjarak minimal lima meter dari tempat penimbunan sampah dan septic tank dan berjarak minimal satu meter dari fondasi bangunan. Kedalaman sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50 meter pada musim hujan. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) minimal 2,0 cm per jam yang berarti dalam satu jam mampu menyerap genangan air setinggi 2 cm.
Konstruksi
Dengan adanya tampungan, maka air hujan punya cukup waktu untuk meresap ke dalam tanahUntuk keamanan sumur resapan perlu dilengkapi dengan dinding. Bahan-bahan yang diperlukan untuk sumur resapan meliputi: Saluran pemasukan/pengeluaran, dapat menggunakan pipa besi, pipa pralon, buis beton, pipa tanah liat, atau dari pasangan batu. Dinding sumur dapat menggunakan drum bekas, tangki fiberglass, pasangan batu bata atau buis beton Dasar sumur dan sela-sela antara galian tanah dan dinding tempat air meresap dapat diisi dengan ijuk atau kerikil.
Untuk penutup sumur dapat dipilih beragam bahan diantaranya : Pelat beton bertulang tebal 10 cm dicampur dengan satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga bagian kerikil. Pelat beton tidak bertulang tebal 10 cm dengan campuran perbandingan yang sama, berbentuk cubung dan tidak di beri beban di atasnya atau, Ferocement (setebal 10 cm).
Dinding sumur bagian atas dan bawah
Untuk dinding sumur dapat digunakan bis beton. Dinding sumur bagian atas dapat menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu bagian semen, empat bagian pasir, diplester dan di aci semen.
Pengisi Sumur
Pengisi sumur dapat berupa batu pecah ukuran 10-20 cm, pecahan bata merah ukuran 5-10 cm, ijuk, serta arang. Pecahan batu tersebut disusun berongga.
Saluran air hujan
Dapat digunakan pipa PVC berdiameter 110 mm, pipa beton berdiameter 200 mm, dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 mm. Satu hal yang penting, setelah sumur resapan dibuat, jangan lupakan perawatannya. Cukup dengan memeriksa sumur resapan setiap menjelang musim hujan atau, paling tidak, tiga tahun sekali.
Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah yang dapat dipergunakan untuk sumur resapan dibagi 3 kelas, yaitu: Permeabilitas tanah sedang (geluh/lanau, 2,0-6,5 cm/jam) Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus, 6,512,5 cm/jam) Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar, lebih besar dari 12,5 cm/jam)
Permeabilitas Tanah
Sumber: SNI T-06-1990-F
Penempatan: penempatan sumur resapan harus memperhatikan kondisi lingkungan setempat seperti: septik tank, sumur air minum, posisi rumah, ponon besar dan jalan umum. Pemeriksaan: Sumur resapan air hujan perlu diperiksa secara periodik setiap 6 bulan sekali untuk menjamin kontinuitas operasi sumur resapan. Pemeriksaan meliputi: aliran masuk, bak kontrol dan kondisi sumur resapan. Sebagai halnya biopori, sumur resapan air pernah digalakkan pembuatannya.
Buat sumur dengan diameter 80-100 cm sedalam 1,5 m namun tidak melebihi muka air tanah. Untuk memperkuat dinding tanah, gunakan buis beton, pasangan bata kosong (tanpa plesteran) atau pasangan batu kosong. Buatlah saluran pemasukan yang mengalirkan air hujan dari talang ke dalam sumur resapan dengan menggunakan pipa paralon. Buatlah saluran pembuangan dari sumur resapan menuju parit yang berfungsi membuang limpahan air saat sumur resapan kelebihan air. Ketinggian pipa pembuangan harus lebih tinggi dari muka air tanah tertinggi pada selokan drainase jalan tersebut. Isi lubang sumur resapan air dengan koral setebal 15 cm. Tutup bagian atas sumur resapan dengan plat beton. Di atas plat beton ini dapat diurug dengan tanah.
Pembuatan sumur resapan air pada rumah yang menggunakan talang air
AIR HUJAN
Air hujan merupakan proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan.
Syarat air hujan Sifat kualitas air hujan adalah bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat minera. Air hujan dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara seperti NH3, CO2 agresif, ataupun SO2. Ketersediaan air hujan tergantung pada besar kecilnya curah hujan, Air hujan tidak dapat diambil secara terus menerus, karena tergantung pada musim.
Air hujan (Rain Water) dilihat dari segi : a. Kualitas : Tergantung kualitas udara setempat. Bersifat lunak (Kesadahan rendah). Agresif/korosif.
b. Kuantitas : Cukup, diusahakan secara individual. Tergantung musim. Kontinuitas :Tergantung daerah setempat
Kesimpulan
Hujan asam telah terjadi di Jakarta sejak tahun 1984 dengan frekuensi kejadian nilai pH< 5,6 adalah 1983- 1999 sebanyak 60% dan 2001-2004 sebanyak 65%, Cisarua-Bogor 1989-2004 sebanyak 72% dan terjadi hujan asam sejak 1989. Bandung terlihat terkena hujan asam mulai tahun 1994 dengan kejadian hujan asam selama 1989-2004 sebanyak 74%. Surabaya sejak 1993 telah kena hujan asam dan terjadi hujan asam sebanyak 78% sampai 2003. Kecenderungan pH < 5,6 menurun sampai 2004 di P. Jawa berarti masih terjadi hujan asam. Faktor netralisir (NF) Ca2+> NH4+> Mg2+ sangat berperanan dalam mengontrol keasaman air hujan. Profil konsentrasi anion maupun kation tinggi di musim kemarau JJA di Jakarta, Cisarua, Bandung, kecuali Surabaya yang tinggi di musim SON karena pengaruh debu-debu tanah. Komponen laut seperti Mg2+, K+ dan Na+ adalah tinggi di musim JJA dibandingkan musim lainnya. Konsentrasi ion-ion tinggi di Jakarta dibandingkan tiga tempat lainnya, menandakan tingkat polusi tinggi di Jakarta. Terdapat pengaruh laut untuk Jakarta dan Surabaya dari unsur Mg2+ dan Na+. Pengaruh transportasi, industri dan laut dominan di Jakarta yang berakibat terhadap terjadinya hujan asam. Pengaruh partikel-partikel aerosol pada musim JJA dan SON akan memperburuk keasaman air hujan atau berpotensi menurunkan pH.
Persyaratan Fisika
1. Kekeruhan Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas maksimal kekeruhan air layak minum menurut PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990 adalah 5 skala NTU. 2. Tidak Berbau dan Rasanya Tawar Air yang kualitasnya baik adalah tidak berbau dan memiliki rasa tawar. 3. Jumlah Padatan Terapung Padatan yang dapat terlarut di dalam air seperti bahan-bahan kimia anorganik dan gas-gas yang biasa disebut dengan padatan terapung, padatan terapung dalam jumlah yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan adalah (1000 mg/l). 4. Suhu Normal Air yang baik mempunyai temperatur normal 8C dari suhu kamar (27C). 5. Warna Warna pada air disebabkan oleh adanya bahan kimia atau mikroorganik (plankton) yang terlarut di dalam air.
Persyaratan Kimia
1. Derajat Keasaman (pH)
pH menunjukkan derajat keasaman suatu larutan. Air yang baik adalah air yang bersifat netral (PH = 7). 2. Kandungan Bahan Kimia Organik Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dalam jumlah yang tidak melebihi batas yang ditetapkan. kimia organik tersebut antara lain karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen. 3. Kandungan Bahan Kimia Anorganik Kandungan bahan kimia anorganik pada air layak minum tidak melebihi jumlah yang telah ditentukan. Bahan-bahan kimia yang termasuk bahan kimia anorganik antara lain klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun. 4. Tingkat Kesadahan Kesadahan air disebabkan adanya kation (ion positif) logam dengan valensi dua, seperti Ca2+, Mn2+, Sr2+, Fe2+, dan Mg2+. Secara umum, kation yang sering menyebabkan air sadah adalah kation Ca2+ dan Mg2+. Kation ini dapat membentuk kerak apabila bereaksi dengan air sabun.
Persyaratan Biologi
Tidak Mengandung Organisme Patogen - Bakteri Salmonella typhi, Sighella dysentia, Salmonella paratyphi, dan Leptospira. - Golongan protozoa seperti Entoniseba histolyca dan Amebic dysentry. Virus Infectus hepatitis merupakan penyebab hepatitis. Tidak Mengandung Mikroorganisme Nonpatogen - Beberapa jenis bakteri, antara lain Actinomycetes (Moldlikose bacteria), Bakteri coli (Coliform bacteria), Fecal streptococci, dan Bakteri Besi (Iron Bacteria). -Sejenis ganggang atau Algae yang hidup di air kotor menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada air. -Cacing yang hidup bebas di dalam air (free living worms).
PENGOLAHAN AIR BERSIH UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DAN NON DOMESTIK (STUDI KASUS PERUSAHAAN TEKSTIL BAWEN KABUPATEN SEMARANG)
Air baku yang digunakan PT Apac Inti Corpora untuk memenuhi kepentingan perusahaan diambil dari 3 sumber, yaitu: air tanah, Air tanah diolah dengan aerasi dan filtrasi. Besarnya kapasitas air tanah adalah 205,83 m3/hari Air tanah yang dipompa kemudian dilewatkan flow meter untuk mengetahui debit air yang dipompa Sarana Tirta Ungaran (STU), air sungai Bade.
parameter- parameter air baku sumur dalam yang digunakan PT Apac Inti Corpora masih memenuhi standar baku mutu yang diijinkan, namun ada parameter yang melebihi baku mutu, yaitu Fe. Kandungan Fe adalah 2,13 mg/l, sedangkan baku mutu yang diizinkan adalah 0,3 mg/l, sehingga kandungan Fe tersebut perlu diturunkan. Untuk menurunkan parameter kualitas air baku sumur dalam terutama Fe, PT Apac Inti Corpora menggunakan unit pengolahan aerasi dan filtrasi dengan sand filter. Sedangkan kualitas air bersih dari sungai ada satu parameter yang belum memenuhi standar baku mutu yaitu warna. Tetapi ketika air baku dari air sungai tersebut dicampur dengan air STU dalam bak hard water, maka kandungan warna tersebut akan menurun sehingga kualitas air bakunya akan dapat memenuhi standar baku mutu
1. Sumur Dalam a. Aerasi, Air dari sumur dalam dipompa dengan submersible langsung dialirkan melalui pipa yang kemudian kemudian dipercikkan pada unit aerasi b. Bak Raw Water Air dari bak aerasi dialirkan ke bak raw water secara grafitasi yang berkapasitas 875 m3 dengan dimensi bangunan 35 m x 10 m x 2,5 m dan freeboard 0,38 m dimana pada bagian atas terdapat 4 buah manhole yang berfungsi sebagai lubang pemeriksaan. c. Filtrasi PT Apac Inti Corpora menggunakan unit filtrasi dengan media pasir kuarsa dengan tujuan untuk menyaring kotoran dan partikel-partikel yang sangat halus, serta flok-flok dari partikel tersuspensi, selain itu juga untuk mengurangi kadar Fe dan Mn. d.Bak Hard Water Air baku dari sand filter dipompakan ke bak hard water, yang berkapasitas 1125 m3 yang berbentuk silu-siku (bentuk L) dimana pada bagian atas terdapat 5 buah manhole yang berfungsi sebagai lubang pemeriksaan
a. Screening Media resapan berupa tumpukan batu dan ijuk. Media penyaring dengan ijuk berfungsi menyaring sampahsampah besar yang mengapung dan terapung di sungai seperti batangbatang, kayu, dan sampah. b. Bak Penampung Air sungai setelah disaring di unit screening dipompa dan ditampung pada 2 bak dengan kapasitas tiap bak 21 m3. Bak penampung ini berbentuk silinder dengan diameter 3 m, tinggi 3 m dan freeboard 0,45 m. c.Koagulasi Air dari bak penampung dipompakan ke bak koagulan untuk diberi tambahan koagulan. Pada unit koagulasi diharapkan partikel-partikel koloid dapat diendapkan menjadi partikelpartikel flok yang lebih besar sehingga mudah mengendap. Penambahan koagulan ke dalam air baku didikuti dengan pengadukan cepat yang bertujuan untuk mencampur antara koagulan dengan koloid. d. Flokulasi dan Sedimentasi Pengadukan lambat (flokulasi) terjadi dalam cone dengan menggunakan blade (mixer) diharapkan dapat terbentuk flok-flok yang lebih besar sehingga dapat diendapkan pada unit sedimentasi. e.Bak Penampung flok-flok yang sudah mengendap dikeluarkan (dibuang) melalui sludge blanket, sedangkan air yang sudah disisihkan dialirkan ke bak penampung secara gravitasi. f. Filtrasi Air dari bak penampung dipompakan ke carbon filter untuk disaring, dimana air dilewatkan pada benda dengan porous dengan kecepatan tinggi.
TERIMAKASIH..