Anda di halaman 1dari 6

Pengertian masyarakat Istilah masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari Bahasa Arab yang memiliki

arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Society. Jadi masyarakat meurut Kamus Besar Bahasa Indonesia masyarakat adalah sejumlah manusia dl arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yg mereka anggap sama. Sejarah Masyarakat 1. Kelompok manusia terus berkembang. Tumbuhnya berbagai masyarakat ini sekaligus menumbuhkan berbagai pikiran-pikiran. Di bidang sosial, agama, pertahanan, dan kebudayaaan. Di bidang ekonomi sendiri : Pada awalnya pertama kali Adam smith 1776 dalam bukunya Wealth of nations yang menjadi dasar perdagangan bebas. Pada saat itu, paham itu kondisi masih sgt sesuai yaitu belum adanya pabrik dan buruh. Namun, seiring dengan berjalannya waktu konsep kesejahteraan yang dibicarakan dalam bukunya itu tidak berjalan dengan baik. Lahirnya pabrik memunculkan buruh. Sebagai akibat dari konsep kapitalisme buruh adalah bagian dari biaya. Akibatnya, buruh harus ditekan, sehingga terjadi penjajahan. 2. Dengan adanya pergolakan ini lahirlah marxisme. Akhirnya karl max menyatakan dalam bukunya manifesto komunis seharusnya kepemilikan alat-alat prosuksi dipegang seluruhnya oleh negara, secara teori sangat baik, hasil produksi akan dibagikan secara optimal kepada warga negaranyasehingga kemakmuran optimal. Tetapi akibatnya malah negara membatasi proses prosuksi (negara menjadi penjajah). Di situasi spesialisasi kondisi buruh juga semakin memprihatinkan, buruh hanya bisa menguasai bidang produksi tertentu. Bahkan nilai buruh lebih rendah dari pada mesin, karena buruh tidak mempunyai alternatif untuk bekerja di bidang lain. 3. Akhirnya para buruh dengan melalui proses yang panjang, melahirkan koperas, paham ini bukan berasal dari seseorang yang pandai seperti kapitalisme dan marxisme tetapi lahir dari golongan kesulitan. Langkah pertama yang dilakukan para buruh yaitu belanja bersam. Bergiliran orang belanja ke kota, yang lain menitipkan. Tindakan ini membawa akibat : konduite buruh dimata majikan meningkat karenan berkurangnya hari membolos, sewa angkutan persatuan barang bawaan menjadi lebih murah, para penjual di kota yan semula menghadapi banyak buruh sehingga ia menekan harga, sekarang hanya menghadapi satu buruh sehingga para penjual yang bersaing menjual daganganya. Langkah kedua :

mendirikan warung kebutuhan buruh. Langkah ketiga : mendirikan sendiri pabriknya karena besarnya kebutuhan. Inilah perkembangan buruh di inggris. Sedangkan di indonesia kurang. Walaupun di indonesia sudah terdapat tokoh indonesi yaitu bung hatta. Buah pikiran bung hatta dalam UUD 1945 : sebagai bangsa yang berpuluh-puluh taun mentang imperialisme dan kolonialisme, kita mempunyai ideal dan cita-cita tinggi. Kita ingin hidup makmur dan sejahtera. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, asas itu ialah koperasi. Tapi apalah daya, indonesia sudah terkena penyakit instanisme, maunya hanya melihat hasil nya secara instan, tapi tidak melihat proses kerja kerasnya, hal ini bertentangan dengan karakter koperasi sendiri yaitu membutuhkan dedikasi, keuletan dan ketlatenan yang baik dari para pengurus maupun anggotanya. Bentuk-bentuk masyarakat Masyarakat ini kemudian berkembang mengikuti perkembangan zaman sehingga kemajuan yang dimiliki masyarakat sejalan dengan perubahan yang terjadi secara global. Tetapi, ada pula masyarakat yang berkembang dengan konsep mereka tentang perubahan itu sendiri. Perbedaan bentuk masyarakat tergantung pada kriteria apa yang digunakan. (1) Masyarakat berburu dan pengumpul makanan, Masyarakat ini berburu binantang dan mengumpulkan tanaman untuk dikonsumsi dengan menggunakan perkakas yang sederhana. Mereka tidak menanam atau berternak, Ketika tanaman dan binatang mulai habis, mereka berpindah ke tempat yang baru. Berpindah-pindah ke tempat perburuan disebut nomadik. Mereka berada dalam kelompok yang kecil, belum ada pembagian kerja yang rumit, hanya membagi pekerjaan berdasarkan jenis kelamin: laki-laki berburu binatang dan perempuan mengumpulkan sayuran untuk dikonsumsi ; (2) Masyarakat penggembala dan hortikulura, Masyarakat yang tadinya berburu hewan mulai memelihara dan berternak hewan yang diperlukan, sehingga disebut masyarakat pastoral. Para perempuan yang mengumpulkan sayuran mulai bercocok tanam tumbuhantumbuhan yang diperlukan, dengan menggunakan peralatan tangan yang sederhana. Ini disebut masyarakat hortikultur. Pada masyarakat ini, apa yang mereka tanam dan ternak sudah dapat dipanen dan kadang-kadang ada kelebihan/surplus. Di masa ini, populasinya pun berkembang menjadi ratusan. Sudah tampak ada pembagian kerja yang lebih jelas ;

(3) Masyarakat agraria, Masyarakat agraria berkembang menjadi suatu pekerjaan yang lebih terdifrensiasi, tetapi lebih jelas pembagian kerjanya, karena ada beberapa pekerjaan yang berbeda. Di lahan pertanian misalnya, dari persemaian, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan, pengendalian, pemberantasan hama dan penyakit serta panen, beberapa jenis pekerjaan mulai menggunakan tenaga hewan atau sumber tenaga air/uap. Teknologi yang digunakan adalah bajak, tenaga manusia dan tenaga hewan. Mulai terjadi segregasi/pemisahan pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki, seperti pesemaian, penanaman, panen dikerjakan oleh perempuan, selebihnya dikerjakan oleh petani laki-laki (Aida Vitayala, 2004). Walau terjadi pemisahan pekerjaan, keutuhan keluarga tetap terjaga, keluarga menjalani fungsi produksi dan konsumsi sekaligus yang sering disebut petani subsisten, bagi mereka yang memiliki surplus/kelebihan panen dapat memasarkan hasil pertaniannya ; (4) Masyarakat Industri, Pada masyarakat ini, memproduksi barang dengan menggunakan sumber energi berubah dengan penggunaan mesin-mesin besar. Pada tahap ini masyarakat mulai berubah dengan cepat. Pekerjaan berpindah dari rumah ke pabrik, demikian pula dengan perempuan yang biasanya mengerjakan pekerjaan di rumah tangga, kini bekerja di pabrik karena mendapatkan imbalan dalam bentuk uang. Dengan demikian, pertumbuhan pabrik mengikis nilai-nilai tradisional, kepercayaan, dan adat istiadat. Kemakmuran dan standar kehidupan masyarakat meningkat. Industrialisasi menyediakan banyak kenyamanan dengan dikembangkannya media transportasi dan komunikasi yang canggih. Pendidikan dan kesehatan menjadi kebutuhan yang penting. Spesialisasi pekerjaan meningkatkan tumbuh dengan pesat pendidikan keterampilan karena kebutuhan pasar. Keluarga yang tradisional kehilangan arti pentingnya dan muncul dalam berbagai bentuk. Pada tahap awal industrialisasi, standar hidup kebanyakan orang meningkat, sementara kemiskinan terus menjadi masalah serius sehingga kesenjangan sosial ikut naik. Tuntutan partisipasi politik juga meningkat ; (5) Masyarakat Pascaindustri, Masyarakat pascaindustri menekankan pada teknologi yang mampu mendukung ekonomi berbasis informasi. Pada tahap ini, terjadi perpindahan dari produksi industri yang selama ini menggunakan mesin-mesin besar menjadi pekerjaan yang lebih efisien dengan penggunaan komputer dan teknologi untuk memproses pengolahan informasi yang relevan. Jumlah populasi menjadi semakin meningkat, dan pembagian pekerjaan pun semakin kompleks. Jaringan informasi dunia penghubung masyarakat dapat memunculkan masyarakat dan kebudayaan global.

Masyarakat Desa

Masyarakat Kota

RUANG

1. Ruang kerja Lebih Terbuka

1. Ruang Kerja Kurang Terbuka

2. Musim dan Cuaca Sangat Menentukan Kegiatan masyarakatnya 3. Antara rumah dan tempat kerja jaraknya berdekatan

2. hampir tidak dipengaruhi oleh keadaan alam

3. Jaraknya jauh sehingga membutuhkan transportasi

4. Jarak rumah-rumah cenderung berdekatan dalam jumlah kecil FISIK

4. bervariasi dalam kluster menurut kelas sosialnya

1. Cenderung homogen dalam hal mata pencaharian dan keahliannya

1. Lebih heterogen dalam bidang-bidang pekerjaan dan sangat spesifik

2. interaksi sosial masyarakat di desa terjalin kuat, hidup bertetangga.

2. interaksi sosial yang terjalin tampak kurang kuat karena daya saing yang ti membuat masyarakat cenderung individualis.

3. masih terikat pada adat dan tradisi

3. pengendalian sosial sudah menggunakan hukum-hukum formal

4. terbiasa dengan gotong royong

4. hanya bergotong royong pada saat-saat tertentu

5. Mobilisasi Stabil

5. Mobilisasi kurang stabil

6. Cenderung resisten terhadap inovasi dan perubahan

6. lebih dinamis, dan mudah menerima perubahan dan pembaharuan karena kebutuhan hidup mereka

Menurut Emile Durkheim (1) Solidaritas mekanis merupakan ciri yang menandai masyarakat yang sederhana (2) solidaritas organis merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesalingtergantungan antar bagian.

Weber tertarik pada masalah mengapa institusi sosial di dunia barat berkembang semakin rasional tapi di belahan dunia lain tampak ada rintangan kuat yang menghambat perkembangan tersebut?. Dalam masalah ini, Weber memusatkan perhatiannya pada satu dari empat jenis proses yang diidentifikasikan oleh Kalrberg yaitu Rasionalitas formal yang meliputi proses berpikir seseorang dalam membuat pilihan mengenai alat dan tujuan yang biasanya merujuk pada kebiasaan, peraturan, dan hukum yang diterapkan secara universal dimana ketiganya berasal dari berbagai struktur berskala besar terutama birokrasi dan ekonomi. Weber melihat birokrasi sebagai contoh klasik dari rasionalisasi, dan memasukkan diskusinya mengenai proses birokratisasi ke dalam diskusi yang lebih luas tentang lembaga politik. Weber membedakan tiga jenis sistem otoritas yaitu tradisional, karismatik dan rasional-legal. Sistem otoritas rasional-legal hanya dapat berkembang dalam masyarakat Barat Modern dan hanya dalam sistem itulah birikrasi tersebut dapat berkembang penuh. Masyarakat di belahan dunia lain masih didominasi sistem otoritas tradisional ataupun karismatik yang merupakan rintangan

perkembangan sistem hukum rasional dan birokrasi modern. Weber juga membuat analisis rinci tentang mengapa sistem ekonomi rasional yang berkembang di dunia barat, gagal berkembang di belahan dunia lain. Dalam hal ini, Weber mengakui peran sentral agama, dimana dia di satu sisi terlibat dialog dengan Marxis untuk menunjukan bahwa agama bukanlah sebuah epifenomena semata melainkan agama telah memainkan peran kunci dalam pertumbuhan kapitalisme di Barat, tetapi gagal di masyarakat belahan dunia yang lain. Weber menegaskan, sistem agama rasionallah (Calvinisme) yang berperan sentral dalam pertumbuhan kapitalisme di Barat. Tapi dibelahan dunia lain, Weber mengkaji dan menemukan sistem agama yang irrasional yang merintangi perkembangan sistem ekonomi rasional, walaupun pada akhirnya rintangan tersebut hanya untuk sementara karena sistem ekonomi bahkan seluruh struktur sosial masyarakat akan menjadi rasional.

Anda mungkin juga menyukai