Cause of Fever (Penyebab Demam)

Banyak sekali kondisi dimana penderita dapat mengalami demam (fever / febris), termasuk karena adanya infeksi. Infections

Common cold Flu Infeksi berbagai macam virus Infeksi saluran pernafasan bagian atas Infeksi pada bagian dada Infeksi pada telinga Mononucleosis Meningitis Bronkhitis akut Tuberculosis Infeksi saluran kemih Mastitis Tonsilitis Roseola Pneumonia Chicken pox Measles Rubella Mumps Scarlet fever Appendicitis akut Typhus Penyakit tropis terutama bila berpergian ke luar negeri Malaria Typhoid

Infeksi kronis beberapa infeksi dapat menyebabkan demam yang Infeksi pada ginjal akut Infeksi kandung kemih akut Puerperal infection - a fever following recent childbirth Paparan panas tersengat sinar matahari secara langsung dalam waktu Flu-like symptoms

berulang

yang lama dapat menaikkan temperature tubuh secara tiba-tiba

Termasuk dalam fever yang disebabkan adanya gangguan dalam saluran pencernaan :

Stomach virus Parasitic bowel infection

Beberapa kemungkinan penyebab fever selama 3 hari atau lebih :

Virus Roseola Mononucleosis Pnemonia Viral hepatitis Hepatitis A Hepatitis B Infeksi abdominal Appendicitis Measles Septicemia Endocarditis Typhus Typhoid fever Paratyphoid fever (type of Typhoid fever)

Q fever Ross River virus

Penyebab dari high fever (demam tinggi) :

Virus Flu Scarlet fever Meningitis * Sebenarnya masih banyak lagi penyebab dari high fever, contohnya

adalah penyebab demam yang telah disebutkan sebelumnya diatas (penyebab fever selama 3 hari atau lebih) juga dapat menimbulkan high fever Penyebab fever dengan adanya nyeri pada otot :

Virus Keracunan makanan Listeria Yersinia Trichinosis Lyme disease

Chronic digestive conditions biasanya terdapat gejala gangguan pada saluran pencernaan lainnya dengan disertai fever tipe apa saja

Inflammatory bowel disease Crohn's disease Ulcerative colitis Appendicitis

Liver conditions

Acute hepatitis (type of Hepatitis)

Viral hepatitis Hepatitis A Hepatitis B

Joint conditions - biasanya fever dengan gejala lain seperti nyeri pada persendian atau swollen joints

Autoimmune joint condition Polyarteritis Rheumatoid arthritis SLE Polymyalgia rheumatica Familial Mediterranean fever

Beberapa penyebab dari prolonged fever (lebih dari 2 minggu) termasuk :

Infeksi kronis Tuberculosis Prostatitis Osteomyelitis Bronchiectasis Rheumatoid arthritis Inflammatory bowel disease Ulcerative colitis Leukemia Cancer Lymphoma Hodgkin's disease Rheumatic fever Fever of unknown origin Beberapa efek obat

Beberapa penyebab yang dapat menimbulkan fever yang tidak dapat dijelaskan (fever of unknown origin) :

Infeksi kronis yang bersifat ringan AIDS Tuberculosis Prostatitis Osteomyelitis Bronchiectasis Syphilis Rheumatoid arthritis SLE Leukemia Lymphoma Hodgkin's disease Subacute bacterial endocarditis (SBE) Cancer Abscess Abdominal abscess Efek samping obat Malaria Amebiasis Coccidioidomycosis Rocky mountain spotted fever Blastomycosis Histoplasmosis Lyme disease Brucellosis Psittacosis Fever of unknown origin Beberapa efek obat

Beberapa kemungkinan penyebab fever yang berulang :

Malaria Typhoid Brucellosis Dengue fever (demam dengue) Relapsing fever Trypanosomiasis (type of Parasitic Conditions) Yellow fever

Beberapa penyebab lain yang dapat menimbulkan fever :

Pelvic inflammatory disease Infeksi pada ovarium Infeksi tuba fallopi Salpingitis Gallbladder disease Abscess ginjal Emboli pada paru-paru Penyakit jantung Stroke Cancer Penyakit autoimun Salmonella Paratyphoid Rickettsia Scrub typhus Rocky Mountain spotted fever Trench fever Legionella Legionaire's disease Chlamydia

Coccidioidmycosis Spirochaere Syphillis Leprospirosis Brucella Abortus fever Melitensis fever Streptobacillary rat-bite fever Tularemia Staphylococcal bacteraemia Streptococcal bacteraemia Meningococcal bacteraemia Gonococcal bacteraemia Coliforms Infective endocarditis Prostatic abscess Ischiorectal abscess Pyosalpinx Suppurating ovarian cyst Parametritic abscess Empyema of the maxillary antrum Empyema of frontal sinus Empyema of ethmoidal air cells Infected neck lymph nodes Inected axilla lymph nodes Infected groin lymph nodes Mammary abscess Submammary abscess Empyema thoracis Lung abscess Hepatic abscess

Renal abscess Splenic abscess Empyema pada gallbladder Suppurative cholangitis Suppurative pyelephlebitis Subdiaphragmantic abscess Psoas abscess Actinomycosis pada rahang Actinomycosis pada pipi Actinomycosis pada leher Actinomycosis pada paru Actinomycosis pada hepar Actinomycosis pada medulla spinalis Actinomycosis pada caecum Pyelonephritis Urinary infection Papillary necrosis Chronic cystitis (type of Cystitis) Chronic cholecystitis Phlebitis Thyroiditis Pneumonitis Bronchopneumonia (type of Pneumonia) Parametritis Vesiculitis Dysenteric colitis Pancreatitis Familial Mediterranean fever Sarcoidosis Cirrhosis Secondary carcinoma

Hepatitis Systemic lupus erythematosus (SLE) Polyarteritis nodosa Polymyositis Dermatomyositis Giant-cell arteritis Still's disease Aplastic anaemia Agranulocytosis Lymphatic leukemia Myeloid leukemia Monocytic leukemia Hemolytic anaemia Kala-azar Plague Relapsing feer Filariasis Leprosy Schistosomiasis Meningeal hemorrhage Cerebral hemorrhage Pemphigus Severe dermatitis Exfoliative dermatitis Bullous pemphigoid Lymphoma Lymphosarcoma Malignant sarcoma Malignant carcinoma Henoch-Schnlein syndrome Allergic skin rash

Post-cardiac injury syndrome Factitious fever produced by malingerers Tonsillitis Acute pharyngitis (type of Pharyngitis) Rhinitis Otitis media Starvation Dehydration Actidosis Tuberculosis pada paru-paru Tuberculosis pada nodus lymph Bacterial meningitis Sinusitis Nasopharyntitis Mild pyelonephritis Following myocardial infarction Following pulmonary infarction Gangrene Tissue necrosis Immune complex dysfunction Infectious and inflammatory disorders Neoplasms Thermoregulatory dysfunction Radiographic tests dengan menggunakan contrast medium Surgery Transfusion reaction Toxic shock syndrome Felty syndrome Stevens-Johnson syndrome Phaeochromocytoma Neuroleptic malignant syndrome

Riley-day syndrome Cytomegalovirus disease Encephalitis Milk allergy (tipe alergi makanan) Bronchiolitis Influenza Roseola infantum Throat infection Gingivostomatitis Gastroenteritis Overheating Joint infection Pharyngitis Croup Asthma Bronchitis Gastroentitis

Pengobatan yang dilakukan terkadang dapat menimbulkan fever sebagai gejala, seperti :

Berbagai macam antibiotika Golongan Sulfa Antihistamines Barbiturates Phenobarbital

Drug interaction yang dapat menimbulkan fever :

Ketika dikombinasikan, beberapa obat atau pengobatan yang sedang dilakukan, atau juga suatu substansi (kandungan) bahan tertentu, dapat menimbulkan fever sebagai gejala, berikut ini adalah sebagian contoh :

Lithium Carbonate dan haloperidol Eskalith dan haloperidol Eskalith CR dan haloperidol Lithane dan haloperidol Lithobid dan haloperidol