Anda di halaman 1dari 5

A. Pengertian Administrasi Kurikulum A.1.

Pengertian Administrasi Secara harfiah administrasi berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari kata ad dan ministrare yang berarti membantu, melayani atau mengarahkan. Dalam bahasa Inggris disebut administration (Nawawi dalam Ahmad Sabri, 2000). Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008:13) dijelaskan bahwa, administrasi adalah 1. Segala usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber secara efektif dan efisien., 2. Kegiatan-kegiatan yang berupa kerangka kerja dari kebijakan yang dikeluarkan oleh manajer; tata usaha. Jadi kata administrasi dapat diartikan sebagai segala usaha bersama untuk membantu, melayani dan mengarahkan semua kegiatan, dalam mencapai suatu tujuan. A.2. Pengertian Kurikulum Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No.20 th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Unruh dan Unruh (1984) curriculum is defined as a plan for achieving intended learning outcomes: a plan concerned with purposes, with what is to be learned, and with the result of instruction. Dapat ditambahkan bahwa curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not (Romine dalam Sanjaya, 2005). Mark K. Smith (2000) menganalisis empat pendekatan kurikulum yaitu; (1) Curriculum as a body of knowledge to be transmitted, (2). Curriculum as an attempt to achieve certain ends in students product, (3) Curriculum as process, (4) Curriculum as praxis. Nasution (2008:5) menekankan bahwa kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Sudjana (2005:3) menambahkan kurikulum merupakan niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Sukmadinata (2005) menegaskan bahwa Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan segala rancangan dan kegiatan pendidikan yang secara maksimal dikembangkan oleh pendidik, untuk meningkatkan potensi kemanusiaan yang ada pada diri seseorang (peserta didik) baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh untuk membantu, melayani, dan mengarahkan serta membina secara kontinyu situasi belajar mengajar, agar berjalan efektif dan efesien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. B. Kegiatan Administrasi Kurikulum Gunawan (1996:80) menjelaskan bahwa, secara operasional kegiatan administrasi kurikulum dapat di identifikasikan menjadi tiga kegiatan pokok yakni; 1. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru atau pendidik, 2. Kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik, dan 3. Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh sivitas akademika atau warga sekolah. Disamping itu Sabri (2000) menambahkan kegiatan lain yang menyangkut administrasi kurikulum yakni; kegiatan yang menyangkut proses belajar mengajar (PBM), karena kegiatan ini erat kaitannya dengan ketiga

kegiatan pokok di atas. Untuk lebih memahami apa dan bagaimana sebenarnya kegiatan administrasi itu, dapat dilihat dari uraian dibawah ini. 1. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru atau pendidik A. Pembagian tugas guru yang dijabarkan dari struktur program pengajaran, dan ketentuan tentang beban mengajar wajib guru. B. Tugas guru dalam mengikuti jadwal pelajaran. Ada tiga jenis jadwal pelajaran untuk guru, yaitu: 1. Jadwal pelajaran kurikuler Disusun secara edukatif oleh guru atau tim guru dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan akademik seperti: a. Keseimbangan berat atau ringannya bobot pelajaran setiap hari. b. Pengaturan mata pelajaran mana yang perlu didahulukan, ditengah atau diakhir pelajaran, seperti olahraga, matematika, kesenian dan seterusnya. c. Mana pelajaran yang bersifat pratikum, PKL, PPL dan sebagainya. 2. Jadwal pelajaran ko-kurikuler Disusun secara strategik sesuai situasi dan kondisi individual atau kelompok peserta didik sehingga dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan serta mencerna materi pelajaran secara efektif dan efisien. 3. Jadwal pelajaran ekstra-kurikuler Disusun diluar jam pelajaran kurikuler dan progran ko-kurikuler, biasanya bersifat pengembangan ekspresi, hobi, bakat serta kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat menunjang PBM. C. Tugas guru dalam kegiatan PBM Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting. Guru menentukan segalanya, mau diapakan siswa, apa yang harus dikuasai siswa dan sejauh mana keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran, semuanya tergantung guru. Maka Gunawan (1996:83) meminta para guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Membuat desain instruksional Desain instruksional adalah suatu perencanaan pengajaran yang menggunakan pendekatan sistem, atau pengajaran dianggap sebagai sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan satu sama lain, untuk mencapai suatu tujuan. 2. Melaksanakan pengajaran, termasuk strategi pengelolaan kelas Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sanjaya (2007:164) menjelaskan pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana belajar mengajar. Pengelolaan kelas disini menurut Gunawan (1996) bisa berupa strategi fisikal dan nonfisikal. a) Strategi fisikal, pengelolaan kelas yang lebih memperhatikan kesuksesan

PBM yang ditunjang dengan kondisioning lainnya. b) Strategi nonfisikal, pengelolaan kelas yang lebih mengarah pada kesuksesan PBM yang ditunjang dengan kondisioning jiwani atau emosional. 3. Mengevaluasi hasil belajar Salah satu aspek pokok dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar adalah mengevaluasi sejauh mana terjadinya prestasi belajar siswa melalui latar belakang serta faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhinya. Wand and Brown dalam Wayan Nurkancana (1986:1) mengatakan evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu. 2. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas peserta didik atau siswa Demi suksesnya proses belajar mengajar, seorang siswa atau peserta didik harus kreatif dalam menyusun jadwal, kapan waktu belajar dan kapan waktu untuk bermain atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. 3. Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh sivitas akademis Merupakan kegiatan untuk mensinkronisasi segala kegiatan sekolah, yang kurikuler, ekstra- kurikuler, akademik atau non-akademik, hari libur dan sebagainya. 4. Kegiatan yang menyangkut proses belajar mengajar (PBM) a. Penyusunan rencana kerja tahunan, semesteran, bulanan dan mingguan. b. Penyusunan jadwal pelajaran. c. Penyusunan jadwal ulangan dan ujian. d. Penyusunan daftar buku dan alat pelajaran yang akan digunakan dalam berbagai kegiatan belajar. e. Penyusunan norma penilaian. f. Pencatatan dan pelaporan hasil-hasil kegiatan dan prestasi belajar siswa. g. Penyusunan rencana dan kegiatan belajar di dalam sekolah dan belajar di luar sekolah.

C. PELAKSANAAN KURIKULUM Sebagus apapun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki, keberhasilannya sangat tergantung pada guru. Kurikulum yang sederhanapun apabila gurunya memiliki kemampuan, semangat dan dedikasi yang tinggi, hasilnya akan lebih baik dari desain kurikulum yang hebat tetapi kemampuan, semangat dan dedikasi gurunya rendah. Sukmadinata (2007:119) menegaskan beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam pelaksanaan kurikulum, antara lain : 1. Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum, 2. Kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik, dan 3. Kemampuan untuk menerjemahkan tujuan-tujuan khusus kepada kegiatan

pembelajaran. Disamping itu, menurut Asnawir (2004:224) seorang guru juga harus memiliki sepuluh kompetensi dalam mengajar, yaitu : 1. Menguasai bahan, 2. Mengelola program belajar mengajar, 3. Mengelola kelas, 4. Menggunakan media atau sumber belajar, 5. Menguasai landasan kependidikan, 6. Mengelola interaksi belajar mengajar, 7. Menilai prestasi belajar mengajar, 8. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan konseling, 9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan 10. Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran. Dengan demikian para guru harus mampu menguasai materi pelajaran, pengetahuan cara mengajar dan pengetahuan tentang tingkah laku individu. Selain itu guru juga harus mampu menghargai profesinya serta harus terampil dalam berperilaku. Mengutip pernyataan Asnawir (2004:227) bahwa, dalam pelaksanaan kurikulum ada tiga tahap kegiatan yang harus dilakukan, yaitu; 1. Persiapan, 2. Pelaksanaan pengajaran, dan 3. Penutupan. Ketiga kegiatan tersebut adalah sebagai uraian berikut : 1. Persiapan Tahap ini dilakukan oleh guru sebelum kegiatan mengajar dimulai yakni pada saat membuka pelajaran. Sanjaya (2007:162) berpendapat bahwa membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pengajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa, agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman yang disajikan sehingga materi dan bahan pelajaran mudah dikuasai. Hal tersebut bisa berupa pengucapan salam, membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, melakukan interaksi yang menyenangkan, dan lain sebagainya. 2. Pelaksanaan Keberhasilan suatu kurikulum dapat diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang tertuang di dalam kurikulum. Untuk itu, Asnawir (2004:228) mengelompokkan kegiatan pelaksanaan pengajaran kepada tiga bagian, yaitu : a. Pendahuluan, dimana guru berusaha untuk mengarahkan perhatian siswa untuk masuk ke pokok bahasan, b. Pelajaran inti, merupakan interaksi belajar mengajar yang terjadi antara guru dengan siswa dalam membahas pokok bahasan, dan c. Evaluasi, kegiatan ini dilakukan oleh guru setelah selesai pelajaran

inti. Seperti mengajukan pertanyaan atau meminta siswa untuk membuat ringkasan tentang pokok bahasan yang telah di pelajari. 3. Penutup Menutup pelajaran perlu dilakukan agar pengalaman belajar serta materi pelajaran yang telah diterima akan menjadi bagian dari keseluruhan pengalaman siswa. Sanjaya (2007:163) mengartikannya sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah mengucapkan salam serta memberikan saran-saran untuk memperluas wawasan siswa yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas. III. Penutup A. KESIMPULAN Jika merujuk pada pengertian administrasi secara sederhana sebagai kegiatan mengarahkan, maka istilah administrasi kurikulum menekankan pada upaya bagaimana mengarahkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dilaksanakan secara tepat dalam berbagai kegiatan pendidikan. Seperti diketahui, kurikulum mengandung rencana kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar. Dalam hal ini, kurikulum merupakan panduan dalam pengajaran. Kurikulum seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai panduan, tetapi kurikulum juga sebagai instrumen dalam meramalkan keadaan masa datang. Dengan demikian, kurikulum memiliki peran sentral dalam mengarahkan capaian tujuan dan sasaran pendidikan. Ada tiga konsep yang terkait dengan kurikulum: 1. Kurikulum merupakan inti pokok dalam proses belajar mengajar di lembaga pendidikan formal. 2. Kurikulum merupakan suatu sistem yang harus dikembangkan. 3. Kurikulum merupakan suatu kajian, yang terus dipelajari oleh para ahli agar pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang. Dengan demikian, kegiatan dalam administrasi kurikulum adalah berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai instrumen dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip administrasi, kurikulum kemudian dikembangkan, sehingga dalam pelaksanaannya kurikulum dapat mencapai sasaran pendidikan yang diharapkan. Setidaknya, kegiatan administrasi kurikulum menghendaki agar rumusan kurikulum benar-benar terencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik pula.

Anda mungkin juga menyukai