Te kn ik Me kan ik O to mo t if
KATA PENGANTAR
Modul ini diterbitkan untuk menjadi bahan ajar pada SMK Bidang Keahlian Teknik Motor, memenuhi tuntutan pelaksanaan Kurikulum SMK yang disempurnakan (Kurikulum SMK edisi 1999). Nilai kegunaan modul ini terletak pada pemakaianya, karena itu kepada semua organisasi dan manajemen Pendidikan Menengah Kejuruan diharapkan dapat berusaha untuk mengoptimalkan pemakaian modul ini. Dalam pemakaian modul ini, tetap diharapkan berpegang kepada azas keluwesan, azas kesesuaian dan azas keterlaksanaan sesuai dengan karakteristik kurikulum SMK yang disempurnakan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan dalam penulisan naskah bahan ajar ini.
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
ii
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
DAFTAR ISI
JUDUL MODUL Kata pengantar...............................................................................................i Struktur Profil Kompetensi Tamatan..............................................................ii Daftar Isi.........................................................................................................iii Pendahuluan .................................................................................................iv Tujuan Umum Pembelajaran.........................................................................v Petunjuk Penggunaan Modul:........................................................................vi Kegiatan Belajar 1,.........................................................................................1 Kegiatan Belajar 2,.........................................................................................13 Kegiatan Belajar 3,.........................................................................................27 Informasi Tambahan......................................................................................40 Kegiatan Belajar 4,.........................................................................................42 Kegiatan Belajar 5,.........................................................................................48 Kegiatan Belajar 6,.........................................................................................55 Kegiatan Belajar 7..........................................................................................59 Kegiatan Belajar 8..........................................................................................62 Lembar Evaluasi.............................................................................................65 Lembar Jawaban............................................................................................70 Umpan Balik...................................................................................................72 Daftar Pustaka................................................................................................73
iii
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
PENDAHULUAN
Sebuah motor bakar tidak dapat hidup dengan sendirinya, maka motor tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol pertama kali (start) untuk membantu menghidupkannya. Sistem starter sebagai penggerak mula dapat digolongkan antara lain : Starter tangan, digunakan pada motor-motor kecil atau genset kecil. Starter kaki, digunakan pada sepeda motor. Starter listrik, digunakan pada sepeda motor, mobil. Starter udara tekan, digunakan pada motor-motor diesel berukuran besar. Dari beberapa cara Start yang ada, umumnya dipergunakan stater listrik sebagai penggerak mula pada motor mobil. Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga baterai.yang kecil, Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa Motor starter harus kecil, ringkas ,maka digunakan motor seri DC (arus searah). Penggunaan motor seri ini terutama karena motor tersebut dapat membangkitkan torsi awal yang besar sehingga dengan mudah mampu mengatasi hambatan yang timbul akibat gesekan bagian-bagian mekanisme motor, hambatan akibat tekanan kompresi dan hambatan karena belum berfungsinya sistem pelumasan pada saat awall start. Untuk dapat menghidupkan motor diperlukan putaran minimum yang cukup jika kebutuhan putaran minimum tidak tercapai maka motor akan gagal start (tidak dapat dihidupkan). Secara umum putaran minimum yang diperlukan agar proses pembakaran dalam motor mobil dapat berlangsung adalah : Motor bensin 60-90 Rpm Motor diesel injeksi langsung 80-120 Rpm Motor diesel injeksi tidak langsung 60-140 Rpm
iv
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Setelah mempelajari Modul ini peserta belajar, diharapkan : Memahami Fungsi dan prinsip kerja dari Motor Starter. Memahami Konstruksi dan cara kerja Motor Stater. Menyebutkan Komponen-komponen Motor Starter. Memperbaiki Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada Motor Starter.
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
vi
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
KEGIATAN BELAJAR 1
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Jika sebuah penghantar atau konduktor dialiri arus listrik, maka disekitar penghantar akan timbul medan magnet. Arah medan magnet yang dihasilkan tergantung dari arah arus listrik yang mengalir pada penghantar. Kaidah sekrup ulir kanan Kaidah ibu jari kanan
Gambar 1.1 Arus listrik mengalir sesuai arah panah. Medan magnet searah dengan putaran jarum jam.
Gambar 1.2 Ibu jari menunjukkan arah arus listrik. Keempat menunjukkan magnet. jari arah lainnya medan
Dalam simbol listrik dapat digambarkan sebagai berikut. Arah garis gaya magnet
Arah garis gaya magnet searah Arah garis gaya magnet putaran jarum jam berlawanan putaran jarum jam.
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Bila penghantar yang dialiri arus listrik ditempatkan diantara dua kutup magnet permanen maka garis-garis gaya magnet pada magnet permanen dan pada penghantar akan saling berinteraksi sebagi berikut:
Garis gaya magnet yang searah akan saling memperkuat dan garis gaya magnet yang berlawanan saling memperlemah. Pada kumparan akan timbul gaya elektro magnet sehingga kumparan terdorong kebawah (sesuai arah panah)
Sebuah penghantar berbentuk U ditempatkan diantara dua kutup magnet permanen, kemudian pada penghantar tersebut dialiri arus listrik maka penghantar akan berputar. Sisi penghantar terdorong keatas dan sisi penghantar terdorong kebawah, sehingga pada sumbu penghantar terdapat gaya saling berlawanan (kopel) dan penghantar akan berputar searah putaran jarum jam.
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Prinsip kerja Motor starter satu siklus dengan kumparan anker tunggal dijelaskan sebagai berikut : Arus listrik mengalir dari baterai sikat positif komutator sikat negatif baterai . . Sisi kumparan (arus menjauhi kita) membentuk medan magnet dengan garis gaya magnet searah putaran jarum jam. Medan magnet yang timbul diantara kutup-kutup, magnet saling berinteraksi dengan medan magnet yang timbul pada kumparan menghasilkan gaya magnet yang mengarah kebawah (arah panah).
Sisi kumparan
garis gaya magnet berlawanan arah putaran jarum jam. Medan magnet yang timbul antara kutub-kutub magnet saling berinteraksii dengan medan magnet pada kumparan dan menghasilkan gaya magnet mengarah keatas.
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Akibat dari arah kedua gaya magnet yang berlawanan tersebut maka anker akan berputar setengah putaran searah jarum jam Bila arah arus pada kumparan yang memotong kutup magnet diarahkan hanya satu arah melalui lamel komutator, maka akan menghasilkan putaran motor yang teratur secara terus menerus atau kontinyu.. Torsi yang terjadi akan tergantung pada kuat medan magnet, dan panjang kumparan yang berada dalam medan magnet. Dalam motor yang sebenarnya terdapat beberapa set atau pasangan kumparan untuk menjamin putaran motor yang lebih teratur. Prinsip dasar motor seri arus searah. Pada umumnya motor stater yang digunakan untuk motor mobil adalah motor seri arus searah seperti yang ditunjukkan pada gambar prinsip berikut ini.
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
1. Sifat starter.
Grafik motor starter 0,8 Kw dengan batterai 40 AH N4749 Tenaga putar (torsi) yang dihasilkan oleh motor starter akan semakin besar berbanding secara proporsional dengan arus yang mengalir dari baterai. Makin rendah putaran motor, makin besar arus yang mengalir sehingga menghasilkan tenaga putar (torsi) yang besar. Semakin tinggi putaran motor maka timbul arus lawan (induksi diri) pada kumparan anker, sehingga arus yang mengalir pada motor starter menjadi kecil dan mengakibatkan tenaga putar (torsi) yang dihasilkan rendah. Putaran motor dapat menjadi lebih tinggi, tergantung pada perbandingan tegangan yang diberikan pada motor starter. Hal ini terutama diperlukan pada waktu menstart motor, dimana diperlukan tenaga yang sangat besar. Grafik diatas menunjukan hubungan antara torsi, arus, dan tegangan pada
motor starter berukuran bisa (0,8 Kw) ketika di lakukan pengujian kapasitas. Dari hasil tes tersebut menunjukkan apabila tegangan pada motor starter bertambah besar, maka kapasitasnya akan menurun. Dengan demikian kapasitas motor starter sangat erat hubungannya dengan tegangan baterai.
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Hubungan antara kecepatan putar motor starter dan arus. Hubungan antara kecepatan putar dan arus dapat dilihat pada grafik sebelumnya. Pada saat distart, arus yang mengalir menurut grafik pada putaran nol, adalah 330 A (lihat titik perpotongan antara putaran / rpm, dengan garis horisontal arus). Pada waktu itu tegangan terbaca 5,5 V (tarik garis vertikal memotong garis tegangan dan dari titik tersebut tarik garis horizontal memotong (V). berdasarkan data arus dan tegangan , maka dapat di hitung jumlah tahanan( R ) sebagai berikut: R=
V 5,5 = = 0,016 I 330
Pada saat purtaran motor starter naik mencapai 5000 rpm, arus yang mengalir pada motor starter pada tegangan 11 V akan menjadi: I=
11 V = 687,5 A = 0,016 R
Tetapi seperti dilihat pada grafik sebelumnya arus yang mengalir hanya 70 A. Hal ini disebabkan karena adanya arus lawan (Induksi diri) pada kumparan anker, maka arus balik ini menjadi penghambat mengalirnya arus dari baterai. Besarnya arus yang mengalir pada motor starter adalah : I=
V e R
Menjadi: e = V IR Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung sebagai berikut : e = 11 70 x 0,016 = 9,88V Jadi arus 11 Volt yang dialirkan oleh 330 A dengan 5,5 Volt akan menjadi 70 Amper, hal ini disebabkan karena adanya tegangan balik akibat induksi diri pada kumparan anker kira-kira sebesar 9,88 Volt.Sehingga akhirnya arus yang mengalir : I=
V e 11 9,88 = 70 A = 0,016 R
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Apabila motor mulai berputar dan bila hambatan putaran berkurang, maka torsi dari starter menjadi kecil, kecepatannya akan naik, tetapi karena bertambahnya arus lawan, maka arus yang mengalir pada anker menjadi berkurang. Akibatnya arus ke kumparan medan dan kumparan anker akan berkurang sehingga motor starter akan menstabilkan putarannya. Pada saat hambatan putaran membesar putaran motor starter lambat, arus lawan pada kumparan anker dan kumparan medan kecil, torsi yang dihasilkan akan menjadi besar Kecepatan putar poros engkol. Seperti yang telah diterangkan terdahulu bawah fungsi motor starter yang dii kehendaki adalah memutarkan motor secukupnya untuk memperoleh putaran minimum sehingga proses pembakaran dalam silinder motor bisa berlangsung.. Kecepatan minimum yang dibutuhkan untuk menstarter motor, disesuaikan dengan kecepatan putar poros engkol adalah sebagai berikut: a Model motor Yang di maksudkan model motor di sini adalah meliputi banyaknya silinder, volume silinder, bentuk ruang bakar dan sifat-sifat karburatornya. b Kondisi motor Pengertian disini adalah meliputi temperatur tekanan udara, campuran udara bensin dan loncatan api c Faktor lain Adalah putaran minimum yang di butuhkan untuk menghidupkan motor , terutama pada saat temperatur rendah. Kecepatan putar poros engkol (Cranking speed) pada motor yang normal, tekanan kompresi baik, dan campuran udara serta saat pembakaran yang baik untuk motor bensin yang mempunyai 4 ~ 6 silinder dengan besar cc-nya 100 s/d 2000 adalah 60~ 90 rpm. Untuk jelasnya berikut ini contoh kecepatan putar poros engkol adalah sebagai berikut :
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Motor bensin
Motor diesel
Apabila putaran start dengan kecepatan putar melebihi ketentuan diatas, namun motor masih belum hidup, maka dapat dipastikan adanya kerusakan pada sistem yang lain. Sedangkan pada waktu motor distart, tegangan pada baterai tidak menurun, maka poros engkol dapat distart kembali dengan putaran poros engkol (40 ~ 60 rpm). Tapi jika pada saat distart, putaran yang lebih rendah dari ketentuan diatas maka arus yang lebih besar akan mengalir pada motor starter sehingga tegangan baterai turun, dan bila saat ini tegangan coil pengapian berada dibawah normal ( 8 Volt) maka ignition (penyalaan) tidak berfungsi. Kecepatan putar poros engkol minimum yang dibutuhkan apabila tegangan baterai menurun, sekurang-kurangnya sebesar 60 rpm. 2. Pentingnya Torsi Untuk Menggerakkan Motor. Torsi yang dihasilkan oleh motor starter merupakan faktor penting dalam menentukan apakah sistem starter dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Setiap motor mempunyai maksimum torsi yang dihasilkan, misal untuk motor 4 silinder dengan 1.500 ~ 2.000 cc maksimum torsinya adalah 0,8 ~ 1,0 kg-m. Untuk dapat menggerakkan motor dengan kapasitas tersebut, diperlukan torsi yang melebihi (sampai 6 kg m) tetapi dalam hal ini starter hanya mempunyai torsi 0,8 ~ 1,0 kg-m, tentu kemampuan tersebut tidak dapat memutar poros engkol. Untuk memperbesar torsi yang dihasilkan, maka dilakukan dengan bantuan roda gigi (gear).
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Jumlah gigi pinion dan ring gear biasanya berbanding 10 13, maka torsi akan menjadi 10 ~ 13 kali lebih besar. Sebagai contoh digunakan motor 12R dengan perbandingannya adalah sebagai berikut : Jumlah gigi starter pinion Jumlah gigi ring gear Jumlah perbandingan gigi 9 115
115 = 12,78 9
Pada saat torsi yang diperlukan poros engkol sebesar 6 kgm, maka torsi yang diperlukan untuk starter adalah:
6 = 0,47 Kg m 12,78
Dengan demikian dapat diketahui bahwa torsi yang diperlukan untuk starter adalah 0,47 kg-m.grafik dibawah menunjukkan data output starter yang diperlukan oleh motor 12R. Pada grafik sebelumnya terlihat ketika torsi starter 0,47 kg-m, putaran adalah 1.700 rpm. Dari sini dihasilkan putaran motor (NE) adalah:
1.700 = 133rpm . 12,78
Pada saat motor mulai berputar, tahanan putarannya kecil yang mestinya lebih besar dari itu. Karena tegangan pada starter dapat dihasilkan putaran yang cukup pada permulaan starter.
10
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
3. Pengaruh Temperatur Rendah Terhadap Penentuan Jenis Starter. Tinggi rendahnya temperatur juga ikut menentukan jenis starter yang bagaimana yang paling cocok untuk dipergunakan pada suatu motor. Makin rendah temperatur berarti tahanan putaran motor makin bertambah, sehingga membutuhkan torsi yang lebih besar pula untuk dapat memutarkan engkol. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan suatu starter yang mempunyai daya tahan panas yang tinggi, ukurannya kecil dan ringan, dengan kecepatan roda gigi yang mampu membangkitkan torsi yang lebih besar. Jenis starter yang dapat memenuhi kondisi seperti diatas, dikenal dengan starter reduksi. Penggunaan sifat starter reduksi yang dapat menimbulkan torsii yang besar pada waktu start, dan dengan menyesuaikan tenaga baterai, maka mampu distart pada waktu temperatur rendah. Sifat Start pada Temperatur Rendah.
Gambar grafik motor starter reduksi dengan daya 1,0 Kw Mengenai sifat-sifat start pada temperatur rendah dapat dijelaskan dengan bantuan gambar output starter reduksi (1,0 kw) yang digunakan pada motor 12R.
11
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Motor 12 R yang menggunakan baterai 50 AH dan distart pada waktu temperatur rendah adalah seperti berikut ini. Pada temperatur rendah (-250C) tahanan putaran motor bertambah, diperlukan torsi yang berkekuatan 11,5 kg-m dengan putaran poros engkol 80 rpm. Jumlah gigi pinion starter Jumlah gigi ring gear Jadi perbandingan
115 = 12,78 9
9 115
Untuk menggerakkan poros engkol diperlukan torsi pada starter sebagai berikut :
11,5 0,9 Kgm 12,78
Dalam gambar grafik starter reduksi, keluaran (out put) pada saat torsi 0,90 kgm, putaran starternya adalah 1.100 rpm. Dari data ini diperoleh data putaran (NE) sebagai berikut : NE = 12,78 = 86 rpm Yang dianggap cukup baik untuk putaran pada start pertama. Pada waktu ini arus yang mengalir ke starter adalah 250 A. Tetapi, jika kapasitas baterai besar dan mencukupi, tegangan tidak akan berkurang, dengan catatan tegangan pada starter dapat dijaga lebih dari 8,0 V .Maka yang diperlukan untuk start pertama sudah terpenuhi. Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah, bahwa pada waktu temperatur rendah maka tegangan terminal baterai akan rendah pula. Jadi pada waktu temperatur rendah, untuk membangkitkan kapasitas starter reduksi yang cukup maka kapasitas baterai harus lebih besar pula. Jelaslah bahwa kapasitas baterai merupakan faktor yang terpenting.
1.000
12
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Tujuan Khusus Pembelajaran Peserta belajar di harapkan dapat : Menyebutkan nama-nama komponen motor starter Menerangkan fungsi dari bagian-bagian utama motor starter Menjelaskan cara kerja bagian-bagian utama motor starter.
13
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Gambar Konstruksi motor starter biasa Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kumparan penahan Kumparan penarik Pegas pengembali Lengan pendorong Pegas penghantar Rumah kopling Plat rumah kopling Roda gigi pinion Poros anker 14. Kontak utama 15. Pegas pengembali kontak 16. Plat penghubung kontak 17. Rumah selenoid 18. Rumah komutator 19. Rumah sikat arang 20. Sikat arang 21. Lamel komutator 22. Sepatu kutup magnet 23. Anker 24. Rumah motor starter (yoke) 25. Kumparan medan
10. Ring pembatas 11. Sekrup ulir memanjang 12. Ring penghantar 13. Terminal 30
14
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Motor starter tersusun dari bagian-bagian yang dapat menghasilkan gaya putar, mekanisme pemindah tenaga dan saklar magnet yang berfungsi memajukan kopling starter supaya dapat berkaitan dengan roda gaya motor. 1. Bagian Yang menghasilkan Gaya Putar. 1.1 Rumah Motor Listrik dan sepatu Kutub
Rumah starter (yoke) sebagai tempat mengikatkan sepatu kutub yang dibuat dari besi/logam berbentuk silinder dan sekaligus merupakan rumah anker. Sedangkan sepatu kutub berfungsi untuk menopang kumparan medan dan memperkuat medan magnet yang di timbulkan oleh kumparan medan. Pada umumnya setiap starter mempunyai 4 buah sepatu kutub yang diikatkan pada rumah starter dengan sekrup. 1.2 Kumparan Medan
15
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Untuk menghasilkan medan magnet pada starter, pada starter tidak digunakan magnet permanen. Melainkan suatu medan magnet yang dii hasilkan melalui arus listrik yang dialirkan melalui kumparan yang di sebut kumparan medan. Kuparan medan dibuat dari lempengan tembaga yang mampu mengalirkan arus listrik yang besar. Arus yang mengalir melalui kumparan medan berfungsi untuk menghasilkan kemagnetan yang kuat pada sepatu kutub dan memperkuat garis gaya magnet. Kumparan medan dihubungan secara seri dengan kumparan anker. 1.3 Anker
Anker tersusun dari besi plat (kern), poros anker, komutator, kumparan anker dan bagian-bagian lainnya. Kedua ujung-ujungnya ditopang oleh bantalan-bantalan (bearing) yang memungkinkan anker dapat berputar diantara sepatu kutub. Kumparan anker dirakit dalm celah-celah plat dan masing-masing ujungnya di sambungkan pada sekmen komutator. Dengan demikian arus yang mengalir melewati semua kumparan dan anker dapat berputar dan menghasilkan momen putar (torsi).
16
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
1.4 Sikat-sikat
Motor starter biasanya dilengkapi dengan 4 buah sikat arang (brush) 2 buah diikatkan pada pemagang yang di isolasi dan dihubungkan dengan kumparan anker melalui komutator. Sedangkan sikat lainnya diikat pada pemegang yang dihubungan ke massa (body motor starter) sikat di tekan ke komutator oleh pegas. Bila sikat tersebut telah aus atau tekanan pegasnya menjadi lemah, maka sikat tidak akan dapat melakukan hubungan yang baik dengan komutator. Akibatnya, starter tidak akan dapat menghasilkan momen puntir yang cukup besar sesuai yang di butuhkan.
17
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
2. Mekanisme Pemindah Tenaga. 2.1 Kopling Starter (Kopling Jalan Bebas) Kopling starter (kopling jalan bebas) berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari poros anker ke roda gaya, dan mencegah pindahnya tenaga gerak motor kestarter apabila motor telah hidup akibat putaran motor melampaui putaran anker.
Konstruksi kopling jalan bebas terdiri dari beberapa bagian seperti pinion, peluru, ulir memanjang, poros pinion dan tabung penggerak. Kopling jalan bebas semacam ini disebut juga kopling peluru. Kopling peluru di tempatkan di antara pinion dan tabung penggerak. Tabung penggerak disatukan dengan tabung alur ulir memanjang, sedangkan tabung bagian dalam menjadi satu dengan pinion. Untuk mempermudah pemindahan kopling jalan bebas atau pinion pada waktu pinion akan berkaitan/lepas dari roda gaya maka dibuat konstruksi alur spiral bagian luar gigi pinion dengan bagian luar gigi roda gaya.
18
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Apabila gigi pinion berhubungan dengan gigi roda gaya dimana akan terjadi gesekan antara tabung dalam dan peluru kopling. Pada saat itu jika tabung penggerak atau tabung luar berputar kearah panah maka peluru kopling akan tertekan oleh pegas kearah ruangan (alur) yang menyempit. Akibatnya tabung luar dan tabung dalam akan berputar kearah tanda panah sebagai satu unit yang utuh (gambar kiri). Tetapi setelah mesin hidup gigi pinion di putar oleh gigi gaya karena adanya perbedaan perbandingan gigi antara gigi pinion dan gigi roda gaya maka gigi pinion akan berputar lebih cepat dari putaran anker. Dalam hal ini dapat dikatakan bawah anker dalam keadaan diam dan hanya tabung bagian dalam kopling jalan bebas yang beputar kearah tanda panah (gambar kanan). Akibatnya peluru kopling akan bergerak ke alur ruangan yang lebih besar sehingga peluru kopling bebas, sehingga putaran anker tidak dapat di percepat oleh roda gaya. Jika pada saat ini kunci kontak di putar keposisi Off, maka gigi pinion akan terlepas dari roda gaya sihingga dengan mudah akan kembali ke posisi semula.
19
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Gambar Proses Peerkaitan Gigi F = Kombinasi daya pada saklar magnet yang
mendorong pinion dengan dorongan dari perputaran anker dan alur spline.
Proses pada saat kunci kontak di putar kearah start sampai pada saat pinion berkaitan dengan roda gaya di gambarkan sebagai berikut Gambar A : Ujung-ujung dari gigi-gigi sedang bersentuhan dengan gigi roda gaya sehingga pinion tidak dapat maju. Pada saat ini ujung-ujung gigi pinion semuanya tertekan oleh bagian sisi dari gigi roda gaya. Sesudah meluncur melewati posisi seperti gambar B dan C, gaya T dan F akan menyebabkan pinion tergelincir kedalam dan terjadilah perkaitan dengan gigi roda gaya (gambar D) Perkaitan gigi yang lebih baik, menghasilkan kombinasi tenaga F dan T yang lebih besar, dan hal ini lebih baik untuk kopling starter dengan alur spline yang memungkinkan dengan gaya magnet yang kecil dapat menerima gaya F yang kuat.
20
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
4. Proses Pelepasan Pinion. Bila mesin telah hidup, pinion dan roda gaya berputar besama-sama. Putaran pinion lebih besar dari roda gaya. Sebagai contoh bila perbadingan putaran (rasio ) 15 maka jika motor berputar 1000 rpm maka pinion akan berputar 15000 rpm. Dengan adanya gigi alur memanjang pada poros anker maka tenaga atau gaya aksial pada kopling jalan bebas dengan arah yang sama memungkinkan terjadi proses pelepasan pinion yang cepat dan lembut. Bila anker mempunyai anker yang lurus maka pelepasan pinion akan tergangtung sepenuhnya oleh gaya pegas pengembali dari saklar magnet (selenoid). Dengan demikian, putaran mesin yang diputuskan langsung terhadap anker akan terjadi gaya tekan yang besar pada permukaan pinion dan roda gaya sehingga proses pelepasannya menjadi sulit. Ini merupakan salah satu alasan penggunaan kopling jalan bebas di samping fungsinya mencegah putaran motor starter melebihi putaran mesin. Lengan Pengerak dan Pegas Pendorong.
Lengan pengerak berfungsi untuk mendorong gigi pinion kearah berkaitan dan menarik kearah melepas dari roda gaya. Lengan penggerak di rakit menjadi satu dengan pegas pendorong apabila pinion akan berkaitan dengan roda gaya, maka tekanan pegas (2) bertambah besar sehingga kontak dengan terminal utama (3) lebih baik. Pegas pendorong juga berfungsi meringankan hentakan pada saat terjadi berturan gigi dan gigi seperti terlihat pada gambar berikut. Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter
21
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Dengan adanya gigi ulir memanjang maka bila terjadi kesalahan perkaiatan permukaan gigi, kopling tidak dapat mundur. Bila kunci kontak di putar kearah Off, kontak utama akan membuka. Potongan/jarak lengan penggerak pada kopling jalan bebas menjadi lebih besar dengan demikian maka anker berhenti berputar (lihat gambar di atas) Rem Anker
Rem anker berfungsi untuk mennghentikan dengan segera putaran anker untuk memungkinkan dapat distart lagi secepat mungkin.Dua macam konstruksi rem anker mekanis Gambar sebelah kiri rem anker terpasang pada bagian belakang anker dan gambar sebelah kanan terpasang pada rumah kopling bagian depan. Rem anker mekanis menggunakan tegangan pegas dan plat gesek untuk pengereman. Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 22
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Disamping rem anker mekanik, ada juga rem anker listrik yang bekerja berdasarkan arus listrik. Konstruksi motor starter ini sedikit berbeda dengan motor starter biasa, yaitu terdapat 2 buah kumparan medan. Satu kumparan medan terhubung seri dengan kumparan anker ke massa seperti motor starter yang biasa, dan kumparan medan lainnya langsung terhubung ke massa. Gambar diatas kumparan shunt. Cara kerja pada saat saklar start ON, kumparan medan shunt memperkuat kemagnetan pada kumparan medan, pada saat saklar start Off, plat kontak terlepas, arus ke kumparan medan dan ke kumparan shunt terputus. Anker masih tetap berputar karena kelembaman masa, sisa-sisa kemagnetan pada inti besi (anker) memotong kumparan medan shunt sehingga terjadi induksi dengan arah arus dan garis gaya magnet yang berlawanan. Akibatanya anker segera berhenti berputar. memperlihatkan rangkaian kelistrikan motor starter dengan
23
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Saklar magnet Fungsi utama saklar magnet (saklar magnet) adalah untuk menghubungkan dan melepaskan kopling jalan bebas dengan roda gaya, dan sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar ke motor starter melalui terminal utama.
Gambar Kontruksi saklar magnet. Saklar magnet terdiri dari plat kontak yang dihubungkan dengan plunyer dan bekerja bersamaan. Seperti pada gambar, plunyer digulung oleh dua buah gulungan, gulungan bagian dalam dibuat lebih tipis dan disebut kumparan penarik. Sedangkan gulungan bagian luar lebih tebal dan disebut dengan kumparan penahan. Bila kekuatan magnet dari kedua kumparan ini bereaksi dalam arah yang sama, maka plunyer akan tertarik dan sebaliknya pada saat gaya magnet yang dihasilkan berlawanan arah maka masing-masing gaya magnet saling menghapuskan sehingga plunyer akan kembali ke posisi semula dengan bantuan pegas pembalik (pegas pengembali). Kumparan penarik dihubungkan ke massa melalui Kumparan medan dan kumparan anker, sedangkan kumparan penahan, dihubungkan langsung dengan massa. Adapun cara kerja saklar magnetnya adalah sebagai berikut :
24
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
a. Pada saat saklar starter on Bila saklar starter diputar ke posisi ON, arus akan mengalir melalui kumparan penarik dan kumparan penahan. Akibatnya, akan terjadi gaya magnet pada kumparan penarik dan kumparan penahan dengan arah yang sama, seperti tanda panah pada gambar di samping Gaya-gaya tersebut akan menarik plunyer / plat kontak dengan kuat. Akan tetapi, arus yang dari kumparan penarik ke Kumparan medan dan anker belum mampu untuk memutar motor. b. Pada saat Menahan Setelah plat kontak menutup, terminal utama (MS) berhubungan dengan terminal C sehingga arus besar dari baterai akan mengalir ke Kumparan medan anker massa. Akibatnya anker berputar, sendangkan pada saat ini melalui kumparan penarik tidak ada arus yang yang mengalir, sehingga kemagnetannya hilang dan plunyer hanya ditahan oleh kemagnetan yang terjadi pada kumparan penahan saja.
25
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
c. Pada saat saklar starter OFF Apabila saklar starter di OFF kan, arus yang mengalir ke terminal 50 tidak ada. Pada saat ini plat kontak masih menutup, sehingga arus diterminal C selain mengalir mengalir ke ke motor, juga kumparan penarik,
kumparan penahan langsung ke massa. Karena arus yang mengalir berlawanan, maka gaya magnet yang dihasilkan oleh kumparan penarik dan kumparan penahan akan saling menghapuskan satu sama lainnya, sehingga kemagnetan tersebut tidak mampu lagi menahan plunyer. Dengan demikan plunyer akan kembali ke posisi semula dengan bantuan pegas pembalik (pegas pengembali).
26
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Tujuan Khusus Pembelajaran Peserta belajar di harapkan dapat : Menjelaskan cara kerja Motor Starter Menjelaskan cara kerja Motor Starter Reduksi. Menerangkan cara kerja Kopling Jalan Bebas.
27
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
1.
Apabila saklar starter diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui kumparan penahan ke massa dan dilain pihak kumparan penarik, Kumparan medan dan ke massa melalui anker. Pada saat ini kumparan penahan dan kumparan penarik membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama, seperti pada.gambar di atas.
28
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Maka plat kontak (plunyer) akan bergerak ke arah menutup saklar utama, sehingga lengan penggerak menggeser kopling jalan bebas ke arah posisii berkaitan dengan roda gaya. Untuk lebih jelas lagi jalannya arus adalah sebagai berikut : Baterai terminal 50 kumparan penahan massa Baterai terminal 50 kumparan penarik Kumparan medan anker massa Oleh karena arus yang mengalir ke Kumparan medan pada saat itu, relatif kecil maka anker berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan roda gaya menjadi lembut. Pada keadaan ini plat kontak belum menutup saklar utama.
29
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Bila gigi pinion sudah berkaitan penuh dengan gigi roda gaya, maka plat kontak akan mulai menutup saklar utama, lihat gambar di atas. Pada saat ini arus akan mengalir sebagai berikut: Baterai terminal 50 kumparan penahan massa Baterai saklar utama terminal C Kumparan medan anker massa Seperti terlihat pada gambar, di terminal C ada arus, maka arus dari kumparan penarik tidak dapat mengalir, akibatnya plat kontak ditahan oleh kemagnetan yang ada pada kumparan penahan saja. Bersamaan dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke Kumparan medan anker massa melalui saklar utama. Akibatnya starter dapat menghasilkan momen puntir yang besar yang digunakan memutar roda gaya. Bilamana motor sudah mulai hidup, roda gaya akan memutarkan anker melalui pinion. Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling jalan bebas akan membebaskan dan melindungi anker dari putaran yang berlebihan.
30
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Sesudah saklar starter diputar ke Off, dan saklar utama dalam keadaan belum membuka (belum bebas dari plat kontak). Maka aliran arusnya sebagai berikut: Baterai Terminal 30 Terminal utama Terminal C Kumparan medan Anker Massa Oleh karena saklar starter diputar ke posisi Off maka kumparan penarik dan kumparan penahan tidak mendapat arus dari terminal 50 melainkan dari terminal C sehingga aliran arusnya akan menjadi: Baterai Terminal 30 Terminal utama Terminal C Kumparan penarik Kumparan penahan Massa Karena arus kumparan penarik dan kumparan penahan berlawanan maka arah gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, hal ini mengakibatkan kekuatan pegas pengembali dapat mnegembalikan plat kontak ke posisi semula. Dengan demikian lengan penggerak menarik kopling jalan bebas dan gigi pinion terlepas dari perkaitan.
31
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
MOTOR STARTER REDUKSI Motor starter reduksi adalah motor starter yang disempurnakan dalam bentuk yang lebih kecil dan leibh cepat putarannya. Selain itu juga model ini dapat menghasilkan momen puntir yang lebih kuat, karena memakai gigi idle. Dengan gigi idle tersebut, gaya rotasi atau gaya putar dari anker diperlambat sampai sepertiga bagian sehingga dapat menghasilkan momen puntir yang lebih kuat pada gigi pinion, walaupun bentuk motor starternya lebih kecil. Lihat gambar di bawah ini.
Konstruksi dan cara kerja 1. Motor Starter dengan Gigi Reduksi Motor starter ini terdiri dari anker starter dan sikat arang (brush). Seperti ditunjukkan pada gambar di atas, pinion penggerak, gigi idle dan gigi kopling jalan bebas berkaitan secara tetap. Putaran anker dipindahkan ke pinion penggerak, melalui gigi idle dan gigi kopling jalan bebas sehingga putarannya berkurang sampai seperempat setelah melalui mekanisme kopling.
32
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
2. Kopling starter (kopling jalan bebas) Seperti halnya pada starter konvensional, pada starter reduksipun dilengkapi dengan kopling jalan bebas. Untuk motor starter model reduksi ini, dipergunakan kopling jalan bebas seperti berikut:
Gambar Kopling jalan bebas starter reduksi Kopling jalan bebas terdiri dari poros pinion yang perpindahannya jadi satu dengan pinion, tabung ulir memanjang yang disesuaikan terhadap kopling bagian dalam, kopling luar, peluru kopling dan gigi kopling.
33
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Peluru kopling adalah jenis peluru luar (outer roller) Cara kerja : Akibat gerakan saklar magnet menyebabkabn plunyer menekan poros pinion dan karena konstruksi ulir gigi memanjang menyebabkab pinion maju sambil berputar lambat dan terjadi perkaitan dengan roda gaya. Putaran lambat pinion ini menjamin terjadinya perkaiatan yang lembut dengan roda gaya. Fungsi pegas penggerak adalah untuk meredam hentakan plunyer agar gigi-gigi tidak rusak.
Gerakan maju pinion disertai putaran lambat agar bisa terjadi perkaitan yang baik dengan roda gaya. Jika perkitan dengan roda gaya gagal maka poros pinion akan tetap maju, titik kontak utama terhubung maka anker akan berputar dan akhirnya pinion berkaitan dengan roda gaya.
34
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Cara kerja kopling jalan bebas Seperti ditunjukkan pada gambar di samping, mekanisme Kopling peluru adalah jenis peluru luar (outer roller). Bila starter bekerja, peluru-peluru akan meluncur ke dalam sehingga mengunci bagian dalam dan luar tabung kopling dan momen kopling ulir memutar/memindahkan (gigi kopling) ke rumah (tabung
hidup dan gigi roda gaya mulai memutar pinion, maka rumah kopling bagian dalam yang berhubungan dengan poros pinion dan ulir lebih memanjang akan berputar
cepat di bandingkan dengan bagian luar kopling.Maka peluru-peluru akan menekan pegas-pegas (springs) dan kembali lagi ke posisi semula Akibatnya bagian dalam kopling akan bebas terhadap bagian luar dan mencegah terjadi putaran anker yang berlebihan (Over running).
35
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Saklar magnet
Saklar magnet terdiri dari rumah, tutup selenoid, kumparan penarik untuk menarik plunyer dan kumparan penahan untuk menahan plunyer. Plunyer dipakai untuk mendorong pinion keluar dari kontak utama untuk mensuplai arus listrik dari batterai ke motor.starter. Selanjutnya terminal utama akan tertutup oleh gerakan plunyer, pada waktu yang bersamaan plunyer menekan pegas (springs 1). Plat kontak dan plunyer merupakan satu kesatuan. Jadi apabila saklar starter pada posisi ON, plunyer tertarik ke dalam dan poros plunyer mendorong kopling poros pinion keluar.
Gambar di atas menunjukkan bahwa pegas (spring 2) dipasang di dalam plunyer. Fungsinya sama seperti pegas penggerak yang sudah diuraikan pada bagian yang menguraikan kopling jalan bebas. Apabila pinion menyentuh roda gaya, plunyer akan menekan pegas (spring 2) sehingga terminal utama tertutup. Dengan tertutup terminal utama, anker berputar dan selanjutnya pinion akan berkaitan dengan roda gaya secara sempurna.
36
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Cara kerja starter reduksi 1. Pada saat saklar starter ON Dengan memutar kunci kontak ke posisi start, arus akan mengalir melalui kumparan penahan dan bersamaan dengan ini juga mengalir ke kumparan penarik dan kumparan medan, kumparan anker, massa. Pada saat ini, kumparan penarik dan Kumparan medan menghasilkan gaya magnet dengan arah yang sama.
37
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Bila saklar magnet dan sekrup ulir memanjang telah mendorong gigi pinion sehingga terjadi perkaitan penuh dengan roda, plat kontak akan berhubungan dengan plunyer dan menghubung singkat saklar utama antara terminal 30 dan terminal C dengan demikian maka arus besar akan mengalir dari batterai ke motor starter sehingga motor akan berputar dan menghasilakan torsi yang besar. Pada waktu yang bersamaan tegangan pada ujung-ujung kumparan penarik mendapatkan potensial yang sama sehingga kumparan tersebut tidak di aliri arus. Plunyer di pertahankan pada posisi menempel ke kontak utama oleh gaya magnet pada kumparan penahan.
38
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Apabila motor sudah hidup, anker akan diputarkan oleh roda gaya, sehingga kopling starter akan berputar bebas dan mencegah anker berputar pada kecepatan tinggi yang berlebihan (diluar batas). 4. Pada saat saklar starter OFF
Dengan memutar saklar starter ke posisi OFF, arus yang mengalir ke kumparan penahan akan terputus sehingga plunyer akan kembali ke posisi semula, akibat dari dorongan pegas 2 (plunyer spring). Dengan demikian kontak utama (main contact) akan terbuka dari arus yang mengalir ke Kumparan medan akn terputus, dan anker akan berhenti berputar. Berhentinya anker ini dibantu dengan pengaruh pengereman dari gesekan antara sikat (brush) dan kommutator.
39
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
40
Te kn ik Me kan ik O to mo t if
Dengan menekan penghubung saklar starter saat kunci kontak pada ON dan transmisi pada posisi netral menyebabkan arus mengalir dari baterai kunci kontak saklar pengaman transmisi netral saklar penghubung starter relai starter massa. Relay akan bekerja dan memungkinkan arus dari baterai secara langsung mengalir ke terminal S saklar dan starter memutarkan motor. Bila motor tetap hidup, dan saklar starter dibebaskan atau berada pada posisi OFF tetapi motor tetap hidup karena kunci kontak berada di ON. 3.Mematikan motor Sirkuit untuk mematikan motor tidak dilengkapi lagi, jadi motor akan mati bila kunci kontak diputar ke posisi OFF.
41