Anda di halaman 1dari 17

SINDROM NEFROTIK

NAMA KELOMPOK : - GOSDIAN LEO ANGGORO - YUSTYA PURNAMA BRATA

DEFINISI
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal ( Ngastiyah, 1997). Penyakit ini terjadi tiba-tiba, terutama pada anak-anak. Biasanya berupa oliguria dengan urin berwarna gelap, atau urin yang kental akibat proteinuria berat ( Mansjoer Arif, dkk. 1999).

ETIOLOGI
Sindrom nefrotik bawaan

Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Resisten terhadap semua pengobatan. Prognosis buruk dan biasanya pasien meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.
Sindrom nefrotik sekunder

Disebabkan oleh :
Malaria kuartana atau parasit lainnya. Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid.

Glumerulonefritis akut atau kronik,


Trombosis vena renalis.

Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, air raksa. Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membranoproliferatif hipokomplementemik.

TANDA DAN GEJALA


Gejala yang timbul dari Sindrom nefrotik yang paling menonjol adalah oedema, kadang sampai oedema anasarka. Pada penderita ini selalu ditemukan proteinuria, hypoalbuminemia, dan hyperkolesterolemia. Kadang terdapat juga uremia (Depkes RI, 1992).

PATOFISIOLOGI

Terjadi proteinuria akibat peningkatan permiabilitas membran glomerulus. Sebagian besar protein dalam urin adalah albumin sehingga jika laju sintesis hepar dilampui, meski telah berusaha ditingkatkan, terjadi hipoalbuminemia. Hal ini menyebabkan retensi garam dan air.

Menurunnya tekanan osmotik menyebabkan edema generalisata akibat cairan yang berpindah dari sistem vaskuler kedalam ruang cairan ekstra seluler. Penurunan sirkulasi volume darah mengaktifkan sistem imun angiotensin, menyebabkan retensi natrium dan edema lebih lanjut. Hilangnya protein dalam serum menstimulasi sintesis lipoprotein di hati dan peningkatan konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia).
Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan karena hypoalbuminemia, hyperlipidemia atau defisiensi seng. Sindrom nefrotik dapat terjadi dihampir setiap penyakit renal intrinsik atau sistemik yang mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini dianggap menyerang anak-anak, namun sindrom nefrotik juga terjadi pada orang dewasa termasuk lansia.

Manifestasi klinis
a. Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya bervariasi dari bentuk ringan sampai berat (anasarka). Edema biasanya lunak dan cekung bila ditekan (pitting), dan umumnya ditemukan disekitar mata (periorbital) dan berlanjut ke abdomen daerah genitalia dan ekstermitas bawah. b. Penurunan jumlah urin : urine gelap, berbusa c. Pucat d. Hematurie.Anoreksia dan diare disebabkan karena edema mukosa usus. f. sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat badan meningkat dan keletihan umumnya terjadi. g.Gagal tumbuh dan pelisutan otot.(jangka panjang), (Betz, Cecily L.2002 : 335 ).

TERAPI MEDIK
Patofisologi Kerusakan glomerulus Imunosupresif Antikoagulansia Anti agegrasi trombosit Kehilangan protein Penurunan tekanan onkotik dan hipoalbuminemia. Diet kaya protein hewani Infus salt poor human albumin Pengobatan

Sekresi aldosteron meningkat

Diuretic spironolakton

Retensi Na+ dan air

Diuretic furosemid atau spironolakton

Sembab (resistensi)

Drainase

Komplikasi
a.Infeksi sekunder mungkin karena kadar imunoglobulin yang rendah akibat hipoalbuminemia.
b.Shock : terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (< 1 gram/100ml) yang menyebabkan hipovolemia berat sehingga menyebabkan shock. c.Trombosis vaskuler : mungkin akibat gangguan sistem koagulasi sehingga terjadi peninggian fibrinogen plasma.

d.Komplikasi yang bisa timbul adalah malnutrisi atau kegagalan ginjal.(Rauf, .2002 : .27-28).

Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan laboratorium Pada pemeriksaan laboratorium dilakukan pemeriksaan ureum darah dan nitrogen urea darah dan pemeriksaan asam urat

2)

Foto polos abdomen

Dilakukan untuk menilai bentuk dan besar ginjal apakah ada batu dan obstruksi lain, sebaiknya tanpa puasa karena dehidrasi akan memperburuk fungsi ginjal. 3) Ultrasonograffi

Untuk menilai besar dan bentuk ginjal dan tebak parenkhim ginjal dan kepadatan parenkhim ginjal, anatomi system pelviokalises dan ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.
4) Pemeriksaan radiologi jantung, tulang dan paru Pada jantung memperlihatkan kardiomegali dan efusi kardial, pemeriksaan tulang untuk menentukan adanya osteodistropi dan klasifikasi metastatik. Sedangkan pada pemeriksaan radiology paru berguna untuk mengetahui adanya uremiclung (Uremic paru) yang dianggap disebabkan oleh bendungan. 5) Biopsy ginjal

Hal ini dilakukan bila ada keraguan diagnostic gagal ginjal atau untuk mengetahui etiologinya

DIAGNOSA
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan dan natrium

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual,muntah, pembatasan diet dan perubahan membran mukosa mulut 3. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan berhubungan dengan Tidak mengenal sumber imformasi dan salah intepretasi informasi
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialysis 5. Ganggauan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra tubuh dan fungsi seksual

DX 1
1) Kaji status cairan dengan cara menimbang berat badan harian

2) Jaga keseimbangan masukan dan haluaran yang adekuat dengan intake 2 x1 /hari dari output 1200 cc/24 jam
3) Jaga turgor kulit dan adanya edema, menjaga distensi vena leher

4)
5)

Jaga tekanan darah, denyut dan irama nadi


Batasi pemasukan cairan

6) Identifikasi sumber potensial cairan dengan cara menjaga medikasi dan cairan yang digunakan untuk pengobatan : oral dan intravena

DX 2
1) Kaji status nutrisi dengan cara menimbang berat badan pasien 2) Menilai laboratorium (elektrolit serum,BUN, kreatinin, protein, transferin, dan kadar besi) 3) 4) mengkaji pola diet pasien dengan cara mengkaji riwayat diet Berikan makanan yang disukai pasien

5) Hitung kalori; kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi dengan cara melihat apakah pasien mengalami anoreksia, mual atau muntah

DX 3
4) 1)

Kaji pemahaman mengenai penyebab kelainan ginjal dan penanganannya

2) Jelaskan fungsi renal dan konsekuensi sindrom nefrotik sesuai dengan tingkat pemahaman dan kesiapan pasien untuk belajar. 3) Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara untuk memahami berbagai perubahan akibat penyakit dan penanganan yang mempengaruhi hidupnya. Sediakan informasi baik tertulis maupun secara oral dengan tepat tentang :

Fungsi dan kegagalan renal Pembatasan cairan dan diit Medikasi Melaporkan masalah, tanda dan gejala

Jadwal dan tindak lanjut


Sumber dan komunitas Pilihan therapy

DX 4
1) Kaji faktor yang menimbulkan keletihan antara lain : Adanya anemia Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

Adanya retensi produk sampah depresi


2) Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi (membantu jika keletihan terjadi); 3) Anjurkan aktivitas alternative sambil istirahat.

DX 5
1) Kaji respon dan reaksi pasien dan keluara terhadap penyakit dan penanganan 2) 3) Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga terdekat Kaji pola koping pasien dan anggota keluarga

4) Ciptakan diskusi terbuka tentang perubaha yang terjadi akibat penyakit dan penanganan 5) Gali cara alternative untuk ekspresi seksual lain selain hubungan seksual

6) Diskusikan peran memberi dan menerima cinta, kehangatan, dan kemesraan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai