Anda di halaman 1dari 107

BAB X KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI BAGIAN TIMUR

Didalam merumuskan konsep dan strategi yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, tahapan mendasar yang harus dianalisis terlebih dahulu adalah bagaimana merumuskan potensi dan masalah yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sehingga menjadi suatu isu strategis. Sebelum beranjak pada potensi dan masalah, terlebih dahulu mengulas hasil dari bahasan analisis pola dan struktur ruang, tingkat perkembangan, dan daya dukung, yang mana dari strukturnya sendiri : Memiliki hirarki I sebanyak 3 pusat pelayanan, meliputi Kecamatan Cibadak, Cicantayan, dan Kebonpedes, yang mana posisi pusatpusat ini berada di bagian utara Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. untuk hirarki II terdiri atas 4 pusat yaitu Kecamatan Gunungguruh, Nyalindung, Cidolog, dan Sukaraja. Berikut wilayah pelayanannya : Hirarki I : : Parangkuda, Cicurug, Cidahu, Parakansalak, Bojonggenteng, Kalapanunggal, Kabandungan, Nagrak : Caringin, Cisaat, Kadudampit, Cikembar, Gunungguruh : Sukabumi, Sukaraja, sukalarang, Cireunghas, Gegerbitung, Nyalindung Cibadak Cicantayan Kebonpedes Hirarki II Gunungguruh : Cisaat, Kadudampit, Cikembar Sukaraja Nyalindung : Sukalarang, Cireunghas, Gegerbitung : Purabaya, Jampang Tengah, Pabuaran, dan Curugkembar

X-1

Cidolog

: Sagaraanten, Cidadap, Tegalbuleud

Untuk pola ruang eksisiting, bahwa di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur didominasi oleh Kawasan budidaya perkebunan, dan hutan produksi tetap. Dalam tingkat perkembangan bahwa rata-rata wilayah ini memiliki perkembangan ekonomi dengan komoditi yang cukup dapat dikembangkan dari segi ekonomi tetapi belum teroptimalkan sehingga tidak menjadi komoditi potensial. Selain itu dari perkembangan penduduknya rata-rata rendah. Untuk hasil daya dukung dari gabungan analisis antara fisik, guna lahan dan sarana prasarana serta transportasi menyatakan bahwa Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur memiliki daya dukung fisik yang rata-rata baik, namun dari sarana prasarana dan aksesibilitas serta mobilitasnya wilayah ini memiliki rata-rata yang rendah kecuali di bagian utara dari wilayah ini karena dilewati oleh jalan arteri primer. Hasil dari isu strategis tersebut akan menghasilkan suatu rumusan konsep dan strategi pengembangan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur yang tepat dan memperhatikan kendala.

10.1

Rumusan Potensi dan Masalah Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Setelah di bab pembahasan sebelumnya kita menganalisis tiap aspek dan analisis wilayah dilihat dari struktu, pola, analisis

tingkat perkembangan yang mencakup perkembangan ekonomi serta penduduk, analisis daya dukung yang merupakan gabungn dari analisis fisik dan sarana prasarana serta transportasi.

X-2

Dari hasil analisis tersebut atau analisis terhadap tingkat perkembangan yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur dan faktor-faktor yang mempengaruhi maka dapat dirumuskan suatu rumusan terhadap potensi dan permasalahan yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rumusan potensi dan masalah yang dihasilkan berdasarkan kesimpulan dari pola dan struktur ruang, tingkat perkembangan dan daya dukung tiap kecamatan.

Tabel 10.1 Potensi dan Masalah Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
No Kecamatan Struktur Ruang Pola Ruang Tingkat Perkembangan Daya Dukung Potensi Struktur Ruang : Walaupun kecamatan tegalbuleud tergolong pada hirarki III namun dari segi sarana prasarana olahraga dan transportasi dari ketersediaan sarananya lengkap. Pola ruang : Berdasarkan hasil hasil analisis pola ruang Kecamatan Tegalbuleud memiliki potensi untuk kawsan perkebunan,pertanian lahan kering,hutan Keterangan Masalah Struktur Ruang : Kecamatan tegalbuleud tergolong hirarki III karena dari ketersediaan fasilitasnya berdasarkan skalogram rata-rata tidak tersedia serta aksesibilitas dan mobilitas yang rendah dengan nilai masingmasing 0,23 dan 0,04 . Pola ruang : pola ruang perkebunan dan lahan kering yang secara ekonomi dan eksisting potensial, Kesimpulan Kecamatan Tegalbuleud ketersediaan sarana prasarana transportasi sudah lengkap. Kecamatan Tegalbuleud dapat dikembangakan menjadi kawasan potensial pertanian dan perkebunan, namun terdapat kendala dalam pengembangannya akibat adanya kawasan lindung rawan tsunamai. Selain itu fasilitas nya yang kurang. Dari ekonominya Kecamatan Tegalbueleud memiliki komoditi potensial

Tegalbuleud

Hirarki III

Perkebunan, Kawasan Lindung Rawan Tsunami, Pertanian Lahan Kering, Hutan Produksi Tetap, Pertanian Lahan Basah

Potensial Cukup Tinggi

Cukup Tinggi

X-3

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi produksi tetap dan pertanian lahan basah. Dengan presentase perkebunan ( 39,28 %), pertanian lahan kering ( 12,04%). Sesuai dengan kondisi eksisting yang di dominasi oleh perkebunan kelapa dalam. Tingkat perkembangan : Secara ekonomi kecamatan ini memilki komoditi potensial yaitu kacang hijau dengan nilai LQ 3,22 engandistribusi presentase 72,6% dan kacang kedelai dengan LQ 3,22 dengan distribusi presentase 56,72%. Selain itudilihat dari segi kependudukannya kecamatan ini memiliki proyeksi tinggi dan dependency rasio yang

Keterangan Masalah namun secara kesesuain lahan merupakan kawasan budidaya terbatas dengan luasan 51% . Tingkat perkembangan : Secara Tingkat perkembangan kecamatan ini memang cukup tinggi karena ekonominya yang cukup potensial.namun, scara kualitas SDM sangat kurang yang mana dilihat dari TPAK yaitu hanya 31%. Selain itu laju pertumbuhan penduduk yang rendah senilai 0,15 %. Daya Dukung : Dilihat dari aspek fisik, bahwa dari analisis kesesuaian lahan kecamatan tegalbuled memiliki kawasan rawan

Kesimpulan yaitu kacang hijau dan kacang kedelai, dan juga depedency ratio nya rendah. Namun SDM di kecamatan ini rendah karena dilihat dari nilai TPAK nya rendah.

X-4

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi rendah yaitu senilai 28 jiwa. Daya Dukung : Berdasarkan hasil analisis daya dukung,Kecamatan Tegalbuleud memiliki sarana pendidikan yang cukup memadai, selain itu kecamatan ini dilihat dari keseuaian lahannya merupakan kawasan budidaya potensial 28%. Struktur Ruang : Kecamatan Cidolog termasuk hirarki II dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang sedang yaitu 0,52 dan mempunyai nilai indeks mobilitas sedang yaitu 0,05. Dimana untuk pelayanan sarana prasarana di kecamatan ini sudah terpenuhi, dan pelayanan sarana

Keterangan Masalah tsunami seluas 5.335,43 Ha atau 21% dari luasan kecamatan tegalbuleud.

Kesimpulan

Struktur Ruang : prasarana air bersih yang belum terpenuhi Pola ruang : terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 79,526 %

2 Cidolog Hirarki II

Perkebunan Pertanian Lahan Kering, Hutan Produksi Tetap

Potensial Sedang

Rendah

Tingkat perkembangan : Kecamatan Cidolog

Indeks mobilitas dan akesbilitas sedang dan sarana dan prasarana di Kecamatan Cidolog sudah terpenuhi. Kecamatan Cidolog cukup berpotensi dilihat dari tingkat perkembangan serta dalam pengembangan sarana prasarana harus ditingkatkan pada sarana prasarana yang belum memadai, Sehingga dapat meningkatakan tingkat

X-5

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi prasarana transportasi seperti jalan sudah terlayani. Pola ruang : didominasi oleh perkebunan dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 46,080%. Tingkat perkembangan : Secara ekonomi Kecamatan Cidolog memiliki komoditi yang cukup dapat dikembangkan walaupun bukan sektor basis, seperti padi gogo, panili, dengan nilai LQ masingmasing 0,12; 0,85; Selain itu laju pertumbuhan penduduknyapun sedang, proyeksi penduduk tinggi dan DR yang sangat

Keterangan Masalah memiliki tingkat perkembangan sedang, tetapi jika dilihat dari aspek kependudukan bahwa TPAK di kecamatan ini rendah yaitu dengan nilai 50%, selain itu dari segi ekonomi tidak ada komoditi yang potensial atau tidak ada sektor basis serta Distribusi persentase rata-ratanya rendah pada semua komoditi. Secara Tingkat perkembangan kecamatan ini memang cukup tinggi karena ekonominya yang cukup potensial.namun, scara kualitas SDM sangat kurang yang mana dilihat dari TPAK yaitu hanya 31%. Selain itu laju pertumbuhan penduduk yang rendah senilai 0,15

Kesimpulan aksesibilitas dan mobilitas dan struktur ruang kecamatan ini. Kecamatan ini memiliki sektor potensial berupa padi gogo dan panili namun memiliki SDM yang rendah bila di lihat dri nilai TPAK nya.

X-6

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi rendah, sehingga sumberdaya alam atau komoditi yang ada dapat diolah dengan cukup baik walaupun tidak potensial, dengan besaran DR 33%, dan LPP 3,33% Daya Dukung : %.

Keterangan Masalah

Kesimpulan

Daya Dukung :

Dilihat dari hasil analisis keseuain lahan kecamatan ini memiliki potensi untuk pengembangan sarana prasanaran dan transportasi karena berada dikawasan budidaya. Seperti sarana kesehatan dan pendidikan Pertanian Lahan Basah Hutan Produksi Tetap Struktur Ruang : Kecamatan Sagaranten termasuk hirarki III dengan mempunyai nilai indeks mobilitas tinggi

Walaupun kecamatan cidolog memiliki aksesibilitas serta mobilitasnya sedang namun sarana prasarana yang ada masih rendah karena sarana prasarananya masih rendah,seperti :

Sagaranten

Hirarki III

Potensial Rendah

Cukup Tinggi

Struktur Ruang : sarana pendidikan belum terpenuhi. mempunyai nilai indeks aksesibilitas

Kecamatan Sagaranten memerlukan adanya peningkatan sarana yang memadai karena kesesuain lahan nya sudah cukup

X-7

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Keterangan Potensi Masalah yaitu 0,13. Dimana untuk yang rendah yaitu 0,41 persebaran sarana yang sudah terpenuhi antara Pola ruang: terdapat kawasan budidaya lain sarana kesehatan dan terbatas dengan sarana olah raga. Untuk presentase 21,875 %, sarana prasarana dan hutan lindung transportasi sudah dengan presentase terpenuhi. 0,001% Pola ruang : didominasi oleh pertanian lahan basah Tingkat perkembangan : dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 48,126%. Tingkat perkembangan : Berdasarkan tingkat perkembangan nya kecamatan ini potensial rendah namun dari aspek kependudukan, nilai TPAK tergolong sedang yaitu 72% Daya Dukung : dilihat dari tingkat perkembangannya bahwa kecamatan ini memiliki potensi yang rendah yang mana kecamatan ini tidak ada sama sekali komoditi yang potensial baik dari sektor primer maupun sekunder, selain itu nilai LPP yang sangat rendah sebesar 0,22%, Daya Dukung : memiliki

Kesimpulan tinggi jika ingin meningkatkan struktur ruangnya. Namun dalam pengembangannya Kecamatan ini sebagai Kawasan Kendala yaitu pengembangannya terbatas.

Walaupun

X-8

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Kecamatan ini memiliki mobilitas yang tinggi itu disebabkan bahwa kecamatan ini memiliki pergerakan barang / orang yang cukup tinggi selain itu memiliki kesesuain lahan yang cukup tinggi sebagai kawasan budidaya yaitu seluas 88% Struktur Ruang : Kecamatan Cidadap termasuk hirarki III dengan mempunyai sarana prasarana yang sudah terpenuhi hanya sarana kesehatan dan prasarana telekomunikasi dan listrik. Pola ruang : didominasi oleh pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase

Keterangan Masalah mobilitas yang tinggi namun kenyataanya kecamatan sagaranten berada di hirarki III dan memiliki sarana yang kurang memadai seperti pendidikan dan kesehatan.

Kesimpulan

Cidadap

Hirarki III

Pertanian Lahan Basah, Pertanian Lahan Kering, Hutan Produksi Tetap, Perkebunan

Potensial Sangat Rendah

Cukup Tinggi

Struktur Ruang : Pendidikan belum terpenuhi, olahraga, prasarana air bersih. mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,32 dan mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0,02. Pola ruang : terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 41,210 %

Pada Kecamatan ini perlu adanya pengoptimalan penggunaan sarana dan prasaran transportasi untuk peningkatan aksesibilitas dan mobilitas. Dan Kecamatan ini dapat dikembangkan pada sektor pertanian, dilihat dari kesesuaian lahan, walaupun secara tingkatperkembangan ekonomi tidak ada yang potensial.

X-9

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi 26,617%. Tingkat perkembangan :

Daya Dukung : Kecamatan ini memiliki sarana prasarana dan transportasi yang cukup memadai selain itu di dukung dengan keseuain lahan yang ada karena sebagian besar merupakan kawasan budidaya dengan presentase 51%.

Keterangan Masalah Tingkat perkembangan : Secara ekonomi dan kependudukan tingkat perkembangan di kecamatan ini sangat rendah karena tidak memiliki sama sekali komoditi yang potensial baik di sektor primer maupun sekunder, begitupun dengan penduduknya yang kurang berpotensi dengan LPP yang sangat rendah dengan rata-rata 0,9% , Daya Dukung : Walaupun sarana prasarana di kecamatan Cidolog cukup memadai namun aksesibilitas dan mobilitas masih rendah.

Kesimpulan

CurugKembar

Hirarki III

Perkebunan, Pertanian Lahan Basah,

Potensial Rendah

Rendah

Struktur Ruang : Kecamatan curugkembar mempunyai nilai indeks

Struktur Ruang : sarana pendidikan, olahraga, dan sarana

X-10

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang Pertanian Lahan Kering

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi mobilitas sedang yaitu 0,09. Dan sarana yang sudah terpenuhi adalah sarana kesehatan, Pola ruang : didominasi oleh perkebunan dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 43,701%. Tingkat perkembangan : Kecamatan Curugkembar walaupun memiliki tingkat perkembangan yang rendah namun TPAK nya Sedang (76%), dan Nilai Interval Proyeksi Penduduk yang Cukup Tinggi, hal ini sebetulnya bisa dikembangkan jika dilakukan upaya pengembangan kualitas SDM.

Keterangan Masalah transportasi terminal belum terpenuhi. dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,11 Pola ruang : terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 63,186 % Tingkat perkembangan : Kecamatan Curugkembar tidak memiliki komoditi potensial, selain itu LPP yang sangat rendah (0,51%), walaupun proyeksi penduduk tergolong tinggi, dan TPAK sedang, tetapi kualitas SDM nya secara soft skill kurang sehingga tidak dapat mengolah SDA yang lain untuk mengembangkan kecamatan ini

Kesimpulan

Kecamatan Curugkembar merupakan kecamatan yang berpotensi dalam kependudukan dan daya dukung fisik namun masih rendah dari ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana, transportasi.

X-11

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Daya Dukung : Kecamatan ini memiliki sarana prasarana dan transportasi yang cukup memadai selain itu di dukung dengan keseuain lahan yang ada karena sebagian besar merupakan kawasan budidaya dengan presentase 51%. Struktur Ruang : Kecamatan Pabuaran termasuk hirarki III dengan mempunyai sarana kesehatan sudah terpenuhi, dan prasarana rekayasa/ rekreasi sudah terpenuhi. Dan juga sarana prasarana transportasi jalan sudah terpenuhi. Pola ruang : didominasi oleh perkebunan dan sesuai dengan arahan pola ruang

Keterangan Masalah Daya Dukung : Walaupun sarana prasarana di kecamatan Cidolog cukup memadai namun aksesibilitas dan mobilitas masih rendah.

Kesimpulan

Pabuaran

Hirarki III

Perkebunan, Hutan Lindung, Pertanian Lahan Kering

Potensial Sangat Rendah

Rendah

Struktur Ruang : nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,09 dan mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0,02. Serta sarana pendidikan, olahraga, prasarana air bersih, sarana transportasi terminal yang belum terpenuhi. Pola ruang : terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 60,559 % dan

Kecamatan Pabuaran termasuk kurang berkembang karena aksesibilitas dan mpbilitas rendah, ketersediaan fasilitas belum semua memadai dan tingkat perkembangan penduduk yang masih rendah, selain itu daya dukung fisik yang didominasi oleh kawasan budidaya terbatas, hanya saja secara ekonomi sedikit berkembang secara komoditi karena memiliki komoditi yang cukup dapat

X-12

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi dimana memiliki presentase 44,494%. Tingkat perkembangan : Kecamatan Pabuaran dilihat dari tingkat perkembangannya yaitu rendah namun Kecamatan Pabuaran memiliki beberapa komoditi yang cukup dapat dikembangkan walaupun tidak potensial, berupa daging itik (LQ = 0,5).

Keterangan Masalah hutan lindung dengan presentase 20,490% Tingkat perkembangan : walaupun memiliki komoditi cukup potensial seperti daging itik, tetapi kualitas SDM nya tidak mampu mengolah potensi komoditi tersebut dengan baik, sehingga tingkat perkembangan sangat rendah dengan LPP 0,48%, dan TPAK yang rendah sebesar 39%. Daya Dukung : Kurangnya aksesibilitas dan mobilitas di kecamatan pabuaran menyebabkan sarana kesehatan dan prasarana persampahan masih sangat kurang karena keterjangkauan masyarakat ato

Kesimpulan dikembangkan walaupun hanya di satu komoditi saja. Sehingga Perlu adanya peninigkatan aksesibilitas dan mobilitas untuk menunjang sektor yang cukup potensial yang ada di Kecamatan ini, dan adanya peningkatan SDM untuk mengelola komoditi / sektor unggulan.

Daya Dukung : Dilihat dari pelayanan sarana pendidikan dan prasarana air bersih dikecamatan pabuaran cukup baik dan memiliki kesesuian lahan sebagai kawasan budidaya seperti perkebunan dengan luas 10%.

X-13

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi

Keterangan Masalah pemerintah yang kurang,serta daya dukung lahan yang sebagian besar kawasan budidaya terbatas dan kawasan lindung sebesar 64%

Kesimpulan

X-14

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Jampang Tengah

Hirarki III

Pertambangan, Permukiman, Pertanian Lahan Basah, Industri, Perkebunan, Hutan Produksi Tetap

Potensi Struktur Ruang : Kecamatan jampang tengah termasuk hirarki III dengan mempunyai sarana pendidikan, kesehatan, dan olah raga sudah terpenuhi, dan prasarana sudah terpenuhi. Untuk jenis sarana prasarana transportasi jalan dan terminal sudah terpenuhi. Pola ruang : didominasi oleh pertambangan dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 19,620%. Tingkat perkembangan : di kecamatan ini memiliki tingkat perkembangan tinggi karena secara ekonomi terdapat komoditi yang cukup potensial untuk

Keterangan Masalah Struktur Ruang : Kecamatan jampang tengah termasuk hirarki III dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,24 dan mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0.09. Pola ruang : terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 17,088 % Tingkat perkembangan : walaupun tingkat perkembangannya tinggi, namun jika dilihat dari aspek kependudukan jika dilihat dari LPP nyapun sangat rendah yaitu 0,56%, dan DR yang tinggi (155 jiwa)

Potensial Tinggi

Sedang

Daya Dukung : Walaupun sarana

Kesimpulan Kecamatan Jampang Tengah termasuk kurang berkembang karena dari struktur ruang yang dilihat dari aksesibilitas serta mobilitas masih rendah, namun dari ketersediaan sarpras cukup terpenuhi, dan daya dukung yang baik untuk pertanian, selain itu tingkat perkembangan ekonomi yang cukup potensial, dan kependudukan yang sedikit baik dari segi TPAK. Sehingga kecamatan ini dapat dikembangakan sebagai kawasan permukiman dan pengembangan komoditi unggulan sektor perkebuanan. Pengoptimalan sarana dan prasarana transportasi sehingga dapat meningkatakan aksesibilitas dan mobilitas dan untuk meningkatkan LPP pada Kecamatan ini.

X-15

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi dikembangkan yaitu padi sawah, padi gogo, jagung, kacang tanah, ubi jalar, ketimun, pepaya, pisang, teh, pala, aren, dan daging itik, selain itu nilai TPAK tinggi yaitu 91% Daya Dukung : Dilihat dari pelayanan sarana dan prasarana dikecamatan pabuaran cukup baik dan sebagian besar memiliki kesesuian lahan sebagai kawasan budidaya sseperti perkebunan,pertanian lahan kering,hutan produksi tetap dan pemukiman.

Keterangan Masalah prasarana dan kesesuain lahannya sedang namun aksesibilitas dan mobilitas dikecamatan ini ,masih rendah.

Kesimpulan

X-16

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Purabaya

Hirarki III

Hutan Produksi Tetap, Perkebunan, Pertanian Lahan Basah, Permukiman

Potensi Struktur Ruang : Kecamatan Purabaya termasuk hirarki III dengan sarana kesehatan sudah terpenuhi sedangkan prasarana yang sudah terpenuhi adalah telekomunikasi dan listrik, untuk sarana transportasi jalan sudah terlayani. Pola ruang : didominasi oleh hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 37,152%. Tingkat perkembangan : Dari segi kependudukan kecamatan ini memiliki TPAK yang sedang yaitu 86%, serta DR yang cukup rendah yaitu 43 jiwa

Keterangan Masalah Struktur Ruang : Kecamatan Purabaya termasuk hirarki III dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,13 dan mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0,02. Sarana pendidikan, dan olah raga, prasarana air bersih dan sarana transportasi terminal belum terpenuhi. Pola ruang : terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 24,789% Tingkat perkembangan : Kecamatan ini tidak memilki komododiti potensial baik di sektor primer maupun sekunder, begitupun LPP di kecamatan ini sangat

Potensial Rendah

Sedang

Kesimpulan Kecamatan Purabaya merupakan Kecamatan yang memiliki kawasan kendala, namun kawasan budidaya potensial nya lebih dominan, secara struktur aksesibilitas dan mobilitasnya rendah, serta ketersediaan sarana prasarananya kurang mencukupi, hanya saja dari segi kependudukan agak baik dengan tingkat partisipasi angkatan kerja yang cukup baik, namun dari segi ekonomi tidak memiliki komoditi yang potensial.

X-17

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Daya Dukung : Berdasarkan hasil analisis kecamatan purabaya merupakan kawasan potensial budidaya seperti perkebunan,hutan produksi dan pertanian lahan basah dengan presentase 78%

Keterangan Masalah rendah yaitu 0,48%. Daya Dukung : Meskipun kecamatan purabaya memiliki kesesuaian lahan yang cukup baik namun sarana prasarana dan transportasi di kecamatan ini belum memadai mseperti sarana sarana kesehatan dan prasarana air bersih,persampahan serta aksesibilitas dan mobilitas yang rendah. Struktur Ruang : sarana pendidikan dan olah raga belum terpenuhi. mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0,01. Pola ruang : terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase7,681 %

Kesimpulan

Cikembar

Hirarki III

Hutan Produksi Tetap, Permukiman, Pertanian Lahan Basah

Potensial Sedang

Cukup Tinggi

Struktur Ruang : Kecamatan Cikembar termasuk hirarki III dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang Sedang yaitu 0,54, Dengan sarana agama dan kesehatan. Untuk sarana tansportasi yang terpenuhi adalah terminal dan jalan.

Kecematan Cikembar dikembangakan untuk kawasan permukiman dengan memiliki sarana transportasi yang memadai, kecamatan ini cukup berkembang dari segi perkembangan ekonomi karena memiliki komodisti potensial, dan dari segi kependudukan cukup baik, begitupun ketersediann

X-18

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Pola ruang : didominasi oleh hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 50,809%. Tingkat perkembangan : Kecamatan Cikembar memiliki potensi untuk dikembangkan. Walaupun pada kecamatan cikembar tidak ada komoditi yang potensial, tetapi terdapat komoditi yang cukup berpotensi untuk dikembangkan yaitu aren dengan nilai LQ 1,26, dan TPAK yang sedang yaitu 92%

Keterangan Masalah Tingkat perkembangan : Kecamatan Cikembar memiliki tingkat perkembangan yang sedang sehingga tergolong dalam hirarki III, karena di kecamatan ini tidak memiliki komoditi potensial, walaupun terdapat komoditi yang cukup dapat dikembangkan seperti aren, namun LPP yang sangat rendah (0,7%) membuat potensi ini tidak dapat berkembang, apalagi mengingat komoditi tersebut bukan komoditi potensial dari segi distribusi persentasenya. Daya Dukung : Walaupun kecamatan cikembar memiliki prasarana yang baik namun untuk sarananya

Kesimpulan sarana prasarananya, dan didukung dengan kondisi fisik kecamatan dengan dominasi kawasan budidaya potensial.

Daya Dukung : Dari hasil analisis kecamatan cikembar merupakan kawasan budidaya potensial,

X-19

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi seperti: Hutan Produksi Tetap, Permukiman, Pertanian Lahan Basah selain itu prasarana yang ada dikecamatan cikembar cukup baik. Struktur Ruang : Kecamatan Nyalindung termasuk hirarki II dengan mempunyai nilai indeks mobilitas tinggi yaitu 0,14. Dengan sarana kesehatan sudah terpenuhi dan prasarana telekomunikasi dan listrik sudah terpenuhi. Untuk sarana transportasi yang sudah terpenuhi adalah terminal dan jalan. Pola ruang : didominasi oleh hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang

Keterangan Masalah masih kurang seperti pendidikan dan kesehatan dan mobilitas yang ada di kecamatan cikembar masih rendah.

Kesimpulan

10

Nyalindung

Hirarki II

Hutan Produksi Tetap, Petanian Lahan Basah, Pertanian Lahan Kering Pertambangan Permukiman

Struktur Ruang : sarana pendidikan dan olahraga belum terpenuhi. mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,39 Pola ruang : terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 2,300 % Tingkat perkembangan : Nilai TPAK dan proyeksi penduduk serta LPP di kecamatan ini rendah dengan masing-masing nilai yaitu TPAK

Potensial Sedang

Cukup Tinggi

Pada Kecamatan ini berpotensi dalam pembangaunan kawasan permukiman dikarenakan proyeksi penduduk yang rendah. Sebagai Hirarki II Kecamatan ini perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana dimana Kecamatan Nyalindung memiliki daya dukung pengembangan yang baik dan memiliki kesesuain pengembangan budidaya yang tinggi.

X-20

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi dimana memiliki presentase 40,949%. Tingkat perkembangan : kecamatan ini memilki komoditi yang cukup dapat untuk dikembangkan seperti padi gogo, jagung, cabe rawit, kacang panjang, alpukat, pala, daging kerbau, dan daging itik jika ada upaya untuk mengembangkannya, dengan distribusi presentase masingmasing 11,68%, 14,43%, 10,67%

Keterangan Masalah 45%,dan LPP 0,56% sehingga potensi yang kemungkinan dapat dikembangkan cukup besar tersebut tidak terkelola dengan baik karena kualitas dan kuantitas SDM yang kurang. Daya Dukung : Walaupun kecamatan nyalindung memiliki kawasan budidaya yang cukup tinggi namun untuk sarana pendidikan dan aksesibilitas masih rendah.

Kesimpulan

Daya Dukung : Berdasarkan hasil analisis kecamatan nyalindung merupakan kawasan potensial budidaya yaitu seluas 70% dan memiliki tingkat pergerakan yang

X-21

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung tinggi.

Potensi Struktur Ruang : Kecamatan Gegerbitung tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Mobilitas 0,07 dimana termasuk sedang. Dimana sarana prasarana pendidikan, peribadatan dan kesehatan telah terpenuhi..

Keterangan Masalah Struktur Ruang : belum lengkapnya sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih. Pola ruang : terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 6,248% Tingkat perkembangan : kecamatan ini memiliki tingkat perkembangan yang rendah, Jika dilihat dari perkembangan ekonomi kecamatan ini memang tidak memiliki komoditi potensial sama sekali baik dari sektor primer maupun sekunder, selain itu SDM nya pun kurang, bisa dilihat dari TPAK yang sangat rendah (31% ) dan LPP yang rendah (1,26%)

Kesimpulan

Kecamatan Gegerbitung potensial dalam pengembangan industri. Pada Kecamatan ini perlu adanya peningkatan sarana dan prasaran untuk menunjang potensial industri yang ada seperti air bersih, persampahan. Berdasarkan pola ruang sangat potensial karena dominasi kawasan budidaya, namun dari perkembangan ekonomi agak kurang begitupun kependudukan kurang berkualitas dengan TPAK dan LPP yang rendah.

11

Gegerbitung

Hirarki III

Pertambangan Industri Hutan Produksi Tetap

Potensial Rendah

Sedang

Pola ruang : didominasi oleh lahan pertambangan dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 60,309% Tingkat perkembangan :

Daya Dukung : Berdasarkan hasil analisis kecamatan gegerbitung merupakan kawasan potensial

X-22

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi budidaya sedang sehinngga kecamatan gegerbitung memiliki kesesuaian sebagai kawasan industri, pertambangandan hutan produksi tetap.

Keterangan Masalah Daya Dukung : Walaupun kecamatan nyalindung memiliki kawasan budidaya yang sedang namun untuk sarana dan prasarana di kecamatan gegerbitung masih rendah seperti sarana pendidikan,kesehatan dan peribadatan serta prasarana persamapahan yang masih rendah. Struktur Ruang : belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih. Pola ruang : terdapat kawasan budidaya terbatas budidaya terbatas dengan presentase 15,699% dan hutan lindung 24,864%

Kesimpulan

12

Sukaraja

Hirarki II

Pertanian Lahan Basah Hutan Lindung Perkebunan

Potensial Sedang

Tinggi

Struktur Ruang : Kecamatan Sukaraja tergolong ke dalam hirarki II dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 1,01 berarti tinggi dan mempunyai nilai Mobilitas 0,1 dimana termasuk tinggi. Dimana sarana kesehatan sudah terpenuhi, sarana transportai juga telah terpenuhi seperti jalan dan terminal. Pola ruang : didominasi oleh lahan

Tingkat

Kecamatan Segaranten memiliki aksesibilitas dan mobilitas yang tinggi serta beberapa sarana prasarana yang tersedia seperti transportasi dan terminal serta saranba kesehatan, selain itu memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang potensial dengan komoditi basis yaitu cengkeh, serta didukung dengan daya dukung kawasan budidaya potendial yang dominan. Namun

X-23

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 62,462% Tingkat perkembangan : Kecamatan Sukaraja memiliki tingkat perkembangan yang sedang, jika dilihat dari komoditi potensial ekonomi kecamatan ini cukup memiliki komoditi yang dapat dikembangkan walaupun tidak potensial seperti cengkeh (LQ = 1,74, dan Distribusi persentase 37,95%).

Keterangan Masalah perkembangan : Dari segi kualitas penduduk di kecamatan ini SDM nya sangat rendah baik kualitas maupun kuantitasnya, dapat dibuktikan dengan LPP, proyeksi dan TPAK yang sangat rendah, sehingga dalam mengelola potensi sangatlah kurang, dengan nilai TPAK 43% dan LPP 0,23%. Daya Dukung : Namun walaupun kecamatan sukaraja memiliki sarana prasarana dan transportasi yang cukup memadai ditambah dengan kawasan potensial yang cukup tinggi kecamatan sukaraja memiliki kawasan lindung yang yang harus tetap dijaga dengan presentase 40%.

Kesimpulan terdapat beberapa kendala seperti sarana prasarana lain yang kurang memadai, dan terdapat kawasan budidaya terbatas serta hutan lindung sehingga menghambat perkembangan baik fasilitas, serta potenasi kependudukan yang rendah. Sebagai Hirarki II perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana yang belum lengkap di Kecamatan ini, selain itu dapat di kembangkan dari segi pariwisata.

Daya Dukung : Berdasarkan hasil analisis keseuain lahan di kecamatan sukaraja, kecamatan sukaraja merupakan kawasan potensial budidaya sebesar 60% sehingga memiliki potensi untuk

X-24

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi pengembangan pertanian lahan basah dan perkebunan, Struktur Ruang : Kecamatan Kebopedes tergolong ke dalam hirarki I dengan 1,27 berarti tinggi mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 0,67 dan mempunyai nilai Mobilitas 0,04 dimana termasuk sedang. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi begitu juga prasarana dan sarana transportasi telah terpenuhi jalan dan terminal. Pola ruang : didominasi oleh lahan hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 83,866%

Keterangan Masalah

Kesimpulan

Struktur Ruang : belum lengkapnya sarana pendidikan dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih. Pola ruang : -

Hutan Produksi Tetap Permukiman 13 Kebonpedes Hirarki I Potensial Sangat Rendah

Sangat Tinggi

Tingkat perkembangan : jika dilihat dari tingkat perkembangan bahwa kecamatan ini memiliki tingkat perkembangan yang sangat rendah, karena tidak memiliki komoditi potensial dan kualitas serta kuantitas SDM yang rendah dalam mengembangkan potensi dengan nilai TPAK yang rendah (45%).

Sebagai Hirarki I perlu adanya peningkatan kelengkapan sarana dan prasarana yang ada yang dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas, dimana Kecamatan ini memiliki daya dukung yang tinggi dalam pengembangan kawasan budidaya nya. Secara ekonomi kecamatan ini kurang potensial karena tidak memiliki sama sekali komoditi potensial di sektor primer maupun sekunder.

Daya Dukung : Walaupun kecamatan

X-25

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

14

Cireunghas

Hirarki III

Hutan Produksi Tetap Pertambangan Pertanian Lahan Basah

Potensial Rendah

Sedang

Potensi Tingkat perkembangan : Daya Dukung : Berdasarkan hasil analisis daya dukung,Kecamatankebon pedes memiliki sarana yang cukup memadai, selain itu kecamatan ini dilihat dari keseuaian lahannya merupakan kawasan budidaya potensial . Struktur Ruang : Kecamatan Cireunghas tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 0,29 berarti rendah dan mempunyai nilai Mobilitas 0,01 dimana termasuk tinggi. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi Pola ruang : didominasi oleh lahan hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana

Keterangan Masalah kebonpedes memiliki sarana dan kawasan potensial budidaya yang tinggi namun untuk prasarana persampahan masih kurang.

Kesimpulan

Struktur Ruang : belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih. Pola ruang : -

Tingkat perkembangan : Kecamatan Cireunghas memiliki tingkat

Kecamatan Cireunghas merupakan kawasan potensial budidaya yang tinggi sehingga dapat meningkatakan kelengkapan sarana dan prasarananya. Karena ketersediaan sarana prasarana serta transportasi yang belum lengkap, selain itu tingkat perkembangan ekonomi dan penduduk yang kurang membutuhkan pelatihan dari kulitas SDM sendiri.

X-26

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi memiliki presetase 47,332% Tingkat perkembangan : Daya Dukung : Berdasarkan hasil analisis keseuain lahan di kecamatan cireunghas, sebagian wilayah Kecamatan cireunghas merupakan kawasan potensial budidaya sebesar 70% sehingga memiliki potensi untuk pengembangan pertanian lahan basah dan perkebunan.

Keterangan Masalah perkembangan yang rendah, yang mana kecamatan ini tidak memiliki komoditi potensial, serta LPP dan TPAK yang sangat rendah yaitu masingmasing 0,10% dan 35%. Hal ini yang menjadikan potensi yang ada di kecamatan ini tidak berkembang. Daya Dukung : Walaupun kecamatan cireunghas memiliki potensial budidaya yang tinggi namun untuk sarana dan prasarananya masih rendah seperti sarana kesehatan dan prasarana persampahan. Struktur Ruang : belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal dan prasarana. Seperti air bersih. Pola ruang : terdapat kawasan

Kesimpulan

15

Sukalarang

Hirarki III

Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering

Potensial Tinggi

Cukup Tinggi

Struktur Ruang : Kecamatan Sukalarang tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 0,74 berarti sedang dan mempunyai nilai Mobilitas 0,03 dimana termasuk rendah.

Kecamatan Sukalarang memiliki potensial pengembnagan kawasan pertanian baik lahan basah maupun lahan kering. Aksesibilitas yang rendah juga berdampak kepada LPP yang rendah. Namun

X-27

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi, dan telah terdapat sarana olahraga. Pola ruang : didominasi oleh pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 61,462% Tingkat perkembangan : Secara ekonomi kecamatan ini memiliki komoditi yang cukup berpotensi seperti jambu biji dengan Distribusi persentase 19,06%, daging itik (3,19%), selain itu DR nya rendah yaitu 38 jiwa

Keterangan Masalah budidaya terbatas dengan presentase 19,159% dan kawasan hutan lindung 0,239% Tingkat perkembangan : Walaupun tingkat perkembangan di kecamatan ini tinggi, namun jika dilihat dari aspek kependudukan bahwa kecamatan ini memiliki LPP yang rendah yaitu 0,47%

Kesimpulan kecamatan ini cukup berpotensi dari segi ekonomi.

Daya Dukung : Kecamatan sukalarang merupakan kecamatan yang memiliki potensi dalam pengembangan pertanian lahan basah dan lahan kering karena

Daya Dukung : Walaupun kecamatan sukalarang memiliki kawasan potensial budidaya dan mobilitas yang tinggi namun untuk sarana dan prasarana masih kurang itu bisa dilihat dari hasil analisis tingkat pelayanan sarana dan prasarana bahwa untuk sarana pendidikan dan kesehatan selain itu prasarana persampahan yang masih kurang.

X-28

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

16

Sukabumi

Hirarki III

Hutan Lindung Pertanian Lahan Basah

Potensial Sangat Rendah

Rendah

Potensi kecamatan sukalarang merupakan kawasan potensial budidaya selain itu kecamatan sukalarang memiliki mobilitas yang tinggi. Struktur Ruang : Kecamatan Sukabumi tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 1,33 berarti tinggi dan mempunyai nilai Mobilitas 0,08 dimana termasuk tinggi. Dimana sarana prasarana kesehatan telah terpenuhi dan sarana olahraga telah terdapat beberapa. Pola ruang : didominasi oleh lahan hutan lindung dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 44,830% Tingkat perkembangan : Kecamatan Sukabumi memiliki DR 28 %, itu

Keterangan Masalah

Kesimpulan

Struktur Ruang : belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih. Pola ruang : terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 21,201% dan kawasan hutan lindung 46,357% Tingkat perkembangan : Kecamatan Sukabumi memiliki tingkat perkembangan yang rendah, hal ini dapat dilihat dari sektor primer dan sekunder di kecamatan ini tidak ada

Kecamatan Sukabumi merupakan Kawasan Kendala yaitu pengembanganya terbatas dikarenakan kesesuain lahan pada hutan lindung yang cukup tinggi. Selain itu dari perkembangan ekonomi dan penduduk yang masih rendah.

X-29

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi bisa menjadi potensi Daya Dukung : Dilihat dari hasil analisis kecamatan sukabumi memliki aksesibilitas yang tinggi ddan mobilitas yang tinggi. .

Keterangan Masalah yang potensial, begitupun Laju pertumbuhan penduduk yang sangat rendah (0,60%), dan walaupun TPAK yang tinggi yaitu 82% namun dari hasil observasi didominasi oleh tenaga kerja dari Kota Sukabumi. Daya Dukung : Meskipun kecamatan sukabumi memiliki aksesibilitas yang tinggi dan mobilitas yang tinggi namun untuk sarana dan prasarana dikecamatan sukabumi masih kurang memadai selain itu kecamatan sukabumi memiliki kawasan lindung yang cukup luas yaitu sebesar 60% karena berada di kawasan lindung Gunung Gede Pangrango Struktur Ruang : belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti

Kesimpulan

17

Kadudampit

Hirarki III

Hutan Lindung Perkebunan Pertanian Lahan Kering

Potensial Cukup Tinggi

Sangat Rendah

Struktur Ruang : Kecamatan Kadudampit tergolong ke dalam hirarki III dengan

Kecamatan Kadudampit potensial dalam pengembangan pertanian namun sangat kendala

X-30

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 0,61 berarti sedang dan mempunyai nilai Mobilitas 0,06 dimana termasuk sedang. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi Pola ruang : didominasi oleh lahan hutan lindung dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 53,815% Tingkat perkembangan : tingkat perkembangan kecamatan ini termasuk potensial cukup tinggi karena terdapat komoditi yang cukup berkembang didalamnya seperti aren dengan distribusi persentase 22,96%, serta memiliki LPP yang tinggi sebesar 3,34%, dan TPAK 86%.

Keterangan Masalah terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.. Pola ruang : terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 41,875% dan kaasan hutan lindung 53,822% Tingkat perkembangan : Walaupun Kecamatan kadudampit memiliki tingkat perkembangan yang cukup tinggi namun dari segi Dependency Ratio memiliki nilai yang cukup tinggi, yaitu 43 jiwa.

Kesimpulan karena secara kesesuain lahan didominasi oleh kawasan lindung dan budidaya terbatas sehinga sarana prasarana serta transportasi kurang. tetapi Secara kependudukan cukup baik, dan ekonomi yang masih dapat dikembangkan.

Daya Dukung : Dilihat dari hasil analisis

Daya Dukung : Walaupun kecamatan kadudampit memiliki potensi sebagai perkebunan dan pertanian lahan kering namun hamper semua kecamatan di

X-31

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi kecamatan kadudampit berpotensi sebagai kawasan pertanian lahan kering dan perkebunan karena kecamatan kadudampit berada didataran tinggi. Struktur Ruang : Kecamatan Cisaat tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 1,21 berarti tinggi dan. sarana dan kesehatan telah terpenuhi Pola ruang : didominasi oleh lahan pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 41,021% Tingkat perkembangan : Kecamatan ini memiliki TPAK yang tinggi yaitu sebesar 122%

Keterangan Masalah kadudampit merupakan kawasan lindung sehingga sulit untuk pengembangan sarana dan prasarana. Struktur Ruang : belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.. serta mempunyai nilai Mobilitas 0,02 dimana termasuk rendah Pola ruang : terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 0,463% Tingkat perkembangan : Kecamatan cisaat memiliki tingkat perkembangan yang tinggi namun kecamatan ini tidak memiliki komoditi yang potensial

Kesimpulan

18

Cisaat

Hirarki III

Pertanian Lahan Basah Hutan Produksi Tetap

Potensial Cukup Tinggi

Sangat Tinggi

Kecamatan Cisaat sebetulnya memiliki potensi yaitu dilihat dari struktur ruang memiliki aksesibilitas tinggi, dan dari pola nya didominsai oleh kawasan budidaya dengan kesesuaian lahan pertanian, dan kependudukan yang cukup baik dengan TPAK yang tinggi. namun mobilitas dan kelengkapan sarana prasaran kurang lengkap, selain itu tidak memiliki sektor komoditi potensial,

X-32

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Daya Dukung : Kecamatan cisaat merupakan kecamatan yang memiliki potensi dalam pengembangan pertanian lahan basah dan hutan produksi kecamatan sukalarang merupakan kawasan potensial budidaya yang tinggi dengan presentase 80%, selain itu kecamatan cisaat memiliki aksesibilitas yang tinggi.

Keterangan Masalah baik di sektor primer maupun sektor sekunder. Daya Dukung : meskipun kecamatan kadudampit memiliki potensi sebagai hutan produksi dan pertanian lahan lahan namun untuk sarana dan prasarana masih kurang, seperti : sarana kesehatan,peribadatan dan prasarana persampahan masih kurang baik/memadai. Struktur Ruang : belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih. Pola ruang :

Kesimpulan

19

GunungGuruh

Hirarki II

Hutan Produksi Tetap Pertanian Lahan Basah

Potensial Sangat Rendah

Cukup Tinggi

Struktur Ruang : Kecamatan Gunungguruh tergolong ke dalam hirarki II dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 0,97 berarti tinggi dan mempunyai nilai Mobilitas 0,05 dimana termasuk sedang. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi.

terdapat kawasan budidaya terbatas dengan

Kecamatan Gunugguruh memiliki aksesbilitas yang tinggi dan mobilitas yang sedang, dan sarana kesehatannya telah terpenuhi. Dilihat dari pola ruangnya di dominasi oleh hutan produksi. Nilai TPAK di kecamatan ini baik. Kecamatan ini memiliki potensi untuk pengembangan pertanian

X-33

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Pola ruang :

Keterangan Masalah presentase 0,485% Tingkat perkembangan :

didominasi oleh lahan hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 48,512% Tingkat perkembangan :

Kecamatan ini termasuk kedalam perkembangan yang rendah, yaitu untuk aspek ekonomi tidak ada komoditi yang potensial, begitupun dengan sektor sekunder. Daya Dukung :

Kecamatan ini memiliki TPAK yang cukup baik yaitu sebesar 81%, Daya Dukung :

Kesimpulan lahan kering dan lahan basah. Namun di kecamatan ini ada sarana dan prasarana yang belum lengkap seperti sarana sarana pendidikan, sarana transportasi, sarana peribadatan dan prasarana air bersih. Di kecamatan ini juga terdapat kawasan budidaya terbatas. Juga di kecamatan ini tidak ada komoditi yang potensial.

Kecamatan gugungguruh merupakan kecamatan yang memiliki potensi dalam pengembangan pertanian lahan basah dan lahan kering karena kecamatan gunungguruh merupakan kawasan potensial budidaya selain itu kecamatan gunungguruh memiliki mobilitas yang sedang dan aksesibilitas yang

Meskipun memiliki kawasan budidaya potensial yang cukup tinggi namun kecamatan gunungguruh memiliki saran dan prasarana yang kurang baik/memadai seperti :sarana kesehatan,peribadatan dan prasarana persampahan dan ketersediaan air bersih.

X-34

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi tinggi Struktur Ruang :

Keterangan Masalah Struktur Ruang :

Kesimpulan Kecamatan Cibadak memiliki sarana dan prasarana yang lengkap seperti sarana kesehatan, sarana olahraga, sarana transportasi, prasarana persampahan dan prasarana air bersih. Kecamatan ini di domonasi oleh pertanian lahan basah. Nilai TPAK di kecamatan ini juga tinggi. Kecamatan Cibadak merupakan kawasan potensial budidaya untuk pertanian lahan basah dan hutan produksi. namun ada beberapa saran yang belum lengkap seperti sarana pendidikan dan peribadatan. Di Kecamatan Cibadak terdapat hutan budidaya terbatas yang menghambat pengembangan sarana dan prasana. Di Kecamatan Cibadak tidak ada komoditi potensial.

20

Cibadak

Hirarki I

Pertanian Lahan Basah Hutan Produksi Tetap

Potensial Sedang

Cukup Tinggi

Kecamatan Cibadak belum lengkapnya sarana tergolong ke dalam pendidikan, dan sarana hirarki I dengan peribadatan. mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 1,28 berarti Pola ruang : tinggi dan mempunyai Pola:terdapat hutan nilai Mobilitas 0,07 budidaya terbatas dengan dimana termasuk sedang. presentase 0,446% Dimana sarana prasarana kesehatan, olahraga dan Tingkat transportasi telah ada dan perkembangan : lengkap, begitu pula dengan prasarana. Kecamatan ini memiliki LPP yang rendah yaitu Pola ruang : sebanyak 0,33%, Kecamatan Cibadak didominasi oleh lahan memiliki perkembangan pertanian lahan basah ekonomi yang rendah, dan sesuai dengan arahan yaitu untuk aspek pola ruang dimana ekonomi tidak ada memiliki presetase komoditi yang potensial, 33,393% begitupun di sektor sekunder. Tingkat perkembangan : Daya Dukung : Kecamatan ini memiliki Nilai Interval LPP yang Walaupun memiliki potensi yang banyak

X-35

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi relatif sangat rendah yaitu sebesar 0,33%, namun dari TPAK cukup tinggi yaitu sebesar 82%. Daya Dukung :

Keterangan Masalah teapai kecamatan cibadak memiliki masalah karena aksesibilitasnya yang rendah.

Kesimpulan

Berdasrkan hasil analisis Kecamatan cibadak merupakan kawasan potensial budidaya seperti : pertanian lahan basah dan hutan produksi dan di tunjang saran pendidikan dan peribadatan yang cukup memadai serta prasarana yang memadai. Struktur Ruang : Kecamatan Cicantayan merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki 1 dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,813. Sehingga Kecamatan Cicantayan tergolong ke dalam kategori Aksesibilitas Struktur Ruang : Kecamatan cicantayan memiliki kawasan potensial hutan produksi karena memiliki kawasan budidaya sebesar 25% dan kecamatan ini ditunjang dengan hirarki I yang memiliki aksesibilitas dan mobilitas yang tinggi selain itu memiliki industri yang cukup potensial seperti batako dan gresik.

21

Cicantayan

Hirarki I

Hutan Produksi Tetap Industri

Potensial Rendah

Sedang

Pola ruang : Tingkat perkembangan :

Kecamatan ini termasuk ke dalam perkembangan yang rendah, yaitu untuk aspek ekonomi sektor

X-36

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi yang sangat baik. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Cicantayan merupakan kecamatna yang memiliki indeks sentralitas tergolong rendah dengan nilai sebesar 25,7. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Cicantayan merupakan Kecamatan dengan nilai interva, yaitu bernilai 0,08. Sehingga kecamatan Cicantayan termasuk ke dalam kategori Indeks Mobilitas Tinggi. Pola ruang :

Keterangan Masalah primer tidak ada komoditi yang potensial. Kecamatan Cicantayan sendiri memiliki nilai TPAK yang rendah yaitu sebesar 31% dan memiliki nilai LPP yang rendah yaitu sebesar 0,52%.

Kesimpulan

Daya Dukung :

Kecamatna Cicantayan merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Hutan Produksi Tetap sebesar 25%. dan Industri sebesar 10 %. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Cicanatyaan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam

Meskipun aksesibilitas dan mobilitas di kecamatan cicantayan cukup memadai namun untuk perkembangan sarana dan prasarana masih kurang. Seperti sarana kesehatan karena kecamatan cicantayan tidak mempunyai rumah sakit.

X-37

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi kategori Kawasan Budidaya Potensial. Tingkat perkembangan : Secara tingkat perkembangan ekonomi dikecamatan ini tidak memiliki komoditi potensial, namun jika dilihat secara eksisting dari hasil observasi kecamatan ini memiliki memiliki industry yang cukup dikembangkan yaitu industry batako dan semen gresik.

Keterangan Masalah

Kesimpulan

Daya Dukung :

kecamatan cicantayan berdasarkan hasil analisis merupakan kawasan potensial budidaya seperti hutan produksi sebesar 25%. Selain itu, Kecamatan cicantayan

X-38

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi memiliki mobilitas yang cukup tinggi dengan mobilitas 0,08 Struktur Ruang : Kecamatan Caringin merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai Interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,84 %. Sehingga Kecamatan Caringin tergolong ke dalam kategori Aksesibilitas yang Cukup Baik atau Sedang. Pola ruang :

Keterangan Masalah

Kesimpulan

Struktur Ruang : Meskipun Indeks Aksesibilitas Kecamatan Caringin tergolong Cukup Baik. Namun, Indeks Sentralitas kecamatan Caringin merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong rendah dengan nilai sebesar 25,7. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Caringin merupakan Kecamatan dengan 0,08. Sehingga kecamatan Caringin termasuk ke dalam kategori Indeks Mobilitas Rendah. Pola ruang : diketahui merupakan budidaya namun Kecamatan caringin memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan yang memiliki pusat kegiatan atau pelayanan yang baik karena memiliki kawasan budidaya yang sedang dan aksesibilitas yang ada cukup baik . selain itu kecamatan ini memiliki komoditi potensial seperti meliputi padi sawah, duku, bawang daun, cabe besar, cabe rawit, kacang panjang, ketimun ditambah LPP dan TPAK yang tinggi. Namun kecamatan ini memiliki indeks sentralitas yang rendah karena berada di Hiraraki III dan 20% dari kecamatan ini merupakan kawasan lindung sehingga pengmbangannya cukup sulit.

22

Caringin

Hirarki III

Perkebunan Hutan Lindung

Potensial Sangat Tinggi

Sedang

Kecamatna Caringin merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah (0,9), Permukiman (0,1), dan Hutan Produksi Tetap (0,1) Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Caringin

Meskipun sebagian kawasan potensial.

X-39

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori Kawasan Budidaya Potensial. Tingkat perkembangan : Kecamatan Caringin memiliki nilai LPP tinggi yaitu sebesar 5,72%, dan nilai TPAK yang tinggi yaitu sebesar 99%. Kecamatan ini termasuk kedalam perkembangan yang sangat tinggi, karena terdapat komoditi yang dapat berpeluang untuk menjadi sektor potensial meliputi padi sawah, duku, bawang daun, cabe besar, cabe rawit, kacang panjang, ketimun, walaupun kurang potensial berdasarkan LQ, namun secara distribusi persentase cukup tinggi, namun untuk sektor sekunder tidak ada yang potensial.

Keterangan Masalah Kecamatan Caringin merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Perkebunan sebesar 0,6 % dan Pertanian Lahan Kering sebesar 0,7 %. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Caringin merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori Kawasan Budidaya Terbatas. Sehingga, memerlukan teknologi yang cukup memadai dalam pengembangan dan pembangunannya. Tingkat perkembangan :

Kesimpulan

Kecamatan ini memiliki nilai DR yang cukup tinggi yaitu sebesar 53 yang artinya beban penduduk yang tidak bekerja terhadap yang bekerja sebesar 53 jiwa.

X-40

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Daya Dukung :

Keterangan Masalah Daya Dukung :

Kesimpulan

Kecamatan caringin memiliki potensi sebagai kawasan perkebunan, hal ini di dukung oleh kesesuaian lahan yang ada di kecamatan caringin yaitu sebagai kawasan potensial budidaya sebesar 45%.

Struktur Ruang : Kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai Interval Indeks Sentralitas kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong sedang dengan nilai sebesar 166,1 %.

Walaupun memiliki kawasan budidaya namun kecamatan caringin memiliki kawasan lindung sebesar 20% dan bila dilihat dari hasil daya dukung, sarana prasaran di kecamatan caringin masih rendah seperti sarana kesehatan dan prasarana persampahan masih rendah serta mobilitas yang rendah. Struktur Ruang : Meskipun Kecamatan Nagrak memiliki Indeks Sentralitas yang tergolong sedang. Namun, Kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang memiliki nilai Interval Indeks Aksesibilitas sebesar 0,29 %. Sehingga Kecamatan Nagrak tergolong ke dalam kategori Aksesibilitas yang Rendah.

23

Nagrak

Hirarki III

Pertanian Lahan Basah Permukiman

Potensial Sedang

Sedang

Kecamatan nagarak merupakan kecamatan yang meiliki kawasan potensi budidaya yang baik untuk dikembangkan yaitu sebesar 59,68% hal ini sesuai dengan pola runag eksisting dimana kawasan budidaya di kecamatan ini meliputi pertanian lahan basah,pemukiman,hutan produksi, perdagangan dan jasa dan industri. Selain itu tingkat perkembangan ekonomi bahwa kecamatan ini memiliki potensi

X-41

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Pola ruang :

Kecamatna Nagrak merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah (47,2 %), Permukiman (6 %), Hutan Produksi Tetap (1,4 %), perdagangan dan Jasa (0,7 %), dan Industri (0,2 %)Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori Kawasan Budidaya Potensial. Tingkat perkembangan :

Keterangan Masalah Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Nagrak merupakan Kecamatan dengan 0,04 %. Sehingga kecamatan Nagrak termasuk ke dalam kategori Indeks Mobilitas Rendah. Pola ruang :

Kecamatan Nagrak memiliki nilai DR yang rendah yaitu sebesar 43%, Kecamatan ini terdapat komoditi lainnya yang dapat berpeluang untuk menjadi sektor potensial

Meskipun Kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori Kawasan Budidaya Potensial. Namun Kecamatan nagrak memiliki kawasan Budidaya Terbatas berupa, perkebunan (9 %) dan pertanian Lahan Kering (16 %) Tingkat perkembangan : Kecamatan Nagrak memiliki nilai LPP yang rendah yaitu sebesar 0,16%, dan nilai TPAK yang rendah yaitu

Kesimpulan komoditi seperti kelapa dalam,the,padi sawah,buncis,cabe besar kacang panjang dan ketimun. meskipun memiliki potensi yang cukup baik/sedang namun kecamatan ini memiliki kawasan budidaya terbatas seperti perkebunan karena memiliki kemiringan 15% selain itu LPP dan TPAK yang rendah dan seabaran sarana prasarana dan transportasi yang ada tidak merata.

X-42

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi meliputi kelapa dalam, teh, padi sawah, buncis, cabe besar, kacang panjang, ketimun. Daya Dukung :

Keterangan Masalah sebesar 57%, dan Kecamatan ini untuk sektor sekunder tidak ada yang potensial. Daya Dukung :

Kesimpulan

Kawasan Budidaya memiliki luas 4245,05 ha dengan presentase 59,68% Untuk Kawasan Budidaya di Kecamatan Nagrak yang memiliki persentase besar yaitu pertanian lahan basah dengan Pesentase 47,22% dengan luas 3358.78ha. Selain untuk pertanian lahan basah kawasan ini juga di budidayakan untuk permukiman, hutan produksi tetap, perdagangan dan jasa serta industry, namun yang paling besar untuk diperuntukkan yaitu pertanian lahan basah.

Pada daya dukung Di Kecamatan Nagrak yang mempunyai luas 7112,32 ha di dikategorikan dengan daya dukung sedang. Hal ini terjadi disebabkan antara lain : Sebaran sarana Prasarana, dilihat dari tingkat perkembangannya yang belum merata dan mempunyai kendala terhadap kawasan tersebut. Adanya kawasan Budidaya terbatas dan kawasan lindung yang memiliki pesentase yang cukup besar. Kawasan Budidaya Terbatas dengan persentase 35,86% dengan luas 2550,69 ha Hutan Lindung dengan

X-43

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi

Keterangan Masalah persentase 4,39% dengan luas 312.46 ha Struktur Ruang : Meskipun Kecamatan Ciambar tergolong kedalam Indeks Mobiltas yang tinggi. Namun, kecamatan Ciambar memiliki nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,42. Sehingga Kecamatan Ciambar tergolong ke dalam kategori Aksesibilitas yang rendah. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Ciambar juga merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong rendah dengan nilai sebesar 95,1. Pola ruang : Meskipun Kecamatan Ciambar termasuk ke dalam kawasan Budidaya Potensial. Namun,

Kesimpulan

Struktur Ruang : Kecamatan Ciambar merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki 1 dengan Indeks Mobilitas bernilai interval 0,08. Sehingga kecamatan Cicantayan termasuk ke dalam kategori Indeks Mobilitas Tinggi. Potensial Sedang Sedang Pola ruang :

24

Ciambar

Hirarki III

Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering

Kecamatan Ciambar merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah 37,90% , Perkebunan dengan persentase 24,25% dan Pertanian Lahan Kering dengan persentase 29,39% Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Ciambar

Kecamatan Ciambar termasuk kecamatan yang cukup potensial untuk dikembangkan, jika dilihat dari struktur ruang memiliki indeks mobilitas yang tinggi, dan tingkat perkembangan penduduk yang cukup baik dengan TPAK yang tinggi dan DR yang rendah, namun terdapat kendala untuk mengembangkannya karena terdapat budidaya terbatas yang cukup luas. Serta perkembangan ekonomi yang kurang karena tidak memiliki komoditi potensial.

X-44

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori Kawasan Budidaya Potensial. Tingkat perkembangan : Kecamatan Ciambar memiliki nilai LPP tinggi yaitu sebesar 4,87%, dan nilai DR yang rendah yaitu sebesar 31 %, sedangkan nilai TPAK tinggi yaitu sebesar 80%. Kecamatan ini terdapat komoditi yang dapat sedikit berpeluang untuk dikembangkan yaitu belimbing dengan Distribusi Persentase 17,18% Daya Dukung :

Keterangan Masalah Kecamatan Ciambar juga memiliki Kawasan Budidaya terbatas, yang pengembangan dan pembangunannya memerlukan teknologi, yaitu Pola Ruang perkebunan % dan Pertanian Lahan Kering0,7 % Tingkat perkembangan :

Kesimpulan

Kecamatan ini termasuk kedalam perkembangan yang sangat rendah, yaitu untuk aspek ekonomi tidak ada komoditi yang potensial, untuk sektor sekunder tidak ada yang potensial. Daya Dukung :

Luas Keseluruhan Kecamatan Ciambar yaitu 5365,86 ha. Yang terdiri dari Kawaan Budidaya, budidaya terbatas dan hutan lindung, dibawah ini kan

Luas yang diperuntukkan untuk pemukiman memiliki persentase yang rendah. Sedangkan

X-45

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi dijelaskan lebih rinci lagi. Luas Kawasan Budidaya dengan luas 2348,31 ha dengan luas 43,76% Pertanian Lahan Basah 37,90% dengan luas 2033,81 ha Pemukiman 5.50% dengan luas 295,37 ha Hutan Produksi Tetap 0,35% dengan luas 19,13 ha. Perkebunan dengan luas 1301,59 ha dengan persentase 24,25% Pertanian Lahan Kering dengan luas 1576,17 ha dengan persentase 29,39% Untuk Kecamatan Ciambar walaupun memiliki dominan kawasan budidaya terbatas dan lindung lebih besar di bandingkan dengan kawasan budidaya namun potensial di Kecamatan Ciambar di peruntukkan untuk pertanian lahan basah

Keterangan Masalah Tingkat persebaran sarana prasarananya cukup tinggi, Presentase Peruntukkan pemukiman sebesar 5.50% di sebabkan kecamatan Ciambar merupakan Kecamatan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi.

Kesimpulan

X-46

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi yaitu 37,90% dari luas kecamatan Ciambar. Struktur Ruang :

Keterangan Masalah

Kesimpulan

Struktur Ruang :

25

Cicurug

Hirarki III

Hutan Lindung Pertanian Lahan Basah

Potensi Sedang

Cukup Tinggi

Kecamatan Cicurug merupakan kecamatan Pola ruang : yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa Tingkat hirarki III dengan nilai perkembangan : interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 1,31. Sehingga Kecamatan tingkat perkembangan di Cicurug tergolong ke kecamatan ini memiliki dalam kategori Interval LPP yang relatif Aksesibilitas yang rendah yaitu 0,13%, dan sangat baik. Untuk TPAK Rendah (51%), Indeks Sentralitas selain itu tidak memiliki sekali sektor kecamatan Cicurug sama potensial di sektor primer merupakan kecamatan yang memiliki indeks ataupun sekunder. sentralitas tergolong tinggi dengan nilai Daya Dukung : sebesar 290,5. Cicurug Sedangkan, untuk Indeks Kecamtan memiliki kawasan yang Mobilitas Kecamatan terbatas dan kawasan Cicurug merupakan tidak dapat Kecamatan dengan nilai yang dikembangkan antara interval, yaitu bernilai 0,05. Sehingga lain : Budidaya kecamatan Cicurug Kawasan

Kecamatan Cicurug memiliki potensi dilihat dari aksesibilitas dan mobilitas yang baik, namun memiliki kendalam dalam ketersediaan sarana prasarana yang masih kurang seperti sarana kesehatan puskesmas pembantu, perkembangan kependudukan yang rendah seperti TPAK, dan LPP yang rendah, selain itu daya dukung lahan nya didominasi oleh kawasan lindung. Sehingga dalam pengembangan kecamatan ini terbatas.

X-47

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi termasuk ke dalam kategori Indeks Mobilitas Sedang. Pola ruang :

Kecamatna Cicurug merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Hutan Lindung sebesar 0,4 % dan Pertanian Lahan Basah sebesar 0,3 %. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Cicanatyaan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori Kawasan Budidaya Potensial.luas 72, 90 ha. Tingkat perkembangan : Dari aspek kependudukan, nilai Dependency ratio di kecamatan ini termasuk sedang dengan besaran 45 jiwa.

Keterangan Masalah Terbatas dengan luas 2754,44 ha dengan luas 54,45% Kawasan Budidaya dengan luas 1278,65 ha dengan persentase 25,27%

Kesimpulan

X-48

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Daya Dukung :

Keterangan Masalah

Kesimpulan

Tingkat perkebangan di kecanatan ciambar termasuk Cukup tinggi karena : Adanya Pusat Pariwisata DI Kecamatan Ciambar Diperuntukkan untuk Kawasan Budidaya Peruntukkan pertanian lahan basah dengan pesentase 15,75% dari luas 796.62 ha. pertanian lahan basah lebih dominan di bandingkan dengan pemukiman dan hutan produksi tetap. Struktur Ruang : Kecamatan Cidahu merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai Indeks Sentralitas kecamatan Cidahu merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong sedang dengan nilai

Struktur Ruang : Meskipoun Kecamatan Cidahu merupakan Kecamatan ynng memiliki indeks mobilitas dan sentrailtas yang tinggi. Namun, interval Indeks Aksesibilitas termasuk kedalam kategor rendah, yaitu 1,31. Sehingga Kecamatan Cidahu

26

Cidahu

Hirarki III

Pertanian Lahan Basah Perkebunan

Potensi Sedang

Sedang

Kecamatan Cidahu memiliki potensi yaitu memiliki indeks mobilitas tinggi, dan indeks sentralitas yang sedang, selain itu memiliki potensi secara ekonomi yaitu memiliki komoditi di sektor basis yaitu daging kerbau, namun memiliki kendala seperti pola ruang yang didominasi oleh kawasan

X-49

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi

sebesar 132,8. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Cidahu merupakan Kecamatan dengan nilai Pola ruang : interval, yaitu bernilai Merskipun kecamatan 0,01. Sehingga Cidahu merupakan kecamatan Cidahu Kecmatan yang termasuk ke dalam Kecamatan Cidahu kategori Indeks mempunyai Kawasan Mobilitas Tinggi. budidaya terbatas yaitu perkebunan dan pertanian lahan basaha Pola ruang : dengan luas nya 1321.08 Kecamatna Cidahu ha dan 75,58 ha. merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang Tingkat eksisting berupa perkembangan : Pertanian Lahan Basah sebesar 0,09 % Sehingga Kecamatan ini memiliki hal ini menyebabkan LPP yang rendah yaitu Kecamatan Cicanatyaan 0,02%, TPAK yang merupakan kecamatan cukup rendah sebesar yang termasuk ke dalam 69%, dan DR yang kategori Kawasan cukup besar yaitu 55 Budidaya Potensial jiwa. Tingkat perkembangan : tingkat perkembangan kecamatan ini termasuk sedang, bila di lihat dari Daya Dukung :

Keterangan Masalah tergolong ke dalam kategori Aksesibilitas yang Rendah.

Kesimpulan budidaya terbatas dan kawasan lindung, dari perkembangan kependudukan terdapat kendala di aspek kependudukan yang mana TPAK dan LPP yang relatif rendah.

Kecamatan Cidahu memiliki kawasan yang

X-50

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi aspek ekonomi kecamatan cidahu memiliki komoditi yang dapat berpeluang untuk menjadi sektor potensial meliputi daging kerbau dengan LQ 1,38, daging itik dengan distribusi persentase 5,29, padi sawah dengan distribusi persentase 4,05%. Daya Dukung :

Keterangan Masalah tidak dapat dikembangkan lebih besar dibandingkan dengan kawasan terbatas dan dikembangkan yaitu : Hutan Lindung dengn luas 1655,73 ha dengan persentase 32,73% dengan luas wilayah kecamatan seluas 5057,87 ha.

Kesimpulan

Tingkat perkembangan di kecamatan Cidahu termasuk Cukup tinggi karena : Adanya Pusat Pariwisata DI Kecamatan Ciambar Struktur Ruang : Kecamatan Parakan Salak merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai Sedangkan, untuk IndeksSentralitas Kecamatan Parakan Salak merupakan Kecamatan dengan nilai

Struktur Ruang : Meskipoun Kecamatan Parakan Salak merupakan Kecamatan ynng memiliki indeks mobilitas dan sentrailtas yang tinggi. Namun, interval Indeks Aksesibilitas termasuk kedalam kategor rendah, yaitu 0,08. Sehingga Kecamatan Parakansalak didominasi oleh kawasan budidaya terbatas yang dapat dikembangkan namun harus dengan rekayasa pembangunan. Namun untuk mengembangkan kecamatan ini harus mempertimbangkan

27

Parakansalak

Hirarki III

Perkebunan Pertanian Lahan Basah

Potensi Rendah

Sedang

X-51

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi interval, yaitu bernilai 123,8. Sehingga kecamatan Parakan Salak termasuk ke dalam kategori Indeks Sentralitas Sedang.

Pola ruang :

Kecamatan Parakan Salak merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah sebesar 0,08 % Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Cicanatyaan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori Kawasan Budidaya Potensial Tingkat perkembangan :

Keterangan Masalah Kecamatan Parakan Salak tergolong ke dalam kategori Aksesibilitas yang Rendah dan Indeks Mobilitas kecamatan Parakan Salak merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong rendah dengan nilai sebesar 0,01. Pola ruang :

Kesimpulan kawasan lindung yang ada.

Merskipun kecamatan Parakan Salak merupakan Kecmatan yang Kecamatan Parakan Salak mempunyai Kawasan budidaya terbatas yaitu perkebunan dengan luas 0,4 %. Tingkat perkembangan : Kecamatan ini sama sekali tidak memiliki komoditi yang potensial baik di sektor primer maupun sekunder, selain itu Laju Pertumbuhan

Tingkat perkembangan di kecamatan ini tergolong rendah, namun TPAK di kecamatan ini

X-52

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi cukup tinggi yaitu 92%. Daya Dukung :

Keterangan Masalah Penduduknyapun rendah (0,45%). Daya Dukung : Kecamatan Parakan salak memiliki kawasan yang tidak dapat dikembangkan lebih besar dibandingkan dengan kawasan terbatas dan dikembangkan yaitu : Hutan Lindung dengn luas 834.02ha dengan persentase 23,07% dengan luas wilayah kecamatan seluas 3614.46 ha. Struktur Ruang :

Kesimpulan

Tingkat perkembangan di kecamatan parakan salak termasuk Cukup tinggi karena : Adanya Pertanian Lahan Basah 19,77%

Struktur Ruang : Kecamatan Parung Kuda merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,62. Sehingga Kecamatan Parung Kuda tergolong ke dalam kategori Aksesibilitas yang Sedang. Untuk Indeks

Pola ruang : Tingkat perkembangan :

28

Parungkuda

Hirarki III

Pertanian Lahan Basah

Potensial Sedang

Tinggi

Kecamatan Parungkuda sama sekali tidak memiliki komoditi yang potensial baik di sektor primer maupun sekunder,

Kecamatan Parungkuda termasuk kawasan budidaya yang dapat dikembangkan secara potensial, dimana kecamatan ini memiliki pola ruang budidaya, dengan tingkat perkembangan yang sedang serta daya dukung yang sangat menunjang.

X-53

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Sentralitas kecamatan Parung Kuda merupakan kecamatna yang memiliki indeks sentralitas tergolong Sedang dengan nilai sebesar 140,5. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Parung Kuda merupakan Kecamatan dengan nilai interval bernilai 0,06. Sehingga kecamatan Parung Kuda termasuk ke dalam kategori Indeks Mobilitas Sedang. Pola ruang :

Keterangan Masalah selain itu Laju Pertumbuhan Penduduknyapun rendah sebesar 0,62%. Daya Dukung :

Kesimpulan

Kecamatan Parung kudamerupakan kawasan yang berpotensi gerakann tanah rendah sampai tingkat menengah.

Kecamatna Parung Kuda merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah sebesar 0,3 %. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Parung Kuda merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori Kawasan Budidaya Potensial.

X-54

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Tingkat perkembangan :

Keterangan Masalah

Kesimpulan

Kecamatan Parangkuda tergolong memiliki perkembangan yang sedang, karena tidak memiliki sektor primer dan sekunder yang potensial, namun ada yang sedikit berpeluang dikembangkan cabe besar dengan distribusi persentase 12,35%, kacang panjang dengan distribusi persentase 12,22%, ketimun (DP 9,55%), terung dengan DP 12,53%. Daya Dukung :

Tingkat perkembangan di kecamatan parakan salak termasuk Tinggi karena : Karena Dilewati oleh jalan arteri. Merupakan kawasan yang dapat dikembangkan yaitu

X-55

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi pertanian lahan basah dengan persentase 62,86% dengan luas 1521.13 ha, pemukiman dengan pesentase 28,06% dengan luas 679.09 ha dan hutan produksi tetap dengan pesentase 9.06% dengan luas 219.34ha.

Keterangan Masalah

Kesimpulan

Struktur Ruang :

Struktur Ruang : Kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,42. Sehingga Kecamatan Bojong Genteng tergolong ke dalam kategori Aksesibilitas yang Rendah. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatna yang memiliki indeks

Pola ruang :

Pertanian Lahan Basah 29 Bojonggenteng Hirarki III

Potensial Sedang

Sedang

Kecamatna Bojong Genteng merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basahsebesar 0,8 %. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori Kawasan

Kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatan yang tergolong Potensial Sedang perkembangannya, karena selain tidak memiliki komoditi yang potensial, kecamatan Bojong Genteng pun juga memiliki daya dukung dengan kategori sedang. Namun, Kecamatan Bojong Genteng juga merupakan kecamatan yang memiliki potensi berupa pola ruang eksisting Pertanian Lahan Basah dengan luasan 0,8 %, serta

X-56

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Budidaya Potensial. Tingkat perkembangan :

tingkat perkembangan di kecamatan ini sedang dimana LPP nya relatif Tinggi (3,96%), Dependency Ratio yang cukup rendah (49 jiwa), TPAK nya pun Cukup Tingg yaitu 94%, Daya Dukung :

Keterangan Masalah sentralitas tergolong rendah dengan nilai sebesar 87,5. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Bojong Genteng merupakan Kecamatan dengan nilai interval 0,10-0,14, yaitu bernilai 0,03. Sehingga kecamatan Bojong Genteng termasuk ke dalam kategori Indeks Mobilitas Rendah.

Merupakan kawasan yang didominasi oleh kawasan budidaya Pertanian lahan basah dengan luas 1734.46 ha dengan persentase 85,43%, pemukiman dengan luas 226.46 ha yang pesentasenya 11,15%, dan hutan produksi tetap yitu dengan luas 69.13 ha dan pesentase 3,40%.

Pola ruang : Tingkat perkembangan :

Kesimpulan didukung dengan Laju Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yang relatif tinggi, dan juga rendahnya angka Dependency Ratio yang relatif rendah. Berdasarkan analisis dan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatan yang tergolong potensial untuk pengembangan Pertanian Lahan Basah.

Kecamatan Bojonggenteng tergolong rendah perkembangannya, karena tidak ada komoditi yang potensial baik di sektor primer maupun sekunder.

X-57

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi

Keterangan Masalah Daya Dukung :

Kesimpulan

Pesebaran sarana prasarana sedang di sebabkan termasuk rawan gerakkan tanah dengan tingkat rendah dampai menengah. Struktur Ruang : Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,8. Sehingga Kecamatan Kalapa Nunggal tergolong ke dalam kategori Aksesibilitas yang Sedang. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Kalapa Nunggal merupakan kecamatna yang memiliki indeks sentralitas tergolong Sedang dengan nilai sebesar 166,1. Sedangkan, untuk Indeks Struktur Ruang : Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan kecamatan dengan daya dukung yang tergolong Potensial Sedang dengan kawasan Budidaya Terbatas berupa Pertanian Lahan Kering, namun Kecamatan Kalapan Nunggal juga merupakan Kecamatan dengan Tingkat Perkembangan yang tergolong Potensial Sangat Tinggi. Selain itu Kecamatan Kalapa Nunggal juga merupakan kecamatan yang memiliki potensi berupa komoditi potensial di sektor primer dan sekunder dengan angka Laju Pertumbuhan Penduduk

Pola ruang : Tingkat perkembangan :

30

Kalapanunggal

Hirarki III

Perkebunan Pertanian Lahan Kering

Potensial Sangat Tinggi

Sedang

Nilai Interval TPAK yang relatif Rendah yaitu 54% Daya Dukung :

. Memiliki Kawasan budidaya terbatas yang mempunyai persentase yang cukup tinggi yaitu 55,32% dengan luas 2744.01 ha

X-58

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Mobilitas Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan Kecamatan dengan nilai interval bernilai 0,07. Sehingga kecamatan Kalapa Nunggal termasuk ke dalam kategori Indeks Mobilitas Sedang. Pola ruang :

Keterangan Masalah

Kecamatna Kalapa Nunggal merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Kering sebesar 0,4 % dan perkebunan 0,7. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori Kawasan Budidaya Potensial.

Kesimpulan yang tergolong sedang dan juga Kawasan Budidaya Potensial berupa Pertanian Lahan Basah. Sehingga berdasarkan analisis dan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan Kecamatan yang cukup baik dalam pengembangna Pertanian Lahan Basah.

X-59

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Tingkat perkembangan :

Keterangan Masalah

Kesimpulan

komoditi potensial di sektor primer dan sekunder di Kecamatan Kalapanunggal tidak ada, namun ada yang berpeluang dikembangkan yaitu Durian (distribusi persentase 14,86 %), jambu biji (DP 14,86%), jeruk siam (DP = 51,84%, LQ = 0.71), mangga (DP 13,62%), nangka (DP 15,93%), pepaya (DP 57,44%), pisang (DP 10,68%), teh (DP 12,99%), pala (DP 10,93%). Dan nilai LPPyang sedang 1,62%. Daya Dukung :

KecamatanKalapa Nunggal memiliki tingkat perkembangan sarana prasarana yang cukup di sebabkan

X-60

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi berada di dekat dengan jalan arteri

Keterangan Masalah

Kesimpulan

Struktur Ruang : Kecamatan Kabandungan merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan Indeks Mobilitas Kecamatan Kabandungan merupakan Kecamatan dengan nilai interval bernilai 0,05. Sehingga kecamatan Kabandungan termasuk ke dalam kategori Indeks Mobilitas Sedang. Pola ruang :

Struktur Ruang : Meskipun Kecamatan Kabandungan memiliki Indeks mobilitas dan Sentralitas dengan kategori Rendah. Kecamatan Kabandungna pun memiliki nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,14. Yang tergolong kategori Aksesibilitas yang Rendah. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Kabandungan merupakan kecamatna yang memiliki indeks sentralitas tergolong Rendah dengan nilai sebesar 79,2. Pola ruang : Tingkat

31

Kabandungan

Hirarki III

Hutan Lindung

Potensial Sedang

Rendah

Kecamatna Kabandungan merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Hutan Lindung 3,6 %. Sehingga hal ini menyebabkan

Kecamatan Kabandungan merupakan kecamatan dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yang tergolong rendah. Selain itu, Kecamatan Kalapa Nunggal juga merupakan Kecamatan yang tidak memiliki Komoditi potensial baik di sektor primer maupun sekunder dengan Kawasan Lindung berupa Hutan Lindung.

X-61

No

Kecamatan

Struktur Ruang

Pola Ruang

Tingkat Perkembangan

Daya Dukung

Potensi Kecamatan Kabandungan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori Kawasan Budidaya Potensial. Tngkat perkembangan :

Keterangan Masalah perkembangan : Kecamatan Kabandungan memiliki TPAK yang rendah sebesar 60%, hal ini menunjukkan bahwa potensi yang cukup berkembang di kecamatan kabandungan sulit untuk dikembangkan karena kualitas SDM atau sumber yang mengelola potensi potensi yang ada tidak dapat mengelola secara baik dan optimal. Daya Dukung :

Kesimpulan

komoditi potensial di sektor primer dan sekunder di kecamatan ini tidak ada, namun ada yang berpeluang dikembangkan yaitu aren (LQ=2,98), daging sapi (LQ=1,35) Daya Dukung :

Kecamatan Kabandungan mempunyai pusat pariwisata dengan kawasan budidaya memiliki luas 154.50ha .

Tingkat perkembangan di kecamatan kabandungan sedang di sebabkan kawasan ini mempunyai kawasan lindung yang lebih dominan yaitu 7982.95 ha dengan pesentase 58,77%.

Sumber: Hasil Analisis 2011

X-62

Gambar 10.1 Peta Potensi

X-63

Gambar 10.2 masalah per kecamatan

X-64

Gambar 10.3 potmas wilayah

X-65

Secara keseluruhan dilihat dari tabel potensi dan masalah diatas bahwa dapat tergambarkan potensi serta masalah di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, yang mana di wilayah ini memiliki karakteristik yang dapat tergolongkan ke dalam tiga wilayah bagian potensi dan masalah, seperti bagian utara Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur memiliki Tingkat

perkembangan secara ekonomi yang rendah, dan perkembangan penduduk yang tinggi. Secara daya dukung fisik bagian utara ini relatif sedang namun kebanyakan kawasan lindung seperti hutan lindung yang mana bagian utara ini meliputi Kecamatan Kabandungan, Kalapanunggal, Parakansalak, Bojonggenteng,

Cicurug, Cidahu, Parungkuda, Ciambar, Nagrak, Caringin, Cicantayan, Cisaat, Kadudampit, Cibadak, Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang, kebonpedes, Cireunghas. Gegerbitung, dan Gunung Guruh. Pada bagian tengah sendiri memiliki karakteristik tingkat perkembangan ekonomi yang sedang, dan perkembangan kependudukan juga sedang. Dari daya dukung fisiknya bahwa bagian tengah memiliki daya dukung cukup tinggi namun daya dukung sarana prasarana serta transportasi nya rendah, yang mana meliputi Kecamatan Cikembar, Nyalindung, Jampang tengah, dan Purabaya. Pada bagian selatan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur ini memiliki karakteristik yang hampir sama yaitu seperti jika dilihat dari tingkat perkembangan ekonomi maka kecamatan ini rata-rata rendah namun secara eksisting cukup potebsial dikembangkan, secara kependudukan juga rendah dilihat dari TPAK yang rata-rata rendah, dan untuk daya dukung fisik sendiri memiliki daya dukung yang sedang , selain itu fasilitas atau daya dukung sarana prasarananya pun masih kurang. Dari uraian diatas bahwa memang di Wilayah Sukabumi Bagian Timur ini memiliki karakteristik yang beragam, yang mana membentuk kelompok perkembangan, dan kelompok tersebut terbentuk atas kemiripan karakteristik wilayah dari potensi dan masalah yang telah di jelaskan pada tabel diatas serta jarak atau kedekatan antar kecamatan mempengaruhi kesamaan karakter. Bukan hanya itu dari struktur nya sendiri Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

X-66

memiliki struktur dengan pelayanan yang tidak merata dengan posisi hirarki I yang semuanya terletak atau terkonsentrasi di bagian utara. 10.1.1 Isu Strategis Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Berdasarkan pada rumusan potensi dan masalah yang ada di Wilayah Sukabumi Bagian Timur, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa

masalah utama yang mempengaruhi tingkat perkembangan tiap Kecamatan: Terjadi ketimpangan Pusat pelayanan di Wilayah Sukabumi Bagian Timur dimana pusat pelayanan terkonsentrasi di bagian utara sehingga pelayanan terhadap Wilayah Sukabumi Bagian Timur kurang terlayani dengan baik. Aksesibilitas dan mobilitas di bagian tengah Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur masih rendah, sehingga menghambat dalam pelayanannya Belum terkelolanya potensi wilayah di bagian tengah dan selatan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur karena kurangnya kualitas SDM dan kurangnya koordinasi antar stakeholder dalam mengelola potensidi Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Di bagian utara Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur rata-rata memiliki kualitas SDM yang baik dengan TPAK yang rata-rata tinggi namun partisipasi angkatan kerja tersebut berdasarkan hasil observasi kebanyakkan berasal dari Kota Sukabumi. Dengan demikian berdasarkan 4 isu strategis yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, maka disimpulkan yang menjadi isu strategis utama di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur adalah: Terjadinya ketimpangan wilayah yang dikarenakan oleh Pemanfaatan potensi di tiap kecamatan yang belum optimal akibat kurangnya koneksi dan koordinasi antar pusat pelayanan dan Stakeholder.

X-67

10.1.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah Guna mengatasi isu strategis utama di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur seperti yang telah dijabarkan di atas, maka disusun tujuan dan sasaran sebagai berikut:

Tabel 10.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
No Tujuan Sasaran Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta pembangunan fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Mengatasi ketidakmerataan dan kesenjangan di setiap Kecamatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. Pemerataan pusat-pusat pelayanan guna melayani wilayah pelayanannya di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.

Meningkatkan koordinasi antar stakeholder di Wilayah Sukabumi Bagian Timur dalam pengelolaan potensi Meningkatkan Sumber Daya Manusia di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Meningkatkan produksi ekonomi yang potensial serta mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang cukup berpotensi di wilayah Sukabumi Bagian Timur Mempertahankan Kawasan Lindung yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Memanfaatkan potensi kawasan budidaya secara optimal di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Mempertahankan dan mengoptimalkan potensi di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Sumber: Hasil Analisis 2013

X-68

10.2 Dasar Pertimbangan Konsep dan Strategi Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur 10.2.1 Teori Pengembangan Wilayah Konsep pengembangan wilayah merupakan suatu landasan dalam aplikasi dan manajemen sumber daya yang dimiliki Wilayah Sukabumi Bagian Timur untuk mewujudkan suatu struktur dan pola ruang yang lebih baik di masa yang akan datang. Konsep pengembangan wilayah terwujud dari adanya suatu keterkaitan kondisi suatu wilayah berdasarkan teori perkembangan wilayah. Dalam artian bahwa konsep pengembangan wilayah merupakan penggabungan dari teori yang ada berdasarkan pada analisis dan karakteristik kondisi wilayah Sukabumi Bagian Timur. Secara konseptual pengertian pengembangan wilayah dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan dalam mewujudkan keteraturan dan keterpaduan penggunaan sumber daya yang lebih optimal serta meningkatkan keserasian antar kawasan, melalui proses penataan ruang dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Dimana pembangunan sangat terkait dengan pembentuk ruang seperti sumber daya alam, buatan, aktivitas yang didukung dengan hukum dan kelembagaan yang melingkupinya. Berdasarkan pada isu strategis yang ada di Wilayah Sukabumi Bagian Timur, maka tujuan dan sasaran yang diinginkan sehingga terwujud suatu wilayah dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan yang lebih baik, penerapan konsep dan strategi pengembangan wilayah yang tepat akan sangat berpengaruh. Pada dasarnya konsep dan strategi yang diterapkan pada suatu wilayah akan ditentukan berdasarkan pada kondisi atau keadaan dari wilayah tersebut serta tingkat perkembangannya. Untuk jenis konsep pengembangan dan pertumbuhan wilayah terdiri atas : Development From Above Development From Below LED (Local Economic Development) Konsep Agropolitan yang digunakan dalam

X-69

Konsep Central Place Theory Konsep Growth Pole Konsep Integral Fungsional Konsep Pendekatan Desentralisasi Wilayah Konsep Export Base

10.2.2 Dasar Pertimbangan Hasil Analisis Dasar pertimbangan dari hasil analisis ini didasarkan pada hasil analisis potensi dan permasalahan internal maupun eksternal Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, yang diperoleh melalui analisis pola dan struktur ruang.

a. Pertimbangan Eksternal Adapun yang menjadi pertimbangan eksternal dalam penentuan konsep pengembangan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur meliputi: 1 Arahan kebijakan eksternal yang menerapkan Kabupaten Sukabumi sebagai Kawasan Strategis dan PKL perkotaan yang terdapat pada Kecamatan Cibadak yang menunjang PKW di Kabupaten Bogor dan Cianjur. Oleh karena itu pengembangan Kabupaten Sukabumi akan berdampak terhadap Kabupaten disekitarnya khususnya Bogor, dan Cianjur. 2 Adanya pembangunan tol Ciawi-Sukabumi yaitu penghubung Sukabumi dengan Bogor, Jakarta dan Banten. 3 Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten yang tidak terlalu pesat perkembangannya dibandingkan dengan Kabupaten Cianjur, Lebak dan Kabupaten Bogor, baik secara ekonomi, kualitas SDM dan ketersediaan sarana dan prasarananya. 4 Kabupaten Sukabumi memiliki potensi ekspor ke luar baik itu ke luar Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, ataupun di luar Kabupaten Sukabumi bahkan ke luar negeri.

X-70

b. Pertimbangan Internal Adapun yang menjadi pertimbangan internal dalam penentuan konsep pengembangan wilayah di Wilayah Sukabumi bagian Timur meliputi: 1. Adanya kebijakan pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk

mengembangkan sektor pertanian dan pariwisata 2. Berdasarkan pada analisis kesesuaian lahan, menunjukkan bahwa Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur didominasi oleh kawasan budidaya, walaupun di bagian utara Wilayah Sukabumi Bagian Timur didominasi oleh kawasan lindung seperti hutan lindung (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, dan Halimun Salak). 3. Sebagian besar mata pencaharian penduduk Wilayah Sukabumi Bagian Timur berprofesi sebagai petani. 4. Masih kurangnya tingkat pelayanan sarana dan prasarana di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur 5. Potensi ekonomi yang masih belum dapat dikembangkan seperti hasil petanian, perkebunan dan pertambangan. 6. Kualitas SDM yang masih kurang dengan TPAK yang rata-rata rendah. 7. Kurang terkoordinasi dan terkoneksinya antar Stakeholder di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. Dengan demikian, berdasarkan pada pertimbangan hasil analisis baik internal maupun eksternal maka konsep pengembangan wilayah yang cenderung lebih mendekati dan layak untuk diterapkan di Wilayah Kabupaten Sukabumi bagian Timur adalah Konsep LED (Local Economic Development). Hal ini dikarenakan dari berbagai konsep pengembangan wilayah, dilakukan dengan mempertimbangkan pula potensi dan masalah yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. Berikut penjelasannya : Konsep Local Ekonomi Development (LED) Konsep pengembangan Local Ekonomi Development (LED), merupakan konsep pengembangan wilayah pembuatan Networking (jaringan) antara aktor (stake holder) yang ada dipusat (centre) dengan aktor yang ada di pinggir atau

X-71

pedesaan (hinterland). Investasi yang dikonsentrasikan pada satu atau beberapa kota besar secara otomatis tidak akan menimbulkan penjalaran pengembangan melalui proses tetesan kebawah (Tricle Down). Pada waktu yang bersamaan, berbagai pelayanan fasilitas dan aktifitas produktif diperlukan guna

pengembangan wilayah sehingga tidak akan ekonomis atau efisien dalam penyebaran dan pemerataan kepada masyarakat yang tinggal dengan kepadatan yang rendah (rondenelli,1985). Konsep ini mengarah pada perkembangan wilayah dengan peningkatan kualitas SDM dan hubungan antar pusat pelayanan dan wilayah pelayanannya dengan memperkuat masing-masing pusat karena berkonsep pada sistem kompetisi pada global market sehingga diperlukan inovasi khususnya dari sektor ekonomi lokal. Konsep ini diterapkan dengan mempertimbangkan masalah sektor

ekonomi cukup berpotensi namun tidak berkembang karena kualitas SDM yang kurang dan sarana prasarana serta aksesibilitas dan mobilitas yang kurang, serta tidak terhubungnya antar pusat secara baik, potensi tersebut. sehingga tidak dapat mengolah

10.3

Konsep Pengembangan Eksternal Dalam merumuskan konsep yang tepat untuk pengembangan eksternal

Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagina Timur, maka yang menjadi pertimbangan utama dan harus diperhatikan adalah: Pertama dari aspek kebijakan yang menjelaskan bahwa Kabupaten Sukabumi adalah Kabupaten yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi. Didasarkan pada hasil analisis potensi dan permasalahan internal maupun eksternal Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagina Timur, yang diperoleh melalui analisis pola dan struktur ruang. Dimana menjelaskan bahwa tingkat perkembangan Kabupaten Sukabumi khususnya Wilayah Kabupaten

Sukabumi Bagina Timur dari segi eksternalnya, yaitu hubungan atau keterkaitan dengan wilayah lain, cenderung sudah cukup memadai. Hal ini dilihat dari adanya kegiatan ekspor barang dan jasa dari Wilayah Kabupaten
X-72

Sukabumi Bagian Timur ke luar wilayah baik antarregional maupun sampai ke luar Kabupaten Sukabumi seperti Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor, Kota Jakarta, bahkan luar negeri seperti Jepang, Australia. Berdasarkan pada perkembangan ekonominya Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur khususnya sektor primer dan sekunder dan tersier, menjelaskan adanya interaksi keterkaitan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur dari hal supply komoditi perkebunan dan pertanian dengan wilayah sekitarnya yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, selain itu dalam segi pariwisata serta perkembangan industri. Dengan demikian, dari pertimbangan-pertimbangan yang ditinjau secara eksternal terhadap Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, maka secara umum konsep penataan ruang eksternal Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur dapat diuraikan sebagai berikut: a. Peningkatan Pengembangan Kecamatan Cibadak, Cicantayan, sebagi sentra industri besar sehingga mampu mengembangkan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur dan keterkaitan dengan wilayah internal sekitarnya maupun wilayah Eksternal b. Peningkatan orientasi eksternal Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sebagai pusat kegiatan produksi serta distribusi barang dan pengolahan hasil pertanian seperti pertanian tanaman pangan Padi dan Palawija, perkebunan, hasil pertambangan dan hasil industri yang dapat menjadi potensi wilayah dalam menunjang kegiatan perekonomian wilayah. c. Upaya peningkatan produktivitas dan sektor potensial seperti perkebunan dengan komoditi aren, cengkeh, dan kelapa dalam dan pertanian seperti pertanian tanaman pangan dan hasil peternakan seperti daging itik dan industri pangan dan industri lainnya yang terdapat di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur untuk diekspor ke wilayah lain baik di wilayah eksternal Sukabumi Bagian Timur ataupun ke daerah lainnya di luar Kabupaten Sukabumi.

X-73

d. Peningkatan kualitas

SDM serta pelayanan

eksternal

dengan cara

pemeliharaan kualitas sistem jaringan jalan dan sistem aksesibilitas serta ketersediaan dan kelengkapan sarana prasarana bagi Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sebagai upaya peningkatan dan pengembangan wilayah.

10.4 Konsep Pengembangan Struktur Ruang 10.4.1 Skenario Konsep Struktur Ruang Pada konsep struktur ruang ini dimaksudkan untuk melihat hierarki atau pusat pusat pelayanan yang ideal untuk melayani tiap wilayah pelayanan,untuk mencegah terjadinya ketidakmerataan pembangunan dan ketimpangan

pengembangan wilayah. Dari struktur ruang eksisting terdapat beberapa permasalahan diantaranya pengembangan yang tidak merata serta yang dikarenakan wilayah jangkauan pelayanan kurang melayani seluruh kecamatan yang berada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. Dalam mewujudkan struktur ruang yang optimal dilakukan analisis

penentuan hierarki pusat-pusat pelayanan yaitu dengan melakukan metoda PMedian yang dilakukan untuk menentukan 3 alternatif, yang mana menggunakan analisis bobot. Analisis ini dimaksudkan untuk mencari tahu lokasi atau titik-titik daerah yang akan menjadi daerah pusat pelayanan yang optimal sehingga dalam segi pemerataannya sangat baik bagi wilayah kajian. Dalam analisis ini akan ditentukan lokasi-lokasi mana saja yang akan menjadi lokasi optimal dalam penentuan pusat pelayanan berdasarkan pandangan dari p-median. Dalam metode analisis P-median yang digunakan terdapat faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu faktor bobot tiap simpul yang dianalisis.dimana pengukuran bobot suatu simpul akan sangat bergantung pada masalah yang dihadapi, maka dari itu dengan alasan tersebut maka diambil bobot berdasarkan atas hasil analisis orde kota dimana pada analisis orde kota telah menunjukan peringkat dari setiap kecamatan yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sehingga bobot yang diambil dari bobot indeks sentralitas, mobilitas dan aksesibilitas. Alternatif alternatif tersebut antara lain :

X-74

Konsep Struktur Ruang Alternatif I Konsep struktur ruang alternatif I mempunyai 4 Pusat Kegiatan Lokal

(PKL) atau Hirarki I yaitu di Kecamatan Cibadak, Kecamatan Cicantayan, Kecamatan Kebon pedes dan Kecamatan Cidolog. Konsep ini menitikberatkan terhadap pemerataan pelayanan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, dengan cara menarik atau memusatkan kegiatan di empat titik pusat pelayanan selain mempertimbangkan serta menyesuaikan dengan penetapan terhadap kebijakan penetapan struktur ruang Kabupaten Sukabumi untuk Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, juga mempertimbangkan bahwa secara eksisting pusat-pusat kecamatan berkumpul di bagian utara saja, sehingga di perlukan pusat kegiatan di bagian selatan untuk melayani kecamatan-kecamatan yang ada. Sedangkan PPK atau Hirarki II yaitu Kecamatan Sukaraja, Gunung Guruh, Nyalindung. Sebagai Pusat Pelayanan Kawasan untuk melayani Pusat Pelayanan Lingkungan sekaligus menjadi penghubung terhadap Pusat Kegiatan Lokal. Dari hasil p-median, dipilih 4 pusat pelayanan PKL dengan titik posisi di atas dan dibawah karena di tengah-tengah cukup dilayani oleh Kecamatan

Cicantayan, yang sangat kuat pengaruhnya karena kawasan ini memiliki industri yang berkembang, sebagai PPK atau Hirarki II. Selain itu alasan kenapa Kecamatan Cidolog diganti menjadi Hirarki I atau PKL karena Kecamatan Cidolog memiliki aksesibilitas dan mobilitas yang lebih baik dibandingkan dengn akecamatan yang di bagian selatan lainnya, serta bisa melayani secara Eksternal kebagian wilayah bagian Barat Sukabumi seperti Kecamatan Kalibunder, Kecamatan Jampang kulon, dan Kecamatan Cimanggu. Konsep Struktur Ruang Alternatif II Konsep struktur ruang alternatif II ini memiliki 5 Pusat Kegiatan Lokal yaitu di Kecamatan Cibadak, Kecamatan Cicantayan, Kecamatan Kebonpedes, Kecamatan Cidolog dan Purabaya. Konsep struktur ruang ini direncanakan dengan adanya peningkatan Hirarki yaitu Kecamatan Purabaya Hirarki III menjadi Hirarki I dengan pertimbangan bahwa Kecamatan ini sangat potensial untuk

X-75

dikembangakan jika dilihat dari daya dukung serta kekuatan ekonomi, dan berdasarkan p-median kecamatan ini kuat dari segi aksesibilitas, mobilitas serta ketersediaan sarana prasarananya. Sedangkan PPK atau Hirarki II yaitu Kecamatan Gunung Guruh, Kecamatan Sukaraja, Nyalindung, dan Sagaranten. Pertimbangan peningkatan Hirarki pada Kecamatan Sagaranten yaitu memiliki nilai indeks mobilitas yang tinggi dan potensial dalam pengembangan untuk sarana dan prasarana. Konsep pada Alternatif II ini yaitu dengan pemerataan wilayah pelayanan di Bagian Utara, Tengah dan Selatan Wilayah Sukabumi Bagian Timur dengan melihat beberapa pertimbagan pertimbangan di atas. Konsep Struktur Ruang Alternatif III Konsep struktur ruang alternatif III inimemiliki 5 Pusat Kegiatan Lokal juga atau Hirarki I yang berada di Kecamatan Cibadak, Cicantayan, Kebonpedes, Nyalindung dan Cidolog. Pertimbangan Kecamatan Nyalindung dan Cidolog menjadi Hiarki I yaitu karena Kecamatan Cidlog dan Kecamatan Nyalindung potensial untuk dikembangakan dilihat dari daya dukungnya. Sedangkan PPK atau Hirarki II dari Alternatif III yaitu Kecamatan Gunung Guruh, Sukaraja, dan Kecamatan Sagaranten dan Purabaya, dimana pertimbangan dari Kecamatan Purabaya dan Sagaranten yaitu Kecamatan Sagaranten memiliki indeks mobilitas yang tinggi dan aksesibilitas yang sedang, serta potensial dalam pembangunan sarana dan prasarana. Sedangkan Kecamatan Purabaya potensial terhadap pengembangan kawasan budidaya dan memiliki mobilitas yang sedang. Konsep pada Alternatif III ini yaitu dengan pemerataan wilayah

pelayanan di bagian utaraa, tengah dan selatan Wilayah Sukabumi Bagian Timur dengan melihat beberapa pertimbagan pertimbangan.

X-76

Gambar 10.4 Peta skenario 1

X-77

Gambar 10.5 Peta Skenario 2

X-78

Gambar 10.6 Peta skenario 3

X-79

10.4.2

Alternatif Skenario Struktur Ruang Terpilih Untuk lebih jelasnya antara sebaran penempatan pusat pelayanan dari

tiap alternatif dapat di lihat pada peta di bawah ini. Dimana yang dijadikan sebagai konsep struktur ruang optimal untuk Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur yaitu alternatif 2, dimana Konsep ini menitik beratkan terhadap pemerataan pelayanan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, dengan cara menarik atau memusatkan kegiatan di 5 titik pusat pelayanan yang tersebar di bagian utara, tengah dan selatan, namun dari hasil p-median ini kurang sempurna dalam cakupan pusat pelayanan, seperti pada alternatif ke 2 bahwa jika Tegalbuleud termasuk wilayah pelayanan Kecamatan Purabaya maka hal ini menurut jarak terlalu jauh, tetapi bisa dilayani oleh kecamatan di dekatnya yang menjadi hirarki II. Dari alternaif yang terpilih ini, selain mempertimbangkan serta menyesuaikan dengan penetapan terhadap kebijakan penetapan struktur ruang Kabupaten Sukabumi untuk Wilayah Sukabumi Bagian Timur, dan hasil dari analisis p-median, juga mempertimbangkan variabel-variabel lain seperti kedekatan jarak optimal. Sehingga dari alternatif yang terpilih yaitu alternatif 2, dapat dirubah sedikit penempatan wilayah pelayanan yang paling optimal dilihat dari segi kedekatan jarak. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada subbab berikutnya. Berdasarkan analisis sebelumnya yaitu analisis penentuan pusat-pusat pelayanan eksisting dan jangkauan tiap pusat-pusat pelayanan tersebut masih terdapat kekurangan, karena hanya menilai bobot untuk menentukan pusat pelayanan dan wilayah pelayanannya, sehingga kelemahan dari analisis p-median ini tidak mempertimbangkan optimasi kedekatan jarak. Sehingga diperlukan perbaikan pada alternatif terpilih dengan menggunakan analisis p-median FLNM atau dengan asumsi jarak dan pembobotan dari hasil aksesibilitas, mobilitas dan indeks sentralitas. Maka berdasarkan kriteria minimasi jarak dapat dilihat bahwa pusatpusat pelayanan yang ada tidak optimal dalam segi pelayanannya, hal ini dikarenakan terdapat beberapa kecamatan yang tidak terlayani dengan baik oleh setiap pusat-pusat pelayanan tersebut khususnya di Wilayah Kabupaten Sukabumi

X-80

Bagian Timur, dan banyak pusat pelayanan yang melayani jauh dari jangkauan, tapi berdasarkan p-median kecamatan tersebut kuat dalam melayaninya. Seperti Kecamatan Purabaya yang melayani jauh ke Tegalbuleud, padahal dapat dilayani oleh Kecamatan Segaranten. Selain itu Kecamatan Purabaya juga melayani yang bagian utara seperti Kecamatan Cidahu, yang mana jika dilihat dari peta lebih dekat dengan pelayanan hirarki I Kecamatan Cibadak, dibandingkan Kecamatan Purabaya. Oleh karena itu di sempurnakan lagi hasil dari p-median pembobotan yang menentukan alternatif terpilih dengan 5 pusat pelayanan. Dari hasil pmedian FLNM dan asumsi minimasi jarak serta perubahan hirarki yang tidak teranalisis oleh p-median, maka didapatkan kesimpulan rumusan struktur seperti berikut :
Tabel 10.3 Jangkauan Pelayanan
PKL Cibadak PPK Parakansalak PPL Cidahu Kabandungan Kalapanunggal Bojonggenteng Cicurug Parungkuda Nagrak Caringin Kadudampit Gunung Guruh Jampang Tengah Cikembar Sukabumi Sukaraja Sukalarang Cireunghas Gegerbitung Nyalindung Curugkembar Cidadap Pabuaran

Ciambar

Cisaat

Cicantayan

Kebonpedes

Purabaya

Sagaranten

Cidolog
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Tegalbuleud

X-81

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk struktur ruang Wilayah Sukabumi Bagian Timur memiliki 4 pusat pelayanan sebagai PKL yaitu Cibadak, Cisaat, Purabaya, dan Cidolog. Fungsi Kegiatan PPK meliputi Kecamatan Parakansalak, Ciambar, Cicantayan, Kebonpedes, Sagaranten dan Tegalbuleud. sedangkan Fungsi Kegiatan PPL adalah Kecamatan Cidahu, Kabandungan, Kalapanunggal, Bojonggenteng, Cicurug, Parungkuda, Nagrak, Caringin, Kadudampit, Gunung Guruh, Jampang Tengah, Cikembar, Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang, Cireunghas, Gegerbitung, Nyalindung, Curugkembar, Cidadap, dan Pabuaran. Dari hasil ini terdapat pusat yang terjadi kenaikan hirarki seperti Kecamatan Purabaya yang dari Hirarki III menjadi Hirarki I, hal ini akan menjadi suatu konsep yang diiringi strategi yang banyak untuk menaikkan Kecamatan Purabaya dari Hirarki III menjadi Hirarki I, begitupun dengan Kecamatan Cidolog dari Hirarki II menjadi Hirarki I. Dari hasil analisis, kemudian ditetapkan fungsi kegiatan dan sarana prasarana yang menunjang untuk mencapai fungsi kegiatan, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 10.4 Rencana Pengembangan PKL, PPK, dan PPL dalam Sistem Perkotaan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
No 1 Hirarki/ Kota Hirarki I (PKL Perkotaan) Cibadak Cakupan Wilayah Pelayanan PPK Parakansalak, PPK Ciambar Fungsi yang dikembangkan Pusat Pemerintahan skala Kabupaten, permukiman, perdagangan/ jasa, dan industri Sarana dan Prasarana Penunjang Pemerintahan skala kabupaten (Perkantoran pemerintah tk. kabupaten) Akademi/ Diploma RSUD Tipe C Pasar tipe C Pemerintahan skala Kecamatan Akademi/ Diploma pasar tipe C Pemerintahan yang meliputi beberapa kecamatan Akademi/ Diploma Universitas RSUD Tipe C

Hirarki I (PKL Perkotaan)

Cisaat

PPK Ciantayan, PPK Kebonpedes

Hirarki I (PKL Perdesaan)

Purabaya

PPK Sagaranten

Pusat Permukiman Perkotaan, Perdagangan dan Jasa, Industri Pertanian, Perkebunan, Permukiman, Perdagangan.

X-82

No

Hirarki/ Kota

Cakupan Wilayah Pelayanan

Fungsi yang dikembangkan

Hirarki I (PKL Perdesaan)

Cidolog

PPK Tegalbuleud

Pertanian, Perkebunan, Permukiman

Hirarki I (PPK)

Cicantayan

PPL Caringin, Kadudampit, Gunungguruh, Jampang Tengah, dan Cikembar

Permukiman, Perdagangan dan Jasa, Industri

Hirarki II (PPK)

Ciambar

PPL Cicurug, Parungkuda, Nagrak

Permukiman, Pertanian, Perkebunan, Pariwisata

Hirarki II (PPK)

Parakansalak

PPL Cidahu, Kabandungan, Kalapanunggal, Bojonggenteng

Permukiman Perdesaan, Hutan Produksi, Pertanian, Pariwisata

Hirarki II (PPK)

Sagaranten

PPL Curugkembar, Cidadap, dan Pabuaran

Pertanina, Perkebunan, Permukiman

10

Hirarki I (PPK)

Kebonpedes

PPL Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang,

Pusat Pariwisata, Permukiman Perdesaan

Sarana dan Prasarana Penunjang Terminal tipe C Pasar tipe C Pemerintahan yang meliputi beberapa kecamatan Akademi/ Diploma RSUD Tipe C Terminal tipe C Pasar tipe C Pemerintahan skala Kecamatan Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A (dengan rawat inap) Terminal tipe D pasar tipe D Pemerintahan skala perkantoran pemerintah yang meliputi beberapa kecamatan\ Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A (dengan rawat inap) Terminal tipe D pasar tipe D Pemerintahan skala perkantoran pemerintah yang meliputi beberapa kecamatan Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A (dengan rawat inap) Terminal tipe D pasar tipe D Pemerintahan skala perkantoran pemerintah yang meliputi beberapa kecamatan Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A (dengan rawat inap) Terminal tipe D pasar tipe D Pemerintahan skala Kecamatan Akademi/ Diploma

X-83

No

Hirarki/ Kota

Cakupan Wilayah Pelayanan Cireunghas, Gegerbitung, Nyalindung

Fungsi yang dikembangkan

11

Hirarki II (PPK)

Tegalbuleud

Melayani Tegalbuleud sendiri

Pusat Pertanian, Perikanan, dan Permukiman Perdesaan

10

Hirarki III (PPL)

Cidahu Kabandungan Kalapanunggal Bojonggenteng Cicurug, Parungkuda Nagrak Caringin Kadudampit Gunung Guruh Jampang Tengah Cikembar Sukabumi Sukaraja Sukalarang Cireunghas Gegerbitung Nyalindung Curugkembar Cidadap Pabuaran

Desa-desa di kecamatan

Pertanian, Permukiman, Pariwisata

Sarana dan Prasarana Penunjang Puskesmas tipe A (dengan rawat inap) Terminal tipe D pasar tipe D Pemerintahan skala Kecamatan Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A (dengan rawat inap) Terminal tipe D pasar tipe D Pemerintahan skala kecamatan SMA/ SMK/ MA sesuai norma & kebutuhan pengembangan pelayanan Puskesmas (tanpa rawat inap) sub terminal / pangkalan pasar kecamatan

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

X-84

Gambar 10.7 Peta Alternatif tterpilih/ Struktur Ruang

X-85

Gambar 10.7 Peta struktur eksternal

X-86

10.5 10.5.1

Konsep Pemanfaatan Ruang (Pola Ruang) Konsep Pengembangan Sektor Potensial Dari hasil analisis yang ada mengenai pemilihan komoditi unggulan yang

ada di tiap kecamatan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur maka di dapat komoditi unggulan dari tiap kecamatan, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 10.5 Sektor Potensial Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Kecamatan Tegalbuleud Cidolog Sagaranten Cidadap CurugKembar Pabuaran Jampang Tengah Purabaya Cikembar Nyalindung Gegerbitung Sukaraja Kebonpedes Cireunghas Sukalarang Sukabumi Kadudampit Cisaat GunungGuruh Cibadak Cicantayan Caringin Nagrak Ciambar Cicurug Cidahu Pertanian Tanaman palawija : jagung, ubi jalar Perkebunan : aren Perkebunan : Cengkeh Peternakan : daging itik industri Peternakan : daging kerbau, daging itik, Sektor Potensial Pertanian Tanaman Pangan : Kacang Hijau, industri pangan Perkebunan : Pala, Panili, Sektor Cukup Potensial Pertanian Tanaman Pangan : Kacang kedelai, Perkebunan : kelapa dalam Pertanian Tanaman Pangan : padi gogo Pertanian buah-buahan : jambu air, mangga, Perkebunan : aren Peternakan : Daging Itik Peternakan : Daging itik Buah-buahan : durian, pisang Peternakan : daging sapi, daging itik, Pertanian Palawija : Ubi kayu Perkebunan : cengkeh Peternakan : telor ayam Pertanian Palawija : Kacang panjang Pertanian Sayuran : cabe besar Industri sandang perikanan sawah Pertanian Buah-buahan : Belimbing, jambu biji Pertanian Buah-buahan : Jambu air, jambu biji Perkebunan : aren Industri semen, dan batako Pertanian sayuran : bawang daun, cabe besar, cabe rawit Perkebunan : Kelapa dalam, teh Perkebunan : aren Pertanian Palawija : ubi kayu Pertanian Palawija : ubi kayu

X-87

No 27 28 29 30 31

Kecamatan Parakansalak Parungkuda Bojonggenteng Kalapanunggal Kabandungan

Sektor Potensial

Perkebunan : aren, Peternakan : daging sapi.

Sektor Cukup Potensial Pertanian Sayuran : cabe besar, kacang panjang Pertanian Buah-buahan : Pepaya, nangka, jambu biji Pertanian sayuran : cabe rawit

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2013

Melihat data diatas bahwa terdapat beberapa komoditi potensial yang berpotensi untuk di kembangkan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, maka selanjutnya dapat di tentukan konsep pengembangan sektor unggulan, diantaranya: Pengembangan di tiap kecamatan di sesuaikan dengan potensi komodi unggulan yang dimiliki Meningkatkan pengelolaan komoditi potensial Lebih memfokuskan pengembangan komoditi potensial di tiap kecamatan di bandingkan komoditi lainnya.

10.5.2

Konsep Pengembangan Kawasan Lindung Dari hasil overlay peta kesesuaian lahan dan peta guna lahan eksisting,

ternyata didapat banyak yang guna lahan secara eksisting tidak sesuai dengan peruntukkan atau kesesuaian lahannya. Berikut adalah ketidak sesuaian lahan dalam kawasan lindung di Wilayah Sukabumi Bagian Timur :
Tabel 10.6 Perbadingan Penggunaan Lahan Eksisting terhadap Kesesuaian Kawasan Lindung
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Kecamatan Caringin Cicurug Cidahu Kabandungan Kadudampit Pabuaran Sukaraja Tegalbuleud Penggunaan Lahan Eksisting Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Kesesuanan Lahan Hutan Lindung Hutan Lindung Hutan Lindung Hutan Lindung Hutan Lindung Hutan Lindung Hutan Lindung Sempadan Pantai (Kawasan Rawan Bencana Tsunami) Luas (Ha) 453,94 847,56 424,90 657,51 381,07 324,77 17,86 304,05

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2013

X-88

Untuk konsep pengembangan Kawasan Lindung di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sendiri meliputi :

1. Kawasan Rawan Bencana a. Potensi Jenis Bencana Gempa Bumi Berdasarkan pengamatan lapangan dan data geologi yang ada, jenis bencana alam geologi yang berpotensi hampir di setiap Kecamatan yang ada di wilayah sukabumi bagian timur. Ada beberapa jenis bencana yang ada di Sukabumi Bagian Timur yaitu : Gerakan Tanah / Longsoran (Landslide) Gerakan tanah di daerah penelitian, daerah yang mempunyai karakteristik seperti itu terdapat di sebelah utara lembah Cimandiri, bahkan berpotensi longsor menjadi lebih besar karena batuan dasarnya terdiri dari batugamping napalan yang dapat berfungsi sebagai bidang gelincir, serta dapat dipicu pula bila tejadi curah hujan yang tinggi. Beberapa Kecamatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur yang berpotensi lebih besar dalam gerakan tanah ini antara lain kecamatan Cikembar (1.031,32 Ha), Curugkembar (1.115,54 Ha), Tegalbuleud 4.607,74) Untuk mengantisipasi rawan bencana ini, diperlukan jalur evakuasi dengan kondisi ruang terbuka ynag sangat luas di masing-masing kecamatan yang mengalami rawan gerakan tanah ini. b. Daerah Rawan Tsunami Daerah rawan tsunami yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur adalah Kecamatan Tegalbuleud, dengan luasan 3.845,32 Ha sehingga diperlukan antisipasi dengan membuat jalur evakuasi rawan tsunami ke tempat yang lebih tinggi permukaannya dan penyangga atau sempadan pantai.

X-89

c. Letusan Gunung Berapi Gunung berapi pada Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur berada di bagian utara Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, meliputi kecamatankecamatan yang berada pada bentangan Gunung Gede

Pangrango, kecamatan tersebut yaitu yang memiliki radius 0-5 Km meliputi Kecamatan Kadudampit dengan luasan 2.056, Ha, Kecamatan Sukabumi dengan luasan 919,46 Ha, Kecamatan Sukaraja seluas 309,52 Ha dan Kecamatan Sukalarang dengan luas 93,07 Ha. Untuk wilayah ini diperlukan jalur evakuasi dan bangker untuk tempat berlindung di berbagai penjuru mata angin.

2.

Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan perlindungan setempat yang ada Wilayah Kabupaten Sukabumi

Bagian Timur adalah Kawasan sempadan sungai yang berarti kawasan sepanjang kiri-kanan sungai, termasuk sungai buatan atau kanal atau saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai, kawasan sempadan waduk yang berarti kawasan tertentu di sekeliling danau atau waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau atau waduk dan kawasan sekitar mata air yang berarti Kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Kawasan ini terdapat di hampir semua kecamatan yang memiliki sungai. Untuk konsep perlindungan kawasan setempat yaitu dengan membuat konsep buffering, area penyangga sungai sepanjang 5 meter untuk sungai kecil, dn 10 meter untuk sungai besar.

10.5.3 Konsep Pengembangan Kawasan Budidaya Untuk kawasan budidaya yang terdapat di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur terdapat beberapa kawasan diantaranya :

X-90

1.

Kawasan Budidaya Pertanian a. Kawasan Hutan Kawasan hutan produksi maupun Rakyat yang di kembangkan di Wilayah

Kabupaten Sukabumi Bagian Timur yaitu berada di seluruh Kecamatan di Kabupaten Sukabumi bagian timur, khususnya dikembangkan di Kecamatan Gegerbitung dengan luas 815,67 Ha, Kecamatan Cidadap 627,40 Ha, Kecamatan Sagaranten dengan luas 763,12 Ha. b. Kawasan pertanian Lahan basah Kawasan pertanian lahan basah atau sawah relatif tersebar di seluruh Kecamatan dimana luasan yang tertinggi tersebar di Kecamatan Sukaraja dengan luas 1.486,56 Ha, Kecamatan Cisaat dengan luas 1.330,83 Ha, Kecamatan Cicantayan 738,65 Ha, dan Kecamatan Cicurug 657,42 Ha. Lahan Kering Kawasan pertanian lahan kering tersebar di seluruh Kecamatan kecuali di Kecamatan Sukaraja, Kebonpedes, Sukabumi, Kadudampit, Cisaat, Cibadak, Cicantayan, Caringin dan Bojong Genteng seluas 22.904,72 Ha, Dimana luasan yang mendominasi adalah di Cidolog dengan luas 6.273,51 Ha meliputi sawah tadah hujan, perkebunan, dan tegalan. Perikanan Produksi perikanan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur mungkin hanya memiliki satu kecamatan yaitu Tegalbuleud yang memiliki produksi ikan laut, namun untuk produksi ikan darat memiliki produksi yang cukup memberikan masukan ekonomi terhadap Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, dimana memiliki jenis pengelolaan atau jenis produksi ikan, meliputi ikan yang diproduksi melalui tempat pelelangan atau pemeliharaan yang terdiri atas kolam pembesaran, kolam pembenihan, dan pemeliharaan di sawah, sedangkan seperti produksi ikan di tambak, laut, dan kolam air deras tidak ada untuk Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sendiri.

X-91

2.

Kawasan Budidaya Non-pertanian a. Kawasan permukiman Kawasan permukiman tersebar di semua Kecamatan dan kecamatan yang

mempunyai luas permukiman tertinggi adalah tersebar di Kecamatan Cikembar seluas 1.175,15 Ha, Kecamatan Nagrak seluas 897,92 Ha, Kecamatan Cicurug seluas 796,38 Ha, Jampang Tengah seluas 677,33 Ha, Kebandungan dengan luas 655, 79 Ha. Untuk pengembangan permukiman, berdasarkan hasil analisis struktur bahwa permukiman juga di pusatkan di beberapa kecamatan yang menjadi hirarki I yaitu Kecamatan Cibadak, Cicantayan, Kebonpedes, Purabaya, dan Cidolog. b. Pertambangan Kawasan pertambangan terletak hampir diseluruh Kabupaten dan pertambangan terdiri atas pertambangan mineral logam pertambangan mineral non logam; dan pertambangan panas bumi. Jenis tambang mineral logam meliputi emas, besi, titanium, galena, mangan; dan batubara. Jenis tambang mineral non logam meliputi batu gunung, pasir, sirtu, zeolit, lempung, marmer, kaolin, ball clay dan bond clay, mangan, batu gamping, pasir kuarsa, batubara muda, feldsfar, rijang, perlit/ obsidian, dasit hijau, tras, batu apung, batu papan, timbale, serpentin, bentonit, dammar, kalsedon/ agate, jasper, fospat; dan toseki. Sebaran lokasinya meliputi : Kecamatan Sukabumi, Kecamatan Jampangtengah, Kecamatan Nyalindung, Kecamatan Cicantayan, Kecamatan Cidolog, Kecamatan Sagaranten, Kecamatan Bojonggenteng, Kecamatan Cidahu, Kecamatan dan Kecamatan

Gegerbitung, Kecamatan Sukalarang, Kecamatan Kabandungan, Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Caringin; dan Kecamatan Tegalbuleud. c. Pariwisata Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas pariwisata budaya, pariwisata alam; dan pariwisata buatan, yaitu : Kawasan Peruntukan Pariwisata Budaya, meliputi : Kawasan wisata remaja terutama di Kecamatan Kadudampit dan Nagrak;

X-92

Kawasan

desa

wisata

terutama

di

Kecamatan

Sagaranten,

Curugkembar, Nyalindung, dan Purabaya; dan Kawasan wisata budaya di Kecamatan Kabandungan dan Parungkuda. Kawasan Peruntukan Pariwisata Alam, meliputi : Kawasan wisata agro, terdapat di Kecamatan Sukabumi,

Kalapanunggal, Cidahu dan Parakansalak; Kawasan ekowisata- terutama di Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) Kecamatan Kabandungan, Taman Nasional Gununggede Pangrango (TNGP) di Kecamatan Sukabumi dan Kadudampit, Kawasan Kawasan wisata sungai, terdapat di Kecamatan Jampangtengah; Kawasan wisata danau, terdapat di Kecamatan Parakansalak,

Kadudampit, Purabaya, Kalibunder, dan Nyalindung; dan Kawasan Peruntukan Pariwisata Buatan, meliputi : Kawasan wisata spa di Kecamatan Parakansalak; dan Kawasan wisata sentra industri terutama di Kecamatan Sukaraja, Cisaat, dan Cicurug. d. Kawasan Industri Kawasan peruntukan industri terdiri atas industri besar industri menengah; dan industri kecil atau mikro. Kawasan peruntukan industri besar berupa kawasan industri terdiri atas jenis industri pemesinan, listrik, garmen, alat angkutan, makanan, pertambangan logam, batako, industri perikanan, industri kayu, dan industri sejenis lainnya terdiri atas Kecamatan Ciambar, Kecamatan Cikembar dan Kecamatan Tegalbuleud dengan industri rata-rata industri pangan dan pertambangan, serta Kecamatan Cibadak, dan Cicantayan dengan rata-rata memiliki industri garmen, dan batako.

X-93

Gambar 10.8 Peta Konsep Pola Ruang

X-94

Gambar 10.9 Peta Konsep Pola budidaya

X-95

Gambar 10.10 Peta Konsep Pola lindung

X-96

10.6 Strategi Pengembangan Pola dan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Dalam pengembangan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur diperlukan adanya suatu strategi pengembangan wilayah sebagai suatu arahan dalam mewujudkan pola dan struktur ruang yang lebih optimal dan sistem sistem kegiatan yang dapat menunjang peningkatan pertumbuhan wilayah dari berbagai sektor yang mempengaruhinya. Secara rinci strategi-strategi yang dapat ditempuh dari sasaran yang ingin dicapai, meliputi Strategi Pola dan Struktur Ruang yaitu: Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta pembangunan fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Memperbaiki Jaringan Jalan arteri Primer yang melewati Cibadak, Cicantayan, dan Kebonpedes Membangun jalan lokal di Kecamatan Tegalbuleud Meningkatkan Status Jalan Lokal di Kebonpedes menjadi kolektor sekunder Meningkatkan status jaringan jalan lokal di Kebonpedes menjadi kolektor yang menuju jalan kolektor Nyalindung Peningkatan Kapasitas dan kondisi ruas jalan kolektor primer 2 di ruas Sukabumi-Cikembar, Sukabumi-Sagaranten, SagarantenCidolog-Tegalbuleud. Pengembangan perlengkapan jalan berupa pengadaan dan

pemasangan perlengkapan jalan di jaringan jalan perkotaan Pengembangan penerangan jalan umum (PJU) di seluruh kecamatan Pembangunan dan Peningkatan Terminal Tipe C di Purabaya, dan Cidolog Pembangunan dan Peningkatan Terminal Tipe D di Cicantayan, Ciambar, Parakansalak,

X-97

Pembangunan dan Peningkatan Pasar Tipe D di Gunungguruh, Nyalindung, dan Sagaranten, Kebonpedes, Tegalbuleud, Pembangunan dan Peningkatan Sub terminal /pangkalan di Kecamatan yang menjadi PPL Pembangunan dan Peningkatan RSUD tipe C di Kecamatan Cibadak, Purabaya, dan Cidolog Pembangunan dan Peningkatan Puskesmas tipe A dengan rawat inap di Cicantayan, Ciambar, Parakansalak, Sagaranten,

Kebonpedes, dan Tegalbuleud Penyediaan dan perawatan pemeliharaan puskesmas di seluruh kecamatan PPL Pembangunan dan Peningkatan Pasar skala kecamatan di seluruh kecamatan khususnya di kecamatan dengan fungsi PPL Pembangunan dan Peningkatan Pasar Tipe C di Cibadak, Cisaat, Purabaya, Cidolog Pembangunan dan Peningkatan Pasar tipe D di Cicantayan, Ciambar, Parakansalak, Sagaranten, Tegalbuleud Pemerataan pusat-pusat pelayanan guna melayani wilayah pelayanannya di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. Peningkatan cakupan pelayanan sarana dan prasarana kesehatan Peningkatan infrastruktur dasar permukiman Peningkatan sarana perkantoran pemerintahan skala kabupaten di Cibadak Penataan dan Pengembangan Kawasan permukiman perdesaan Penataan dan Pengembangan Kawasan permukiman perkotaan Pengembangan sarana perdagangan jasa dalam rangka mendukung sistem perkotaan Meningkatkan koordinasi antar stakeholder di Wilayah Sukabumi Bagian Timur dalam pengelolaan potensi Mengadakan workshop rutin atau pertemuan dan rapat rutin antara pusat dan daerah 1 tahun sekali

X-98

Mengadakan sosialisasi rutin antar stakeholder dengan masyarakat Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Membangun Universitas di Kecamatan Purabaya Pembangunan dan Peningkatan SMA di Seluruh Kecamatan Pembangunana dan Peningkatan Akademi/ Diploma di Cibadak, Cisaat, Purabaya, Cidolog Peningkatan keterampilan pertanian di seluruh kecamatan Peningkatan soft skill masyarakat di seluruh kecamatan Meningkatkan produksi ekonomi yang potensial serta mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang cukup berpotensi di wilayah Sukabumi Bagian Timur Mengembangkan potensi perekonomian meliputi : Meningkatkan produksi kacang hijau dan industri pangan di Kecamatan Tegalbuleud Meningkatkan Produksi Pala dan Panili di Kecamatan Cidolog Meningkatkan Produksi jagung dan Ubi jalar di Kecamatan Jampang Tengah Meningkatkan Produksi Aren di Kecamatan Cikembar dan Kabandungan Peningkatan Produksi Cengkeh di Sukaraja Peningkatan Produksi Daging itik dan peternakan lainnya seperti sapi dan kerbau di Sukalarang dan Cidahu serta Kabandungan. Pengembangan Kabandungan, Sukaraja Pengembangan wisata pantai Tegalbuleud dengan melengkapi sarana wisata seperti hotel, restoran. Penyediaan infrastruktur pendukung kegiatan wisata Objek Cidahu, wisata pegunungan di Kecamatan Sukabumi,

Parakansalak,

Kadudampit,

X-99

Peningkatan retribusi dan pajak dari pengembangan potensial pariwisata, pertanian dan industri untuk dimanfaatkan dalam kegiatan perekonomian Mempertahankan Kawasan Lindung yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Mempertahankan kawasan lindung yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur meliputi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana tanah longsor di Kadudampit, Sukaraja, Sukabumi, Caringin, Cicurug, Cidahu, dan Kabandungan Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana gelombang tsunami di Tegalbuleud Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana letusan gunung api di bentangan Gunung Gede Pangrango meliputi Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang. Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana gerakan tanah di seluruh kecamatan Pengembangan ruang evakuasi bencana melalui penyediaan lapangan terbuka, gedung pemerintahan, gedung olahraga, gedung pertemuan di seluruh kecamatan Penetapan Batas kawasan lindung di dalam kawasan hutan dan pengembalian fungsi lindung dengan rehabilitasi dan reboisasi Pemeliharaan habitat dan keaslian ekosistem Penataan rang kawasan sempadan pantai di Tegalbuleud dan sempadan sungai di seluruh kecamatan Melakukan sosialisasi kepada masyarakat pada daerah rawan bencana Memanfaatkan potensi kawasan budidaya secara optimal di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Pemanfaatan ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur pada kawasan budidaya seperti perdagangan dan jasa, industri, pariwisata

X-100

dan pertanian, yaitu Peningkatan Industri di Cibadak (garmen dan batako), Cicantayan (Batako), Kebonpedes (kerajinan), Nyalindung (Industri Pangan), Tegalbuleud (Industri Pangan) Pemanfaatan lahan kosong yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sebagai lahan untuk permukiaman yang dapat meningkatkan PAD Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. Peningkatan retribusi dan pajak dari pemanfaatan lahan kosong yang ada di Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Peningkatan pemanfaatan kawasan terbangun, pariwisata sebagai strategi kemandiarian dalam Pembiayaan Pembangunan di Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. Peningkatan produktivitas pertanian tanaman pangan berupa intensifikasi dan pola tanam Pengembangan perikanan unggulan perikanan darat di Cisaat. Dari rencana di atas dapat diakumulasikan dan direalisasikan dalam tabel indikasi program berikut ini :

Tabel 10.7 Program Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Sukabumi bagian Timur No 1 Masalah
Terjadinya ketimpangan wilayah

Tujuan
Mengatasi ketidakmerataan dan kesenjangan di setiap Kecamatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.

Sasaran
Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta pembangunan fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Pemerataan pusat-pusat pelayanan guna melayani

Strategi I II III IV

X-101

No

Masalah

Tujuan

Sasaran
wilayah pelayanannya di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. Meningkatkan koordinasi antar stakeholder di Wilayah Sukabumi Bagian Timur dalam pengelolaan potensi

Strategi I II III IV

Pemanfaatan potensi di tiap kecamatan yang belum optimal akibat kurangnya koneksi dan koordinasi antar pusat pelayanan dan Stakeholder

Mempertahankan dan mengoptimalkan potensi di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

Meningkatkan Sumber Daya Manusia di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Meningkatkan produksi ekonomi yang potensial serta mengembangkan sektorsektor ekonomi yang cukup berpotensi di wilayah Sukabumi Bagian Timur Mempertahankan Kawasan Lindung yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Memanfaatkan potensi kawasan budidaya secara optimal di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur

X-102

No A 1 2 3 4 5

Tahapan (Tahun) I (2013-2018) II (2019-2024) III (2024-2029) Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta pembangunan fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan Memperbaiki Jaringan Jalan arteri Primer yang melewati V V V V V V Cibadak, Cicantayan, dan Kebonpedes Membangun jalan lokal di Kecamatan Tegalbuleud V V V V V Program Meningkatkan Status Jalan Lokal di Kebonpedes menjadi kolektor sekunder Meningkatkan status jaringan jalan lokal di Kebonpedes menjadi kolektor yang menuju jalan kolektor Nyalindung Peningkatan Kapasitas dan kondisi ruas jalan kolektor primer 2 di ruas Sukabumi-Cikembar, SukabumiSagaranten, Sagaranten-Cidolog-Tegalbuleud. Pengembangan perlengkapan jalan berupa pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan di jaringan jalan perkotaan Pengembangan penerangan jalan umum (PJU) di seluruh kecamatan Pembangunana dan Peningkatan Terminal Tipe C di Purabaya, dan Cidolog Pembangunana dan Peningkatan Terminal Tipe D di Cicantayan, Ciambar, Parakansalak, Pembangunana dan Peningkatan Pasar Tipe D di Gunungguruh, Nyalindung, dan Sagaranten, Kebonpedes, Tegalbuleud Pembangunana dan Peningkatan Sub terminal /pangkalan di Kecamatan yang menjadi PPL Pembangunana dan Peningkatan RSUD tipe C di Kecamatan Cibadak, Purabaya, dan Cidolog Pembangunana dan Peningkatan Puskesmas tipe A dengan rawat inap di Cicantayan, Ciambar, Parakansalak, Sagaranten, Kebonpedes, dan Tegalbuleud Penyediaan dan perawatan pemeliharaan puskesmas di V V V V V V V V V V V V V V

IV (2030-2035)

7 8 9 10

V V V V V V V V V V V V V

11 12 13

V V V

V V V V V

14

X-103

No 15

Program

I (2013-2018)

Tahapan (Tahun) II (2019-2024) III (2024-2029) V

IV (2030-2035)

16 17

B 18 19 20 21 22 23 C 24 25 D 26 27 28

seluruh kecamatan PPL Pembangunana dan Peningkatan Pasar skala kecamatan V V V V di seluruh kecamatan khususnya di kecamatan dengan fungsi PPL Pembangunana dan Peningkatan Pasar Tipe C di V V V Cibadak, Cisaat, Purabaya, Cidolog Pembangunana dan Peningkatan Pasar tipe D di V V Cicantayan, Ciambar, Parakansalak, Sagaranten, Tegalbuleud Pemerataan pusat-pusat pelayanan guna melayani wilayah pelayanannya di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Peningkatan cakupan pelayanan sarana dan prasarana V V kesehatan Peningkatan infrastruktur dasar permukimn V V V V Peningkatan sarana perkantoran pemerintahan skala V V V kabupaten di Cibadak Penataan dan Pengembangan Kawasan permukiman V V V V perdesaan Penataan dan Pengembangan Kawasan permukiman V V V V perkotaan Pengembangan sarana perdagangan jasa dalam rangka V V V V mendukung sistem perkotaan Meningkatkan koordinasi antar stakeholder di Wilayah Sukabumi Bagian Timur dalam pengelolaan potensi Mengadakan workshop rutin atau pertemuan dan rapat V V V V V V V V V V V V V V rutin antara pusat dan daerah 1 tahun sekali Mengadakan sosialisasi rutin antar stakeholder dengan V V V V V V V V V V V V V V masyarakat Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Membangun Universitas di Kecamatan Purabaya V V Pembangunan dan Peningkatan SMA di Seluruh V V V V V V Kecamatan Pembangunana dan Peningkatan Akademi/ Diploma di V V V V V V V V V V V

V V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

X-104

No 29 30 E 31

Program

I (2013-2018)

Tahapan (Tahun) II (2019-2024) III (2024-2029) V V V V V V

IV (2030-2035) V V V V V V V V

32

33 34 35

F 36

Cibadak, Cisaat, Purabaya, Cidolog Peningkatan keterampilan pertanian dengan pelatihan di V V V V V V V V V V V V V seluruh kecamatan Peningkatan soft skill masyarakat dengan pelatihan di V V V V V V V V V V V V V seluruh kecamatan Meningkatkan produksi ekonomi yang potensial serta mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang cukup berpotensi Mengembangkan potensi perekonomian V V V - Meningkatkan produksi kacang hijau dan industri pangan di Kecamatan Tegalbuleud - Meningkatkan Produksi Pala dan Panili di Kecamatan Cidolog - Meningkatkan Produksi jagung dan Ubi jalar di Kecamatan Jampang Tengah - Meningkatkan Produksi Aren di Kecamatan Cikembar dan Kabandungan - Peningkatan Produksi Cengkeh di Sukaraja - Peningkatan Produksi Daging itik dan peternakan lainnya seperti sapi dan kerbau di Sukalarang dan Cidahu serta Kabandungan. Pengembangan Objek wisata pegunungan di Kecamatan V V V V V V Kabandungan, Cidahu, Parakansalak, Kadudampit, Sukabumi, Sukaraja Pengembangan wisata pantai Tegalbuleud dengan V V V V V V melengkapi sarana wisata seperti hotel, restoran Penyediaan infrastruktur pendukung kegiatan wisata V V V V V V Peningkatan retribusi dan pajak dari pengembangan V V V V V V V potensial pariwisata, pertanian dan industri untuk dimanfaatkan dalam kegiatan perekonomian Mempertahankan Kawasan Lindung yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur Mempertahankan kawasan lindung yang ada di Wilayah V V V V V V V V V V

X-105

No

Program Kabupaten Sukabumi Bagian Timur meliputi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana V tanah longsor di Kadudampit, Sukaraja, Sukabumi, Caringin, Cicurug, Cidahu, dan Kabandungan Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana V gelombang tsunami di Tegalbuleud Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana V letusan gunung api di bentangan Gunung Gede Pangrango meliputi Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana V gerakan tanah di seluruh kecamatan Pengembangan ruang evakuasi bencana melalui V penyediaan lapangan terbuka, gedung pemerintahan, gedung olahraga, gedung pertemuan di seluruh kecamatan Penetapan Batas kawasan lindung di dalam kawasan V hutan dan pengembalian fungsi lindung dengan rehabilitasi dan reboisasi Pemeliharaan habitat dan keaslian ekosistem V Penataan rang kawasan sempadan pantai di Tegalbuleud V dan sempadan sungai di seluruh kecamatan Melakukan sosialisasi kepada masyarakat pada daerah V rawan bencana Memanfaatkan potensi kawasan budidaya secara optimal Pemanfaatan ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi V Bagian Timur pada kawasan budidaya seperti perdagangan dan jasa, industri, pariwisata dan pertanian, yaitu Peningkatan Industri di Cibadak (garmen dan

I (2013-2018)

Tahapan (Tahun) II (2019-2024) III (2024-2029)

IV (2030-2035)

37

38 39

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

40 41

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

42

43 44 45 G 46

V V V

V V V

V V V

V V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

X-106

No

Program batako), Cicantayan (Batako), Kebonpedes (kerajinan), Nyalindung (Industri Pangan), Tegalbuleud (Industri Pangan) Pemanfaatan lahan kosong yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sebagai lahan untuk permukiaman yang dapat meningkatkan PAD Peningkatan retribusi dan pajak dari pemanfaatan lahan kosong Peningkatan pemanfaatan kawasan terbangun, pariwisata sebagai strategi kemandiarian dalam Pembiayaan Pembangunan Peningkatan produktivitas pertanian tanaman pangan berupa intensifikasi dan pola tanam Pengembangan perikanan unggulan perikanan darat di Cisaat

I (2013-2018)

Tahapan (Tahun) II (2019-2024) III (2024-2029)

IV (2030-2035)

47

48 49

V V

V V

V V

V V V V V V

50 51

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V V

X-107

Anda mungkin juga menyukai