Anda di halaman 1dari 24

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN EKONOMI A.

Awal Munculnya Ilmu Ekonomi Pada awal peradaban manusia, kebutuhan manusia terbatas dan bersifat sederhana. Namun, dengan semakin majunya tingkat peradaban, makin banyak dan makin bervariasi pula kebutuhan manusia. Di lain pihak, alat pemenuh kebutuhan terbatas adanya. Ketidakseimbangan antara kebutuhan yang selalu meningkat dengan ekonomi B. Definisi Ekonomi Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani: oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga ( house-hold), sedangkan nomos berarti aturan, kaidah atau pengelolaan. Dengan demikia, secara sederhana ekonomi dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah, aturanaturan atau cara pengelolaan rumah tangga. Sedangkan ilmu yang mempelajari bagaimana tiap rumah tangga atau masyarakat mengelola sumber daya yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan mereka disebut ilmu ekonomi. C. Definisi Ilmu Ekonomi Salah satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari tingkah laku manusia atau segolongan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhan yang relative tak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas adanya. D. Pembagian Pemikiran Ekonomi 1. Praklasik 2. Klasik 3. Sosialisme 4. Neo Klasik alat pemuas kebutuhan yang terbatas tersebut menyebabkan diperlukannya sebuah ilmu yang disebut ilmu

12

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

I. PEMIKIRAN EKONOMI MASA PRAKLASIK Pemikiran ekonomi masa klasik merupakan pemikiran awal tentang ekonomi, sebelum ilmu ekonomi itu sendiri mendapat pengakuan sebagai cabang ilmu tersendiri. Pemikiran praklasik dapar dikelompokkan menjadi empat bagian: a. Yunani Kuno b. Romawi c. Skolastik d. Merkantilisme e. Fisiokrat a. Masa Yunani Kuno 1. Plato (427- 347 SM) Di antara tokoh masa Yunani kuno adalah Plato. Di antara gagasan ekonomi Plato adalah tentang keadilan dalam sebuah Negara idea. Dalam sebuah Negara idea menurut Plato, kemajuan tergantung pada pembagian kerja (division of labor) yang timbul secara alamiah dalam masyarakat. Pandangan di atas, jika diperhatikan mirip dengan pandangan Adam Smith. Pada kenyataannya, ide teori division of labor Smith memang berasal dari pandangan Plato. Perbedaannya, kalau teori division of labor Adam Smith dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan output dan pembangunan ekonomi, sedangkan teori Plato dimaksudkan untuk pembangunan kualitas kemanusiaan. Menurut Plato, ada tiga jenis pembagian kerja pada masanya, yaitu: (1) Pengatur atau penguasa, (2) Tentara, dan (3) Para pekerja.

12

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

2. Aristoteles (384 322 SM) Kontribusi Aristoteles yang paling besar terhadap ilmu ekonomi (exchange adalah of pemikirannya tentang pertukaran uang. barang Menurut commodities ) dan kegunaan

pandangan Aristoteles, kebutuhan manusia (mans needs) tidak terlalu banyak, tetapi keinginan (mans desire) relative tanpa batas. Ia menganggap alami kegiatan produksi yang dimaksudkan untuk menghasilkan barang-barang guna memenuhi kebutuhan, akan tetapi kegiatan produksi untuk untuk memenuhi keinginan manusia yang tanpa batas dikecamnya sebagai sesuatu yang tidak alami. b. Zaman Romawi Pada signifikan, zaman karena Romawi ilmu tidak pemikiran tidak ekonomi terdapat yang dalam pengetahuan

kurikulum, maka ilmu pengetahuan yang dihasilkan di Yunani tidak berkelanjutan di Romawi, hal ini disebabkan karena kekaisaran Romawi terbentuk dari sebuah komunitas pertanian kecil dengan perdagangan kecil dan strata sosial yang kaku. c. Pemikiran Kaum Skolastik Ciri utama dari aliran pemikiran ekonomi Skolastik adalah kuatnya hubungan antara ekonomi dan masalah etis serta besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini disebabkan karena ajaran-ajaran skolastik mendapat pengaruh yang sangat kuat dari ajaran gereja.1 1. Albertus Magnus (1206-1280 M) Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah pendapatnya tentang harga yang adil dan pantas, yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan barang tersebut. Dengan berpatokan pada harga

Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h.

12

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

yang adil dan pantas ini, maka dalam aktifitas tukar menukar barang harus disertakan unsure etis. Kalau seseorang menetapkan harga melebihi biaya-biaya dan pengorbanan lain untuk menciptakan barang tersebut berarti ia telah melanggar etika. 2. Thomas Aquinas (1225-1274 M) Dalam bukunya Summa Theologica, Aquinas menjelaskan bahwa memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil, sebab ini sama artinya dengan menjual sesuatu yang tidak ada. Sebab bunga atas uang yang dipinjamkan adalah sesuatu yang bersifat abstrak. d. Masa Merkantilisme Merkantilisme adalah sesuatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu Negara hanya ditentukan oleh banyaknya asset atau modal yang disimpan oleh Negara yang bersangkutan, dan besarnya volume perdagangan global sangat penting. Asset ekonomi atau modal Negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah modal yang dimiliki oleh Negara, dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan tujuan Negara tersebut lain dengan akan selalu positif. Merkantilisme terhadap mengajarkanbahwa pemerintahan suatu Negara harus mencapai melakukan perlindungan perekonomiannya, dengan mendorong ekspor (dengan banyak intensif) dan mengurangi impor (biasanya dengan pemberlakuan tariff yang besar). Aspek-aspek Politik merkantilisme 1. Ekonomi banyaknya 2. Tarif : Pembatasan impor dengan tariff tinggi untuk lain barang dari Negara : Berupaya mendapatkan emas sebanyak-

12

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

3. Industri

Menggalakkan

industry

barabg

jadi

untuk

meningkatkan ekspor 4. Perkapalan : Act of Navigation sangat membantu perkapalan Inggris. 5. Penduduk : Meningkatkan jumlah penduduk agar bisa meningkatkan jumlah output produk industri 6. Kolonial : Negara daerah jajahan dipergunakan sebagai Dasar Tokoh-tohoh Merkantilisme 1. Joun Boudin (1530-1596 M) 2. Thomas Mun (1571-164 M) 3. Jean Baptis Colbert (1619-1683) 4. Sir William Petty (1623-1687 M) 5. David Hume (1711-1776 M) 1. Joun Boudin (1530-1596 M) Joun Boudin merupakan ilmuwan yang pertama kali menyajikan teori tentang uang dan harga secara sistematis. Boudin menjelaskan bahwa kenaikan harga disebabkan oleh lima factor: (a) Bertambahnya logam mulia, yaitu emas dan perak (b)Praktek monopoli yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh dunia swasta maupun peran Negara. (c) Jumlah barang di luar negeri menjadi langka oleh karena sebagian hasil produksi diekspor (d)Pola hidup yang sangat mewah di kalangan raja dan bangsawan sekitarnya (e) Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang terkandung didalamnya dikurangi atau dipermainnya. 2. Thomas Mun (1571-164 M) penjual hasil bahan

12

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Thomas Mun ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menghasilkan surplus pendapatan (a) Kebijakan harga. Mun menginginkan ekspor dijual pada tingkat harga yang terbaik yaitu harga yang menghasilkan pendapatan dan kekayaan yang paling banyak. (b)Mun menjelaskan bahwa kualitas barang yang lebih baik akan menimbulkan permintaan yang lebih besar di seluruh dunia dan akan menghasilkan ekspor yang lebih besar. e. Mazhab Fisiokratis Berbeda dengan kaum merkantilism yang menganggap sumber kekayaan suatu Negara adalah perdagangan luar negeri, kaum fisiokrat menganggap adalah ini aliran bahwa dinamai sumber daya aliran kekayaan Ini yang yang senyata-nyatanya menyebabkan sumber alam.

physiocratism,

penggabungan dari dua kata physic (alam) dan cratain, atau cratos (kekuasaan), yang berarti mereka percaya pada hokum alam (believers in the rule of nature). Kaum fisiokrat percaya bahwa sistem perekonomian juga mirip dengan alam yang harmoni tersebut. Dengan demikian, tiap tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing akan selaras dengan kemakmuran masyarakat banyak. Beri manusia kebebasan, dan biarkan mereka melakukan yang terbaik untuk dirinya masingmasing. Pemerintah tidak perlu campur tangan, maka semua tindakan manusia akan berjalan secara harmonis, otomatis, dan bersifat self-regulating. Tokoh madzhab fisiokratis 1. Francis Quesnay (1694-1774 M) Quesnay membagi masyarakat ke dalam empat golongan: (a) Kelas masyarakat produktif, yaitu yang aktif mengelola tanah seperti pertanian dan pertambangan (b)Kelas tuan tanah

12

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

(c) Kelas yang tidak produktif seperti para saudagar (d)Kelas masyarakat buruh yang menerima upah dari saudagar atau dari tuan tanah Karena kaum petani yang paling produktif di antara keempat golongan masyarakat, maka Quesnay menganjurkan agar kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah harus ditujukan terutama untuk meningkatkan taraf hidup para petani.

12

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

II. PEMIKIRAN EKONOMI KLASIK a. Pemikiran Adam Smith 1. Teori Pembagian Kerja (Division of Labor) Smith menjelaskan bahwa dengan Division of Labor kuantitas dan kualitas produksi dapat dicapai dengan lebih baik. Peningkatan kuantitas dan kualitas produksi dapat dihasilkan karena tiga alas an, yaitu: a. Physikorat sedangkan mengenai Smith lebih peningkatan condong kepuasan, tingkat pada

persaingan dan natural liberty (kebebasan alami) dalam pencapaian kepuasan b. Smith juga memperkenalkan Theory of value yang berisi tentang nilai yang digunakan dalam pertukaran. Permasalahan yang timbul dari nilai tukar barang adalah value of use, value of exchange. c. Smith juga menjelaskan mengenai bimetal coin sebagai alat pertukaran, dan ada juga nominal price dan real price dengan prinsip pekerja berkaitan dengan harga riil komiditas dan uang sebagai harga nominal komoditas. 2. Laissez-faire Priciples Laissez faire-laissez passer adalah teori Adam Smith yang menghendaki seminimal mungkin campu tanngan pemerintah dalam perekonomian. Menurut Adam Smith system ekonomi harus dilandasi oleh: a. Individualisme

12

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

b. Kebebasan yang alami c. Materalistis d. Poistifisme 3. Teori Nilai Barang dalam pandangan Adam Smith mempunyai dua nilai: a. Value in use (nilai guna) b. Value in exchange (nilai tukar) 4. Teori Upah Terkait dengan teori upah Adam Smith mengembangkan teori upah subsistensi (tingkat minimum untuk bertahan nidup). Menurut teori ini, upah alamiah adalah upah yang cukup untuk mempertahankan hidup pekerja. Jika upah jatuh di bawah upah subsistensi, maka pekerja akan mati dan apabila makin sedikit pekerja yang menawarkan jasa mereka maka upah akan naik. b. Thomas Robert Malthus (1766-1834 M) Di antara pemikiran Malthus adalah pertumbuhan penduduk cendrung melampaui pertumbuhan persediaan makanan. Penduduk cenderung tumbuh secara deret ukur (misalnya dalam lambing 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh secara deret hitung (misalnya, dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya). Malthus berkesimpulan bahwa kuantitas manusia akan terjerembab ke dalam rawa-rawa kemiskinan dan berada diujung kelaparan. c. David Ricardo (1772-1823 M) Di antara pemikiran adalah: 1. Teori nilai dan harga barang (biaya bahan mentah dan upah buruh yang besarnya hanya untuk dapat bertahan hidup) 2. Teori tentang distribusi pendapatan yang terdiri dari upah, teori sewa tanah, teori bunga, dan laba. 3. Teori tentang perdagangan internasional

12

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

d. Jean Baptista Say (1767-1832 M) Kontribusi Say yang terbesar terhadap aliran klasik adalah pandangannya yang menyatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply creates its own demand). Lebih jauh Say mengungkapkan bahwa peningkatan produksiakan selalu diiringi oleh peningkatan pendapatan yang akhirnya akan diiringi pula oleh peningkatan pendapatan yang akhirnya akan diiringi pula oleh peningkatan permintaan. Maka, dalam ekonomi pasar persaingan sempurna tidak akan pernah terjadi kelebihan penawaran (excess supply). Seandainya terjadi, sifatnya hanya sementara e. John Stuart Mill (1806-1873 M) Kalau pakar-pakar sebelumnya menganggap campur tangan pemerintah sesuatu yang tabu, maka J.S. Mill sedikit melonggarkan. Lebih jelasnya, Mill membolehkan campur tangan pemerintah berupa peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang dapat membawa kea rah peningkatan efisiensi dan penciptaan iklim yang lebih baik. Dengan pandangan it, setiap aktifitas ekonomi dapat diarahkan pada sesuatu yang lebih baik dan lebih pantas. III. PEMIKIRAN MADZHAB SOSIALISME Istilah sosialisme seringkali digunakan dalam banyak arti. Istilah sosialisme selain untuk menunjukkan system ekonomi, juga bias digunakan untuk menunjukkan aliran falsafah, idiologi, citacita, ajaran-ajaran atau gerakan. Sosialisme oleh sementara orang diartikan sebagai bentuk perekonomian yang pemerintahannya paling kurang bertindak sebagai pihak yang dipercaya oleh seluruh masyarakat. Pemerintah juga sebagai pihak yang menasionalisasikan industry-industri besar seperti pertambangan, jala-jalan dan jembatan, kereta api serta cabang-cabang produksi yang menyangkut hajat hidup orange banyak.

12

10

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Dalam kenyataannya, kata sosialisme secara bergantian dengan kata

sering kali dipakai perbedaannya

komunisme,

adalah, jika sosialisme digambarkan sebagai pergeseran milik kekayaan dari sektor swasta ke tangan pemerintah secara halus, dilakukan perlahan-lahan melalui prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah serta dengan memberikan konpensasi kepada pihak swasta. Sedangkan proses peralihan kepemilikan pada komunisme dilakukan secara cepat, revolusioner, dilakukan dengan paksaan dan tanpa diberikan konpensasi. Pemikiran-pemikiran ekonomi beraliran sosialis secara garis besar dapat dibagi atas tiga kelompok: 1. Kelompok pemikir sosialis sebelum mark 2. Pandangan Marx dan Engel 3. Pemikir Sosialis sesuadah Marx 1. Kelompok pemikir sosialis sebelum mark a. Sosialisme Utopis Utopia adalah gambaran dari Negara impian. Menurut Sir Thomas More (1478-1535 M) bahwa dalam sebuah pulau hayal bernama utopia yang juga dapat diartikan sebagai sebuah Negara, semua kekayaan merupakan milik bersama.semua orang tinggal dalam sebuah tempat yang sama, makanan beserta aneka perlengkapan lainnya disediakan dan digunakan untuk dan oleh bersama (kolektif). Dalam memandang kerja, golongan ini menganggap bekerja cukup dilakukan sekedar saja. Tidak perlu mati-matian yang penting bias untuk mencukupi kebutuhan, maka dianjurkan untuk hidup sederhana. Pakaian yang digunakan seragam. Tidak diperkenankan mengikuti mode. Ekstremnya, perhiasan emas dan perak tidak dihargai. Toleransi sangat kukuh ditanamkan dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Pemerintah dibentuk secara demokratis berdasarkan keinginan dan kehendak rakyat.

12

11

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

2. Madzhab Sosialisme Marx Di antara banyak pemikir sosialis, nama Karl Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling mempunyai pengaruh. Jika karya Adam Smith bisa dikatakan genesisnya ekonomi modern, maka karya Karl Max adalah exodus-nya. Jika Adam Smith adalah pencipta kebebasan alamiah, maka sang revolusioner Jerman tersebut adalah penghancurnya. Kalr Marx lahir pada 5 Mei 1818 di Trier atau Traves, Jerman. Ia terbilang dari keluarga terpandang. Sejak kecil ia sudah pernah mengalami pergolakan agama yang sangat dahsyat. Sejak berusia 6 tahun, seluruh keluarganya berpindah agama dari Yahudi ke Kristen Protestan, perpindahan agam ini merupakan salah satu pristiwa yang sangat membekas di hati marx dan mempengaruhi perjalanan hidup marx selanjutnya. a. Latar Kultural dan Historis Lahirnya Ekonomi Sosialis Marx Eropa baru saja menyelesaikan pertentangannya antara kekuatan kapitalisme yang baru lahir dengan rezim feodalisme. Sebelumnya, sejarah masyarakat eropa lebih didominasi kaum bangsawan dan feodal. Kelas masyarakat inilah yang telah lama mencengkramkan kuku penjajahannya pada masyarakat bawah. Namun, sejarah ternyata berubah. Setelah sekian lama berada dalam cengkraman kaum feodal, maka lahirnya kekuatan baru yakni kaum kapitalis yang berusaha meruntuhkan otoritarisme kaum feodal. Hal ini ditandai dengan lahirnya Renaissance di Eropa. Lahirnya era ini menandai lepasnya masyarakat dari era kegelapan yang lebih didominasi oleh kaum bangsawan. Era pencerahan membawa Eropa ke dalam sebuah peralihan dari kaum feodal ke kaum kapital. Hal ini dipicu dengan ditemukannya mesin cetak oleh John Guttenberg pada abad ke15M. hadirnya mesin cetak inimampu merubah kondisi social

12

12

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

budaya masyarakat Eropa pada waktu itu, terutama dalam hal produksi. Oleh mesin cetak ini, produksi buku akhirnya bisa dilakukan secara missal. Mesin cetak ini merupakan factor utama terjadinya akselerasi dan peningkatan produksi buku dan bacaan. Fenomena ini berimplikasi pada lahirnya keterbukaan komunikasi. Dengan banyaknya kuantitas buku yang dicetak, masing-masing orang akan terpicu untuk saling tukar pikiran dan Ide. Maraknya diskusi dan pertukaran ide ini ternyata membawa akibat fatal terhadap rezim bangsawan. Dengan derasnya wacana dan pertukaran ide membuat budaya kritis masyarakat semakin terasah sehingga mampu membongkar segala macam kebusukan dan kebobrokan rezim bangsawan atau kaum feodal. Ketika sistem feodal tergantikan oleh sistem capital, bukan berarti sebuah masalah selesai. Namun, di sinilah justru muncul problematika baru. Budaya penindasan yanga awalnya didominasi oleh kaum feodal kini beralih ke tangan kaum kapital. Sistem kapitalis yang diplopori oleh kaum borjuis melakukan penindasan terhadap kaum buruh di pabrik-pabrik mereka. Kondisi pekerja sangat memprihatinkan, sementara upah buruh sangat rendah. Tekonologi baru bukannya meningkatkan kesejahteraan kaum buruh, tetapi justru memerangkap kehidupan kaum buruh ke dalam penindasan-penindasan yang lebih kejam. Hadirnya teknologi ini menjadikan para kapitalis bebas melakukan tawar-menawar kepada buruh. Rupanya itulah yang dijadikan senjata para borju untuk meneror buruh. Para borju itu seolah berkata kalau pabrik yang dioprasikan tidak membutuhkan tenaga buruh yang banyak karena telah memiliki alat-alat teknologi untuk memproduksi. Fenomena penindasan terhadap kaum buruh oleh borjuis inilah yang menegaskan Karl Heindrich Marx sebagai orang sosialis. Hal ini, ditunjukan oleh sikap dan kritik-kritiknya terhadap kaum

12

13

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

borjuis dan kecamannya terhadap para tokoh atau pemikir yang cenderung idealism atau religious. Sebagai seorang penulis yang handal, Marx mengutuk para penulis liberal yang mengfokuskan dirinya untuk usaha propaganda menangkal ateisme. Marx berpendapat bahwa tenaga atau pikiran harus ditujukan pada halhal yang konkrit, yang berkaitan erat dengan kondisi berat para buruh. b. Kecaman Marx terhadap Sistem Kapitalisme 2 Seperti diketahui, Marx adalah orang yang benci terhadap sistem kapitalisme yang digagas oleh Adam Smith dan kawankawan. Berbagai macam argument disusun Marx guna menangkal pengaruh kapitalisme, baik dari segi moral, sosiologi maupun ekonomi sendiri.3 Marx memandang bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang tidak manusiawi. Di dalamnya
telah diberlakukan dan dilegalkan penindasan dan perbudakan yang sebesar-besarnya terhadap para buruh.

Perlawanan kaum buruh ini pada tingkat yang palin radikal dimanifestasikan dengan terjadinya revolusi proletariat. Hal ini terjadi ketika kapitalisme sudah berada di puncak kejayaannya. Puncak kejayaan kapitalisme, bagi Marx adalah awal runtuhnya kapitalisme. Revolusi ini lahir sebagai sikap kaum buruh yang sudah mencapai tingkat kemuakan dan kebingungan atas kerasnya penindasan dari para pemodal. Secara structural, sistem ekonomi Marx ini didasarkan pada masalah capital yang terdiri dari persoalan komoditi, uang atau

Wacana ekonomi Marxis adalah lebih sebagai anti tesis atau counter baik (feed back) terhadap sistem ekonomi kapitalis. Teoi ini iacetuskan setelah melakukan penelitian berjam-jam selama bertahun-tahun di British Library. Hal ini dilakukan Marx berangkat dari kegelisahannya terhadap sistem kapitalisme yang tidak manusiawi. Di dalamnya telah diberlakukan dan dilegalkan penindasan dan perbudakan yang sebesar-besarnya terhadap para buruh. Dan disinilah Marx, sewaktu di Paris, menyerukan bersatu kepada kaum buruh sedunia untuk melawan kapitalisme.
3

Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, h. 73.

12

14

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

sirkulasi sederhana dan capital secara umum. Dalam pembahasan teorinya ini, Marx mendasarkan pada konsep pertentangan kelas. Bagi Marx, sejarah manusia adalah sejarah konflik dan pertentangan kelas, yakni kelas borjuis dan kelas proletar. Kelas borjuis adalah kelas yang menguasai alat-alat produksi, sementara proletar adalah pihak yang dieksploitasi tenaganya dalam proses produksi. Menurut Marx, sebuah perekonomian kapitalis pada awalnya terdiri dari komoditas-komoditas dalam jumlah besar ditambah dengan individu-individu yang menjadi pemilik dari komoditas itu, beberapa hubungan pertukaran yang saling menghubungkan individu-individu itu. Pada awalnya, individuindividu ini tidak merasa sebagai bagian dari kelas-kelas sosialekonomi yang ada. Mereka juga tidak menganggap bahwa kepentingan-kepentingan mereka bukan sebuah representasi dari kelas mereka. Pembentukan kelas-kelas individu ini lebih ditentukan oleh struktur dan dinamika perekonomian kapitalis. Penentuan kelas ini tidak hanya berdasarkan pada kesamaan selera individu, tetapi posisi dan nasib mereka dalam struktur produksi. Artinya, posisi kelas mereka ini lebih ditentukan oleh hubungan produksi mereka dalam aktifitas ekonomi. Argumen yang ditunjukan Marx untuk menguatkan teorinya tentang konsep kelas ditunjukkan dengan kritik Marx terhadap konsep dan tujuan pasar. Bagi Marx perekonomian pasar yang merupakan corak utam sistem kapitalisme liberal, bukanlah mekanisme untuk memaksimalkan kesejateraan pribadi individuindividu di dalamnya, melainkan sebuah sarana untuk memfasilitasi para kapitalis untuk merampas nilai surplus dan mengakumulasi capital. Lahirnya globalisasi pasar bebas ( free trade) misalnya yang merupakan penegasan dari sistem kapitalis, tidak lain adalah

12

15

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

strategi

para

kaum

borjuis

untuk

mempertahankan

kepentingannya. Dalam sistem itu, regulasi yang dipakai adalah mekanisme pasar. Sehingga tidak pihak lain termasuk Negara yang bisa melakukan intervensi. Seluruh sistem yang dibangun dan pola kerja yang diciptakan tidak lain adalah manifestasi dari kepentingan ekonomi kaum borhuis dari berbagai Negara maju. Maka tidak helan kalau kebijakan pasar sering bertabrakan dengan spirit keadilan dan kepentingan masyarakat bawah. Posisi kelas terjadi ketika adanya perbedaan tujuan masingmasing individu dalam menggunakan sirkulasi modal atau komoditasnya. Bagi individu yang tidak mempunyai capital atau komoditasnya terbatas, maka ia akan mengsirkulasikan komoditas itu sebatas untuk mendapatkan barang atau komoditas baru. Namun sebaliknya, bagi mereka yang mempunyai modal berlimpah, mereka mengsirkulasikan modal dan komoditasnya jelas bertujuan untuk mengakumulasikan modal. Dari sinilah dapat diambil benang merahnya bahwa aktifitas ekonomi itulah yang menurut Marx merupakan determinan terbentuknya posisi-posisi atau kelas-kelas sosial di masyarakat. Perbedaan pola dan orientasi dari dua model sirkualasi itulah yang memicu konflik. konflik antar kelas (antara borjuis dan proletar) terjadi ketika dari kaum borjuis menerapkan sistem upah subsistensi pekerja. yang berfungsi dengan untuk menyambung kaum hidup para untuk Artinya, orientasi kapitalis

mengakumulasikan capital, sementara kaum proletar (yang tak mempunyai banyak modal) hanya sekedar untuk mendapatkan komoditas lain yang dibutuhkan, maka kaum kapitalis cukup memberikan upah kepada buruh sebatas bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para buruh. Para kaum borjuis cukup memberikan upah kepada buruh sekedar bisa untuk makan dan memenuhi kebutuhan primer mereka. Sementara mereka tidak

12

16

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

diberi upah yang layak supaya mereka juga bisa mengumpulkan modal atau memenuhi kebutuhan sekunder dan bahkan tersier mereka. Jika yang diberikan kepada buruh hanyalah sebatas upah subsistensi, maka disinilah letak kesalahan selanjutnya: para capital itu telah mencuri atau merampas upah buruh yang tersisa. Dengan tenaganya yang mahal itu, buruh sebenarnya memproduksi upah yang tinggi, namun oleh pihak kapitalis, upah yang diberikan kepada kaum proletar hanya sebatas upah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, maka jelas upah yang tersisa masih sangat banyak. Inilah yang dinamakan nilai surplus. Nilai surplus yang sebenarnya milik buruh itu masuk kantong para kapitalis. Inilah yang menurut Marx bahwa sistem kapitalisme adalah sistem penghisapan. Sistem ini bisa langgeng karena hasil penghisapan dan perampasannya tehadap hak-hak buruh, yang dalam konteks ini adalah nilai tambah yang dihasilkan oleh para buruh itu sendiri. Oleh karena itu, Karl Marx percaya bahwa dalam rangka ekonomi menghentikan penggisapan yang dan penindasan itu sistem perlu liberalis-kapitalis tidak manusiawi

ditegakkan ekonomi sosialis, sebuah sistem ekonomi tanpa kelas, tanpa hak milik pribadi, tanpa kasta, tanpa kerakusan, tanpa ketamakan, non diskriminatif dan non sectarian, tak ada yang menguasai dan tak ada yang dikuasai. c. Perbedaan Sosialisme dan Komunisme Menurut Marx Menurut Marx perbedaan antara komunisme dan sosialisme dapat dilihat dari: 1. Produktifitas 2. Hakikat manusia sebagai produser 3. Pembagian pendapatan

12

17

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Dalam fase sosialisme, produktifitas masih rendah dan kebutuhan materi belum terpenuhi secara cukup. 4 Sementara dalam fase komunisme penuh produktifitas sudah tinggi sehingga semua kebutuhan materi sudah diproduksi secara cukup. Dengan begitu, perekonomian dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat secara berkelimpahan. Pada tahap komunisme penuh, kerja sudah menjadi hakikat. Semua pekerjaan dilakukan manusia secara sukacita, efisien tanpa terlalu mengharapkan insentif langsung seperti upah, yang hanya merupakan produk sampingan dari bekerja.

IV PEMIKIRAN MADZHAB NEO-KLASIK Teori-teori yang dikembangkan oleh Marx mendapat banyak tanggapan dari pakar-pakar ekonomi, baik dari kaum sosialis sendiri maupun dari pendukung sistem liberal-kapitalisme.. pemikiran-pemikiran ekonomi dari para pakar pendukung sistem liberal ini kemudian dimasukkan ke dalam suatu kelompok pemikiran ekonomi tersendiri yang disebut madzhab Neo-klasik. Karena analisis yang dibuat Marx untuk meramal kejatuhan sistem kapitalis bertolak dari teori nilai kerja dan upah, oleh para
4

Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, h. 87.

12

18

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

pakar Neo-klasik teori-teori tersebut dipelajari kembali secara mendalam, paling kurang ada empat orang yang melakukan penelitian tentang hal yang sama, yaitu W. Stanley Jevons (18351882), Leon Walras (1837-1910), Carl Menger (1840-1921) dan Alfred Marsall (1842-1924). Walaupun mereka melakukan penelitian secara terpisah, dari hasil penelitian masing-masing mereka mengemukakan hal yang sama, bahwa teori nilai lebih (surplus) Marx tidak mampu menjelaskan secara tepat tentang nilai komoditas. Mereka sperti menyepakati bahwa teori Marx Marx tersebut tidak memberikan sumbangan apapun dalam perkembangan teori ekonomi. Oleh karena itu, dapat diabaikan. a. Teori Analisis Marjinal Madzhab neo-klasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori ekonomi. Analisis marjinal pada intinya merupakan pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan produsen serta penemuan harga-harga di pasar.5 Konsep marjinal ini sering diakui teori sebagai ini kontribusi utama madzhab Austria. Naumn, lama Heindrich Gossen rypanya telah terlebih dahulu mengembangkan (1810-1858). Dalam teorinya, Gossen telah mengungkapkan konsep marjinal dalam menjelaskan kepuasan (utility) dari konsumsi suatu barang. Menurut Gossen, faidah tambahan (marginal utility) dalam pengkonsumsian suatu barang akan semakin menurun jika barang yang sama dikonsumsi semakin banyak. Pernyataannya tersebut
5

Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, h. 106.

12

19

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

dijadikan sebagai semacam dalil, atau lebih popular dengan sebutan hokum Gossen pertama dalam hokum keduanya, Gossen menjelaskan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang relative yang terbatas. Dengan kendala tersebut, kepuasan maksimum yang dapat diperoleh terjadi pada saat faidah marjinal sama untuk tiap barang yang dikonsumsi tersebut. Namun, dengan syarat semua sumber daya dan dana terpakai habis seluruhnya. b. Madzhab Austria Sekitar tahun 1870 timbul hampir bersamaan di Austria, Perancis, dan Inggris suatu ajaran nilai baru yang dikemukakan oleh Karl Menger, Leon Warlas dan W. Stenley Jevons. Teori baru ini menempatkan konsumen sebagai obyek penilai terakhir di pusat perhatian ekonomi. Nilai suatu barang harus dijelaskan di bahwa suatu barang mempunyai kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan. Dengan perkataan lain, suatu barang mempunyai nilai karena barang itu memberikan nilai guna bagi subyek penilai. Nilai guna bagi seseorang dengan seorang yang lain dapat berbeda. Seseorang dapat saja mengatakan bahwa sebuah lukisan tidak berharga karena tidak menyukai seni, sebaliknya bagi seorang pencinta seni, lukisan Picasso sanggup dia bayar dengan harga mahal. Kegunaan barang juga dipengaruhi unsur sunyetifitas. Madzhab Austrian telah memecahkan soal antinomy nilai, yaitu paradox ekonomi yang tak terpecahkan oleh kaum klasik dan yang mengatakan bahwa barang yang mempunyai nilai pemakaian yang terbesar seperti air dan udara justru mempunyai nilai tukar yang kecil. Dalam hubungan ini, menurut madzhab Austria, nilai suatu barang harus diterangkan bahwa sampai seberapa jauh barang yang bersangkutan mempuntai kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan.

12

20

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Untuk

memecahkan

soal

sntinomi

nilai

ini,

Menger

mengemukakan perbedaan antara kegunaan jumlah seluruhnya suatu barang dan kegunaan satuan tertentu yang ditambahkan atau dikurangkan dari persediaan yang ada. Dalam menilai barang, maka harus diperhatikan tidak hanya kegunaannya, tetapi juga harus dipertimbangkan tentang kelangkaannya (scarcity). c. Madzhab Lausanne Leon Warlas, salah seorang pemikir ekonomi neoklasik telah menymbangkan analisis yang lebih komprehensif tentang teori keseimbangan umum.6 Walras pula dianggap sebagai pendiri aliran atau madzhab Lausance. Walras memberikan beberapa sumbangan penting dalam bidang ekonomi. Bersama denganJavon dan Menger, ia adalah seorang dari beberapa penemu independen dari gagasan kepuasan marjinal. Ia adalah salah seorang yang pertama dan terkuat dalam mendukung individualisme metodologis.7 Tetapi Walras lebih terkenal karena membangun sebuah model keseimbangan ekonomi yang memandang sistem ekonomi sebagai rangkaian persamaan matematika yang berhubungan. kuantitas. Pasca meninggalnya Walras, kedudukannya digantikan oleh Vilfredo Pareto. Pareto sebenarnya berkebangsaan Italia, namun ia lebih banyak berkiprah di Lausanne, Swiss. Boleh dibilang, Pareto merupakan orang yang sangat loyal terhadap Walras. Selain meneruskan aliran matematika yang sudah dikembangkan Walras, ia juga banyak membantu Walras menjelaskan kondisi-kondisin yang harus dipenuhi agar sumber-sumber daya dapat dialokasikan Walras kemudian menjelaskan bagaimana

memecahkan rangkaian persamaan ini untuk semua harga dan

6 7

Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, h. 110.

Keyakinan bahwa semua penjelasan fenomena ekonomi harusnya berdasarkan tindakan individu dalam memilih.

12

21

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

sehingga memberikanhasil yang optimum dalam suatu model keseimbangan umum.8 Pareto menilai, suatu pengalokasian sejumlah sumber disebut efisien jika dalam suatu re-alokasi tidak ada seorang individupun yang memperoleh kesejahteraan tanpa mengurangi kesejahteraan orang lain. Statemen Pareto tersebut dikenal dengan hukum Pareto. Sebagai catatan, kondisi yang efisien tersebut tidak harus terjadi pada saat semua orang mendapatkan kue yang sama besarnya. Bisa saja berlangsung dengan pemerataan pembagian kue yang pincang. Ini kemudian yang senantiasa menimbulkan otokritik yang tidak berkesudahan tentang sistem ekonomi liberal yang diatur oleh mekanisme pasar. d. Madzhab Cambridge Jika Menger dianggap sebagai tokoh utama madzhab Austria, Walral sebagai pelopor aliran Lausanne, maka Alfred Marshalll (1842-1924) dianggap sebagai pelopor aliran atau madzhab Cambridge di Inggris. Marshall dianggap sangat berjasa dalam memperbaharui postulat pandangan ekonomi yang dikemukakan pakar klasik dan neo-klasik sebelumnya. Menurut kalangan klasik, harga ditentukan oleh seberapa besar pengorbanan untuk memperoleh barang tersebut. Pendapat kaum klasik tersebut jelas ditentang oleh tokoh-tokoh neoklasik seperti Jevons, Menger, dan Walras dengan menyatakan bahwa yang menentukan harga adalah kondisi permintaan. Marshall sendiri berpendapat bahwa selain factor biaya, harga juga dibentuk oleh unsure subyektif lainnya, baik dari pihak konsumen, maupun dari pihak produsen. Unsure subyektif dari pihak produsen misalnya, subyektif keadaan dari keuangan perusahaan. misalnya Sedangkan unsure pihak konsumen

pendapatan (daya beli).


8

Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, h.111.

12

22

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Lebih jelas lagi, bagi Marshall terbebtuknya harga merupakan integrasi dua kekuatan di pasar: penawaran dan permintaan. Kalau diibaratkan permintaan dan penawaran dengan dua sisi mata gunting, maka yang memotong kertas bukanlah hanya sisi gunting yang sebelah atas atau bawah saja, melainkan hasil jepitan secara simultan. Perbedaan Marshall dengan kaum klasik ialah dalam hal pendekatan penelitian. Kalau kaum klasik lebih menekankan metode induktif, maka Marshall menggabungkan metode induktifdeduktif. Marshall menggabungkan antara abstraksi dengan realism yang didukung oleh data statistic supaya terhindar dari ilusi. Banyak yang mengakui bahwa teknik analisis marjinal ala Marshall lebih unggul dibandingkan dengan analisis tokoh-tokoh sebelumnya. Maka, sejak itu, konsep marjinal yang boleh dikatakan sebagai revolusi dalam ilmu ekonomi makin banyak digunakan dalam analisis ekonomi. Tahun 1908 kedudukan Marshall sebagai ketua jurusan Ekonomi Politik digantikan oleh muridnya Arthurt Cecil Pigou (18771959). Pigou adalah orang pertama yang mengemukakan konsep real seect, yang kemudian dikenal dengan dampak Pigou. 9 Ketika nilai kekayaan ril naik, maka konsumsi akan naik, yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan dan terbukanya kesempatan kerja baru. Pandangan ini menjadi satu dasar mengapa kaumklasik dan neo-klasik percaya bahwa keseimbangan kesempatan kerja penuh (full-employment equilibrium) dapat dicapai sebagai hasil penurunan dalam tingkat upah.

Dampak Pigou adalah suautu simulasi kesempatan kerja yang disebabkan oleh meningkatnya nilai ril dari kekayaan likuiditas sebagai konsekuensi dari turunnya harga-harga.

12

23

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

PERIODISASI SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI KONVENSIONAL


Konvensional Xenophon (440-355 SM); Plato (427-357 SM); Aristoteles (350 SM) Ekonomi rumah tangga dan mengecam pembungaan uang Bible: Masa Scholastic St. Thomas Aquinas (1270 M); St. Albertus Magnus (1206-1280 M) Etika dan moralitas bisnis Ada Great Gap selama 500 tahun, the dark ages di Barat. Namun masa sesungguhnya masa ini adalah masa keemasan di dunia muslim. Beberapa pemikiran ekonom muslim banyak dikutif tanpa disebutkan sumbernya antara lain:Teori pareto optimum dari kitab Najhul Balaghah (Imam Ali Bar Hebralus) dan dari ihya ulumuddin (al-Ghazali) Merkantilisme Jean Bodin (1530-1596 M); Thomas Mun (1571-1641 M); J.B. Colbert (1691-1683 M); Sir William Petty (1623-1687 M) Fisiokratis Quesney (1694-1774) Masa Klasik & Neo klasik David Hume (1711-1776 M); Adam Smith (1723-1790 M); R. Maltus (1766-1834 M); David Ricardo (1772-1823 M); J.B Say (1767-1832 M); J.S Mill (1806-1873 M) Sosialisme Komunitas Bersama: Robert Owen (1771-1858 M); Charles Fourier (1772-1837); Louis Blanc (1811-1882 M) Kapitalis VS Sosialis, Marxisme: J.S Mill (1806-1873 M); Karl Marx (1818-1883 M); Engels (1848 M) Keynes; Marshal Simon Kuznes; WW. Rustow; V. Lenin; Milton Friedman, Josep stiglitz (1994, 2001, 2002, 2003pemenang Nobel), Susan George (1992,1995)

12

24

Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai