Anda di halaman 1dari 4

UVEITIS ANTERIOR Uveitis adalah peradangan pada jaringan uvea.

Peradangan ini dapat mengenai bagian depan jaringan uvea atau iris, yang nantinya akan disebut iritis. Bila mengenai bagian yang tengah disebut sklitis. Biasanya iritis akan disertai dengan sklitis yang disebut dengan uveitis anterior. Etiologi Penyebabnya bisa eksogen atau endogen. Eksogen biasanya disebabkan oleh trauma uvea atau invasi mikroorganisme dari luar. Sedangkan endogen biasanya disebabkan oleh autoimun, keganasan, atau mikroorganisme dari tubuh penderita itu sendiri misalnya tuberkulosis dan herpes simpleks. Manifestasi Klinis Pada keadaan uveitis akut, pasien akan mengeluh mata sakit, merah, berair, fotofobia, penglihatan turun ringan dan perlahan. Kesulitan melihat dekat juga kadang dikeluhkan oleh pasien, hal itu disebabkan otot-otot akomodasi juga mengalami peradangan. Uveitis anterior yang kronis merupakan episode rekurensi dari yang akut dengan gejala-gejala minimal walaupun inflamasinya berat. Pada pemeriksaan ditemukan injeksi siliar, pupil miosis, flare pada bilik mata depan, bila peradangan akut akan terlihat hifema. Tekanan bola mata bisa menurun atau meningkat, menurun disebabkan hipofungsi dari badan siliar akibat peradangan, sedangkan bila meningkat mengindikasikan adanya sumbatan pada saluran aqueos humor atau perlekatan di sudut bilik mata. Komplikasi Sinekia posterior dan sinekia posterior dapat mengakibatkan glaukoma sekunder Penatalaksanaan Diberikan steroid tetes mata pada siang hari dan salep pada malam hari. Dapat dipakai deksametason, betametason, atau prednisolon 1 tetes setiap 5 menit kemudian diturunkan hingga perhari. Bila perlu juga steroid sistemik dosis tinggi selang sehari kemudian diturunkan sampai dosis efektif, dapat dipakai prednisolon 5 mg. Untuk mengurangi rasa sakit, melepas sinekia, dan mengistirahatkan iris yang meradang pengobatan spesifik. diberikan sikloplegik. Setelah infeksi fokal, penyakit yang mendasari, atau kuman penyebab diketahui, diberikan

ULKUS KORNEA Ulkus kornea adalah infiltrasi disertai hilangnya sebagian jaringan kornea. Biasanya didahului faktor pencetus rusaknya sistem barier epitel kornea karena sebab-sebab : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Trikiasis : arah bulu mata (cilium ke dalam sebabkan mikrolesi lalu ada kuman yang masuk. Erosi kornea, akibat soft lens, trauma, luka bakar pada muka Pemakaian lensa kontak Exposure keratitis, dikarenakan kelopak tidak dapat menutup secara sempurna Exotalmus, keratitis neuroparalitik, keratitis superficial virus, defisiensi vitamin A Kelainan sistemik seperti malnutrisi, alkoholisme, sindrom Steven Johnsosn, sindrom defisiensi imun Obat yang menurunkan mekanisme imunitas, seperti kortikosteroid, IDU, lokal anestesi, imunosupresif Etiologi 1. 2. 3. 4. Bakteri : Streptokok, pneumoniae Virus : herpes simpleks, zoster, vaksinia, variola Jamur : golongan kandida, fusarium, aspergilus, sefalo sporium Reaksi hipersenstivitas : terhadap stafilokokus (ulkus marginal), TBC (keratokonjungtivitis flikten), alergen tidak diketahui (ulkuks cincin) Manifestasi Klinis Mata merah, sakit ringan hingga berat, fotofobia, penglihatan menurun, kadang kotor. Pada pemeriksaan terlihat kekeruhan berwarna putih pada kornea dengn defek epitel yang bila diberi pewarnaan flouresein. Iris sukar dilihat dengan udem kornea dan infiltrasi sel radang pada kornea. Dapat disertai penipisan kornea, lipatan descendet, reaksi jaringan uvea berupa flare, hipopion, hifema, dan sinekia posterior. Bila disebabkan jamur, maka infiltrat akan berwarna abu-abu dikelilingi infiltrat halus disekitarnya (fenomena satelit). Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium sangat berguna untuk membantu membuat diagnosis kausa. Pemeriksaan jamur dilakukan dengan sediaan hapus yang memakai larutan KOH. Sebaiknya setiap tukak kornea dilakukan pemeriksaan agar darah, Sabouaud, triglikolat, dan agar coklat. Penatalaksanaan Pengobatan pada tukak kornea bertujuan untuk menghalangi hidupnya bakteri dengan antibiotika, dan mengurangi reaksi radang dengan steroid. Secara umum tukak diobati sebagai berikut :

1. 2. 3. 4. 5.

Tidak boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu sehingga akan berfungsi sebagai inkubator Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali sehari Diperhatikan kemungkinan terjadinya glaukoma sekunder Debridement sangat membantu penyembuhan Diberi antibiotika sesuai dengan kausa. Biasanya diberi lokal kecuali keadaan berat.

GLAUKOMA AKUT Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokulaer yang meningkat sangat tinggi. Etiologi Dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara sekunder sebagai akibat penyakit mata lain. Bentuk primer biasanya menyerang pasien usia 40 tahun atau lebih. Biasanya juga disebabkan pemakaian obat midriatik, berdiam lama ditempat yang gelap, dan ganguan emosional. Bentuk sekunder sering disebabkan hifema, luksasi/subluksasi lensa, katarak intumesen atau katarak hipermatur, uveitis dengan suklusio/oklusio pupil dan iris bombe, atau pascabedah intraokuler. Manifestasi Klinis Rasa sakit hebat yang menjalar ke kepala disertai mual dan muntah, mata merah dan bengkak, tajam penglihatan sangat menurun, dan melhat lingkaran seperti pelangi. Pada pemeriksaan dengan lampu senter terlihat injeksi konjungtiva, injeksi siliar, kornea suram karena sembab, reaksi pupil hilang atau melambat, kadang pupil midriasis, kedua bilik mata depan tampak dangkal pada bentuk primer, sedangkan pada bentuk sekunder dijumpai penyakit penyebabnya. Pada perabaan, bola mata yang sakit lebih keras dari pada sebelahnya. Funduskopi sulit dilakukan karena terdapat kekeruhan media refraksi. Pemeriksaan Penunjang Pengukuran dengan tonometri Schiotz menunjukkan peningkatan tekanan. Perimetri, gonioskopi, dan tonografi dilakukan setelah edem kornea menghilang. Penatalaksanaan Penurunan tekanan intraokular harus segera dilakukan dengan memberikan asetazolamid 500 mg, solusio gliserin 50% 4 x 100-150 ml dalam air jeruk, penghambat beta adrenergik 0,250,5% 2 x 1, dan KCl 3 x 0,5 g. Untuk mengurangi inflamasi diberikan tetes mata kortikosteroid.

Untuk bentuk primer, diberikan tetes mata pilokarpin 2% tiap -1 jam pada mata yang mendapat serangan dan 3 x1 pada mata sebelahnya. Bila perlu diberikan analgesik dan anti emetik. Bila tekanan intra okular tidak menurun dipersiapkan untuk melakukan operasi. Bila TIO menurun, operasi ditunda sampai mata lebih tenang dengan tetap memantau TIO. Jenis operasi, iridektomi atau infiltrasi, ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan gonioskopi setelah pengobatan medika mentosa. Untuk pencegahan, iridektomi juga dilakukan di mata sebelahnya. Untuk glaukoma sekunder segera dicari penyebabnya dan diobati kausanya.

Anda mungkin juga menyukai