Anda di halaman 1dari 2

Hepatitis B akut ditandai dengan keberadaan materi genetik HBV (ini marka yang pertama kali muncul), diikuti

dengan munculnya HBsAg, DNA polimerase, kemudian HBeAg (marka yang menunjukkan bahwa HBV sedang giat berkembang biak di sel hati) dan anti HBcAg IgM (antibodi terhadap HBcAg). Penyembuhan akan terjadi dengan munculnya anti HBeAg dan hilangnya HBeAg, anti HBsAg dan hilangnya HBsAg serta antiHBcAg IgG. Anti HBcAg dapat berada di dalam darah untuk waktu lama. Hepatitis B kronis ditandai dengan keberadaan HBsAg dan HBeAg dalam waktu yang lama. Anti HBcAg IgM biasanya sudah tidak dapat dideteksi pada minggu ke36 setelah pemaparan terhadap HBV. Total anti HBcAg juga dapat dideteksi pada waktu lama. AntiHBeAg dapat muncul untuk waktu yang lama dan dengan demikian HBeAg dieliminasi dari dalam tubuh, sehingga pasien menjadi HBeAg negatif. Pada kondisi ini, DNA HBV dapat dideteksi di dalam darah penderita dengan kandungan yang tinggi. Namun, pada sejumlah penderita, umumnya berjenis kelamin pria, HBV dapat mengalami mutasi sehingga partikel virus tidak mampu menghasilkan HBeAg walaupun HBV berkembang biak dengan pesat. Pasien seperti ini disebut dengan penderita hepatitis B kronis HBeAg negatif.

ATAU

Perjalanan Imunologis Hepatitis B 3 fase penting : 1) Fase Imunotoleransi 2) Fase Imunoaktif/Immune Clearance 3) Fase Nonreplikatif/Residual Fase Imunotoleransi Pada masa anak-anak atau dewasa muda, sistem imun tubuh toleran terhadap VHB sehingga konsentrasi virus dalam darah dapat sedemikian tingginya, tetapi tidak terjadi peradangan hati yang berarti. VHB ada dalam fase replikatif dengan titer HBsAg yang sangat tinggi, HBeAg positif, anti-HBe negative, titer DNA VHB tinggi dan konsentrasi ALT relatif normal.

Fase Imunoaktif/Immune Clearance Sekitar 30% individu dengan persistensi VHB akibat terjadinya replikasi VHB yang berkepanjangan, terjadi proses nekroinflamasi yang tampak dari kenaikan konsentrasi ALT. Pasien mulai kehilangan toleransi imun terhadap VHB. Tubuh berusaha menghancurkan virus dan menimbulkan pecahnya selsel hati yang terinfeksi VHB. Sisanya, sekitar 70% dari individu tersebut akhirnya dapat menghilangkan sebagian besar partikel VHB tanpa ada kerusakan hati yang berarti. Fase Nonreplikatif/Residual Terjadi setelah fase imunoaktif, titer HBsAg rendah dengan HBeAg menjadi negatif dan anti-HBe menjadi positif spontan, serta konsentrasi ALT yang normal. Sekitar 20-30% pasien Hepatitis B Kronik dalam fase residual dapat mengalami reaktivasi dan menyebabkan kekambuhan. Pada sebagian pasien dalam fase ini, pada waktu terjadi serokonversi HBeAg positif menjadi Anti HBe justru sudah terjadi sirosis. Ini disebabkan terjadinya fibrosis setelah nekrosis yang terjadi pada kekambuhan yang berulang-ulang sebelum terjadinya serokonversi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai